Anda di halaman 1dari 6

5.

5 Pokok Pikiran ‘Aisyiyah

Landasan idiil yang menjadi pokok pikiran berdirinya ‘Aisyiyah sebagai berikut :

1. Perasaan nikmat beragama yang akan membawa masyarakat sejahtera.


2. Cara menuju masyarakat sejahtera diatur dalam peraturan yang bernama gama islam
yang memimpin kepada tujuan kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Tiap manusia, khususnya muslim wajib menciptakan masyarakat sejahtera.
4. Untuk mengefisienkan kerja tiap individu dalam melaksanakan masyarkat sejahtera,
perlu dibentuk alat yang berupa organisasi. Organisasi ini bernama ‘Aisyiyah.
5. Motif gerakanya kesadaran beragama dan berorganisasi

Penjelasan Pokok Pikiran Pertama

Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan tinggi diantara
makhluk-makhluk lainnya dan ia diciptakan dengan satu tujuan tertentu. Oleh karena itu,
sudah seharusnyalah kalau manusia menyesuaikan hidup dan kehidupannya sejalan
dengan maksud dan tujuan Allah yang menciptakannya, yaitu dengan cara mendasarkan
seluruh hidupnya berdasarkan tauhid, dalam arti hidup bertuhan, beribadah serta tunduk
dan patuh hanya kepada Allah semata.

Manusia harus yakin dengan sesungguhnya, bahwa tak ada suatu apapun yang wajib
disembah, tidak ada suatu apapun yang pantas ditakuti, tidak ada suatu apapun yang
pantas dicintai dan tak ada suatu apapun yang wajib ditaati dan diagung-agungkan kecuali
hanya Allah semata.

Dalam surat muhammad, ayat 19, allah berfirman :

ُ ‫فَا ْعلَ ْم أَنَّهُ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل هَّللا‬

Artinya : “maka ketahuilah bahwa sresungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah”.

Ayat ini selain selain berisi penegasan tentang keberadaan Allah yang maha esa, juga
memberikan rangsangan kepada akal fikiran manusia agar dipergunakan dengan sebaik-
baiknya untuk memngadakan penalaran.
Kata “ketahuilah” mengandung makna bahwa manusa diperintahkan untuk menggunakan
fikiran dan menggunkaan fikiran dan kemampuan lainnya guna merenungkan dan
memikirkan berbagai kejadian (makhluk) yang berada di alam semesta ini.
Manusia diperintahkan untuk membaca dan mengetahui berbagai rahasia alam beserta
segala isinya. Demikian jga dia diperintahkan untuk merenungkan terhadap dirinya
sendiri secermat-cermatnya. Renungan manusia yang didukung oleh akal fikiran yang
kritis disertai dengan pengamatan instuisi yang halus dan tajam, pasti akan membuahkan
hasil semakin bertambha kuatnya keyakinan bahwa sesungghnya seluruh jagat raya
beserta segala isinya ini adalah makhluk Allah, diciptakan dengan perencanaan dan
tujuan.

Penjelasan Pokok Pikiran Kedua


Pokok pikiran ini timbul dan kemudian menjadi keyakinan yang kokoh dan kuat
adalah sebagai hasil pemahaman terhadap ajaran islam. Oleh karena itu, pokok pikiran
ini merupakan “bekal keyakinan dan pandangan hidup”. Agama islam memuat ajaran-
ajaran yang sangat sempurna serta mutlak nilai kebenarannya. Ia merupakan petunjuk
dan sebagai rahmat serta taufik Allah kepada manusia. untuk meraih kebahagiaan dunia
dan akhirat.

‫إِ َّن ال ِّدينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإْل ِ ْساَل ُم‬

Artinya “sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah adalah agama islam”

ِ ‫َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغ ْي َر اإْل ِ ْساَل ِم ِدينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ْالخ‬
َ‫َاس ِرين‬

Artinya : “dan siapa pun yang mencari agama selain agama islam, tidaklah diterima dan
ia di akhirat tergolong orang-orang yang rugi”.

Surat Al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan islam

‫يت لَ ُك ُم اإْل ِ ْساَل َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

Artinya :” pada hari itu telah aku sempurnakan agama untukmu dan telah aku cukupkan
nikmatku padamu dan aku rela islam sebagai agamamu”.

Definisi ad-din menurut keputusan majelis tarjih sebagai berikut :


1. Agama islam ialah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dengan perantaraan para
nabinya berupa perintah, larangaan serta tuntunan untuk kemaslahatan hamba di
dunia dan akhirat.
2. Agama islam nabi muhammad ialah sesuatu yang telah diturunkan Allah dalam
alquran yang termaktub dalam sunah yang shahih berupa perintah, larangan serta
tuntunan untuk kemaslahatan hamba di dunia dan akhirat.

Dengan pengertian tersebut muhammadiyah mempunyai faham bahwa islam bukan


semata-mata mengajarkan bagaimana seharusnya seseorang mengubungkan dirinya
kepada Allah, seperti shalat, haji dan sebagainya, akan tetapi islam membawa ajaran
yang sempurna menuntun hambanya mendapatkan kehidupan bahagia dunia dan akhirat.
Islam mencakup seluruh segi kehidupan manusia, baik segi kehidupan perorangan
maupun kehidupan masyarakat seperti masalah aqiqah, ibadah, akhlak, kebudayaan,
pendidikan ilmu pengetahuan sosial, ekonomi, politik, dan militer.

Penjelasan Pokok Pikiran Ketiga


Pokok pikiran ketia ini sebagai konsekuensi atas keyakinan dan pandangan hidup
sebagaimana tersimpul pada pokok pikiran kedua. Adanya keyakinan dan pandangan
hidup bahwa hanya ajaran islam satu-satunya ajaran yang bisa mengatur ketertiban hidup
manusia menuju kebahagiaan dan kesejahteraaan dunia dan akhirat, akhirnya
mneumbuhkan kesadaran wajib wajib berjuang menegakkan ajaran islam itu.
Oleh karena itu anatra pokok pikiran kedua dan ketiga terjadi hubungan yang sangat
erat, sebagia suatu keyakinan baru dipandang positif apabila keyakinna tersebut
diperjuangkan. Bahkan manusia dipandang hidup yang sebenarnya apabila ia mempunyai
sutu keyakinan hidup dan diperjuangkan dengan penuh pengorbanan.
Bagi setiap muslim harus mempunyai kesadaran bahwa ia wajib berjuang
menegakkan ajaran islam dengan sepenuh hatinya dimanapun ia berada, sebagai tanda
bukti oleh kebenaran iman dan Islamnya. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi
agama islam untuk menciptakan masyarakat adil makmur, dan sejahtera lahir dan batin
merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka beribadah kepada Allah.
Allah menggambarkan sifat seorang mukmin yang sebenar-benarnya sebagai berikut :
َّ ‫كَ هُ ُم‬ppِ‫بِي ِل هَّللا ِ ۚ أُو ٰلَئ‬p ‫ ِه ْم فِي َس‬p ‫أ َ ْم َوالِ ِه ْم َوأَ ْنفُ ِس‬ppِ‫دُوا ب‬p َ‫ابُوا َو َجاه‬ppَ‫ولِ ِه ثُ َّم لَ ْم يَرْ ت‬p ‫وا بِاهَّلل ِ َو َر ُس‬ppُ‫ونَ الَّ ِذينَ آ َمن‬ppُ‫ا ْال ُم ْؤ ِمن‬pp‫إِنَّ َم‬
َ‫ا ِدقُون‬p ‫الص‬

Artinya : “ Orang mukmin itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu serta berjuang dengan harta dan dirinya di jalan Allah
mereka itulah orang-orang yang benar”(QS. Al-Hujurat, ayat 15).

Pendirian dan sikap seperti tersebut diatas merupakan sifat perjuangan ‘Aisyiyah
secara keseluruhan. Dengan demikian, setiap kegiatan dan amalan ‘Aisyiyah diarahkan dan
disesuaikan dengan sikap serta pendirian yang ada. Dan tidak dibenarkan sama sekali jika ada
suatu kugiatan yang berlawanan atua menyimpang daripadanya.
Bagi setiap muslim tidak ada cara yang patut dijadikan teladan selain harus mengikuti
cara-cara perjuangan para Nabi terutama Nabi Muhammad SAW. Sebab pada diri Rasulullah
tergambar rentangan contoh teladan paling baik dan mulia, seperti yang ditegakkan Allah
dalam surat Al-Mumtahanah, ayat 6 :

ٌ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي ِه ْم أُس َْوةٌ َح َسنَة‬

Artinya : “sesungguhnya “bagi kalian semua di dalam diri Rasulullah adalah merupakan
contoh yang bagus sekali”.

Pokok Pikiran Keempat


Pokok pikiran keempat membicarakan alat perjuangan sebagai rangkaian logis pokok-
pokok pikiran sebelumnya. perjuangan menegakkan ajaran islam hingga dapat mewujudkan
masyarakat sejahtera, aman, damai, makmur, dan bahagia di atas dasar kesdilan, kejujuran,
persaudaraan, dan tolong menolong dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-
benarnya, hanya akan berhasil secara efektif dan efisien apabila diperjuangkan dengan
meggunakan suatu alat yang bernama organisasi.
Sudah barang tentu organisasi yang akan dijadikan alat untuk meraih suatu tujuan
yang sangat tinggi dan agung itu memerlukan bebagai syarat yang berat dan harus sebanding
dengan nilai yang akan dicapai. Agama islam menekankan kepada umatnya agar dalam usaha
menegakkan ajaran islam hendaknya dengan cara berorganisasi sebagaiman yang dinyatakan
dalam surat As-Shaf , ayat 4 :
ٌ َ‫صفًّا َكأَنَّهُ ْم بُ ْني‬
ٌ‫ان َمرْ صُوص‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ الَّ ِذينَ يُقَاتِلُونَ فِي َسبِيلِ ِه‬

Artinya : “ssungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang berjuang di jalan-Nya secara
tersusun rapi (berbais-baris) ibarat suatu bangunan yang kokoh”.

‘Aisyiyah menyadari hal itu, dengan mengingat ayat tersebut maka berorganisasi
untuk melaksanakan kewajiban menegakkan ajaran islam hukumnya wajib.

Pokok Pikiran Kelima


‘Aisyiyah dengan motif geraknya, membawa kesadaran beragama dan berorganisasi,
mengajak warganya menciptakan “Baldatun Thoyyi-batun Warobun Ghofur” suatu
kehidupan bahagia dan sejahtera, penuh limpahan rahmat dan nikmat Allah SWT. Di dunia
dan di akhirat.
‘Aisyiyah mengajak dan menggerakkan warganya untuk memahami ajaran agama
islam agar mereka tau hak dan kewajibannya. Kewajiban beramal sholeh untuk kemaslahatan
dan kesejahteraan manusia didunia dan seisinya, tidak hanya menjadi kewajiban kaum bapak
saja tetapi juga menjadi kewajiban kaum wanita.
Allah SWT. Menegaskan hal ini dalam Al-Qur’an, surat An-Nahl, ayat 97:

َ‫صالِحًا ِم ْن َذ َك ٍر أَوْ أُ ْنثَ ٰى َوه َُو ُم ْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَةً ۖ َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم أَجْ َرهُ ْم بِأَحْ َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل‬

Arinya : “ barang siapa berbuat kebaikan dari antara laki-laki dan perempuan sedangkan dia
beriman, maka akan kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan pasti akan kami
balas mereka itu dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka lakukan”

‘Aisyiyah juga membawa warganya sadar berorganisasi, karena untuk mencapai


tujuan yang agung dan mulia akan lebih cepat tercapai bila dikerjakan secara bersama-sama
dan dengan organisasi yang teratur rapi.

Anda mungkin juga menyukai