BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………...
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………...
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian …………………..……………………………........
4.2 Penjelasan ………………………..…………………………....
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………..………………
5.2 Saran …………..…………………………………………
Disusun Oleh
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat karunia serta hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “ Proses Menjernihkan Air Dengan
Biji Asam Jawa (Tamarindus indica)”.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat guna memenuhi tugas sekolah SMA Negeri 1
Pematangsiantar manusia biasa, penulis sangat menyadari kemampuan yang dimiliki sehingga
selesainya penulisan Karya Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari guru
pembimbing, teman sekelas, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penulis juga menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Seperti kata
pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Maka, penulis sangat berharap kritik serta saran dari
pembaca yang bersifat membangun agar karya tulis ini menjadi lebih sempurna. Dengan
selesainya karya ilmiah ini semoga bermanfaat untuk adik-adik kelas X dan XI.
1. Dapat mengetahui hasil penjernihan air melalui cara sederhana dengan memanfaatkan
sistem koloid.
2. Agar pembaca mengetahui tahap sederhana dalam proses penjernihan air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas
yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. (Michael Purba : 2002)
Adsorpsi adalah peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain.
Suatu partikel koloid akan bermuatan listrik apabila terjadi penyerapan ion pada
permukaan partikel koloid tersebut. Contohnya: koloid Fe(OH) 3 dalam air akan
menyerap ion H+ sehingga bermuatan positif, sedangkan koloid As2S3 akan menyerap
ion-ion negatif. Berbeda dengan absorpsi pada umumnya, penyerapan yang hanya
sampai ke bagian dalam di bawah permukaan suatu zat, suatu koloid mempunyai
kemampuan mengabsorpsi ion-ion. Hal itu terjadi karena koloid tersebut mempunyai
permukaan yang sangat luas.
Sifat adsorpsi partikel-partikel koloid ini dapat dimanfaatkan, antara lain yaitu:
1. Penjernihan air
Air keruh dapat dijernihkan dengan menggunakan tawas (K 2SO 4A1 2 (SO 4 ) 3)
yang ditambahkan ke dalam air keruh. Koloid Al(OH) 3 yang terbentuk akan
mengabsorpsi, menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.
Pemanfaatan yang lainnya yaitu dengan teknik penyaringan atau dengan menggunakan
biji asam karena biji asam mempunyai kemampuan mengumpulkan dan mempercepat
proses pengendapan. Hal itu dikarenakan biji asam jawa mampu mengikat partikel
lumpur sungai sehingga cepat mengendap dan mengumpul.
2. Koagulasi
Di bawah ini beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri.
a) Pembentukan delta di muara sungai. Hal ini terjadi karena koloid tanah liat akan
terkoagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
b) Sol tanah liat (berbentuk lumpur) dalam air, yang membuat air menjadi keruh, akan
3+
menggumpal jika ditambahkan tawas. Ion Al akan menggumpalkan koloid tanah liat
yang bermuatan negatif. Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari
partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut
kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
(http://id.wikipediakimia.org/wiki/koagulasi) diakses tanggal 22 Agustus 2012
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Fabales
Familia: Caesalpiniaceae
Genus : Tamarindus
Biji asam jawa dapat dipergunakan sebagai koagulan pada proses koagulasi
karena pertimbangan kandungan tannin dalam biji tersebut. Tannin adalah senyawa
phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara 500-3000 dapat
mengendapkan protein dari larutan. Sebagian besar biji legume mengandung tannin
terutama pada kulit bijinya. Warna kulit biji yang makin gelap menandakan kandungan
tannin makin tinggi (Anonymous : 2007).
Biji asam jawa memiliki kandungan tannin sebesar 20,2% yang terdapat pada
kulit biji dan kandungan pati dalam daging biji cukup besar sekitar 33,1% (Gunasena :
2000).
(http://www.-fapet.ipb.ac.id/pin/Web/bab92.htm-13k-) diakses tanggal 18 September 2012.
Koagulan yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan air
adalah seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
REAKSI DENGAN pH
NAMA FORMULA BENTUK
AIR OPTIMUM
Aluminium sulfat,
Al2(SO4)3.xH2O
Alum sulfat, Alum, Bongkah, bubuk Asam 6,0 – 7,8
x = 14,16,18
Salum
NaAlO2 atau
Sodium aluminat Bubuk Basa 6,0 – 7,8
Na2Al2O4
Polyaluminium
Aln(OH)mCl3n-m Cairan, bubuk Asam 6,0 – 7,8
Chloride, PAC
Ferri sulfat Fe2(SO4)3.9H2O Kristal halus Asam 4–9
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan
standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi
dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat
untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk
dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu sebagai berikut:
3.1.1 Alat
1. Gelas Kimia ukuran 500mL 1 buah
5. Spatula 1 buah
6. Pisau 1 buah
3.1.2 Bahan
1. Biji Asam yang telah matang dikuliti lalu ditumbuk hingga halus.
2. Setelah halus, biji asam kemudian dikeringkan dan ditumbuk menjadi bubuk lalu
kemudian letakkan pada cawan petri yang telah disiapkan.
3. Air kotor yang telah diambil dimasukkan kedalam 5 gelas kimia, diukur setinggi 100ml.
4.Dalam setiap 4 gelas yang telah berisi air kotor dimasukkan bubuk asam. Bubuk asam
pada gelas pertama 1 spatula, gelas kedua 2 spatula, gelas ketiga 4 spatula, gelas
keempat 6 spatula. Kemudian aduk sampai bubuk itu menjadi tercampur dengan air.
5. Pada gelas kelima diisi air yang kotor dan keruh yang tidak dicampur biji asam untuk
dijadikan pembanding.
PEMBAHASAN
4.2 Penjelasan
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
adsorpsi. Bahan yang dibutuhkan untuk menjernihkan air dalam percobaan ini yaitu
biji asam. Jumlah bubuk biji asam yang dipakai harus sesuai dan seimbang dengan
volume air, jika jumlah bubuk asam tidak cocok dengan volume air tidak sesuai dan
seimbang maka percobaan tidak berhasil. Pada gelas pertama jumlah bubuk yaitu 1
spatula masih kurang cocok dengan volume air hasil penjernihan air belum jernih,
gelas yang ketiga dan keempat jumlah bubuk yaitu 4 dan 6 spatula masih tidak cocok
hasil penjernihan air kurang jernih jika jumlah bubuk lebih banyak dari volume air
yang diuji, sedangkan pada gelas kedualah yang cocok dan pas dengan volume air
yaitu 2 spatula dalam jumlah volume 100mL air, jadi jika volume air 50mL berarti 1
spatula, jika 150mL air 3 spatula dan begitu seterusnya.
Biji Asam yang digunakan dalam percobaan ini dapat mengendapkan dan
menyerap material-material yang terdapat dalam air yang keruh dan kotor.
Penggunaan biji asam merupakan cara yang sederhana dan efektif karena biji asam
tidak sulit didapat, harganya murah dan mudah diolah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Biji asam jawa dapat menjernihkan air karena dalam biji asam jawa mengandung
tannin. Tannin adalah suatu zat yang dapat menyerap dan menggumpalkan kotoran-
kotoran yang terdapat dalam air yang keruh sehingga kotoran pun dapat mengumpul
dan mengendap di dasar air yang keruh tersebut.
2. Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid yaitu adsorpsi (penyerapan) dan
koagulasi (penggumpalan).
3. Proses penjernihan melalui biji asam dapat dilihat pada hasil air yang didapat terlihat
jernih dari percobaan pada hari ke 4.
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa disampaikan di karya ilmiah ini, yaitu hendaknya
masyarakat dapat mengetahui lebih lanjut proses-proses penjernihan air selain dari
menggunakan biji asam, tawas ataupun proses penyaringan. Apabila mengalami kesulitan
memperoleh air bersih, maka penjernihan air dapat dilakukan melalui teknologi
sederhana yang mudah dan praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Ikmii,2007. Logic. Yogyakarta : Ugama