Anda di halaman 1dari 2

HIDUP MENJADI INDAH DENGAN SYUKUR

Tatkala kita bangun di pagi hari, Islam mengajarkan agar kita mengucapkan doa yang dimulai dari kata
“Alhamdulillah”. Kalimat pendek sederhana yang memiliki sejuta makna. Dari risalah doa tersebut, Islam
hendak membimbing umatnya agar lafaz atau kata yang pertama kali kita ucapkan setiap pagi adalah
kalimat “Alhamdulillah”.

Betapa tidak! Hidup kita bergelimang anugerah dan nikmat. Nikmat sebagai makhluk yang paling
sempurna penciptaannya (at-Tin: 4). Nikmat privilese bahwa ciptaan Allah yang lain dihadirkan dalam
rangka memberi kemaslahatan untuk manusia (everything is created on behalf of human’s needs),
sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah: 29.

Puncak dari seluruh anugerah tersebut adalah ketika seseorang mendapatkan hidayah Allah. Bisa
dibayangkan, jika Rasulullah yang sangat mulia dan dekat kepada Allah saja tidak memiliki otoritas untuk
memberikan hidayah kepada orang yang dicintainya, hal ini menunjukkan bahwa anugerah ini tidak ada
duanya. Kita ini siapa di hadapan Allah dibandingkan Rasulullah? Jangankan di hadapan Rasulullah,
untuk bisa meniru orang-orang sholih dan ikhlas di sekitar kita saja masih sangat jauh arang dari
panggangnya.

Kebesaran dan keagungan anugerah hidayah, menjadikan nikmat limpahan harta dunia dalam jumlah
milyaran dan trilyunan menjadi tidak lebih dari kumpulan kertas sampah yang sia-sia. Gedung-gedung
menjulang tinggi dan rangkaian acara gegap-gempita dunia yang spektakuler, bertekuk-lutut kehilangan
maknanya tatkala dihadapkan oleh anugerah hidayah yang terlimpahkan pada diri seseorang.

Menurut Doraiswamy dan McClintock (2015), rasa syukur memberikan pengaruh signifikan pada proses
penyembuhan penyakit jantung sebagaimana menyehatkan kualitas spiritual seseorang. Ada manfaat yang
berdimensi fisik dan psikis dari aktivitas syukur yang dilakukan setiap orang. Ungkapan senada
dikemukakan oleh Paul J. Mils. Menurutnya, saat seseorang mensyukuri anugerah yang diterima, maka ia
akan lebih terkoneksi dengan dirinya dan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Berbeda dengan orang
yang stress, maka ia akan merasa teralienasi dari dirinya dan orang-orang sekitarnya. Robert A. Emmons,
seorang profesor Psikologi di USA menyebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam mensyukuri nikmat
akan menurunkan tekanan darah, meningkatakan fungsi imunitas tubuh dan memfasilitasi istirahat yang
lebih nyenyak.
Apa yang bisa dilakukan untuk memunculkan rasa syukur dalam diri kita?

Pertama, menghitung nikmat Allah. Dalam surat an-Nahl: 18, Allah menyebutkan bahwa jika manusia
hendak menghitung nikmat Allah, maka ia tidak akam mampu menghitungnya. Ayat tersebut tidak
dipahami sebagai larangan menghitung nikmat Allah, akan tetapi lebih kepada betapa melimpah ruah dan
terbentang luasnya nikmat Allah. Ketika kesadaran akan rasa syukur pudar, maka justru yang perlu
dilakukan adalah menghitung-hitung nikmat yang sudah Allah anugerahkan kepada kita

Kedua, mengingat jasa-jasa orang lain. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa
barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah. Hadits ini
memerintahkan agar setiap kita hendaknya mengingat orang-orang yang memiliki jasa besar dalam hidup.
Mengingat orang yang berjasa dalam hidup adalah bagian dari cara menumbuh-suburkan rasa syukur.

Ketiga, menyebutkan anugerah Allah. Dalam surat adh-Dhuha ayat 11 disebutkan bahwa hendaknya
orang-orang yang menerima anugerah Allah, selalu menyebutkan nikmat-nikmat yang sudah diterima.
Baik menyebutkan di kala sendiri sebagai bentuk pengakuan akan anugerah Allah dan selalu
mengingatnya, maupun di hadapan manusia sebagai dorongan untuk lebih banyak berbuat baik dengan
hartanya dan terhindar dari sifat bakhil.

Sungguh indah perjalanan hidup dengan mengalami dan merasakan setiap hembusan nafas yang kita
keluarkan. Betapa nikmatnya hidup dengan mensyukuri butir nasi dan tegukan air yang masuk ke dalam
tubuh. Alangkah mempesonanya hidup dengan menyelami setiap kedipan mata yang secara otomatis
bergerak saat ada yang akan menyentuhnya. Duhai kasih dan sayangnya Allah kepada kita, atas setiap
detak jantung yang tetap bergerak meskipun si empunya diri sedang tertidur lelap. Semoga syukur
menjadi gaya hidup harian kita, saat membuka mata pertama kali di waktu fajar!

Anda mungkin juga menyukai