Anda di halaman 1dari 6

SYUKUR NIKMAT KEPADA ALLAH:

PENGERTIAN, DALIL, CARA-CARA, HAKIKAT SYUKUR,


DAN TANTANGANNYA

ZIORA DIKA FATAMA (18110040)


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Email: Zioravalle@gmail.com.

A. PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Allah dengan dilengkapi akal, dengan akal manusia bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu, melalui akal manusia dapat
berfikir dan merenungi segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan, karena taanpa
disadari betapa banyak nikmat yang telah kita dapatkan selama ini baik itu bersifat jasmani
maupun rohani.

Namun sering kali manusia terbuai oleh kehidupan dunia, mengingkari nikmat yang
selama ini dia dapatkan, melupakan siapa dan dari mana nikmat itu berasal. Selain itu akibat
tuntutan dunia, sering kali membuat seseorang merasa selalu kurang puas terhadap apa yang
dimilikinya, menganggap segala pemberian Allah tidak pernah mencukupi semua kebutuhan
hidupnya.

Maka sudah seharusnya kita melatih diri kita untuk senantiasa bsersyukur, dari hal yang
kecil maupun yang besar. Bersyukur bukan hanya melalui lisan, namun juga mempergunakan
segala bentuk karunia Allah untuk beribadah kepada-Nya. Selain itu melatih jiwa untuk selalu
bersyukur juga sangat penting guna menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, yang kemudian
membawa ketenangan jiwa meski penuh dalam segala tuntutan duniawi.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Syukur
Syukur secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu syukur (‫ ) الشكور‬atau al-syukru
(‫ ) الشكز‬yang memiliki arti terimakasih. Dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia,
syukur memiliki arti sebuah rasa terimakasih atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
yaitu Allah SWT. Sedangkan dalam kamus Mu‟jam al-Wasith, al-syukru bermakna
mengakui segala nikmat yang telah didapat, lalu memperlihatkannya dengan memuji.1
Syukur secara bahasa juga dapat dimaknai sebagai suatu ungkapan pujian kepada
yang telah memberikan kebaikan, adapun lawan dari syukur adalah kufur. 2 Hakikat dari
syukur sendiri adalah menampakkan nikmat. Menampakkan disini berarti menggunakan
segala yang telah diberikan sesuai tempat yang dikehendaki oleh yang memberi. Sedang
hakikat kekufuran adalah menyembunyikan nikmat tersebut.3
Dalam arti sempit, Muhammad al- Razi mengartikan syukur sebagai bentuk pujian
kepada yang telah memberi.4 Secara luas al-Yummi berpendapat bahwa “syukur kepada
Allah sebagai mengakui nikmat-Nya dan melakukan apa yang wajib dilakukan, berupa
melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan”. Sedangkan Menurut Al-
Fauzan, Orang yang bersyukur adalah “orang yang mengakui nikmat Allah dan
mengakui Allah sebagai pemberinya, tunduk kepada-Nya, cinta kepada-Nya, ridha
terhadapa-Nya, serta mempergunakan nikmat itu dalam hal yang disukai Allah dalam
rangka taat kepada-Nya.” Maka sangat penting rasa syukur tersebut harus disertai
dengan ilmu maupun amal yang berdasarkan kepada rasa cinta dan ketundukan
seseorang kepada Alla sebagai pemberi nikmat.5
Adapun syukur secara istilah diartikan sebagai suatu bentuk pengakuan terhadap
segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada dirinya dan ditunjukan dengan
kepatuhan maupun ketundukan kepadanya-Nya, serta mempergunakan sebaik-baiknya
nikmat tersebut untuk beribadah kepada Allah SWT.6
2. Dalil Bersyukur

۟ ‫ش ُك ُر‬
‫وا لِى َو ََل تَ ْكفُ ُرو ِن‬ ْ ‫فَ ْٱذ ُك ُرونِ ٓى أَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوٱ‬

1
Desri Ari Enghariano, Syukur dalam Perspektif al-Qur’an, Jurnal El-Qanuny, Vol. 5, No.2, 2019, hlm.271.
2
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern, Terj. Ija Suntana, (Bandung: PT. Mizan Publika,
2004), h. 90
3
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:
Mizan, 1996), h. 216
4
A. Malik Madani, Syukur dalam Perspektif al-Qur'an, Az Zarqa’, Vol. 7, No. 1, 2015, hlm.7.
5
Abdullah bin Shalih al-Fauzan, Indahnya Bersyukur, terj. Hedi Fajar Rahadian (Bndung : Penerbit Marja, 2016)
6
Muhammad Syafi’ie el-Bantanie, Dahsyatnya Syukur, (Jakarta: Qultum Media, 2009), h. 2
Terjemah Arti: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-
Ku” (QS. al-Baqarah ayat 152)

Dalam ayat ini sesungguhnya mengandung suatu perintah agar selalu mengingat
Allah seperti berzikir, bertahmid, bertasbih, dan senantiasa membaca kitab uci Alquran
dengan penuh perenungan yang mendalam sehingga menghasilkan kesadaran akan
keagungan Allah SWT. Selain itu juga menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan,
agar Allah senantiasa membukakan pintu-pintu kebaikan kepada kita.7

Ayat ini juga mengandung sebuah perintah agar kita selalu bersyukur atas segala
nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita sebagai hamba, yaitu dengan
menggunakan senua nikmat dan karunianya desuai dengan sungsinya masing-masing,
yang selanjutnya tidak lupa untuk memunajatkan segala bentuk pujian kepada Rabb
baik itu dengan hati maupun lisan.8

Disamping itu ayat ini juga memberikan sebuah peringatan kepada seluruh umat
manusia untuk tidak mengingkari nikmat Allah, seperti yang sudah terjadi pada uamt
terdahulu, yang tidak memikirkan dan merenungkan nikamat tersebut akan digunakan
untuk apa, sehingga nikmat-nikmat tersebut dicabut oleh Allah sebagai pelajaran dan
hukuman bagi mereka.9

)‫ َواِ َذا َمانَ ِس ْيتَنِى َكفَرْ تَنِى (رواه الطبرانى عن ابى هريرة‬,‫ اِنَّكَ َما َذكَرْ تَنِى َشكَرْ تَنِى‬,‫ يَاا ْبنَ اَ َد َم‬: ‫الى‬
َ ‫قَا للاه تَ َع‬

Terjemahan : Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak Adam, bahwa
selama engkau mengingat Aku, berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau
melupakan Aku, berarti engkau telah mendurhakai Aku!”. (H.R Thabrani)

7
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maraghi, Terj. Anshori Umar Sitanggal. Hery Noer Aly. Bahrun Abu bakar,
(Semarang: CV. Toha Putra, Cet. II, 1993), h. 30
8
Ibid,hlm.32-33.
9
Ibid.
3. Cara-Cara Bersyukur
Menurut Fauzan dalam bukunya, ada tiga cara menunjukkan rasa syukur kita kepada
Allah SWT, di antaranya:10
a. Bersyukur dengan Hati
Bersyukur dengan hati berarti mengaku sepenuh hati bahwa segala nikmat
yang telah dia peroleh berasal dari Allah SWT, sebagai bentuk kasih sayang Allah
kepada hamban-Nya. Bersyukur melalui hati akan membuat seseoran g selalu ingat
kepada Allah, dan senantiasa merasakan nikmat itu ada pada dalam dirinya.
b. Bersyukur dengan Lidah
Bersyukur dengan lidah dapat dilakukan dengan memuji maupun menyanjung
dengan sepenuh hati dan rasa cinta kepada Allah sebagai bentuk pengakuan atas
segala kecukupan dan karunia yang telah diberikan. Salah satu contohnya dengan
kita memperbanyak mengucapkan kalimat Alhamdulillah yang artinya “Segala puji
bagi Allah.” Jika serorang hamba yang mampu mengamalkannya, maka dia akan
senantiasa bersyukur berapapun nikmat yang Allah berikan, dan dia akan senantiasa
merasa lemah dihadapan Allah SWT
c. Bersyukur dengan Anggota Tubuh
Bersyukur dengan anggota tubuh berarti kita menggunakan segala anggota tubuh
untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Banyak sekali contoh yang dapat
dilakukan sebagai bukti rasa syukur kepada Allah dengan menggunakan anggota
tubuh, di antaranya dengan salat lima waktu, berpuasa, sujud syukur, bertasbih
mengingat Allah, berdoa, memohon ampun dan masih banyak lagi.
4. Hakikat Syukur
Menurut Imam Ghazali, syukur tersusun terdiri atas tiga perkara, yaitu :
a. Ilmu, merupakan suatu pengetahuan mengenai nikmat dan pemberiannya, dan juga
meyakini bahwa Allah lah yang telah memberi nikmat, sedang yang lainnya hanya
subagai perantara yang digunakan untuk menyampaikan nikmat tersebut. melalui
ilmu maka senantiasa kita akan memuji Allah, dan tidak ada terbesit keinginan
untuk memuji yang lainnya.

10
Alfin Nadhiroh, “Hubungan Kebersyukuran dengan Kebermaknaan Hidup Orang Tua yang Memiliki Anak
Autis”, Skripsi (Malang : Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim, 2012), hal.15-16
b. Hal (kondisi Spiritual), melalui ilmu melahirkan pengetahuan dan keyakinan yang
membuat jiwa menjadi tentram, sehingga selalu senang dan juga mencintai sang
pemberi nikmat yang ditunjukkan dalam kepatuhan serta ketundukan. Mensyukuri
nikmat tidak cukup hanya dengan menyukai atau menenangi nikmat yang
didapatnya, namun juga dengan mencintai sepenuh hati kepada ang memberi nikat
yaitu Allah SWT.
c. Amal perbuatan, berkaitan dengan tiga aspek yaitu lisan, hati, dan anggota tubuh.
Dengan hati yang selalu memiliki keinginan untu berbuat baik, dengan lisan yang
selalu memuji Allah, dan dengan anggota tubuh yang digunakan untuk menjalankan
perintah Allah sebagai bentuk rsa syukur atas segala karunia-Nya.
5. Tantangan Bersyukur
Imam Ghazali berpendapat bahwa, kelalaian dan kebodohan merupakan salah satu
penyebab yang menghabat seseorang untuk bersyukur kepada Allah, karena dengan
kelalaian dan kebodohannya dia tidak bisa mengenali nikmat yang telah diberikan
11
kepadanya. Selain itu Aura Husna memberikan penjelasan, baha setidaknya ada lima
hal yang dapat menghalangi kita untuk bersyukur yaitu :12
a. Hati yang sempit, di mana hati telah dikendalikan oleh hawa nafsu yang tidak
pernah puas dan selalu merasa kurang
b. Mudah mengeluh, yang mengakibatkan seseorang selalu berfikir negatif sehingga
menjadi sebuah pengahalang dirinya untuk bersyukur
c. Memandang remeh nikmat Allah, yang mana dia tidak bisa mensyukuri nikmat yang
kecil apalagi nikmat yang besar
d. Kikir, yang merupakan sifat dari seseorang yang khawatir apabila sesuatu yang
dimilikinya dibagi maka akan berkurang
e. Mudah putus asa, salah satu sifat yang membuatnya enggan atau tidak mau
bersyukur Karena menjadkan rintangan yang dia hadapi sebagai kambing hitam atas
segala kegagalan yang diterimanya

11
A.Malik Madani, Syukur Dalam Perspektif Alquran, Jurnal Mimbar, Vol.5, No.1, 2019,hlm.60.
12
Aura Husna, Menemukan Makna Sejati Bahagia & Sejahtera dengan Mensyukuri Nikmat Allah (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2014)
A. C. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penulisan jurnal ini dapat ditarik
beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:

1. Syukur adalah suatu bentuk pengakuan terhadap segala nikmat yang telah diberikan
Allah kepada dirinya dan ditunjukan dengan kepatuhan maupun ketundukan
kepadanya-Nya, serta mempergunakan sebaik-baiknya nikmat tersebut untuk
beribadah kepada Allah SWT
2. Melalui surat QS. al-Baqarah 152 dan hadist qudsi, Allah mememtintah kan kepada
kita untuk selalu mengingat dan bersyukur kepada Allah SWT
3. Ada tiga cara untuk kita bersyukur yaitu melalui lisan, hati, dan tubuh
4. Menurut Imam Ghazaly, syukur terdiri dari tiga perkara yaitu ilmu, hal (kondisi
spiritual, dan amal perbuatan

DAFTAR PUSTAKA

An-Najar, Amir. 2004. Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern, Terj. Ija Suntana, (Bandung: PT.
Mizan Publika)

al-Fauzan, Abdullah bin Shalih. 2016. Indahnya Bersyukur, terj. Hedi Fajar Rahadian (Bndung : Penerbit
Marja)

Al-Magari ,Ahmad Mustafa. 1993.Tafsir Al-Maraghi, Terj. Anshori Umar Sitanggal. Hery Noer Aly.
Bahrun Abu bakar, (Semarang: CV. Toha Putra)

Enghariano, Desri Ari. 2019. Syukur dalam Perspektif al-Qur’an, Jurnal El-Qanuny, Vol. 5, No.2

Husna, Aura. 2014. Menemukan Makna Sejati Bahagia & Sejahtera dengan Mensyukuri Nikmat Allah
(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama)

Madani, A. Malik. 2015. Syukur dalam Perspektif al-Qur'an, Az Zarqa’, Vol. 7, No. 1

Madani, A.Malik. 2019. Syukur Dalam Perspektif Alquran, Jurnal Mimbar, Vol.5, No.1, 2019

Syafi’ie el-Bantanie, Muahmmad. 2009. Dahsyatnya Syukur, (Jakarta: Qultum Media, 2009)

Quraish Shihab, Muhammad. 1996. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan)

Anda mungkin juga menyukai