Anda di halaman 1dari 5

KULTUM TENTANG BUDAYA VALENTINE

Assalamu alaikum wr. wb.

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang
telah memberi kita nikmat kesehatan, nikmat iman dan nikmat kesempatan sehingga
kita dapat berkumpul ditempat ini dengan keadaan sehat wal afiat.
Sholawat serta salam tak lupa kita curah limpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya semoga kita
diberikan syafaat di hari kemudian aamiin.

Pada kesempatan ini, saya akan membawakan sebuah ceramah dengan judul
"HUTANG" Remaja cenderung mengikuti budaya yang tengah trend atau populer,
sehingga tidak sedikit remaja Indonesia terjebak dengan budaya luar negeri. Salah
satunya adalah valentine day's atau lebih dikenal dengan sebutan hari kasih sayang. Ini
sebenarnya bukan budaya kita namun disambut baik dan dijadikan kebiasaan oleh para
remaja.

Agama islam telah melarang kita untuk meniru orang kafir. Larangan ini terdapat
dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah saw dan
juga merupakan kesepakatan para ulama.
Allah swt sendiri telah mencirikan sifat-sifat orang yang beriman. Mereka adalah orang-
orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti
umat muslim tidak boleh merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Seperti
yang disebutkan dalam Surah Al-Furqon 72 Allah swt berfirman :

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka
bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak
berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”

Menurut Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2017, memperingatkan umat Islam bahwa
merayakan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari hukumnya haram. Hal ini
berdasarkan kepada alasan berikut:

 Hari Valentine bukan termasuk dalam tradisi Islam.


 Hari Valentine dikhawatirkan menjerumuskan pemuda muslim kepada pergaulan
bebas, seperti berhubungan intim atau seks sebelum menikah.
 Hari Valentine berpotensi membawa keburukan.
Fatwa haram Hari Valentine oleh MUI ini dibuat menukil pula dari penggalan ayat
suci Alquran, Hadis, serta pendapat Ulama. Salah satunya Hadis Riwayat Abu Dawud
yang berkata:

“Dari Abdullah bin Umar berkata, bersabda RasulullahSaw: Barang siapa yang
menyerupakan diri pada suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”. (H.R.
AbuDawud, no. 4031)

Dalam kesempatan berbeda, Saya berpesan khusus untuk diri saya pribadi
umum untuk jamaah sekalian untuk meminta warga muslim tidak merayakan hari
Valentine. Ulama menganggap Hari Valentine haram bagi umat muslim karena tidak
diajarkan dalam Islam.

Menanggapi dari materi ini mungkin tersirat di benak saudara sekalian untuk
berfikir jangan semua hal disangkut pautkan dengan agama atau bawa bawa agama.

Dalam kehidupan, agama berperan sangat penting dalam mengatur segala


aspek kehidupan manusia dan akan mengarahkan mereka dalam jalur kebaikan,
kebaikan yang mengantarkan mereka masuk ke dalam surganya Allah Swt kelak.
Namun setiap yang kita anggap baik belum tentu baik di sisi Allah Swt, disinilah peran
penting agama dan syariat Islam mengatur itu semua, bagaimana mungkin kita
mengatakan “jangan bawa bawa agama” pada suatu perkara padahal islam sendiri
melarang hal tersebut.

Islam mengajarkan kepada kita agar masuk islam secara kaffah, menyeluruh
dalam semua urusan, waktu, dan tempat, Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
[QS. Al-Baqarah(2) : 208]

Kita dilarang menjadikan hawa nafsu akal fikiran diri kita sebagai tolak ukur
kebenaran. Apabila hawa nafsu dan fikiran sejalan dengan perkara yang disyariatkan,
maka silahkan dikerjakan, namun apabila bertentangan dengannya, maka segera dia
tinggalkan.
Allah Ta`ala A`lam bisshowaab.

Jadi, mulai dari sekarang mari berpikir, dan renungkan apa yang telah kita
lakukan, jangan sampai kita terjerumus dari perbuatan atau gaya hidup yang membawa
kita kejalan yang sesat.

Hanya ini yang bisa saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. 

Wabillahi taufik walhidayah.

Assalamu alaikum wr. wb.


HUTANG

Assalamu alaikum wr. wb.

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang
telah memberi kita nikmat kesehatan, nikmat iman dan nikmat kesempatan sehingga
kita dapat berkumpul ditempat ini dengan keadaan sehat wal afiat.
Sholawat serta salam tak lupa kita curah limpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya semoga kita
diberikan syafaat di hari kemudian aamiin.

Pada kesempatan ini, saya akan membawakan sebuah ceramah dengan judul
"HUTANG"

Hadirin jamaah sholat dzuhur yang di muliakan Allah Swt

Rasulullah dalam setiap sembahyangnya sering memohon kepada Allah SWT


supaya terhindar dari masalah hutang . “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari
berbuat dosa dan lilitan hutang.” 

Karena kebiasaan Rasulullah berdoa dengan kalimat tersebut, seorang sahabat


bertanya kepada Nabi, "Mengapa Engkau banyak meminta perlindungan dari hutang,
wahai Rasulullah?"
Jawab Rasulullah tegas, “Sesungguhnya seseorang apabila sedang berhutang ketika
dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering mengingkarinya," (HR Bukhori).
Kebanyakan masyarakat jika mengalami kesulitan uang dan sedang dalam
kebutuhan mendesak, maka akan mengambil jalan yang sering dilakukan orang banyak
yaitu pinjam atau hutang. Entah pinjam pada teman, pinjam ke Kantor atau bahkan
pinjam ke Bank. Kadang kita tidak menyadari bahwa hutang itu sebenarnya bisa
membuat kita sedih dan pikiran tidak tenang. Tidak tenang karena kita mempunyai
kewajiban untuk mengembalikan, sementara kita sendiri sedang dalam kesulitan uang.
Rasulullah Saw  menegaskan kepada para sahabatnya, bahwa hutang-pihutang
adalah perkara yang harus disegerakan. Karena pentingnya melunasi hutang,
Rasulullah pernah mengajarkan doa kepada sahabatnya.
Doanya, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dan kesedihan
dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan dan aku berlindung
kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan
hutang dan pemaksaan dari orang lain.” (HR Abu Dawud).
Abu Umamah, seorang sahabat Nabi SAW pernah merasakan kegelisahan dan
kebingungan karena memiliki hutang yang tidak bisa dibayar. Suatu ketika ia sedang
termenung di Masjid memikirkan hutang-hutangnya. Melihat sahabatnya gelisah,
Rasulullah SAW langsung bersabda dan memberikan doa kepada Abu Umamah untuk
diamalkan setiap pagi dan sore.
Islam mengajarkan untuk tidak menganggap sepele masalah hutang. Jika ada
keluarga yang meninggal dunia, para ahli waris berkewajiban membereskan terlebih
dahulu masalah hutang-pihutang, sebelum dikebumikan. Karena sensitifnya masalah
hutang, sampai Nabi sendiri tidak segera mensholatkan mayit sebelum hutang-
puitangnya dilunasi.
Suatu ketika satu jenazah dihadirkan kepada Nabi SAW untuk dishalatkan. Nabi
bertanya dulu kepada sahabatnya, apakah mayit tersebut punya hutang atau tidak.
Setelah ada kepastian, bahwa mayit tersebut tidak memiliki hutang, Rasulullah SAW
langsung menshalatkannya.
Kemudian didatangkan lagi jenazah lain kepada Beliau, maka Beliau bertanya
kembali, "Apakah orang ini punya hutang?" Para sahabat menjawab: "Ya". Maka Nabi
bersabda: "Shalatilah saudaramu ini". Berkata, sahabat Abu Qatadah: "Biar nanti aku
yang menanggung hutangnya". Maka Beliau SAW mensolatkan jenazah itu. (HR
Bukhori).
Hutang  merupakan penghalang untuk mendapatkan ridha Allah untuk masuk ke
dalam surga-Nya. Hutang juga yang akan menggerogoti segala amal kebajikan yang
dilakukan di dunia. Pahala jihad di jalan Allah adalah sebaik-sebaik pahala dan bekal di
akhirat nanti. Dalam Islam, pahala jihad dapat menghapus segala macam dosa, tapi
bisa terhalang jika punya hutang. Sabda Nabi dalam riwayat Imam Muslim, "Seorang
yang mati syahid akan diampuni segala dosa-dosanya kecuali hutang."
Oleh karena itu marilah kita usahakan agar kita semua terhindar dari masalah Hutang.
Orang yang berhutang akan cenderung berbuat tidak baik, seperti berbohong dan
ingkar janji. janji akan mengembalikan hutangnya, tetapi saat ditagih akan berkata
bohong kalua belum ada uang. Padahal uang sudah ada di tangan hanya mau
dikepakai untuk kebutuhan lain. Perilaku yang demikian bisa juga disebut mendzalimi.
“Orang yang mampu membayar hutangnya lalu menunda-nunda, ini adalah sebuah
kedzaliman.” (HR. Bukhari)

Sekian kultum singkat yang bisa saya sampaikan kurang lebihnya mohon maaf
Wabillahi taufik walhidayah.

Assalamu alaikum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai