Anda di halaman 1dari 7

KONSEP ISLAM DALAM MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP

KELOMPOK 2

KELAS A

PENDAHULUAN

Persoalan lingkungan hidup adalah persoalan global dan bersifat universal, sebab berbicara
tentang lingkungan hidup, berarti berbicara tentang persoalan yang dihadapi seluruh umat
manusia. Persoalan lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh dua hal. Pertama,
karena kejadian alam sebagai peristiwa yang harus terjadi sebagai proses dinamika alam itu
sendiri. Kedua, karena ulah dan perbuatan tangan manusia sendiri, akibatnya alam murka dan
terjadilah bencana.

Kedua bentuk kejadian di atas, mengakibatkan ketidakseimbangan pada ekosistem dan


ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora maupun fauna.
Ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan tersebut dapat dikatakan sebagai bencana atau
kerusakan lingkungan hidup, yang bentuk-bentuknya berupa pencemaran air, pencemaran
tanah, krisis keanekaragaman hayati (biological diversity), kerusakan hutan, kekeringan dan
krisis air bersih, pertambangan dan kerusakan lingkungan, pencemaran udara, banjir lumpur
dan sebagainya.

Dari sekian banyak persoalan kerusakan lingkungan hidup , ternyata peran manusia sangat
besar dalam menciptakan kerusakan tersebut dan untuk itu, manusiapulalah yang paling
banyak menanggung akibatnya (Drs. H. Ahmad Supardi Hasibuan, MA.).

Allah swt berfirman: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat
perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS. Ar-Ruum: 41). “Apa saja
musibah yang menimpa kamu, disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar dari kesalahan itu” (QS. Asy-Syuura: 30)
KONSEP ISLAM DALAM LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan menurut Islam mencakup semua usaha kegiatan manusia dalam sudut ruang dan
waktu. Lingkungan ruang, mencakup bumi, air, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta semua
yang ada di atas dan di dalam perut bumi, yang semuanya diciptakan Allah untuk
kepentingan umat manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Sebagai khalifah,
manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia,
karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Kekhalifahan menuntut
adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan
mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk
mencapai tujuan penciptaannya. Dalam rangka tanggung jawab sebagai khalifah Allah
tersebut manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara kelestarian alam. Seperti dalam
firman Allah yang berbunyi:

‫َّللاُ آتَاكَ ِفي َما َوا ْبت َ ِغ‬ َ ‫اآلخ َرةَ الد‬
َّ ‫َّار‬ َ ‫ال ُّد ْن َيا ِمنَ نَ ِصي َبكَ ت َ ْن‬
ِ ‫س َوال‬

‫سنَ َك َما َوأَحْ س ِْن‬


َ ْ‫َّللاُ أَح‬ َ َ‫ض فِي ا ْلف‬
َّ َ‫سا َد تَب ِْغ َوال إِلَ ْيك‬ ْ َّ‫إِن‬
ِ ‫األر‬

َ‫َّللا‬
َّ ‫ب ال‬ ِ ‫ا ْل ُم ْف‬
ُّ ‫س ِدينَ يُ ِح‬

Yang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dan
janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada
orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berbuat
kerusakan” (Q.S. Al-Qashash: 77).

Bagi kita umat islam, usaha pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan
ekonomis atau politis atau karena desakan program pembangunan nasional. Usaha
pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh
manusia bersama-sama. Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara
baik dan benar adalah ibadah kepada Allah SWT yang dapat memperoleh karunia pahala.
Sebaliknya, setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan
sumber daya alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai-
Nya. (http://blog.umy.ac.id/reynaldigustami/2012/12/14/bagaimana-pandangan-islam-
terhadap-lingkungan-hidup/)
Rasulullah saw telah menyontohkan bagaimana sikap seorang muslim terhadap lingkungan,
sebagaimana sabdanya: “Wahai prajurit, kalian tidak diperkenankan membunuh anak-anak
dan wanita, musuhmu adalah kaum kafir. Jangan membunuh unta/kuda dan binatang lain,
jangan membakar dan merusak kota, menebang pohon dan jangan merusak sumber air
minum” (HR. Muslim).

SIKAP RAMAH LINGKUNGAN YANG DIAJARKAN OLEH AGAMA ISLAM


KEPADA MANUSIA

1. Agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya.

Di dalam al-Quran surat Ar Ruum ayat 9 Allaah swt berfirman : Dan apakah mereka tidak
mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita)
oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri)
dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah
mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan
tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.

Pesan yang disampaikan dalam surat Ar Ruum ayat 9 di atas menggambarkan agar manusia
tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikhawatirkan terjadinya
kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun
untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif
dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan lingkungan
tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim. Rasulullah SAW
menegaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani :Dari Abu Hurairah :
jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah
menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk syurga, kecuali orang-
orang yang bersih. (HR. Thabrani). Dari Hadits di atas memberikan pengertian bahwa
manusia tidak boleh kikir untuk membiayai diri dan lingkungan secara wajar untuk menjaga
kebersihan agar kesehatan diri dan keluarga/masyarakat kita terpelihara.Demikian pula,
mengusahakan penghijauan di sekitar tempat tinggal dengan menanamkan pepohonan yang
bermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, disamping juga dapat memelihara
peredaran udara yang kita hisap agar selalu bersih, bebas dari pencemaran.Dalam sebuah
Hadits disebutkan :Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan
pada yang hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada wajah yang rupawan (HR.
Ahmad).

2. Agar manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan

Di dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah SWT memperingatkan bahwa terjadinya kerusakan di
darat dan di laut akibat ulah manusia. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Serta surat Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut :Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Kedua Firman
Allah SWT ini menekankan agar manusia berlaku ramah terhadap lingkungan (environmental
friendly) dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini.

Dalam Hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi pernah bersabda :Hati-
hatilah terhadap dua macam kutukan; sahabat yang mendengar bertanya : Apakah dua hal itu
ya Rasulullah ? Nabi menjawab : yaitu orang yang membuang hajat ditengah jalan atau di
tempat orang yang berteduh. Di dalam Hadits lainnya ditambah dengan membuang hajat di
tempat sumber air. Dari keterangan di atas, jelaslah aturan-aturan agama Islam yang
menganjurkan untuk menjaga kebersihan dan lingkungan. Semua larangan tersebut
dimaksudkan untuk mencegah agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga terhindar dari
musibah yang menimpahnya.Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber
daya alam merupakan daya dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual
menunjukkan bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam
lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas manusia. Allah SWT Telah memberikan
fasilitas daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia.
3. Agar manusia selalu membiasakan diri bersikap ramah terhadap lingkungan

Di dalam Surat Huud ayat 117, Allah SWT berfirman : Artinya : Dan Tuhanmu sekali-kali
tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan.
Fakta spritual yang terjadi selama ini membuktikan bahwa Surat Huud ayat 117 benar-benar
terbukti. Perhatikan bencana alam banjir di Jakarta, tanah longsor yang di daerah-daerah di
Jawa Tengah, tumpukan sampah dimana-mana, polusi udara yang tidak terkendali, serta
bencana alam di daerah atau di negara lain membuktikan bahwa Allah tidak akan
membinasakan negeri-negeri secara zalim, melainkan penduduknya terdiri dari orang-orang
yang tidak berbuat kebaikan terhadap lingkungan.

Dalam suatu kisah diriwayatkan, ada seorang penghuni surga. Ketika ditanyakan kepadanya
perbuatan apakah yang dilakukannya ketika di dunia hingga ia menjadi penghuni surga?. Dia
menjawab bahwa selagi di dunia, ia pernah menanam sebuah pohon. Dengan sabar dan tulus,
pohon itu dipeliharanya hingga tumbuh subur dan besar. Menyadari akan keadaannya yang
miskin ia teringat bunyi sebuah hadits Nabi, Tidak seorang muslim yang menanam tanaman
atau menyemaikan tumbuh-tumbuhan, kemudian buah atau hasilnya dimakan manusia atau
burung, melainkan yang demikian itu adalah shodaqoh baginya. Didorong keinginan untuk
bersedekah, maka ia biarkan orang berteduh di bawahnya, dan diikhlaskannya manusia dan
burung memakan buahnya. Sampai ia meninggal pohon itu masih berdiri hingga setiap orang
(musafir) yang lewat dapat istirahat berteduh dan memetik buahnya untuk dimakan atau
sebagai bekal perjalanan. Burung pun ikut menikmatinya.
Riwayat tersebut memberikan nilai yang sangat berharga sebagai bahan kontemplasi, artinya
dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan memberikan dua pahala sekaligus, yakni
pahala surga dunia berupa hidup bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih, indah
dan hijau, dan pahala surga akhirat kelak di kemudian hari.Untuk mendapatkan dua pahala
tersebut seorang manusia harus peduli terhadap lingkungan, apalagi manusia telah diangkat
oleh Allah sebagai khalifah. Hal ini dapat dilihat pada surat Al-Baqarah ayat 30 berikut :
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Kekhalifahan
menuntut manusia untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan segala sesuatu agar
mencapai maksud dan tujuan penciptaanNya.

(Drs. H. Ahmad Supardi Hasibuan, MA.)


MODEL-MODEL SOSIALISASI MENGENAI LINGKUNGAN

1. Memberian wawasan mengenai lingkungan hidup kepada generasi penerus


sejak usia dini. Hal ini sangat penting dalam membentuk perilaku masyarakat yang
mencintai dan menjaga lingkungan. Anak-anak usia muda harus diberi pengarahan
atau pengenalan mengenai lingkungan. Pembekalan yang dilakukan pihak orang tua
maupun guru harus bisa meresap kedalam sanubari hati anak-anak tersebut. Sebagai
contoh sosialisasi di dalam lingkup SD, berupa mengajak anak-anak ikut dalam
penanaman pohon ataupun kerja bakti membersihkan lingkungan. Selain itu anak-
anak diajak untuk bisa mencintai alam dengan tidak membuang sampah atau merusak
tanaman.
2. Sosialisasi melalui pesantren yaitu berupa pembekalan wawasan mengenai
lingkungan perlu diterapkan. Hal ini bisa dilakukan dengan menyisipkan materi-
materi keagamaan yang berhubungan dengan lingkungan, sehingga para santri bisa
lebih memahami hakikat keberadaan alam bagi manusia. Diharapkan dari kegiatan ini
para santri bisa memberikan ilmunya dimasyarakat nanti ketika mereka terjun ke
tengah-tengah masyarakat.
3. Memberikan seminar mengenai lingkungan pada mahasiswa. Pemberian
pembekalan wawasan mengenai lingkungan melalui seminar diharapkan bisa
memberikan pengaruh positif bagi mereka. Memberikan permasalahan-permasalahan
yang telah terjadi mengenai lingkungan agar mereka bisa berfikir untuk mencari cara
dalam pemecahan permasalahan-permasalahn mengenai lingkungan itu. Selain itu
para mahasiswa juga diharapkan bisa membentuk suatu kelompok pecinta alam,
sehingga pengalam-pengalaman mengenai cara memelihara alam bisa di berikan pada
masyarakat. Mahasiwa juga bisa melakukan acara penanaman pohon bersama-sama
dengan masyarakat supaya kebersamaan untuk menjaga lingkungan semakin erat.
4. Memasukkan masalah dan pengetahuan tentang lingkungan sebagai materi
dalam khutbah jum’at. Hal ini dimaksudkan supanya masyarakat umum secara tidak
langsung telah mendapat pengetahuan mengenai lingkungan. Disamping itu
penanaman aturan agama mengenai pemeliharaan alam akan bisa menumbuhkan rasa
cinta masyarakat pada lingkungan.
(http://blog.umy.ac.id/reynaldigustami/2012/12/14/bagaimana-pandangan-islam-
terhadap-lingkungan-hidup/)
PENUTUP

Dari beberapa hal yang telah dibahas dalam makalah, kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan yakni bahwa Islam sesungguhnya telah mengajarkan kita bagaimana
menjaga lingkungan sebagaimana mestinya. Bahkan Nabi Muhammad SAW juga
telah mengajarkan agar kita menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan pada saat
beliau dan para sahabat melakukan perang badar. Banyak hal yang akan diperoleh jika
kita menjaga kelestarian lingkungan dan alam, salah satunya adalah akan mendapat
pahala dari ALLAH SWT. Maka kini tinggal bagaimana diri kita melaksanakan
perintah dari ALLAH SWT untuk menjaga kelestarian alam untuk diri kita, generasi
yang akan datang, dan seluruh umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai