Anda di halaman 1dari 9

1.

SYUKUR NIKMAT

Pengertian syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima

kasih, sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat. Mensyukuri

nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau

menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.

Nikmat Allah terhadap umat manusia itu sangat banyak dan beraneka ragam

jenisnya, misalnya : ada yang bersifat jasmani, ada yang bersifat rohani, ada yang

terdapat dalam diri manusia sendiri, ada yang terdapat di luar diri manusia.

Nikmat yang bersifat jasmani antara lain bentuk tubuh manusia yang paling baik

diantara makhluk lainnya, panca indra, anggota badan, bumi langit, makanan dan

minuman, nikmat yang bersifat rohani antara lain : roh, akal, perasaan, bahasa, ilmu

pengetahuan, iman dan islam.

Firman Allah SWT (QS Ibrahim : 34)

”Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah dapat kamu

menghitungnya” (QS. Ibrahim : 34)

Karena itu, tepatlah jika Allah SWT, mewajibkan kepada setiap individu manusia
untuk bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :

Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepada-Mu dan

bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS. AlBaqarah :152).

Adapun cara mensyukuri nikmat Allah SWT secara umum, ialah dengan

menggunakan segala nikmat Allah. Untuk hal-hal yang diridhoi-Nya, yakni untuk

melakukan usaha-usaha agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia yang fana dan

akhirat yang baqa kelak.

Seorang pegawai memperoleh anugrah Allah berupa kesehatan, kemampuan, dan

kesempatan dianggap telah mensyukuri nikmat Allah apabila dia bersungguh-sungguh

dan niat ikhlas untuk beribadah kepada Allah, disiplin dalam beribadah dan beramal

saleh, membiasakan diri dengan akhlak yang terpuji dan senantiasa memelihara diri untuk

tidak melakukan perbuatan-perbuatan dosa, pegawai yang mensyukuri nikmat Allah

SWT dengan cara seperti tersebut, sudah tentu akan memperoleh banyak hikmah antara

lain naik pangkat yang sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang ditentukan, akan

bertambah-tambah rizkinya dan disenangi oleh rekan-rekan kerja. Dalam hal ini Allah

SWT menegaskan dalam firmannya :


Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu memaklumkan : ”Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu ingkar maka Cara mensyukuri
nikmat wabil khusus nikmat iman dan islam ialah dengan cara :

I.

Bersyukur dengan hati :

a. Meyakini kebenaran Islam dan seluruh ajarannya, termasuk kebenaran

rukun iman, rukun islam, dan ajaran tentang ihsan.

b. Bercita-cita ingin memperoleh ridho Allah, bahagia dunia dan akhirat.

c. Senantiasa mengingat Allah (zikrullah) dan hatinya bergetar apabila

dibacakan ayat-ayat-Nya.

d. Mencintai Allah dan Rasul-Nya, jauh melebihi dari selain keduanya.

e. Membersihkan diri dari syirik, nifak, dan kecenderungan untuk berbuat

dosa.

f. Memelihara hati agar tidak memiliki sifat-sifat tercela, seperti sombong,

ria, sum’ah, buruk sangka, putus asa, dendam, keluh kesah, kikir, dan

lain-lain.
II.

Bersyukur dengan ucapan :

a. Mengikrarkan dua kalimat syahadat, yakni syahadat Tauhid dan syahadat

Rasul.

b. Membiasakan diri membaca (tadarus) Al-Quran.

c. Berdakwah, yakni melaksanakan amar ma’ruf (menyuruh orang berbuat

baik) dan nahi munkar (melarang orang berbuat jahat).

d. Senantiasa mengucapkan lafal-lafal zikir, seperti kalimat tauhid, tasbih,

tahmid, takbir, ta’awuds, istigfar, dan disertai dengan banyak berdoa

kepada Allah.

e. Mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

f.

Memelihara diri untuk tidak berkata-kata yang dapat merugikan diri

sendiri dan orang lain, serta berusaha agar senantiasa berkata-kata yang

bermanfaat, sopan dan ramah tamah.

g. Sesama muslim hendaknya saling mendoakan antara lain dengan


memberi dan menjawab salam.

III.

Bersyukur dengan perbuatan :

a. Disiplin melakukan salat lima waktu dan puasa Ramadhan.

b. Mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji jika mampu, serta

memenuhi syarat-syarat wajibnya.

c. Berjihad membela Islam dan kaum muslimin bila diperlukan.

d. Menuntut ilmu yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhirat.

e. Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup bermasyarakat, seperti

berbakti kepada orang tua, dan tolong-menolong dalam kebaikan.

f.

Mencari rezeki dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk

hal-hal yang bermanfaat.

g. Memelihara diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Islam.

IV.

Bersyukur dengan harta : a. Mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan ajaran Islam.


b. Berjihad membela Islam dan kaum muslimin jika diperlukan.

c. Membangun masjid dan mushola.

d. Membangun sarana pendidikan.

e. Membantu fakir-miskin dan orang terlantar.

f.

Membangun rumah sakit Islam dan membiayai pemanfaatannya bagi masyarakat

Bersyukur memiliki korelasi cukup

signifikan dengan kualitas hidup seseorang

artinya semakin ia bersyukur maka kualitas

hidupnya meningkat. Syukur menurut AlGhazali (2016) adalah ungkapan tulus dari

seseorang terhadap Allah Swt. atas karunia

yang diberikan kepadanya. Syukur bukan

hanya sekedar memuji Tuhan dengan

mengatakan “Alhamdulillah” tetapi lebih

luas lagi, memperlakukan dengan baik

orang yang menjadi perantara sesuai


dengan ketentuan yang Tuhan berikan,

termasuk menjaga sumber karunia (apapun

bentuknya baik uang, barang, ilmu, dan

lain-lain) dengan memanfaatkannya sesuai

apa yang Allah kehendaki. Jadi dalam

syukur itu ada keyakinan hati yang

meningkat terhadap Allah Swt., ada

perilaku positif yang tampak, merupakan

wujud dari keyakinannya terhadap Allah

Swt., sehingga dengan bersyukur bukan

hanya hubungan kita dengan Allah Swt.

menjadi lebih baik melainkan juga dengan

orang di sekitar kita, karena pemanfaatan

karunia yang Allah Swt. berikan bukan

hanya dimanfaatkan untuk kepentingan

orang yang menerima rizki saja melainkan


juga orang-orang yang ada di sekitarnya.

Tidak heran orang yang pandai bersyukur

meningkat keyakinan terhadap Allah Swt.

dan semakin harmonis dengan

lingkungannya. Tentunya hal ini akan

meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Penelitian sebelumnya sudah membuktikan

bahwa keyakinan terhadap Tuhan bisa

meningkatkan ketenangan dan

kebahagiaan. Ini memancing rasa puas

terhadap kehidupan yang sedang

Daftar Pustaka

Hidayat, I. N., & Gamayanti, W. (2020). Dengki, bersyukur dan kualitas hidup orang yang mengalami
psikosomatik. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 7(1), 79-92.

2. Pemahaman Diri sendiri


Handayani, M. M., Ratnawati, S., & Helmi, A. F. (1998). Efektifitas pelatihan pengenalan diri terhadap
peningkatan penerimaan diri dan harga diri. Jurnal Psikologi, 25(2), 47-55.

3.

Anda mungkin juga menyukai