Anda di halaman 1dari 3

DISPERSI KOLOIDAL DAN NANOPARTIKEL

Tujuan dari praktikum untuk mengetahui sifat disperse koloidal dan nanopartikel,stabilitas dan
proteksinya.

Fase adalah suatu daerah berisi materi dengan komposisi dan sifat fisika yang sama. Bayangkan
air dan es yang berada dalam wadah gleas yang sama, walaupun kedua senyawa ini memiliki komposiss
yang sama namun memiliki sifat fisika yang berbeda.

Larutan adalah suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat yang membentuk satu fase
dan tidak saling memisahkan. Campuran air dan gula secara makro atau penglihatan mata telanjang
akan terlihat seperti terlarut secara sempurna namun jika dilihat pada tingkatan submikroskopik,
molekul air dan molekul gula terpisah. Sebagian daerah disii air,sebagian gula, dan sebagian lagi terjadi
ikatan antara air dan gula dengan ikatan hydrogen.

Koloid adalah campuran heterogen antara dua fase yang terdiri dari fase terdisperi dan fase
kontinyu atau medium pendispersi. Susu terdiri dari partikel lemak cair sebagai zat terdispersi dan air
sebagai medium pendispersi. Medium pendispersi atau fase kontinyu dianggap sebagai solvent-like dan
fase terdisperi sebagai solute-like.

Karakteristik :
1. Disperse molekuler : Ukuran partikel 1<nm dan berupa ion atau molekul.
2. Disperse koloid : Ukuran partikel 0,001-0,5 μm (1nm-500nm) atau dalam rentang
nanometer. Dapat berupa molekul tunggal, agregat, atau bahkan makromolekul. Oleh karena itu
nanopartikel memiliki karakteristik sebagai disperse koloid.
3. Disperse kasar : Ukuran partikal >500nm

Tipe Koloid
Koloid liofilik adalah koloid yang tersolvatasikan oleh pelarut/solvent dan sering dinamakan koloid yang
suka solven. Koloid liofilik memiliki afinitas yang cukup baik untuk berikatan dengan molekul air ketika
koloid ini terdispersi dan terhidrasi. Koloid yang terhidrasi akan mengembang (swelling) sehingga
membuat nilai viskotsitas dari sistm membesar. Hal ini menstabilkan koloid karena kekuatan ikatan
antarpartikel menjadi lebih kecil dan terhindar dari pengendapan(settling). Bisa juga koloid yang
bermuatan membentuk repulsion antarpartikel sehingga kejadian saling menempel dapat dikurangi.

Kolorid liofibik merupakan kebalikan koloid liofilik. Koloid ini tidak senang dengan pelarut air atau
medium pendispersi air. Koloid ini memiliki afinitas yang kurang baik terhadap air sehingga nilai
viskositas dari system tidak mengalami perubahan yang signifikan dan cenderung dapat membentuk
endapan. Koloid ini dapat melakukan adsorpsi ion elektrolit sehingga koloid ini dapat memiliki muatan.

Pembuatan Koloid
Metode kondensasi merupakan metode menggabungkan partikel-partikel kecil seperti ion dan molekul
hingga membentuk partikel yang lebih besar yang masih dalam jangkauan kolodial.
Metode disperse merupakan metode pengecilan partikel-partikel dan partikel-partikel berdimensi
koloidal. Metode ini memerlukan disintegrator mekanik atau colloid mil. Sering kali zat yang tidak masuk
jangkauan koloidal menjadi kolidal ketika bertemu dengan pelarut air. Disperse ini sering disebut
peptisasi. Logam dapat didisperi dalam koloid dengan cara mengalirkan arus listrik menggunakan tabung
elektronik.

Semua disperse koloidak memiliki sifat optic yang dinamakan efek Tyndall. Jika sinar diarahkan ke arah
koloid maka cahaya akan dipancarakan hingga membentuk seberkas cahaya yang berbentuk kerucut.
Hal ini digunakan untuk membedakan kolid dengan larutan sejati. Tyndall scattering akan memancarkan
semua Panjang gelombang secara sama. Sedangankan Rayleigh memancarkan semua Panjang
gelombang secara tidak sama. Semakin rapat scattering akan semakin jelas nampaknya.

Gerak Brown merupakan gerak acak partikel koloid. Hal ini terjadi karena tabrakan partikel medium
pendispersi dengan partikel koloid. Ukuran 5 mikormeter. Semakin besar , semakin tahan partikel untuk
menahan terbakar namun sebaliknya jika partikel kecil maka akan menyebabkan gerakan acak.

Dalam sister kolorid, akan selalu ada perbedaan potensial listrik antara fase koloid dengan fase yang
berada disekelilingnya. Pada koloid yang bermuatan dapat menarik kelebihan dari counter ion yang ada
disekitar membentuk sebuah lapisan yang disebut electric double layer. Dengan ada nya muatan listrik
dipermukaan koloid, maka dapat terjadi kemungkinan partakel perpindahan muatan ke arah muatan
eksternal. Hal ini disebut elektroforesis.

Koloid tidak mampu melewati membrane semiperbeabel. Hal ini membuktikan bahwa peran albumin
untuk menjaga tekanan osmotic darah karena albumin tidak dapat menembus membrane pembuluh
darah. Di ginjal,ion atau moleku yang kecil disaring dimembran glomerulus namun makromolekul
ditahan.

Keseragaman disperse penting karea untuk efektivitas diagnostic dan tearepetik sehingga usaha untuk
pencegarah pengendapan diperlukan. Penambahan koloid hidrofilik ke perumukaan koloid hidrofobik
akan mengalami adsorpsi sehingga koloid hidrofilik meyelimuti koloid hidrofobik disebut perlindungan
hidrofobik. Jika tidak dilindungi koloid hidrofobik akan mengalami pengendapan ketika berikaan dengan
air.
Jika berbicara stabilitas koloid, terdapat 2 jenis atraktif yaitu vanderwals dan disperse dimana kedua zat
akan berikatan di jarak yg sangat dekat. Ada lawannya yaitu gaya tolak dan ini lah yang membuat kedua
partikel terpisah. Ketika koloid disuspensi dalam cairan energi kinetic nya lebih kecil disbanding energi
kinetic partikel gas. Hal ini membuat gaya tolak kecil. Hal ini lah yang membuat agregat yg melebih
partikel koloid sehingga jatuh kedasar. Proses ini disebut koagulasi. gaya tolak elektrostatik dapat
kehilangan efektivitasnya jika konsentrasi ion dari medium terlalu besar atau jika medium membeku.

Contoh ketidakstabilan
Coalescence : tetes-tetes kecil bergabung menjadi partikel yang lebih besar.
Flocculation : hamper sama seperti coalescene namun lebih kecil.
Creaming : tetes fase minyak yang mengapung karena kerapatannya lebih kecil ketimbang air dan
hilangnya kemampuan untuk bergandengan.
Breaking : hasil akhir dari proses proses diatas dan merupakan konsekuensi termodinamk
ketidakcampuran kedua fase

Anda mungkin juga menyukai