Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENELITIAN

Mata Kuliah Psikologi Dalam Perspektif Islam

“Kebersyukuran dan Kebahagiaan”

KELAS A -2016

Andhita Imtiyas (201610230311021)


Muhammad Faruq (201610230311028)
Shindy Paulina (201610230311054)
Nastiti Fatirahma (201610230311060)

Dosen Pengampu : Siti Fatimah, M.Si.

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyaknya orang yang kurang bersyukur ketika telah memiliki sesuatu
baik itu harta, jabatan dan lain sebagainya. Padahal Allah SWT. telah
memberikan nikmat yang berlimpah kepada setiap manusia, seperti halnya
semua alat indera maupun nikmat kesehatan yang semua itu tidak bisa diukur
dengan materi. Nikmat dunia yang saat ini kita rasakan memang pemberikan
dari Allah SWT, namun nikmat di dunia ini sifatnya hanyalah sementara. Kita
hanya akan merasa cukup dengan nikmat yang telah Allah SWT. berikan
apabila kita pandai bersyukur kepada Allah. Jika kita bersyukur kita akan
mendapatkan banyak manfaat yang telah Allah janjikan kepada umatnya di
dalam Al-Qur’an, salah satunya yang tertuang dalam Q.S Ibrahim ayat 7
sebagai berikut:

َ َ‫ل‬
ٌ‫ش ِديْد‬ ْ‫َوإِ ْذ َتأ َ َّذ َن َر ُّب ُك ْم لَئِنْ َش َكرْ ُت ْم ََلَ ِزيْدَ َّن ُك ْم َولَئِنْ َك َفرْ ُت ْم إِنَّ َع َذ ِابي‬

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya


jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(QS. Ibrahim: 7).

Melaui firman Allah SWT yang terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 7,
Allah SWT menyampaikan bahwasannya jika hamba-Nya mampu bersyukur
kepada-Nya maka Allah SWT akan menambahkan nikmat, sedangkan jika
hamba-Nya kufur (mengingkari Allah) atau tidak mau bersyukur kepada Allah
maupun atas nikmat yang telah diberikan, maka Allah akan memberikan
siksaan yang sangat pedih. Selanjutnya pada zaman modern seperti saat ini,
sudah banyak penelitian yang mengangkat tema tentang manfaat akan sikap
syukur. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh McCullough, dkk
(Berlita, 2014) yang menemukan bahwa orang yang bersyukur memiliki
kecenderungan spiritualitas dimana orang yang bersyukur akan menganggap
hidup sebagai sebuah hadiah dan menyebabkan ia lebih jarang melakukan
sesuatu demi sebuah imbalan, tidak mudah iri dengan keberhasilan orang lain,
cenderung tidak materialistik, menunjukkan lebih banyak sikap prososial, dan
mudah merasa bahagia serta tercapainya kesehatan fisik maupun mental.
Pada zaman modern seperti sekarang sayangnya masih banyak ditemukan
individu yang belum merasa mendapatkan kebahagian dan belum merasa cukup
dengan kekayaan ataupun jabatan yang telah dimilikinya. Individu-individu
tersebut berlomba-lomba mencari kebahagiaan melalui banyaknya jumlah harta
karena bagi mereka kebahagiaan dapat dicapai dengan harta yang berlimpah
maupun jabatan yang tinggi. Akan tetapi realitanya ambisi tersebut membuat
mereka terjebak akan nikmat dunia yang fana, menjadikan mereka tersesat dan
jauh dari jalan yang di-ridhoi oleh Allah SWT. Tidak sedikit dari mereka
menggunakan cara kotor, seperti melakukan korupsi, mencuri, menipu dan
sebagainya hanya untuk mendapatkan nikmat dunia yang mereka anggap dapat
membawa kebahagiaan bagi diri mereka. Mereka kemudian terjebak dengan
kebahagiaan semu yang mereka yakini, menjadi pribadi yang lebih mudah
marah, cemas akan kehilangan harta, berpikiran negatif kepada orang lain, serta
lebih mudah tertekan dan akhirnya membuat mereka memiliki masalah
kesehatan baik fisik maupun mental.
Sejatinya kebahagiaan bisa kita dapatkan apabila kita mengikuti anjuran
Allah SWT, untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah kita terima dari-Nya.
Sebagaimana yang telah dijabarkan pada paragraf sebelumnya bahwa salah satu
manfaat bersyukur adalah yaitu dapat membuat individu lebih mudah merasa
bahagia.Selanjutnya peneliti akhirnya tertarik untuk melakukan penelitian
serupa dengan melibatkan 100 orang responden yang terdiri dari beberapa
mahasiswa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Pemilihan responden
mahasiswa ini dipilih karena peneliti merasa mahasiswa memiliki kebutuhan
yang cukup banyak untuk dipenuhi terlebih untuk mahasiswa yang sedang
merantau, dimana mahasiswa perantau dituntut untuk bisa mengelola keuangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, adapun rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan yang positif
antara sikap syukur dengan kebahagiaan pada mahasiswa dari beberapa kota di
Indonesia?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarakan diatas, tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui hubungan antara sikap
syukur dengan kebahagiaan pada mahasiswa yang berasal dari beberapa kota di
Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sikap Syukur
1. Pengertian Syukur
Sebelum memahami sikap syukur, maka terlebih dahulu harus mengetahui
pengertian dari sikap dan syukur. Sikap adalah evaluasi tentang seseorang,
perilaku, kepercayaan, atau konsep tertentu (Feldman dalam Berlita, 2014).
Sedangkan menurut Menurut Garungan pengertian dari sikap adalah sikap
terhadap objek tertentu yang dapat merubah sikap pandangan atau sikap
perasaan tetapi sikap tersebut diserati dengan kecenderungan untuk bertindak
sesuai dengan sikap objek itu, sehingga berdasarkan pernyataan Garungan dapat
diartikan banhwa sikap adalah kecenderungan dan kesediaan bereaksi terhadap
suatu hal (dalam Berlita, 2014). Berdasarkan dari beberapa definisi sikap diatas
dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang individu untuk
memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek.
Selanjutnya pengertian syukur menurut Valentino Dinsi dan Aryojati
Ardipandanto (Berlita, 2014) adalah berterima kasih kepada Tuhan yang
esensinya berasal dari hati. Menurut Ibnu Qayyim syukur adalah menampakan
nikmat yang diberikan Allah oleh lisan seorang hamba dengan pujian, oleh hati
seseorang hamba dengan kesaksian dan cinta, dan dengan anggota tubuh dia
menerima dengan taat (dalam Rusdi, 2016). Kata syukur sendiri di ambil dari
Kamus kontenporer Arab-Indonesia, yang berasal dari bahasa Arab dengan kata
dasar “syakaro” yang berarti berterima kasih, bentuk masdar dari kalimat ini
adalah syukr, syukraan yang artinya rasa terima kasih (Shobihah, 2013).
Pendapat lain yang mengungkapkan pengertian tentang syukur, yaitu
menurut Yudy syukur adalah mengungkapkan pujian kepada sang pemberi
kebahagian, yaitu Allah SWT, bersyukur artinya berbuat baik kepada diri
sendiri dan orang lain (Yudi, 2012). Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa
definisi diatas syukur berarti merupakan ungkapan terima kasih di dalam hati
secara tulus dan mengatakannya dengan lisan serta mengerjakannya ke dalam
perbuatan nyata atas segala nikmat dan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT
kepada seorang individu.
2. Aspek-aspek Bersyukur
Menurut Al-Munajjid (2006) sikap syukur pada seseorang dapat muncul
karena adanya 3 aspek, yaitu:
a. Mengenal Nikmat, dengam menghadirkan dalam hati, menyadari dan
meyakini bahwa segala sesuatu maupun keajaiban yang terjadi pada diri
kita semua itu merupakan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita.
b. Menerima Nikmat, menyebutnya dengan memperlihatkan kefakiran kepada
yang memberi nikmat dan hajat kita kepada-Nya, untuk memahami bahwa
nikmat yang kita dapat itu bukan karena keberhakan kita mendapatkannya
akan tetapi karena bentuk karunia dan kemurahan yang diberikan Allah
SWT kepada kita.
c. Memuji Allah atas Pemberian Nikmat, pujian dari kita yang berkaitan
dengan nikmat itu ada 2 macam, yang pertama bersifat umum yaitu dengan
memuji-Nya bersifat ermawan, pemurah, baik, luas pemberiannya dan
sebagainya. Kedua adalah bersifat khusus yaitu membicarakan nikmat yang
diterima dengan merincikan nikmat-nikmat tersebut lalu mengucapkan
dengan lisan dan menggunakan nikmat tersebut untuk hal-hal yang di
ridhai-Nya.

Sedangkan menurut McCullough (dalam Berlita 2014) mengemukakan


aspek-aspek bersyukur terdiri dari 4, yaitu:
a. Intensity (intensitas/kehebatan), seseorang yang cenderung sering
bersyukur dalam suatu situasi diharapkan untuk menunjukkan rasa
syukurnya lebih sering lagi ketika ia sedang dihadapkan pada suatu
peristiwa positif dalam hidupnya.
b. Frequency (keseringan/kekerapan), seseorang individu yang memiliki
kecenderungan bersyukur akan merasakan banyak perasaan untuk
bersyukur setiap harinya, dan rasa syukur tersebut dapat terjadi bahkan
untuk kebaikan yang sangat sederhana.
c. Span (masa, jangka, waktu, rentan), dari peristiwa-peristiwa yang sering
terjadi dalam kehidupan seorang individu bisa membuat individu tersebut
merasa untuk bersyukur dalam jangka waktu yang pada saat peristiwa
tersebut terjadi.
d. Density (kepadatan), seseorang yang bersyukur diharapkan dapat
menuliskan atau mengingat lebih banyak nama-nama orang yang dianggap
telah sering membuat dirinya bersyukur, seperti orang tua, guru, keluarga,
dan lain-lain.
3. Bersyukur Dalam Islam
Menurut Imam Ghazali dalam bukunya yang berjudul Ihya’ Ulumuddin
mendefinisikan syukur dengan memanfaatkan potensi anugerah yang Allah
berikan bagi terlaksananya amal kebaikan dan tercecgahnya kemungkaran.
Sedangkan menurut Imam Al Jurjani dalam kitab at-Ta’rifat-nya bahwa syukur
adalah suatu ungkapan pernyataan menerima nikmat, baik dengan lisan, badan,
maupun dengan hati (Auliyyah, 2016).
Firman Allah SWT mengenai syukur terdapat dalam Q.S Ibrahim ayat 7
yang berbunyi sebagai berikut.

َ َ‫ل‬
ٌ‫ش ِديْد‬ ْ‫َوإِ ْذ َتأ َ َّذ َن َر ُّب ُك ْم لَئِنْ َش َكرْ ُت ْم ََلَ ِزيْدَ َّن ُك ْم َولَئِنْ َك َفرْ ُت ْم إِنَّ َع َذ ِابي‬

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya


jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(QS. Ibrahim: 7).

Allah telah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7 bahwasannya jika hamba-
Nya mampu bersyukur kepada Allah SWT maka Allah akan menambahkan
nikmat, sedangkan jika hamba-Nya kufur (mengingkari Allah) atau tidak mau
bersyukur kepada Allah, maka Allah akan memberikan siksaan yang sangat
pedih. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 152 Allah SWT berfirman.

]251 : ‫فَ ْاذ ُكرُونِي أَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لِي َو ََل تَ ْكفُرُو ِن [البقرة‬

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscahya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku”. (QS. Al-Baqarah: 152).

Allah SWT telah berfirman dalam QS. An-Naml ayat 40 bahwasannya


orang yang bersyukur kepada-Nya sebenarnya tidak berpengaruh sama sekali
kepada Allah karena Allah Maha Kaya, namun hasil syukur akan kembali pada
dirinya sendiri begitu pula sebaliknya, orang yang tidak mau bersyukur
akibatnya akan kembali ke dirinya sendiri.

4. Manfaat Bersyukur
Bersyukur memiliki manfaat yang sangat banyak baik dalam hal sosial,
spiritual, maupun pribadi. Sayyid Quthb (dalam Masfia, 2014) menyatakan
empat manfaat bersyukur yaitu sebagai berikut.
a. Menyucikan Jiwa.
Bersyukur dapat menyucikan jiwa karena menjadikan orang untuk
terhindar dari sifat buruk seperti sifat sombong atas apa yang dimilikinya.
b. Mendorong jiwa untuk beramal saleh.
Individu yang bersyukur akan terdorong untuk beramal shaleh yang
membuat individu akan terdorong untuk memanfaatkan apa yang
diperolehnya untuk berbagi kebaikan.
c. Menjadikan orang lain ridha.
Dengan bersyukur, apa yang diperolehnya akan berguna bagi orang lain
dan membuat orang lain ridha kepadanya. Karena menyadari bahwa
nikmat yang diperoleh tidak harus dinikmati sendiri melainkan harus
dinikmati juga dengan orang lain.
d. Memperbaiki dan memperlancar Interaksi Sosial.
Orang yang bersyukur akan berbagi kenikmatan, karena kenikmatan tidak
hanya dinikmati sendiri melainkan harus dinikmati juga dengan orang lain
sehingga hubungan dengan orang lain pun menjadi baik.

Manfaat bersyukur lainnya juga disebutkan oleh Aura Husna (dalam Masfia,
2014) adalah sebagai berikut.
a. Menuntun Hati untuk Ikhlas
Bersyukur menuntun individu untuk tetap berbaik sangka kepada Allah
SWT dalam segala hal, sehingga bersyukur dapat menggerakkan hati untuk
ikhlas.
b. Menumbuhkan Optimisme
Syukur mengandung arti menggali semua nikmat yang telah Allah SWT
karuniakan, termasuk didalamnya yaitu dengan menggali potensi-potensi
yang Allah SWT anugerahkan kepada diri individu, yang nantinya akan
menumbuhkan optimisme.
c. Memperbaiki Kualitas Hidup
Individu yang bersyukur mengalami perubahan kualitas hidup lebih baik.
Sikap-sikap positif seperti semangat hidup, perhatian, kasih sayang, dan
daya juang berkembang dengan baik pada mereka yang terbiasa
mengungkapkan syukurnya setiap hari.
d. Membentuk Hubungan Persahabatan yang Lebih Baik
Individu yang hatinya diselimuti dengan rasa syukur lebih mudah untuk
berempati, dermawan, ringan tangan dalam membantu sesama, sehingga
lebih mudah untuk diterima oleh orang lain karena di dalam dirinya
terdapat sifat-sifat yang mudah diterima dalam masyarakat.
e. Mendatangkan Pertolongan Allah
Individu yang menolong orang lain maka akan ditolong oleh Allah SWT,
dengan meringankan beban individu lain maka beban kita akan diringankan
oleh-Nya. Syukur dapat menggerakkan hati dan pikiran untuk ringan
berbuat sesuatu kebaikan kepada sesama sehingga akan mendatangkan
pertolongan dari Allah SWT.

B. Kebahagiaan
1. Pengertian Kebahagiaan
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan mempunyai pikiran
dan hati. Oleh karena itu, pada dasarnya manusia selalu mencari cara untuk
bahagia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 87), bahagia adalah
suatu keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang
menyusahkan, baik di dunia dan akhirat); serta hidup yang penuh. Sedangkan
kebahagiaan adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir dan batin) yang
meliputi keberuntungan dan kemujuran yang bersifat lahir batin. Menurut
Hurlock (1997) kebahagiaan timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan,
dan merupakan penyebab atau sarana untuk menikmati. Kebahagiaan dapat
diraih apabila kebutuhan serta harapan dapat diraih. Dengan terpenuhnya hal
tersebut, individu akan mendapatkan kepuasan sebagai tanda kebahagiaan.
Kepuasan yang ia dapatkan tersebut membuat individu dapat menikmati
kehidupan dengan tenang dan damai.
2. Aspek-Aspek Kebahagiaan
Terdapat beberapa aspek yang terkandung di dalam kebahagiaan. Menurut
Carr (2004) mengatakan bahwa hasil studi analitik terhadap ukuran
kebahagiaan dan subjective well-being (SWB), menunjukkan bahwa
kebahagiaan memiliki dua aspek, yaitu:
a. Aspek Afektif yang berupa pengalaman emosional sukacita,
kegembiraan, kepuasan dan emosi positif lainnya. Aspek afektif terbagi
lagi menjadi dua, yaitu afek positif dan afek negatif.
b. Aspek Kognitif berupa kepuasan di berbagai bidang kehidupan, seperti
kepuasan dalam bidang keluarga atau pekerjaan dan pengalaman
kepuasan lainnya.
Shaver dan Feedman (dalam Hurlock, 1997: 19) berpendapat terdapat tiga
esensi kebahagiaan yang disebut dengan “ tiga A kebahagiaan “, yaitu berupa:
a) Sikap menerima (acceptance) Shaver dan Feedman (dalam Hurlock,
1997: 19) mengatakan bahwa kebahagiaan adalah bagaimana individu
memandang keadaan diri sendiri dan bukan membandingkan dengan
milik orang lain. Kebahagiaan bergantung pada sikap menerima dan
menikmati keadaan orang lain dan apa yang dimiliki, serta
mempertahankan keseimbangan antara harapan dan prestasi.
b) Kasih sayang (affection) Kasih sayang merupakan hal yang normal yang
dialami manusia. Kasih sayang muncul dari sikap penerimaan orang lain
terhadap diri sendiri. Semakin diterima baik oleh orang lain, maka
semakin banyak kasih sayang yang diharapkan. Dengan semakin banyak
kasih sayang yang dirasakan, maka semakin banyak pula kebahagiaan
yang dialami individu.
c) Prestasi (achievement) Prestasi adalah ketercapaiannya sebuah tujuan
seseorang. Kebahagiaan akan tercipta seiring dengan prestasi yang
diraihnya. Jika individu memiliki tujuan yang kurang realistis, maka
akan menimbulkan kegagalan yang berakibat timbulnya rasa tidak puas
dan tidak bahagia.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan
Kebahagiaan pada diri seseorang timbul akibat faktor yang mempengaruhi
emosi seseorang. Menurut Seligman (2005) dari kebahagiaan terdapat faktor
internal dan eksternal.
a) Faktor Internal
Seligman (dalam Carr, 2004) mengklasifikasikan kebahagiaan dalam tiga
kategori, yaitu masa lalu, masa depan, dan masa sekarang.
1. Masa lalu
Kategori kebahagiaan ini merupakan suatu sikap seseorang dalam
menanggapi kenangan masa lalu. Sikap positif dalam menanggapi masa
lalu dapat menghasilkan emosi positif berupa kepuasan, kelegaan,
kesuksesan, kebanggaan, dan kedamaian atau ketenangan.
2. Masa depan
Kategori kebahagiaan ini mengandung optimisme, harapan, keyakinan,
dan kepercayaan seseorang. Optimisme dan harapan memberikan
kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi depresi, meningkatkan
kinerja, serta meningkatkan kesehatan
3. Masa sekarang
Kategori kebahagiaan pada masa sekarang mencakup kegembiraan,
ketenangan, keriangan, semangat yang meluap-luap, rasa senang dan
flow.
b) Faktor Eksternal
1. Uang
Banyak individu berpendapat bahwa uang adalah salah satu alasan
seseorang hidup dengan bahagia. Individu yang menempatkan uang di
atas tujuan hidupnya akan cenderung menjadi kurang puas dengan
kehidupannya secara keseluruhan.
2. Kehidupan Sosial
Orang-orang yang sangat berbahagia paling sedikit menghabiskan waktu
sendirian dan lebih sering bersosialisasi. Argyle (Carr, 2004: 26)
berpendapat bahwa, mempertahankan beberapa hubungan dekat
dipercayai telah ditemukan berkorelasi dengan kebahagiaan dan
kesejahteraan subjektif.
3. Kesehatan
Kesehatan yang dikatakan berpengaruh terhadap kebahagiaan adalah
kesehatan yang dipersepsikan oleh individu terhadap seberapa sehat diri
kita. Selain itu, orang yang bahagia memiliki masa hidup yang lebih
lama karena kebahagiaan melindungi kesehatan fisik manusia.
4. Agama
Terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan kebahagiaan, yaitu
orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas dengan kehidupannya
dibandingkan individu yang tidak religius (Putri Aulia, dkk: 2012).
Orang yang beragama akan lebih merasa tenang dibandingkan yang
kurang beragama. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya agama,
individu memiliki pegangan hidup yang jelas, sehingga tidak mudah
terpuruk dengan masalah yang dihadapi.
5. Emosi Negatif
Untuk memperoleh emosi positif, individu harus lebih mampu
menghadapi emosi negatif, yaitu dengan mengurai peristiwa buruk di
kehidupan. Individu yang mengalami banyak emosi negatif akan
mengalami sedikit emosi positif, dan sebaliknya. Lafreniere (dalam
Putri Aulia,dkk, 2012: 6-7) menyatakan bahwa emosi positif merupakan
emosi yang diinginkan individu, seperti: gembira, rasa ingin tahu, cinta,
dan bangga.
C. Hubungan Syukur dan Kebahagiaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 87) bahagia adalah
suatu keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang
menyusahkan, baik di dunia dan akhirat); serta hidup yang penuh. Menurut
Hurlock (1997) kebahagiaan timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan,
dan merupakan penyebab atau sarana untuk menikmati. Selanjutnya
pengertian syukur menurut Valentino Dinsi dan Aryojati Ardipandanto
(Berlita, 2014) adalah berterima kasih kepada Tuhan yang esensinya berasal
dari hati. Menurut Ibnu Qayyim syukur adalah menampakan nikmat yang
diberikan Allah oleh lisan seorang hamba dengan pujian, oleh hati seseorang
hamba dengan kesaksian dan cinta, dan dengan anggota tubuh dia menerima
dengan taat (dalam Rusdi, 2016).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap syukur atau


bersyukur dapat mempengaruhi kebahagiaan. Kebahagiaan akan timbul jika
individu dapat memaknai nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Ketika hati dapat mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah,
seketika itu ada rasa tentram, aman, damai yang akan membentuk sebuah rasa
yang dinamakan kebahagiaan.

D. Hipotesis
Pada penelitian ini, hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti yaitu terdapat
hubungan positif antara sikap syukur dengan kebahagiaan pada mahasiswa
yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif betujuan untuk
mengukur data dan mengaplikasikan analisis statistik untuk menganalisa data
(Maholtra dalam Afrida, 2017). Selanjutnya, pada penelitian ini peneliti
menggunakan tipe penelitian korelasional karena sebagaimana tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap syukur dengan
kebahagiaan pada mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Kota
Malang.
B. Subjek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan di Kota Malang. Adapun kriteria subjek yaitu mahasiswa atau
dewasa awal yang berusia 18 – 25 tahun mencakup laki-laki dan perempuan,
dan berdomisili di kota Malang. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini
sebanyak 100 subjek. Teknik pengambilan sample menggunakan dalam
penelitian ini adalah dengan teknik random sampling.

C. Variabel dan Instrumen Penelitian


1. Identifikasi variable
Pada penelitian ini terdapat variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu terdiri
dari variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel bebas (X) : Sikap syukur
Variabel terikat (Y) : Kebahagiaan

2. Definisi operasional variabel


a. Sikap syukur (X) adalah suatu bentuk tindakan berterima kasih yang
ditujukan kepada Allah SWT yang berasal dari hati, diucapkan secara
lisan dan dilakukan dalam perbuatan.
b. Kebahagiaan (Y) adalah suatu perasaan senang yang timbul dari
pemenuhn kebutuhan atau harapan sehingga mendapatkan kepuasan dan
menikmati hidup dengan tenang dan damai.
3. Instruen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas dua skala, yaitu
skala sikap syukur dan skala kebahagiaan. Adapun rinciannya sebagai
berikut.
a. Skala sikap syukur
Skala ini diadaptasi dari sebuah skripsi yang ditulis oleh Diyah Ambar
Berlita (2014). Skala ini berbentuk skala likert yang mana memiliki
pernyataan favorable dan unfavorable dan terdiri atas empat pilihan
jawaban sangat sesuai (SS) sampai sangat tidak sesuai (STS).
b. Skala kebahagiaan
Skala ini diadaptasi dari sebuah skrip yang ditulis oleh Deviana Maharani
(2015). Skala ini Skala ini berbentuk skala likert yang mana memiliki
pernyataan favorable dan unfavorable dan terdiri atas lima pilihan
jawaban sangat sesuai (SS) sampai sangat tidak sesuai (STS).

D. Teknik Pengumpulan Data


Pada proses pelaksanaan penelitian, data diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner yang telah dibuat dalam bentuk online kepada 100 orang mahasiswa
yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Setelah data terkumpul,
selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program SPSS for
windows dan menggunakan teknik analisis product moment correlation dari
Pearson untuk mengetahui hubungan antara sikap syukur dengan kebahagiaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada pembahasan berikut disajikan hasil penelitian berdasarkan data-data
yang telah diperoleh dari penelitian. Adapun data responden diperoleh dari 100
orang mahasiswa yang terdiri dari 53 orang mahasiswa dan 47 orang mahasiswi
dengan sebaran usia yang tertera pada tabel di bawah ini.
Usia Jumlah Responden
18 3
19 16
20 56
21 14
22 8
23 3
Tabel 1. Sebaran usia responden

Selanjutnya, responden yang dimaksudkan sendiri berasal dari berbagai


kota yang ada di Indonesia, baik dari Pulau Kalimantan maupun Pulau Jawa.
Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisa untuk pembuktian hipotesis
menggunakan aplikasi SPSS for Windows dengan analisa product moment
pearson correlation dan diperoleh hasil sebagai berikut.
Correlations

Total X Total Y
**
Pearson Correlation 1 ,244

Total X Sig. (1-tailed) ,007

N 100 100
**
Pearson Correlation ,244 1

Total Y Sig. (1-tailed) ,007

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).


Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai signifikan dibawah 0,05 yang
berarti terdapat hubungan antara sikap syukur dengan kebahagian atau hipotesis
peneliti diterima. Selanjutnya besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,244.
Nilai koefisien korelasi tersebut berada dibawah nilai 0,5 sehingga dapat
diartikan bahwa pada penelitian ini hubungan antara sikap syukur dengan
kebahagiaan memiliki hubungan yang bersifat lemah.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Mahasiswa merupakan sekelompok pemuda remaja yang mulai memasuki
tahap dewasa awal (Gumulya & Widiastuti, 2013). Mahasiswa dapat
dikategorikan pada tahap pekembangan yang usianya 18 – 25 tahun, sehingga
dapat digolongkan dalam masa remaja akhir sampai masa dewasa awal (Yusuf
dalam Nuraini, 2014). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa seorang mahasiswa adalah individu yang sedang mengalami masa
peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Oleh karena itu
seringkali mahasiswa masih labil dalam hal pengendalian emosi. Selain itu,
karena mahasiswa adalah masa peralihan antara masa remaja dengan masa
dewasa maka individu yang bersangkutan juga mudah mengalami stress karena
dalam proses pemenuhan kebutuhan pada masa tersebut.
Pada situasi stress atau tertekan maka individu perlu mengekspresikan
emosinya baik positif maupun negatif untuk mengurangi perasaan tertekan.
Salah satu cara yang efektif untuk mengekspresikan emosi ialah dengan
bersyukur, karena dengan bersyukur individu akan lebih optimis dalam
menjalani kehidupan dan juga lebih mudah merasa bahagia. Bersyukur dapat
membuat seseorang merasakan ketentraman, kedamaian, dan rasa aman. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian McCullough (Berlita, 2014) yang
menunjukkan bahwa orang yang bersyukur menganggap hidupnya adalah
sebuah hadiah sehingga ia tidak muda iri akan keberhasilan orang lain,
cenderung tidak materialistic, memiliki sikap prososial dan empati, serta mudah
merasa bahagia karena adanya keinginan bermanfaat dan membantu orang lain.
Selanjutnya hasil penelitian ini mendukung pendapat Shaver dan Feedman
(Hurlock, 1997) bahwa terdapat tiga esensi kebahagiaan diantaranya
kemampuan untuk menerima keadaan orang lain ataupun apa yang dimiliki,
adanya kasih saying, serta tercapainya prestasi. Mahasiswa yang bersyukur
akan mampu melihat segala hal yang terjadi di hidupnya secara positif. Selain
itu, mereka juga merasa cukup dengan nikmat yang telah mereka terima dari
Sang Maha Pemberi Nikmat. Menurut Al-munajjid (2006) sikap syukur sendiri
dapat muncul karena adanya tiga aspek, salah satunya adalah penerimaan akan
nikmat yang diperoleh dari karunia Allah SWT.
Berdasarkan hasil analisa korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi ( r )
0,244 dengan nilai p = 0,007 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya
hubungan antara sikap syukur dengan kebahagiaan pada mahasiswa yang mana
sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Selanjutnya nilai korelasi (
r ) bernilai positif yang berati hasil penelitian menjukkan semakin tinggi
kebersyukur pada mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat kebahagiaan
mahasiswa. Hasil dari penelitian ini memperkuat hasil dari penelitian-penelitian
sebelumnya mengenai kebersyukuran, dimana syukur merupakan salah satu
factor yang dapat mempengaruhi timbulnya perasaan bahagia karena adanya
kemampuan untuk menerima keadaan diri dan orang lain.
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI

C. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 responden
mahasiswa yang ada di Indonesia dimana terdiri dari 47 responden perempuan
dan 53 responden laki-laki yang berusia 18-23 tahun tentang kebersyukuran dan
kebahagiaan dapat dibuat kesimulan bahwa terdapat hubungan antara sikap
syukur dengan kebahagiaan pada beberapa mahasiswa. Sehingga kebahagiaan
akan timbul jika individu dapat memaknai nikmat yang telah diberikan oleh
Allah SWT. Ketika hati dapat mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan
oleh Allah, seketika itu ada rasa tentram, aman, damai yang akan membentuk
sebuah rasa yang dinamakan kebahagiaan.

D. Implikasi
Dengan adanya hubungan antara sikap syukur dengan kebahagiaan pada
beberapa mahasiswa, masyarakat umum diharapkan dapat menerapkan
kebiasaan untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT atas
nikmat yang telah diberikan-Nya sehingga akan muncul rasa tentram, aman,
damai yang akan membentuk kebahagiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Munajjid. 2006. Silsilah Amalan Hati, Ikhlas, Tawakkal, Optimis, Takut,


Bersyukur, Ridha, Sabar, Intropeksi diri, Tafakkur, Mahabbah, Taqwa, Wara.
Bandung. Irsyad Baitus Salam.

Auliyyah, I. R. (2016). Hubungan Antara Bersyukur dengan Optimisme pada


Mustahiq Lazis Sabilillah Malang. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Berlita, Diyah Ambar. (2014). Hubungan Antara Sikap Syukur Dengan Kesejahteraan
Subjek Siswa MAN Yogyakarta 1. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Carr, A. (2004). Positive Psychology. The Science of Happiness and Human


Strengths. New York: Brunner Routledge.

Gumulya, Jessica., dan M. Widiastuti. (2013). Pengaruh Konsep Diri Terhadap


Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi,
1(11): 50 – 65.

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Maharani, Deviana. (2015). Tingkat Kebahagiaan (happines) pada Mahasiswa


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Masfia, Irma. Hubungan Syukur dan Konsep Diri Positif Siswa MTs NU Nurul Huda
Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri
walisongo Semarang.

Nuraini, Kurnia. (2014). Motivasi Berprestasi Mahasiswa Penyandang Tunadaksa.


Skripsi. Surabaya: Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Sunan
Ampel Surabaya.
Putri Aulia Rahman & Rodiatul Hasanah Siregar. (2012). Hubungan Religiusitas
dengan Kebahagiaan Pada Lansia Muslim. Skripsi Publikasi: Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.

Rusdi, A. 2016. Syukur dalam Psikologi Islam dan Konstruksi Alat Ukurnya. Jurnal
Ilmiah Penelitian Psikologi. Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya. Universitas
Islam Indonesia. Vol. 2. No 2. Yogyakarta.

Seligman E. P, Martin. (2005). Authentic Happiness. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Shobihah, I. F. 2013. Skirpsi Dinamika Syukur pada Ulama Yogyakarta. Fakultas


Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Yudy. E. (2012). Sabar & Syukur Rahasia Meraih Hidup Supersukses. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
LAMPIRAN
FAKULTAS PSIKOLOGI Identitas
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nama/Inisial :
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Usia :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*
Assalamualaikum Wr. Wb. Jurusan :
Dengan hormat, *Coret yang tidak perlu
Kami terdiri dari Andhita Imtiyas, Muhammad Faruq, Shindy
Paulina dan Nastiti Fatirahma adalah mahasiswi semester 4
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saat ini Petunjuk Pengisian
kami sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan mata 1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini, kemudian berilah
kuliah Psikologi Dalam Perspektif Islam. Kami mengharap jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada
kesediaan Saudara/i untuk memberikan informasi sebagai data kolom disamping kanan pernyataan, pilihlah jawaban yang
penelitian dengan mengisi skala yang telah kami sediakan. Skala ini paling sesuai dengan keadaan Saudara/i.
berisi tentang kesesuaian atau ketidak sesuaian Saudara/i dengan 2. Setiap pernyataan dalam angket ini terdiri dari empat
pernyataan yang disajikan. Silahkan memilih jawaban sesuai pilihan jawaban yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak
dengan kondisi Saudara/i. Perlu Saudara/i ketahui bahwa dalam sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
pengisian skala ini hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah dan Contoh:
semua data yang Saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya,
jadi kami sangat berharap Saudara/i dapat memberikan jawaban
pada setiap pernyataan dengan jujur dan sesuai kenyataan tanpa
melewati satu-pun pernyataan. Hal ini dikarenakan tidak ada
jawaban yang salah atau benar dalam mengerjakan skala ini. Atas 3. Periksalah terlebih dahulu jawaban Saudara/i, pastika
partisipasi dan bantuan Saudara/i kami ucapkan terima kasih. tidak ada pernyataan yang memiliki jawaban lebih dari
satu ataupun pernyataan yang terlewati.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Hormat kami
SKALA I Semua yang saya peroleh dalam
12
hidup merupakan ketentuan-nya.
NO PERNYATAAN SS S TS STS
Saya menyadari Allah senantiasa Saya bahagaia tumbuh dikeluarga
13
1 memberikan kebaikan kepada yang begitu menyayangi saya.
hamba-nya. Ketika saya memperoleh sesuatu
2 Sungguh Allah itu maha pemurah. 14 dari teman, saya juga tidak lupa
untuk berterima kasih kepada Allah.
Limpahan materi yang saya Ucapan syukur wajib saya katakan
3 dapatkan merupakan wujud kasih 15 disetiap harinya karena udara yang
sayang Allah swt. saya hirup selama ini.
Meyakini bahwa Allah akan Waktu memikirkan kehidupan ini,
4 mempermudahkan saya untuk saya menemukan banyak hal yang
16
meraih impian dan kesuksesan. perlu disyukuri dengan
mengucapkan hamdalah.
Ketika saya menghadapi persoalan
5 Saya memuji keagungan Allah
Allah memberikan pertolongan. 17
ketika hendak tidur.
Saya percaya bahwa semua
6 Tak terhitung jumlah alhamdulillah
pertolongan datangnya dari Allah. 18
yang saya ucapkan setiap harinya.
Saya mencoba mendekatkan diri
7 Semua yang saya dapatkan
kepada Allah dengan cara bertaqwa. 19
merupakan karunia Allah.
Ketika dalam puncak
8 kesuksesanpun, saya mencoba 20 Allah selalu baik kepada saya.
untuk tetap dekat dengan Allah. Saya sangat berterima kasih kepada
Ketika saya mendapatkan musibah 21 Allah atas pendidikan yang saya
9 peroleh.
saya langsung mengingat Allah.
Saya akan mengucapkan
Kebaikan yang Allah berikan,
22 “alhamdulillah” atas pakaian yang
10 membuat saya untuk selalu
bisa saya kenakan.
mengingat-nya.
Ketika bangun tidur saya tidak lupa Saya berusaha menjaga kesehatan
11 23
untuk selalu bersyukur. dengan pola hidup seimbang.
Ketika guru menjelaskan saya akan Bagi saya menutup aurat sudah
24 mendengarkannya dengan sungguh- 36
menjadi kewajiban saya.
sungguh.
Saya akan merasakan kepuasan
Apa yang telah dijelaskan oleh 37 batin apabila cita-cita dan tujuan
25 guru, saya coba pelajari lagi ketika hidup tercapai.
berda dirumah.
Ketika ada salah seorang teman 38 Takdri Allah itu jelas.
yang tidak paham atas apa yang
26 dijelaskan oleh guru, saya sebisa Ibadah adalah sarana saya untuk
39
mungkin untuk membantu mendekatkan diri kepada Allah.
menjelaskan. Tak terhitung jumlah nikmat yang
40
Saya akan menolong seseorang Allah berikan kepada saya.
27
yang membutuhkan pertolongan. Saya memanfaatkan sebaik-baiknya
Ketika ada teman yang terkena 41 nikmat-nya sesuai dengan tujuan
28 musibah, saya akan segera penganugerahannya.
menolongnya. Menerima setiap kekurangan yang
42
Saya tidak lupa membayar zakat di saya miliki.
29
bulan ramadhan.
Bersedekah merupakan rutinitas
30
bulanan.
SKALA II
31 Saya melaksanakan sholat 5 waktu. NO. PERNYATAAN SS S KS TS STS
1 Kehidupan saya terasa
Menghormati guru disekolah
membahagiakan.
32 merupakan wujud saya menjalankan
apa yang Allah perintahkan. 2 Saya lebih bahagia dibanding
teman-teman/oranglain.
Saya merasa malu apabila tidak
33
mengerjakan sholat 5 waktu. 3 Saya menikmati apapun yang
Saya akan menjauhi segala hal yang terjadi dikehidupan ini.
34 dapat menghalangi antara hati
dengan Allah. 4 Saya merasa kurang puas
Saya akan menjaga indra saya dengan kehidupan ini.
35
dalam hal-hal yang dilarang agama.
Saya sering merasa kurang
5 Saya sering kehilangan hal-hal bahagia meskipun telah
terpenting dikehidupan saya. 16
mendapatkan apa yang
Saya berharap dapat merubah diinginkan.
6 peristiwa dimasa lalu untuk bisa Kehidupan saya tidak berjalan
17 seperti yang diinginkan/dicita-
bhagia.
citakan.
Saya akan berusaha tetap Saya tidak kecewa meskupun
7 bahagia, meskipun dalam 18 kondisi kehidupan saya tidak
kondisi yang memprihatinkan. lebih baik dibanding orang lain.
8 Dalam setiap hal, kehiduapn Saya merasa puas dengan diri
19 saya meskipun sebenarnya saya
saya mendekati ideal.
memiliki kekurangan.
9 Kondisi kehidupan saya sangat Kebahagiaan yang saya rasakan
baik. 20 terjadi karena diri saya sendiri
10 Hidup saua terasa hampa. yang membuatnya.
21 Saya merasa gagal dalam
Saya tidak lebih bahagia
11 menjalani kehidupan ini.
dibanding teman-teman/orang
lain. 22 Saya tidak bahagia dengan
Saya sering merasa tidak usaha yang telah saya lakukan.
12
nyaman dengan kehidupan ini. Saya hidup tanpa melihat
23 standar yang dibuat oleh orang
13 Saya puas dengan kehidupan lain.
ini. Saya mudah terpuruk ketika
Sejauh ini, saya telah 24 yang dilakukan tidak berjalan
14 mendapatkan hal-hal penting sesuai rencana.
yang saya inginkan dalam hidup Saya bahagia mempunyai
ini. 25 keluarga bagaimanapun
Seandainya dilahirkan kembali, keadaannya
15 saya tidak akan mengubah 26 Saya memiliki kenangan indah
apapun di kehidupan ini. bersama keluarga
27 Saya merasa tidak diterima di 39 Saya ingin mengubah beberapa
dalam keluarga bagian di tubuh saya.

Saya merasa tertekan ketika 40 Saya sering mencemaskan


28
bersama dengan keluarga kesehatan saya

Saya selalu mempunyai aktu 41 Saya tidak ingin mebgubah apa


29 yang ada ditubuh saya.
bersama keluarga
Saya melakukan diet meskipun
30 Suasana rumah terasa kurang 42 orang lain mengatakan saya
menyenangkan bagi saya
memiliki badan yang ideal
31 Suasana rumah terasa kurang Saya merasa siap menghadapi
menyenangkan bagi saya 43 masa depan karena memiliki
tabungan yang cukup.
32 Adanya teman-teman
melengkapi hidup saya 44 Letika tidak memiliki uang,
saya tetap bahagia.
Saya bahagia karena sering
33 45 Saya sering menyesal karena
menghabiskan waktu bersama
berperilaku boros.
teman-teman.
46 Saya merasa usaha yang
34 Saya mudah tersinggung dengan
dilakukan kurang ada hasilnya.
sikap teman lain.
Saya merasa bangga, kerja keras
35 Teman-teman membuatku 47 saya menghasilkan sesuatu yang
merasa berharga dapat digunakan untuk masa
depanku.
Saya kecea ketika teman-teman
36 sering mebgacuhkan ketika saya 48 Saya merasa cemas ketika tidak
membutuhkan mereka mempunyai uang.

37 Saya merasa bahagia dengan 49 Saya bahagia mempunyai


kesehatan yang saya miliki. prestasi walau tidak banyak.

38 Saya merasa puas dengan 50 Saya merasa bangga dengan


kondisi tubuh saya kemampuan yang saya miliki.
51 Saya merasa tidak puas dengan 57 Waktu luang membuat saya
prestasi yang telah saya raih. merasa tidak produktif.
Prestasi yang saya raih tidak 58 Saya tidak membutuhkan waktu
52 cukup membuatku merasa luang jika hanya untuk bahagia.
bahagia.
Waktu luang yang cukup
53 Prestasi membuat saya merasa 59 menambah kesempatan saya
lebih bernilai dan bermakna. untuk bersenang-senang
Terdapat kekurangan yang ada menikmati hidup.
54 pada diri saya dan saya tidak Adanya tugas/pekerjaan
mampu berbuat apa-apa 60 membuat saya merasa tidak
Saya bahagia walaupun tidak tenang dalam menjalani hidup.
55 banyak waktu luang yang saya
dapatkan.

Terima Kasih ☺
Saya merasa bahagia ketika
56 teringat liburan ketika masa
kecil.
Correlations

Total X Total Y
**
Pearson Correlation 1 ,244

Total X Sig. (1-tailed) ,007

N 100 100
**
Pearson Correlation ,244 1

Total Y Sig. (1-tailed) ,007

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Anda mungkin juga menyukai