Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jumat Mensyukuri Kemerdekaan di Masa Pandemi

dan Memaknai Angka 17

Khutbah Kesatu
‫ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِمن‬
َ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن ال‬، ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬ ِ ‫َسيَّئا‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬،ُ‫ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬
‫ال هللاُ تَ َعالَى فِي‬ َ َ‫ ق‬،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬ ٍ ‫َو َعلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
َّ ‫ْن آ َمنُ ْوا اتَّقُوا هللاَ َح‬Gَ ‫ يَاَأيّهَا الّ َذي‬،‫َّجي ِْم‬
‫ق‬ ِ ‫ان الر‬ ِ َ‫ َأ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّش ْيط‬،‫آن ْال َك ِري ِْم‬ ِ ْ‫ْالقُر‬
ً‫ين آ َمنُوا تُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ تَ ْوبَة‬ Gَ ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬،‫ال‬ َ َ‫ َوق‬،‫تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
ُ‫ما بَعْد‬َّ ‫ َأ‬،‫ق هللاُ ْال َع ِظ ْي ُم‬ َ ، ‫نَصُوحًا‬
َ ‫ص َد‬
Ma'aasyiral muslimin yarhamukumullaah...
Bulan Agustus bagi rakyat Indonesia adalah bulan yang bersejarah dan bulan
penuh curahan rahmat dan nikmat dengan didapatkannya kemerdekaan yang
telah diperjuangkan oleh para leluhur dan pendiri bangsa serta rakyat di negri ini.
Kemerdekaan RI yang terjadi bertepatan dengan angka 17 merupakan salah satu
rahmat dan nikmat besar dari Allah SWT untuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Oleh karenanya, semangat kemerdekaan haruslah dimiliki dan dijiwai setiap
rakyat. Rasa nasionalisme haruslah tertanam dan terpatri pada jiwa dan raga
penduduk negeri ini. Nilai religi harus terus dipupuk dan dipahami oleh setiap
individu di bumi pertiwi ini dan tidak hanya sebatas pada peringatan dan
seremonial semata, tetapi haruslah dihayati, sekaligus diimplimentasikan nilai-
nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal yang tidak diharapkan oleh siapa pun saat meraih kemerdekaan justru dengan
membesarkan paham materialisme-sekularisme, makar, gemar melakukan
kebohongan, kesombongan, fitnah, adu-domba, membenci, merasa diri paling
benar dan suci, menyalahkan satu sama lain dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, hal ini sangat jauh dari nilai-nilai syukur dan akhlak Rasulullah SAW.
Kemerdekaan RI merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT yang harus
disyukuri 260-jutaan penduduk negeri ini. Syukur seperti halnya bersyukur atas
pemberian nikmat termahal, yakni nikmat keimanan. Dengan mensyukuri nikmat,
akan melahirkan keberkahan. Dengan mensyukuri nikmat, akan membuka pintu
langit. Dengan mensyukuri nikmat, akan melahirkan ketenangan. Dengan
mensyukuri nikmat, akan melahirkan solusi dari setiap persoalan. Dengan
mensyukuri nikmat, akan menguatkan persaudaraan. Dengan mensyukuri nikmat,
akan melahirkan keamanan, ketenteraman dan ketertiban. Dengan mensyukuri
nikmat, akan terangkat dan hilangnya musibah dan bencana. Dengan mensyukuri
nikmat menjadi sebab berlipat gandanya nikmat maupun rezeki yang dimiliki.
Dengan mensyukuri nikmat, akan menjadi ijabah setiap doa dan munajat.
Dan sebaliknya, jika manusia kufur dari nikmat maka akan menyebabkan sumber
musibah, malapetaka. Na'uudzu billaah. Allah SWT berfirman:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.
Ibrahim [14]:7)
Sebagian ‘ulama mendefinisikan syukur nikmat sebagai:

‫ِّع َم ِة‬ ِ ِ ِ َّ‫ِإستِعمااًل لِنِعم ٍة يِف الط‬


ْ ‫اعة ل ِزيَ َادة الن‬
َ َْ َْ ْ
“Memanfaatkan nikmat di jalan ketaatan sehingga nikmat tersebut bertambah.”

Ma'asyriral muslimiin hadaaniallaah waiyyakum....


Oleh sebab itu, maka kita hendaknya mensyukuri semua nikmat Allah SWT.
Dengan mensyukuri kemerdekaan negara dan bangsa, kita bisa lebih bertambah
maju dan lebih baik, kita bisa melakukan apa pun untuk peningkatan kuantitas
dan kualitas baik kesalehan sosial maupun kesalehan ritual. Dengan hakikat
kemerdekaan juga, kita bisa menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan akhlaqul
karimah baik untuk individu, dalam berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat,
berpolitik, berbangsa dan bernegara sehingga tercipta dan tercapainya cita-cita
luhur dan tujuan negara berkeadilan, pendidikan bermutu, kesehatan yang baik,
keamanan yang terjamin, ekonomi yang merata, sejahtera, masyarakat saling
menghormati dan menghargai dan perbedaan, saling mengisi, saling membantu
dalam wadah NKRI yang BALDATUN THOYYIBATUN WAROBBUN GHOFUR_Negeri
yang penuh kebaikan dan keberkahan dan ampunan Allah SWT.
Dengan mensyukuri dan memahami makna yang terkandung pada angka 17
(tujuh belas); maka yang pertama bahwa, tanggal 17 Agustus, merupakan hari
yang sangat bersejarah bagi seluruh rakyat bangsa Indonesia di seluruh pelosok
dan kota di Nusantara. Pada hari tersebut segenap komponen bangsa merayakan
kemenangan dan kemerdekaan setelah sekian ratus tahun lamanya hidup di
bawah bayang-bayang intimidasi, penindasan dan kezaliman para penjajah. Maka
sangat wajar, jika kemenangan ini disambut dengan luapan suka-cita dan
kegembiraan serta gegap gempita berbagai acara dan kegiatan juga diisi dengan
mengumandangkan kalimat tasbih (mensucikan) tahmid (memuji) takbir
(membesarkan) dan tahlil (mengagungkan) Allah SWT sebagai wujud syukur
kepada Dzat Pemberi Rezeki Allah SWT. Allah berfirman:

Karena itu, berdzikir (ingat)lah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku. (QS. Al Baqarah [2]:152)
Makna 17 yang kedua; artinya bahwa umat Muslim Indonesia telah harus mampu
dan terbimbing serta terarah melalui kitab sucinya sebagai panduan manual
kehidupannya yakni Al-Qur'an yang diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan, Al-
Qur'an yang berisi 30 juz, 114 surat, 6236 ayat dan lebih dari 110.000 kalimat
(kosakata) ini sebagai pedoman dan petunjuk kehidupan serta undang-undang
abadi bagi umat manusia yang tentunya wajib dibaca, dipelajari, dipahami,
diamalkan dan didakwahkan oleh setiap individu Muslim sehingga akan mampu
melahirkan dan menghimpun nilai-nilai rahmatan lil ‘aalamiin.
Allah SWT telah mengabadikan dalam firman-Nya:

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)……. (QS. Al-Baqoroh : 185)
Makna 17 yang yang ketiga, bahwa setiap Muslim harus mampu menjaga dirinya
masing-masing dengan menjaga, memelihara dan mengamalkan dengan tulus-
ikhlas penuh keyakinan, khusuk dan khudhur serta istiqamah melaksanakan dan
mendirikan shalat 5 (lima) waktu sebanyak 17 rakaat sempurna terpenuhi syarat
rukunnya. Dengan kewajiban shalat yang jumlahnya 17 rakaat, seorang Muslim
akan memancarkan dan mampu memberikan serta melahirkan dampak positif
pada setiap dimensi ruang kehidupannya, mampu mencegah kemaksiatan,
kemunkaran, kezaliman, kebohongan, kesombongan, keangkuhan, fitnah, dengki,
adu domba, permusuhan, mem-bully, korupsi, dan sifat serta aktifitas negatif
lainnya. sebagaimana firman-Nya:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (QS. Al 'Ankabut[29]:45)
Jika nilai dan fungsi yang terkandung pada angka tujuh belas, 17 Agustus, 17
Ramadhan dan 17 rakaat sebagai jumlah rakaat dalam shalat 5 (lima) waktu dapat
diaplikasikan dalam setiap dimensi ruang kehidupan oleh setiap Muslim dan
seluruh rakyat Indonesia, maka akan tumbuh kedisiplinan, kebahagiaan,
kedamaian, keamanan, keberkahan dan keselamatan manusia baik dunia maupun
akhirat kelak.
Bagi umat Islam, anugerah kemerdekaan ini momentum dijadikan untuk
muhasabah (introspeksi) diri di hadapan Allah SWT terlebih saat pandemi Covid-
19 yang melanda negeri ini khususnya dan dunia pada umumnya. Seluruh
komponen di negeri ini bersatu padu membangun dan menghidupkan rasa
syukur, menjaga iman dan istiqamah dalam ibadah, meningkatkan dan
mengembangkan amal saleh dan ketakwaan semata karena Allah serta
menggunakan nikmat ke arah tujuan penciptaan manusia dan sesuai dengan ridha
dari-Nya sebagai Pemberi dan sumber segala rezeki. Hal ini sejalan dengan apa
yang di jelaskan oleh para ulama bahwa:

‫َأِلجلِ ِه‬ ِ ‫ف الْعب ِد مَجِ يع ما َأْنعم اهلل بِِه علَي‬


ْ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َْ ُ ‫صْر‬
‫ه‬ َ ‫الش ْكُر ُه َو‬
ُّ
"Syukur merupakan segala bentuk aktivitas seorang hamba dalam rangka
mendayagunakan semua nikmat yang Allah berikan kepadanya menuju tujuan
manusia itu diciptakan yaitu beribadah kepada Allah SWT“.
Sungguh Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin
mengantarkan segenap manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi
kemerdekaan dan kebebasan yang diperjuangkan melalui ajaran Rasulullaah SAW
merupakan inti dari ideologi yang benar yaitu:

ِّ ‫حَتْ ِر ْيُر الْعِبَ ِاد ِم ْن ِعبَ َاد ِة الْعِبَ ِاد اِىَل ِعبَ َاد ِة َر‬
‫ب الْعِبَ ِاد‬
"Membebaskan manusia dari penghambaan dan belenggu, dari ketergantungan
kepada sesama manusia menuju penghambaan dan pengabdian yang totalitas
kepada Allah Sang Pencipta makhluk sealam jagat raya."
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang
pandai bersyukur tunduk patuh atas segala perintah dan titah-Nya, demikian juga
Bangsa dan Negeri ini semoga ada dalam limpahan, rahmat, ridha dan ampunan-
Nya. Amin...

ِ ‫ و َن َفعيِن وِإيَّا ُكم مِب َا فِي ِه ِمن اآلي‬،‫آن الْع ِظي ِم‬
‫ات‬ ِ ‫بار َك اهلل يِل ولَ ُكم يِف الْ ُقر‬
َ َ ْ ْ ََْ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ ََ
ِ ِ‫ َأُقو ُل َقويِل ه َذا وَأسَت ْغ ِفر اهلل اْلع ِظيم يِل ولَ ُكم ولِْلمسل‬.‫الذ ْك ِراحْل ِكي ِم‬
َ ‫َو ِّ َ ْ ْ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ْ نْي‬
‫م‬
َّ ‫اسَت ْغ ِفُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬
.‫الر ِحْي ُم‬ ْ ‫ف‬
َ ، ِ ‫والْمسلِم‬
‫ات‬ َ ُْ َ
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫ِ‬
‫َأش َه ُد َأ ْن الَ الَ هَ ِإالَّ اهللُ َواهللُ‬ ‫لى َت ْوفِْي ِق ِه َو ْامتِنَانِ ِه‪َ .‬و ْ‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ُ‬‫ه‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ك‬
‫ْ‬ ‫الش‬
‫ُّ‬ ‫و‬ ‫هلل على ِإحس انِِ‬
‫ه‬
‫َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اَحْل م ُد ِ‬
‫َْ‬
‫َّاعى إىل ِر ْ ِِ‬ ‫أن س يِّ َدنَا حُم َّم ًدا عب ُده ورس ولُه ال د ِ‬ ‫َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫الله َّم‬
‫ض َوانه‪ُ .‬‬ ‫َ‬ ‫َ َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫َأش َه ُد َّ َ‬ ‫ك لَ هُ َو ْ‬
‫َّاس‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬
‫ُّ‬‫َ‬‫ا‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫ي‬‫ف‬
‫َ‬ ‫‪:‬‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫َأم‬
‫َّ‬ ‫ا‪.‬‬ ‫ر‬ ‫ثي‬ ‫ص ِّل علَى سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍد ِوعلَى اَلِِه وَأصحابِِه وسلِّم تَسلِيما كِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ ْ ًْ ً‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬
‫َأن اهللَ ََأمَر ُك ْم بِ َْأم ٍر بَ َدَأ فِْي ِه بَِن ْف ِس ِه َوثَـىَّن مِب َآل‬ ‫اَِّت ُقوااهللَ فِْي َما ََأمَر َوا ْنَت ُه ْوا َع َّما َن َهى‪َ .‬و ْاعلَ ُم ْوا َّ‬
‫ِ‬ ‫ِئ َكتِ ِه بِ ُق ْد ِس ِه‪ .‬وقَ َال تَع اَىَل ِإ َّن اهلل ومآلِئ‬
‫ص لُّ ْوا‬‫لى النَّىِب يآ اَيُّ َه ا الَّذيْ َن َآمُن ْوا َ‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬‫ْ‬ ‫ص لُّ‬‫َ‬ ‫ي‬
‫ُ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ت‬
‫َ‬‫ك‬‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى ِآل َسيِّ ِدناَ‬ ‫َ َ‬
‫علَي ِه وسلِّموا تَسلِيما‪ .‬الله َّم صل علَى سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍ‬
‫د‬ ‫َ ْ َ َ ُ ْ ْ ْ ً ُ َ ِّ َ َ‬
‫الر ِاش ِديْ َن َأىِب‬‫ض اللّ ُه َّم َع ِن اْخلُلَ َف ِاء َّ‬ ‫لـم َقَّربِنْي َ ‪َ .‬و ْار َ‬
‫ِئ ِ‬
‫ك َو َمآل َكة اْ ُ‬
‫ِ‬
‫ك َو ُر ُسل َ‬
‫ٍ‬
‫حُمَ َّمد َو َعلَى اَنْبِيَآِئ َ‬
‫ان اِىَل‬‫الص حاب ِة والتَّابِعِ وتَابِعِي التَّابِعِ هَل م بِاِحس ٍ‬
‫ْ َْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫ََ َ‬ ‫َّ‬ ‫ب ْك ٍر وعم ر وعثْم ا َن وعلِى وعن ب ِقيَّ ِ‬
‫ة‬ ‫َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ٍّ َ َ ْ َ‬
‫ِ ِ ِِ‬ ‫مِحِ‬ ‫ض َعنَّا َم َع ُه ْم بَِرمْح َتِ َ‬
‫ِ‬
‫لله َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْؤ مننْي َ‬ ‫ك يَ ا َْأر َح َم ال َّرا نْي َ ‪ .‬اَ ُ‬ ‫َي ْوم ال دِّيْن‪َ .‬و ْار َ‬
‫َأع َّز اِْإل ْس الَ َم‬ ‫ات‪ .‬اللَّه َّم ِ‬ ‫آء ِمْنهم واْالَم و ِ‬ ‫ات اَاْل َحي ِ‬ ‫ات واْملـسلِ ِم واْملـسلِم ِ‬ ‫واْلـمــْؤ ِمنَ ِ‬
‫ُ‬ ‫ُْ َ َ‬‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫َ ُ ْ‬ ‫َ ُ‬
‫ِ‬ ‫الش ر َك واْلـم ْش ِركِ وانْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ص َر ال دِّيْ َن‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ص ْر عبَ َاد َك اْ ُملـ َو ِّحديْ َن َوانْ ُ‬ ‫َواْ ُملـ ْسلمنْي َ َوَأذ َّل ِّ ْ َ ُ نْي َ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك ِإىَل َي ْو َم الدِّيْ ِن‪.‬‬ ‫َأع َداءَ الدِّيْ ِن َو ْاع ِل َكل َماتِ َ‬ ‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْملـُ ْسل ِمنْي َ َو َد ِّم ْر ْ‬ ‫َو ْ‬
‫اَأْلس َق ِام‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اللَّه َّم ِإنِّا نعوذُ بِ َ ِ‬
‫ص ‪َ ،‬واجْلُنُون ‪ ،‬واجْلُ َذ ِام ‪َ ،‬و َسيِّيء ْ‬ ‫البَر ِ‬‫ك م َن َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آلخر ِة حسنةً وقِ‬ ‫الد ْنيا حسنَةً وىِف اْ ِ‬ ‫ىِف‬ ‫ربَّنَا آتِ‬
‫اب النَّا ِر‪َ .‬ربَّنَ ا ظَلَ ْمنَ ا اَْن ُف َس نَا َوإ ْن مَلْ‬ ‫َ‬ ‫ذ‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬ ‫َ‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ ََ َ‬ ‫ُّ‬ ‫ا‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫َ‬
‫ان وِإي ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫تآء‬ ‫َت ْغف ْر لَنَا َوَت ْرمَحْنَ ا لَنَ ُك ْونَ َّن م َن اْخلَاس ِريْ َن‪ .‬عبَ َاداهلل ! ِإ َّن اهللَ يَْأ ُم ُر بِاْ َلع ْدل َواِْإل ْح َس َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِذي اْل ُق رىب ويْنهى ع ِن اْل َفحش ِ‬
‫لـمْن َك ِر َواْ َلب ْغ ِي يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن َواذْ ُك ُروا اهللَ‬
‫َ ُ‬‫ْ‬‫ا‬ ‫و‬ ‫آء‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ ََ َ َ‬
‫اْلع ِظيم ي ْذ ُكر ُكم وا ْش ُكروه على نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‪.‬‬ ‫َ َْ َ ْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai