PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air bersih adalah kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Penyediaan
kebutuhan air bersih bagi masyarakat merupakan tugas dari PDAM, yang
merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak dibidang pengolahan dan
pendistribusian air bersih. Proses pengolahan air bersih di PDAM dilakukan secara
fisika dan kimia. Koagulasi dan flokulasi dan sedimentai merupakan beberapa
proses yang terjadi di unit aselator, yang dilakukan untuk mendapatkan air bersih
dengan memanfaatkan prinsip sifat sifat kolid. Bahan bahan yang biasa
digunakan adalah tawas, karbon aktif, klorin, kapur tohor dan pasir.
Mayonaise, yang dikenal juga dengan mayo, merupakan salah satu contoh
koloid. Makanan satu ini sangat bermanfaat membantu para ibu untuk
mengistimewakan masakannya. Mayonaise sangat digemari oleh anak anak
sampai orang tua karena mayonaise sangat cocok untuk dikonsumsi untuk
menemani masakan yang kita masak seperti masakan kentang goreng.
BAB II
ISI
2.1 Teori Dasar
Koloid memiliki beberapa sifat khusus yang bisa diamati, dan hampir
seluruh sifat ini bisa diaplikasikan untuk memudahkan kehidupan manusia seharihari. Beberapa dari sifat tersebut adalah:
a.) Adsorpsi : peristiwa permukaan di mana suatu zat dapat menarik zat lain untuk
menempel di permukaannya
b.) Elektroforesis : partikel koloid yang bermuatan listrik dan dapat bergerak
dalam medan listrik
c.) Dialisis : suatu proses pemisahan koloid dari zat lain
d.) Koagulasi : penggumpalan partikel koloid
e.) Gerak Brown :gerakan partikel koloid yang acak
f.) Efek Tyndall : kemampuan partikel koloid menyerap energi cahaya
Salah satu aplikasi yang sangat umum bagi koloid ini adalah penjernihan air
menggunakan koagulan dan flokulan.
Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang
lain dimana molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi
saling bergerak antagonik. Emulsi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu fase
terdispersi, fase pendispersi, dan emulsifier. Faktor-faktor stabilitas emulsi adalah
sbb:
Suhu
Ukuran partikel
Dispersi koloid
Terdiri dari zat zat yang tidak larut dengan partikel partikel yang terdiri dari
gabungan banyak molekul misalnya dispersi koloid minyak dalam air
b.)
Larutan makromolekul
Berupa larutan dengan zat terlarut yang berat molekulnya tinggi misalnya protein ,
karbohidrat., polivinil klorida.
c.)
Koloid Asosiasi
Terdiri dari larutan zat zat yang larut dengan berat molekul rendah tetapi
membentuk agregat agregat membentuk partikel berukuran koloid misanya
larutan sabun dan detergant.
Koloid selalu terdiri dari dua fasa yaitu fasa terdispersi yang terdiri dari
partikel partikel berukuran koloid dan medium terdispersi yang merupakan
medium tempat partikel partikel koloid tersebut tersebar
Jenis Sistem
Fase terdispersi
Fasa Pendispersi
Contoh
Busa
Gas
Cairan
Busa Sabun
Busa Padat
Gas
Padat
Polistirena
Aerosol Cair
Cairan
Gas
Spray serangga
Emulsi
Cairan
Cairan
Cairan
Padat
Margarin
Aerosol Padat
Padat
Gas
Debu, Asap
Sol
Padat
Cairan
Pasta gigi,
Sol Padat
Padat
Padat
Gelas berwarna
telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pengolahan air dari air yang tercemar yang tidak layak untuk
digunakan menjadi air bersih yang dapat digunakan manusia untuk melakukan
segala aktivitasnya. Salah satu cara pengolahan air bersih yaitu dengan proses
koagulasi-flokulasi.
Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara pengolahan air untuk
menghilangkan zat-zat yang berbahaya dalam air untuk menghasilkan air bersih
yang bisa digunakan manusia. Koagulasi adalah proses destabilisasi koloid dan
partikel-partikel yang ada di dalam air sehingga membentuk flok dengan
melakukan penambahan bahan kimia (koagulan) dan proses pengadukan cepat.
Proses koagulasi ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kecil yang
tidak dapat mengendap dengan sendirinya. Sedangkan flokulasi adalah proses
penggabungan flok-flok yang dihasilkan dari proses koagulasi menjadi flok yang
lebih besar sehingga membuat partikel-partikel tersebut dapat mengendap.
Penggabungan flok-flok tersebut disebabkan karena proses pengadukan lambat.
Karena itu koagulasi dan flokulasi adalah proses yang terjadi berurutan dan tidak
dapat dipisahkan.
Air baku dari air permukaan sering mengandung bahan-bahan yang tersusun
oleh partikel koloid yang tidak bisa diendapkan secara alamiah dalam waktu
singkat. Partikel-partikel koloid dibedakan berdasarkan ukuran. Jarak ukurannya
antara 0,001 mikron (10-6 mm) sampai 1 mikron (10-3 mm). Partikel yang
ditemukan dalam kisaran ini meliputi (1) partikel anorganik, seperti serat asbes,
tanah liat, dan lanau/silt, (2) presipitat koagulan, dan (3) partikel organik, seperti
zat humat, virus, bakteri, dan plankton. Dispersi koloid mempunyai sifat
memendarkan cahaya. Sifat pemendaran cahaya ini terukur sebagai satuan
kekeruhan. Koloid merupakan partikel yang tidak dapat mengendap secara alami
karena adanya stabilitas suspensi koloid. Stabilitas koloid terjadi karena gaya tarik
van der Waal's dan gaya tolak/repulsive elektrostatik serta gerak brown. Kestabilan
koloid dapat dikurangi dengan proses koagulasi (proses destabilisasi) melalui
penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan. Terjadinya muatan pada
partikel menyebabkan antar partikel yang berlawanan cenderung bergabung
membentuk inti flok.
Proses koagulasi selalui diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti
flok atau flok kecil menjadi flok yang berukuran besar. Tahap awal dimulai dengan
proses koagulasi, koagulasi melibatkan netralisasi dari muatan partikel dengan
penambahan elektrolit. Dalam hal ini bahan yang ditambahkan biasanya disebut
sebagai koagulan atau dengan jalan mengubah pH yang dapat menghasilkan
agregat/kumpulan partikel yang dapat dipisahkan. Hal ini dapat terjadi karena elektrolit
atau konsentrasi ion yang ditambahkan cukup untuk mengurangi tekanan
elektrostatis di antara kedua partikel. Agregat yang terbentuk akan saling menempel
dan menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih besar yang dinamakan
mikroflok, dimana mikroflok ini tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam larutan dan mendorong
terjadinya tumbukan partikel sangat diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi
yang bagus. Biasanya proses koagulasi ini membutuhkan waktu sekitar 1-3 menit.
Tahap selanjutnya dari proses koagulasi adalah proses flokulasi. Flokulasi
disebabkan oleh adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang disebut
sebagai flokulan (Rath & Singh, 1997). Mikroflok yang terbentuk pada saat proses
koagulasi sebagai akibat penetralan muatan, akan saling bertumbukan dengan
adanya pengadukan lambat. Tumbukan tersebut akan menyebabkan mikroflok
berikatan dan menghasilkan flok yang lebih besar. Pertumbuhan ukuran flok akan
terus berlanjut dengan penambahan flokulan atau polimer dengan bobot molekul
tinggi. Polimer tersebut menyebabkan terbentuknya jembatan, mengikat flok,
memperkuat ikatannya serta menambah berat flok sehingga meningkatkan rate
pengendapan flok. Waktu yang dibutuhkan untuk proses flokulasi berkisar antara
15-20 menit hingga 1 jam.
Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk
lambat . Pada bak pengaduk cepat, dibubuhkan bahan kimia (disebut koagulan).
Pengadukan cepat dimaksudkan agar koagulan yang dibubuhkan dapat tercampur
secara merata/homogen. Pada bak pengaduk lambat, terjadi pembentukan flok yang
berukuran besar hingga mudah diendapkan pada bak sedimentasi. Berikut ini
digaram alir pengolahan air bersih dengan metode koagulasi flokulasi.
3. Proses pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
kondensasi dan cara dispersi. Jelaskan perbedaan antara kedua cara tersebut.
Akan lebih baik jika Anda dapat memberikan penjelasan secara visual.
Jawaban : Proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah mengubah
partikel partikel larutan yang terdiri dari molekul molekul ion atau ion ion
menjadi partikel koloid. Cara kondensasi ini merupakan cara kimia misalnya reaksi
hidrolisis , reaksi dekomposisi , reaksi dekomposisi dan reaksi pergantian pelarut,
reaksi redoks.
a.) Reaksi redoks
Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan
SO
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
d.) Reaksi pergantian pelarut
Pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah
dengan air.
Persamaan reaksinya: S (aq) + alkohol + air S (s) Larutan S sol belerang
Pembuatan AgCl
Persamaan reaksinya : AgNO3 (aq) + HC1 (aq) AgCl (s) + HNO 3 (aq)
b.) Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat
elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid.
Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol
belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.
c. ) Busur Bredig
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel
koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah
dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat
yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian
diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan
meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh, pembuatan
sol logam.
10
4. Partikel koloid dapat bermuatan listrik yang disebabkan oleh sifat sifat
partikel koloid seperti adsorpsi, elektroforesis, dan koagulasi. Dapatkah anda
menjelaskan sifat sifat koloid tersebut dan sifat koloid lainnya ? Berikan contoh
untuk setiap yang anda jelaskan!
Jawaban:
a.) Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Bila seberkas
sinar dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (air teh), dan
larutan (gula dalam air), dan dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka
lintasan cahaya akan terlihat jejaknya pada suspensi dan koloid, sedangkan larutan
tidak akan tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya
yang dihamburkan oleh partikel-partikelnya dimana pada saat itu melewati suspensi
atau koloid, sedangkan pada larutan tidak. Partikel koloid dan suspensinya cukup
besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya. Penerapan
Efek Tyndall kehidupan sehari-hari contohnya adalah sebagai berikut :
Sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi hari
b.) Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah
11
c.)
dilakukan
oleh
partikel
partikel
pada
susu.
Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan
partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel
koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik
tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid
yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung
dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion
yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan
positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan
negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik
statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya
elektron yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi
partikel koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam
medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang
berlawanan dengan muatan koloid. Contoh Adsorpsi adalah sebagai berikut :
12
d.)
Koagulasi
Penjernihan air
Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3 + atau Al3+
13
e.)
Elektroforesis
Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan
ion
negatif,
sehingga
akan
menjadi
koloid
negatif.
Identifikasi DNA
f.)
Dialisis
Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan
5. Air mengandung partikel partikel koloid tanah liat yang bermuatan negatif.
Untuk keperluan air minum. Partikel partikel koloid ini harus dipisahkan,
seperti dengan penambahan tawas Al2(SO4)3. Jelaskan proses penjernihan air
berdasarkan konsep koloid dari pemicu diatas. Sertakan gambar ataupun video
untuk melengkapi penjelasan anda!
14
Tawas (Al2(SO4)3)
2. Karbon Aktif
3. Klorin/Kaporit
4. Kapur Tohor
5. Pasir
Mekanisme pengolahan air bersih di PDAM dengan menggunakan tawas :
1. Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi
ini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur yang
mengendap dibuang dengan pompa.
2. Kemudian air yang masih mengandung partikel partikel lumpur yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat mengendap karena pengaruh gravitasi dialirkan
ke dalam bak ventury. Pada tahap ini air dicampur dengan Al2(SO4)3. 18 H2O
(tawas). Ion Al3+ yang terdapat pada tawas akan terhidroslisis membentuk partikel
koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3 H2O Al(OH)3 + 3H+
15
16
2.2.2 Pemicu B
2. Mayo merupakan salah satu contoh emulsi cair dalam pendispersi cair.
Jelaskan apa maksud dari kalimat tersebut. Jelaskan juga jenis emulsi lain yang
Anda ketahui. Bagaimana dua fase cairan yang saling tidak menyukai bisa
bercampur selama penyimpanan? Jelaskan faktor-faktor apa s
aja yang dapat mempengaruhi kestabilan emulsi dan bagaimana faktor-faktor
tersebut dapat mempengaruhi kestabilan emulsi. Berikan gambaran visual untuk
memperjelas keterangan Anda.
Jawaban : Mayonnaise merupakan salah satu contoh emulsi cair dalam pendispersi
cair adalah kedua fase (baik terdispersi maupun pendispersi) berupa cairan. Fase
terdispersi yang berupa minyak sayur dan pendispersi yang berupa asam cuka,
keduanya berada pada fase cair. Karena inilah mayonnaise disebut sebagai
emulsi cair.
17
a.
b. Emulsi cair
Merupakan emulsi yang fase pendispersinya berupa cairan dan fase
terdispersinya berupa cairan. Contoh dari emulsi cair adalah susu, minyak ikan,
dan santan.
c.
Emulsi gas
Merupakan emulsi yang fase pendispersinya berupa gas dan fase terdispersinya
berupa cairan. Contoh dari emulsi gas adalah obat-obat insektisida (spray),
kabut, dan hair spray.
Untuk mencampurkan dua fase cairan yang saling tidak menyukai selama
Emulsifier memiliki dua sisi gugus, yaitu gugus hidrofilik dan lipofilik. Hal ini
dapat dilihat dengan contoh mayonnaise tersebut. Emulsifier dalam mayonnaise
adalah putih telur. Putih telur ini memiliki gugus hidrofilik dan lipofilik, gugus
hidrofilik akan mengarah kepada asam cuka sebagai fase pendispersinya, dan gugus
lipofilik akan mengarah kepada minyak sayur sebagai fase terdispersinya.
Perbedaan kepolaran pada asam cuka dan minyak sayur yang menyebabkan kedua
zat tersebut tidak dapat bercampur dapat diatasi dengan putih telur tersebut sebagai
emulsifier. Emulsifier menurunkan tegangan permukaan antara kedua zat tersebut
sehingga kedua zat dapat bercampur.
18
gaya tarik-menariknya (gaya Van Der Waals), maka emulsi yang terbentuk
stabil. Adanya tolakan lapisan rangkap listrik mengurangi laju agregasi
dan coalescence. Jadi, semakin besar tolakan lapisan rangkap listrik,
semakin stabil emulsi.
19
perbedaan densitas antara dua fase dapat menurunkan laju creaming dan agregasi.
Jadi, semakin kecil perbedaan densitas dua fase, semakin stabil emulsi.
d.)
emulsi. Semakin besar ukuran droplet dan semakin banyaknya volume fase
terdispersi, maka akan semakin besar juga peluang terbentuknya agregat. Oleh
karena itu, semakin kecil ukuran droplet dan volume fase terdispersi maka semakin
berkurang laju agregasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecilnya
ukuran droplet dan volume fase terdispersi, maka semakin stabil emulsi.
e.)
agregasi. Hal ini dikarenakan tingginya viskositas fase pendispersi akan membuat
fase yang terdispersi dalam campuran semakin sulit bergerak. Gerak yang dimaksud
adalah gerak partikel fase terdispersi yang cenderung berkumpul dengan partikel
cairan sejenis dan membuat emulsi tidak stabil. Jadi, semakin tinggi viskositas fase
pendispersi, maka semakin stabil emulsi.
f.)
kestabilan emulsi adalah gaya tarik-menarik antar fase terdispersi (gaya Van Der
Waals). Semakin besar gaya tarik-menarik antar partikel fase terdispersi, maka akan
semakin membuat emulsi tidak stabil. Hal ini dikarenakan gaya tarik-menarik antar
partikel fase terdispersi akan meningkatkan laju agregasi dan coalescence.
20
Contoh:
-
stabil (b), terlihat dari bagaimana campuran dua fase terlihat jelas terpisah.
Namun, ketika ditambahkan emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan
antarmuka maka fase terdispersi suatu emulsi dapat menyebar secara merata
dalam fase pendispersi. Meratanya sebaran fase terdispersi (tidak berkumpul
lagi seperti gambar (b) ini yang mengindikasikan bahwa emulsi telah menjadi
stabil (a).
-
terdispersi sulit untuk bergerak dalam emulsi dan sulit untuk berkumpul seperti
gambar (b). Sehingga dengan adanya viskositas fase pendispersi yang tinggi akan
membuat partikel terdispersi stabil menyebar merata seperti yang ditunjukkan pada
gambar
21
3. Ada 2 tipe pembentukan emulsi, yaitu oil in water emulsion dan water in oil
Merupakan suatu jenis emulsi yang fase internalnya berupa minyak dan
pendispersinya berupa air. Emulsi tipe ini umumnya mengandung kadar air yang
lebih dari 31-41%, sehingga emulsi O/W dapat diencerkan atau bercampur dengan
air.
Pada fase ini, emulsi bersifat polar maka molekul-molekul emulsifier akan
teradsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan minyak. Akhirnya, tegangan
permukaan air menjadi lebih rendah, xehingga mudah menyebar menjadi fase
kontinyu.
22
Berikut adalah metode yang dapat digunakan untuk membedakan emulsi O/W
dan W/O
a. Pengenceran
Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu partikel fase terdispersi
bergabung dengan partikel fase pendispersi, di mana jika fase pendispersi
bertemu dengan sesamanya maka zat tersebut dapat mendispersi dengan
mudahnya.
b. Kelarutan pewarna
Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu dispersi pewarna akan
seragam ketika dilarutkan dalam emulsi jika pewarna tersebut terdapat
dalam fase pendispersinya.
c. Arah creaming
Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu dapat terpisahnya fase
terdispersi dengan fase pendispersinya, di mana fase terdispersi akan
memisahkan diri dari fase pendispersinya sehingga dapat diketahui jenis
dari emulsi tersebut.
d. Hantaran listrik
Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar yaitu air dapat menghantarkan
arus listrik dengan baik, sementara tidak dengan minyak. Menggunakan
23
4. Bahan dasar mayo adalah minyak nabati, tapi rasa minyak nabati dalam mayo
ini sudah tidak ada. Dapatkah anda menjelaskan secara saintifik dan
bagaimana setiap molekul minyak dapat dikelilingi oleh mikromolekul dari
larutan asam?
Mayonaise adalah sebuah jenis saus yang terbuat dari bahan utama yaitu
minyak nabati, telur ayam, dan cuka. Mayonaise umumnya digunakan sebagai
perasa pada makanan seperti selada atau sandwich.
Mayonaise merupakan emulsi minyak nabati dalam asam yang distabilkan
oleh lesitin (semacam lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam
mayonaise tidak terasa meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar nabati.
Hal ini dikarenakan setiap molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul dari
larutan asam. Prinsipnya bukan mengemulsikan sejumlah larutan asam ke dalam
minyak yang banyak melainkan mengemulsikan sejumlah besar minyak dalam
sebagian kecil larutan asam.
24
laju creaming
jari-jari partikel
percepatan gravitasi
25
b.)
Metode Flocculation
Flocculation diartikan sebagai proses dimana dua atau lebih droplet saling
menempel tanpa kehilangan identitas. Bersifat reversible dan dapat diatasi dengan
cara agitasi atau pengadukkan.
2( ) 4
3
Dengan :
Kb
tetap Boltzmann
temperatur (K)
Saat nilai max > 10, agregasi Brownian dapat diabaikan, ketika max < 0,1, agregasi
pengendapan dapat diabaikan.
26
d.)
=
Dengan :
P
=
=
r
=
tekanan laplace
tegangan permukaan
jari-jari partikel
Semakin tinggi volume fase terdispersi, tekanan uap relatif juga akan
semakin tinggi (kelarutan bertambah) sesuai dengan persamaan Kelvin:
2
ln ( ) =
0
27
Dengan :
P
P0
tegangan permukaan
Vm
Dengan :
D
Koefisien difusi
28
2.2.3 Pemicu C
1. Benarkah penggunaan emulsifier dapat digunakan untuk menstabilisasi
emulsi? Jelaskan dan berikan rujukan sebagai dasar penjelasan Anda. Berikan
satu contoh emulsifier food grade, dan jelaskan proses pembuatan emulsifier
tersebut.
Ya. Emulsifier adalah suatu substansi dengan kuantitas kecil yang
ditambahkan ketika proses persiapan emulsi berlangsung dengan tujuan
menstabilkan emulsi. Emulsi bisa disebut tidak stabil karena kedua larutan
cenderung untuk memisahkan diri satu sama lain. Emulsifier dapat menstabilkan
emulsi karena emulsifier memiliki struktur molekul yang terdiri dari bagian
hidrofobik dan hidrofilik.
Contoh emulsifier food grade yaitu gelatin . Proses pembuatan gelain dibagi
menjadi dua, yaitu proses asam dan proses basa. Perbedaan antar kedua proses
tersebut terletak pada proses perendamannya. Dari hasil yang terbentuk, akan
terdapat dua tipe gelatin, yaitu gelatin tipe A dan gelatin tipe B. Bahan baku gelatin
adalah tulang ayam. Berikut merupakan proses pembuatan gelatin.
e.)
b.)
c.)
Demineralisasi:
untuk
mendapatkan
ossein
(Gelatin
tipe
A)
29
e.)
f.)
2. Bagaimana cara memperoleh kondisi emulsi yang stabil? Perlukah anda tahu
ukuran dan densitas partikel untuk menjaga kestabilan emulsi? Jelaskan.
Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air dan
minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase
dispers. Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel yang
sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi
stabil. Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang
dipakai adalah :
.)
f.) Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers.
c.)
Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua
permukaan partikel dengan segera. Ukuran dan densitas partikel perlu diketahui
agar dapat menentukan jumlah emulgator yang diperlukan untuk menutup semua
permukaan partikel.
3. Pada emulsi selama penyimpanan, banyak terjadi sedimentasi bahan padatan
dan juga creaming. Mengapa demikian? Jelaskan apa yang terjadi dengan
partikel yang berada dalam sistem emulsi.
Berikut merupakan hal-hal yang terjadi pada partikel yang berbeda dalam sistem
emulsi:
a.)Terjadi jutaan tabrakan antar partikel.
b.)Partikel terkena gaya gravitasi sepanjang waktu
c) Partikel selalu bergerak dan gerakan tersebut disebut dengan Brownian
Movement
30
2 2 ( )
9
0,1
=
1
2 (2 0,5.106 )(9,8 2 )(0,93.103 1,1.103 )/3
9 (0,015 )
= 75
31
a.) Mengurangi tegangan permukaan, pada permukaan minyak dan air yang
mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan kesetimbangan fase antara
minyak, air dan pengemulsi pada permukaan yang memantapkan antara emulsi
b.) Memperbaiki tekstur produk pangan
32
33
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Koloid memiliki beberapa ciri khas, seperti efek Tyndall, gerak Brown,
koagulasi, dialisis, dan elektroforesis.
2. Emulsi mengandung partikel di dalamnya sehingga penyimpanan menyebabkan
partikel tersebut membentuk sedimentasi atau creaming dengan menggunakan
prinsip pergerakan partikel dalam hukum Stokes.
34
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1986. Physical Chemistry Third Edition. Oxford: Oxford University
Press. Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia. Robert E.
King, Ph.D. 1984. Pennsylvania: Mack Publishing Company Jerome B. Lando dan
Samuel H. Maron.
35
36
37