sebelum saya mulai let me introduce myself, my name is Annisa Febriana, I am the
delegation of Miftahul Ulum Pulosari Elemantary school
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur pada Dzat
yang telah menciptakan dualisme dunia. Dialah yang tidak akan pernah ada satu
jika tidak ada dua. Sehingga terciptalah langit dan bumi, bulan dan bintang, lautan
dan daratan, si cantik dan si buruk rupa, hingga sempurnalah kehidupan di alam
semesta ini.
Kedua kalinya shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada Baginda
Nabi besar Muhammad sholallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah membimbing kita
dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang teang benderang seperti yang kita
rasakan saat ini
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pidato tentang “rasa syukur
terhadap nikmat Allah SWT.
Bersyukur adalah sikap yang menyiratkan ungkapan terima kasih atas segala
kenikmatan dalam keadaan bagaimanapun, baik pada diri kita sebagai manusia
ataupun semua makhluk yang telah diberikan dari kasih sayang oleh Allah SWT
semata.
Semua yang kita miliki baik sandang, pangan, dan papan adalah titipan nikmat dari
Allah SWT yang sewaktu-waktu bisa direnggut kembali sesuai kehendak-Nya.
Alhamdulillah
Adapun kita sekarang berbicara tentang lawan dari syukur yaitu kufur nikmat.
Kufur adalah keadaan ketika manusia mengingkari bahwa seluruh nikmat yang
diperoleh adalah dari Allah SWT.
Selain itu, menggunakan nikmat tersebut untuk durhaka atau bahkan membuatnya
tidak takut bermaksiat pada Allah SWT.
Misalnya, sikap serakah yang tak pernah merasa puas atau cukup dengan nikmat
yang sudah dicapai sehingga menghalalkan segala cara yang ditempuh demi
memenuhi hawa nafsu.
Serakah adalah salah satu dari penyakit hati jika seseorang kurang bersyukur dan
tidak menikmati kebahagiaan yang telah diberikan, pada akhirnya membuat pikiran
dan hati menjadi jauh dari kebahagiaan serta ketenangan.
Dampak buruk lainnya jika kita tidak menanamkan rasa syukur yaitu timbulnya
penyakit hati berupa rasa iri dengki terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.
Padahal sejatinya Allah Maha Kaya dan Allah Maha Adil. Sudah tak terhitung
betapa banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada setiap makhluk-Nya, tanpa
terkecuali dengan porsi yang sudah adil pengaturannya.
Maka dari itu, kita diperingatkan untuk selalu bersyukur sebagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَا ذْ ُكُرْويِن ْۤ اَذْ ُكْرُك ْم َوا ْش ُکُرْوا يِل ْ َواَل تَ ْك ُفُرْو ِن
Bacaan Latin:
Fadzkuruunii adzkurkum wasykuruulii walaa takfuruun.
Artinya:
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-
Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS Al Baqarah ayat 152)
Cara agar selalu menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa bersyukur dalam
setiap keadaan dapat diwujudkan dengan cara bersyukur secara lisan, seperti
senantiasa memuji dan mengucapkan bacaan Alhamdulillah (segala puji milik
Allah), bertutur kata baik kepada sesama, atau meminta maaf bila melakukan
kesalahan.
Selanjutnya kita dapat mensyukuri nikmat Allah dengan perbuatan dalam bentuk
ketaatan menjalankan segala yang diperintah dan menjauhi segala yang dilarang-
Nya, bisa dengan cara berbagi rezeki kepada orang yang membutuhkan, berbagi
ilmu dan kebahagiaan.
Selain itu, menjaga kebersihan dan kesehatan baik jasmani maupun rohani juga
termasuk rasa syukur terhadap nikmat sehat yang diberikan Allah SWT.
Dan terakhir syukur dengan hati. Ketika kita mengakui, mengimani, dan meyakini
secara penuh dalam hati bahwa segala bentuk kenikmatan ini datangnya hanya dari
Allah SWT semata sehingga kemaslahatan dan kebahagiaan hidup dapat diraih.
Dengan demikian, sifat bersyukur dapat membuat hati menjadi lebih lapang,
bahagia, tenang, dan selalu berbaik sangka kepada Allah sehingga niscaya juga
akan semakin bertambah nikmat dan pahala kebaikan bagi orang yang bersyukur.
Sebaliknya, jika kita kufur nikmat akan menerima balasan berupa ditimpa azab
yang pedih karena segala nikmat malah disalahgunakan untuk maksiat.
Aktafii hunaa kalamii, apologize me if you got mistake from me because as human
we sometimes do mistake.
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur pada Dzat
yang telah menciptakan dualisme dunia. Dialah yang tidak akan pernah ada satu
jika tidak ada dua. Sehingga terciptalah langit dan bumi, bulan dan bintang, lautan
dan daratan, si cantik dan si buruk rupa, hingga sempurnalah kehidupan di alam
semesta ini.
Bersyukur adalah sikap yang menyiratkan ungkapan terima kasih atas segala
kenikmatan dalam keadaan bagaimanapun, baik pada diri kita sebagai manusia
ataupun semua makhluk yang telah diberikan dari kasih sayang oleh Allah SWT
semata.
Semua yang kita miliki baik sandang, pangan, dan papan adalah titipan nikmat dari
Allah SWT yang sewaktu-waktu bisa direnggut kembali sesuai kehendak-Nya.
Sungguh, karena segala nikmat yang diberikan akan diminta pertanggung jawaban
di akhirat kelak.
Alhamdulillah
Adapun kita sekarang berbicara tentang lawan dari syukur yaitu kufur nikmat.
Kufur adalah keadaan ketika manusia mengingkari bahwa seluruh nikmat yang
diperoleh adalah dari Allah SWT.
Selain itu, menggunakan nikmat tersebut untuk durhaka atau bahkan membuatnya
tidak takut bermaksiat pada Allah SWT.
Misalnya, sikap serakah yang tak pernah merasa puas atau cukup dengan nikmat
yang sudah dicapai sehingga menghalalkan segala cara yang ditempuh demi
memenuhi hawa nafsu.
Serakah adalah salah satu dari penyakit hati jika seseorang kurang bersyukur dan
tidak menikmati kebahagiaan yang telah diberikan, pada akhirnya membuat pikiran
dan hati menjadi jauh dari kebahagiaan serta ketenangan.
Dampak buruk lainnya jika kita tidak menanamkan rasa syukur yaitu timbulnya
penyakit hati berupa rasa iri dengki terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.
Padahal sejatinya Allah Maha Kaya dan Allah Maha Adil. Sudah tak terhitung
betapa banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada setiap makhluk-Nya, tanpa
terkecuali dengan porsi yang sudah adil pengaturannya.
Maka dari itu, kita diperingatkan untuk selalu bersyukur sebagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَا ْذ ُكُرْويِن ْۤ اَذْ ُكْرُك ْم َوا ْش ُکُرْوا يِل ْ َواَل تَ ْك ُفُرْو ِن
Bacaan Latin:
Artinya:
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-
Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS Al Baqarah ayat 152)
Cara agar selalu menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa bersyukur dalam
setiap keadaan dapat diwujudkan dengan cara bersyukur secara lisan, seperti
senantiasa memuji dan mengucapkan bacaan Alhamdulillah (segala puji milik
Allah), bertutur kata baik kepada sesama, atau meminta maaf bila melakukan
kesalahan.
Selanjutnya kita dapat mensyukuri nikmat Allah dengan perbuatan dalam bentuk
ketaatan menjalankan segala yang diperintah dan menjauhi segala yang dilarang-
Nya, bisa dengan cara berbagi rezeki kepada orang yang membutuhkan, berbagi
ilmu dan kebahagiaan.
Selain itu, menjaga kebersihan dan kesehatan baik jasmani maupun rohani juga
termasuk rasa syukur terhadap nikmat sehat yang diberikan Allah SWT.
Dan terakhir syukur dengan hati. Ketika kita mengakui, mengimani, dan meyakini
secara penuh dalam hati bahwa segala bentuk kenikmatan ini datangnya hanya dari
Allah SWT semata sehingga kemaslahatan dan kebahagiaan hidup dapat diraih.
Dengan demikian, sifat bersyukur dapat membuat hati menjadi lebih lapang,
bahagia, tenang, dan selalu berbaik sangka kepada Allah sehingga niscaya juga
akan semakin bertambah nikmat dan pahala kebaikan bagi orang yang bersyukur.
Sebaliknya, jika kita kufur nikmat akan menerima balasan berupa ditimpa azab
yang pedih karena segala nikmat malah disalahgunakan untuk maksiat.
Aktafii hunaa kalamii, apologize me if you got mistake from me because as human
we sometimes do mistake.