Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbilalamin, nahmaduhu wanastaiinu wanastaghfiruhu,,,Wanauudzu billahi min


syururi anfusina wamin saayiati a’malina…Mayahdillahu fala mudhillalah waamayudhlilhu fala haadiya
lahu.. Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah Allahummasolli wasallim ala
ssayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad… Amma ba’du.

Hadirin dan hadirat yang berbahagia


Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan
sehat wal afiat dalam rangka mengembangkan diri kepada Allah SWT.

Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah, Rasulullah SAW. yang
telah mengantarkan umat manusia dari peradaban jahiliyah menuju peradaban hidup yang modern.
Adapun tema yang akan saya sampaikan adalah: "TOLONG MENOLONG DALAM KEBAIKAN".

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan hidup
secara berkelompok. Kita bergantung dan membutuhkan pertolongan orang lain dan orang lain
bergantung kepada kita. Sikap saling membantu sangat dianjurkan dalam islam, karena saling membantu
sesama manusia merupakan akhlak mulia yang dikenal dengan istilah ta’awun (saling menolong).

Tolong menolong mempunyai arti yang luas. Tolong menolong tidak harus berupa mendermakan harta
benda atau tenaga, tetapi memberi nasihat kepada orang yang perlu diberi nasihat pun termasuk
perbuatan tolong menolong, sebagaimana Rasulullah Saw menganjurkan orang untuk menolong orang
yang suka menganiaya, yaitu dengan jalan mencegahnya dari perbuatan aniaya itu.

Pengertian tolong menolong dalam kebaikan, termasuk didalamnya adalah mencegah munkar, memberi
nasihat kepada orang yang suka berbuat dzalim. Tentu saja jalan yang baik adalah memberi nasihat
dengan tutur kata yang lemah lembut sehingga tidak menyinggung perasaan dan tidak menimbulkan
kesalahpahaman.

Sebagai orang mukmin tentu berkeinginan agar temannya ikut memperoleh kebahagiaan, oleh karena itu
ia harus suka menyuruh mengerjakan yang ma'ruf. Ia tentu tidak ingin membiarkan temannya terjerumus
dalam kemaksiatan, oleh karena itu ia memperingatkan temannya agar tidak berbuat yang munkar,
sebab pada hakikatnya orang-orang mukmin yang satu dengan yang lain adalah bersaudara.

Sebagai contoh sikap saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau sedang teraniaya. Ada yang
bertanya: “Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang
yang sedang berbuat zhalim?” Beliau menjawab: “Dengan menghalanginya melakukan kezhaliman.
Itulah bentuk bantuanmu kepadanya.” [HR. al-Bukhâri]

Sesungguhnya agama Islam memerintahkan kepada umatnya untuk berlaku adil, dan selalu berbuat
kebajikan kepada siapa saja. Sebaliknya Islam melarang kepada  umatnya berbuat zalim dan aniaya
terhadap orang lain. Agama Islam mendidik kepada setiap orang yang beriman, dengan ajakan  mentaati
perintah-perintah Allah dan selalu menjalankan kebajikan. Dalam kaitan ini Allah berfirman:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al Maidah: 2).

Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa Allah memerintahkan kepada hambanya yang beriman   agar
saling tolong menolong dalam hal yang postif, dan melarang segala bentuk tolong menolong dalam  hal
yang negatif,  seperti  permusuhan yang pada akhirnya mendatangkan dosa. Ibnu Jarir berkata: "Yang
dinamakan dosa adalah jika meninggalkan sesuatu yang di perintahkan oleh Allah. Sedangkan arti
permusuhan adalah melampaui batas-batas yang telah digariskan oleh Allah dalam agama dan
melampaui apa yang telah diwajibkan oleh Allah atas setiap individu."

Sudah selazimnya kita tidak menghendaki adanya perpecahan, apalagi sesame umat Islam. Oleh karena
itu satu dengan yang lain tidak boleh saling mencari kemenangannga sendiri-sendiri. Kita harus
menerima nasihat orang lain jika kita ingin nasihat kita dihargai orang. Kita harus menghargai pendapat
orang jika kita ingin pendapat kita tidak diremehkan orang. Sebab pada hakikatnya kedudukan manusia
adalah sama dihadapan Allah SWT. Sama kedudukannya sebagai hamba Allah SWT, tidak ada seorang
hamba-hamba Allah SWT yang lebih mulia dari yang lain kecuali dengan ketaqwaannya kepada Allah
SWT.

Dengan demikian kita harus menumbuhkan kesadaran untuk memelihara persaudaraan serta
menjauhkan diri dari perpecahan. Sebab itu merupakan realisasi pengakuan bahwa bermasyarakat pada
hakikatnya adalah saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Rasulullah Saw telah menganjurkan hidup bergotong royong saling bantu membantu dan tolong
menolong antara sesama manusia. Sehingga beliau menganggap orang yang suka tolong menolong itu
termasuk golongannya.

Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, kurang lebih mohon maaf.
Wabillahi Taufiq wal Hidayah, Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Anda mungkin juga menyukai