Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………...
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sistem Koloid ………………………………………………….......
2.2 Biji Asam Jawa (Tamarindus indica) Sebagai Koagulan …..…...……….......
2.3 Kualitas Air Bersih ………………………………..………...…………..

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Alat dan Bahan ………………………………………………...…...
3.2 Waktu Penelitian …………………..………………………………....
3.3 Cara Kerja …………………...………………………………...

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian …………………..……………………………........
4.2 Penjelasan ………………………..…………………………....

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………..………………
5.2 Saran …………..…………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….


KARYA TULIS ILMIAH
Proses Menjernihkan Air Dengan Biji Asam Jawa
(Tamarindus indica)

Disusun Oleh

Nama : Eveline Novriyanti Purba

Kelas : XII MIPA 1

NIS / NISN : 20934 / 0030156371

Program : Ilmu Pengetahuan Alam

Mata Pelajaran : Kimia

Guru Pembimbing : Maria Sihombing S.Pd

SMA NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat karunia serta hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “ Proses Menjernihkan Air Dengan
Biji Asam Jawa (Tamarindus indica)”.

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat guna memenuhi tugas sekolah SMA Negeri 1
Pematangsiantar manusia biasa, penulis sangat menyadari kemampuan yang dimiliki sehingga
selesainya penulisan Karya Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari guru
pembimbing, teman sekelas, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Seperti kata
pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Maka, penulis sangat berharap kritik serta saran dari
pembaca yang bersifat membangun agar karya tulis ini menjadi lebih sempurna. Dengan
selesainya karya ilmiah ini semoga bermanfaat untuk adik-adik kelas X dan XI.

Pematangsiantar, 28 Februari 2020

Eveline Novriyanti Purba


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG


Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-
puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus
air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak
tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa
dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi
serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang
mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air.

1.2     RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana standar kualitas air murni?
2.      Bagaimana proses pengolahan air bersih?
3.      Teknik-teknik apa yang digunakan dalam proses penjernihan air?
4.      Bagaimana proses penjernihan air dengan teknik penjernih air sederhana?
1.3    TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai syarat kelulusan tugas akhir Sekolah Menengah Atas(     
2. Untuk mengetahui standar kualitas air murni
3.      Untuk mengetahui proses pengolahan air bersih
4.      Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam proses penjernihan air
5.      Untuk mengetahui cara pembuatan alat penjernih air dengan teknik saring air sederhana.   

1.4.    MANFAAT PENULISAN


Diharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

1. Dapat mengetahui hasil penjernihan air melalui cara sederhana dengan memanfaatkan
sistem koloid.
2. Agar pembaca mengetahui tahap sederhana dalam proses penjernihan air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas
yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. (Michael Purba : 2002)

 Sifat-Sifat Koloid dan Penerapannya


Salah satu sifat-sifat koloid yang berhubungan dengan proses penjernihan air yaitu:
adsorpsi dan koagulasi.
1. Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain.
Suatu partikel koloid akan bermuatan listrik apabila terjadi penyerapan ion pada
permukaan partikel koloid tersebut. Contohnya: koloid Fe(OH) 3 dalam air akan
menyerap ion H+ sehingga bermuatan positif, sedangkan koloid As2S3 akan menyerap
ion-ion negatif. Berbeda dengan absorpsi pada umumnya, penyerapan yang hanya
sampai ke bagian dalam di bawah permukaan suatu zat, suatu koloid mempunyai
kemampuan mengabsorpsi ion-ion. Hal itu terjadi karena koloid tersebut mempunyai
permukaan yang sangat luas.

Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya


Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena menyerap ion S2-
permukaannya menyerap ion H+
 
Gbr.1 adsorpsi

Sifat adsorpsi partikel-partikel koloid ini dapat dimanfaatkan, antara lain yaitu:

1. Penjernihan air

Air keruh dapat dijernihkan dengan menggunakan tawas (K 2SO 4A1 2 (SO 4 ) 3)
yang ditambahkan ke dalam air keruh. Koloid Al(OH) 3 yang terbentuk akan
mengabsorpsi, menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.
Pemanfaatan yang lainnya yaitu dengan teknik penyaringan atau dengan menggunakan
biji asam karena biji asam mempunyai kemampuan mengumpulkan dan mempercepat
proses pengendapan. Hal itu dikarenakan biji asam jawa mampu mengikat partikel
lumpur sungai sehingga cepat mengendap dan mengumpul.

2. Koagulasi

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid karena


penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan
membentuk endapan karena adanya gaya gravitasi.. Proses koagulasi ini terjadi akibat
tidak stabilnya sistem koloid. Sistem koloid stabil bila koloid tersebut bermuatan positif
atau bermuatan negatif. Jika muatan pada sistem koloid tersebut dilucuti dengan cara
menetralkan muatannya, maka koloid tersebut menjadi tidak stabil lalu terkoagulasi
(menggumpal).
5

Di bawah ini beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri.

a) Pembentukan delta di muara sungai. Hal ini terjadi karena koloid tanah liat akan
terkoagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.

b) Sol tanah liat (berbentuk lumpur) dalam air, yang membuat air menjadi keruh, akan
3+
menggumpal jika ditambahkan tawas. Ion Al akan menggumpalkan koloid tanah liat
yang bermuatan negatif. Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari
partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut
kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
(http://id.wikipediakimia.org/wiki/koagulasi) diakses tanggal 22 Agustus 2012

2.2 Biji Asam Jawa (Tamarindus indica) Sebagai Koagulan

 Taksonomi dan Tata Nama Asam Jawa :

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliophyta

Ordo : Fabales

Familia: Caesalpiniaceae

Genus : Tamarindus

Spesies : Tamarindus indica

(http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_jawa) diakses tanggal 18 September 2012


 Koagulasi Pada Biji Asam Jawa (Tamarindus indica)

Koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid dalam limbah cair dengan


menambahkan bahan kimia (koagulan). Koagulan ditambahkan untuk menetralkan
keadaan atau mengurangi partikel kecil yang tercampur dalam limbah cair melalui
pengendapan (Sugiharto : 1987).
6
Koagulan yang biasa digunakan merupakan koagulan kimia, antara lain
aluminium sulfat atau tawas, polyaluminium klorida, ferri klorida, ferri sulfat dan
polymer kation. Meskipun koagulan kimia lebih efektif daripada koagulan alami, tetapi
koagulan tersebut relatif mahal. Selain itu, penggunaan koagulan kimia pada akhir proses
pengolahan menghasilkan endapan yang lebih sulit untuk menanganinya. Oleh karena itu,
koagulan alami seperti biji asam jawa (Tamarindus indica) merupakan alternatif sebagai
pengganti koagulan kimia.

Sutrisno (2001) telah melakukan penelitian biji asam jawa


terhadap air sungai. Hasil penelitian tersebut adalah biji asam
mempunyai kemampuan mengumpulkan dan mempercepat proses
pengendapan. Hal itu dikarenakan biji asam mampu mengikat
partikel lumpur sungai sehingga cepat mengendap dan
mengumpul. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, kadar biji asam jawa yang sesuai
untuk penjernihan air sungai adalah 14 g/l. Selain itu, biji asam jawa menjadi pilihan
alternatif koagulan karena mudah didapatkan, murah dalam biaya dan ramah lingkungan.

 Karakteristik Serbuk Biji Asam Jawa (Tamarindus indica)

Biji asam jawa dapat dipergunakan sebagai koagulan pada proses koagulasi
karena pertimbangan kandungan tannin dalam biji tersebut. Tannin adalah senyawa
phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara 500-3000 dapat
mengendapkan protein dari larutan. Sebagian besar biji legume mengandung tannin
terutama pada kulit bijinya. Warna kulit biji yang makin gelap menandakan kandungan
tannin makin tinggi (Anonymous : 2007).
Biji asam jawa memiliki kandungan tannin sebesar 20,2% yang terdapat pada
kulit biji dan kandungan pati dalam daging biji cukup besar sekitar 33,1% (Gunasena :
2000).
(http://www.-fapet.ipb.ac.id/pin/Web/bab92.htm-13k-) diakses tanggal 18 September 2012.

2.3 Kualitas Air Bersih

Cara mengetahui kualitas air bersih dapat ditentukan berdasarkan :


a). Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
Air yang tercemar yang memiliki harga DO rendah, karena oksigen yang terdapat
dalam air akan digunakan oleh bakteri yang ada untuk menguraikan zat pencemar.
b). Zat Padat Terlarut
Air merupakan pelarut yang efektif, maka pastilah bahwa dalam air terdapat zat-
zat terlarut yang tak terhitung banyaknya. Zat yang terlarut dalam air berbeda-
beda tergantung pada daerah dimana air itu berada.
c). Sedimen
Sedimen adalah endapan yang terbentuk dari hancuran-hancuran batuan karena
proses mekanis maupun kimiawi.
d). pH atau Eksponen Hidrogen
pH adalah ukuran derajat keasaman suatu larutan. Air murni pada keadaan normal
mempunyai harga pH = 7. Pada umumnya air yang ada di alam mempunyai harga
pH antara 6,5 - 8,0. (Logic : 2007)

Koagulan yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan air
adalah seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
REAKSI DENGAN pH
NAMA FORMULA BENTUK
AIR OPTIMUM
Aluminium sulfat,
Al2(SO4)3.xH2O
Alum sulfat, Alum, Bongkah, bubuk Asam 6,0 – 7,8
x = 14,16,18
Salum
NaAlO2 atau
Sodium aluminat Bubuk Basa 6,0 – 7,8
Na2Al2O4
Polyaluminium
Aln(OH)mCl3n-m Cairan, bubuk Asam 6,0 – 7,8
Chloride, PAC
Ferri sulfat Fe2(SO4)3.9H2O Kristal halus Asam 4–9

Ferri klorida FeCl3.6H2O Bongkah, cairan Asam 4–9

Ferro sulfat FeSO4.7H2O Kristal halus Asam > 8,5


Tabel. Jenis Koagulan

Standar Air Bersih yaitu :


1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan

2. Syarat kimiawi, antara lain:


a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 8,0

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:


Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.

Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan
standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi
dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat
untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk
dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu sebagai berikut:

1. Aman dan higienis.


2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
1. Gelas Kimia ukuran 500mL 1 buah

2. Gelas Kimia ukuran 100mL 2 buah

3. Tabung Erlenmeyer 100mL 2 buah

4. Cawan Petri 1 buah

5. Spatula 1 buah

6. Pisau 1 buah

7. Pipet Tetes 1 buah

3.1.2 Bahan

1. Air Kotor 500 ml

2. Biji Asam yang telah matang 10 butir

3.2 Waktu Penelitian

Tanggal Eksperimen : 10 S/d 14 September 2012

Tanggal Pengamatan : 10 S/d 14 September 2012

Hari : Senin S/d Jum’at

Tempat : Laboraturium Kimia SMA Negeri 2 Muara Beliti

Jam : 09.45 Wib.


3.3 Cara Kerja

1. Biji Asam yang telah matang dikuliti lalu ditumbuk hingga halus.

2. Setelah halus, biji asam kemudian dikeringkan dan ditumbuk menjadi bubuk lalu
kemudian letakkan pada cawan petri yang telah disiapkan.

3. Air kotor yang telah diambil dimasukkan kedalam 5 gelas kimia, diukur setinggi 100ml.

4.Dalam setiap 4 gelas yang telah berisi air kotor dimasukkan bubuk asam. Bubuk asam
pada gelas pertama 1 spatula, gelas kedua 2 spatula, gelas ketiga 4 spatula, gelas
keempat 6 spatula. Kemudian aduk sampai bubuk itu menjadi tercampur dengan air.

5. Pada gelas kelima diisi air yang kotor dan keruh yang tidak dicampur biji asam untuk
dijadikan pembanding.

6. Amati dan catat seluruh reaksi yang terjadi dalam 4 hari.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Gelas Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3 Gelas 4


Hari ke-/
No Biasa (1 spatula) (2 spatula) (4 spatula) (6 spatula)
Tanggal
(70 mL air) (100 mL air) (100mL air) (100mL air) (100mL air)
Air masih Air masih Air masih Air masih Air masih
tampak bewarna tampak bewarna tampak bewarna tampak bewarna tampak bewarna
1
1. kuning kuning kekuning- kuning kuning
11-09-2012
kecoklatan dan kecoklatan dan kuningan dan kecoklatan dan kecoklatan dan
masih kotor masih keruh masih keruh masih keruh masih keruh
Air tampak Air masih
Air masih Air masih
masih sedikit keruh,
Air masih keruh keruh, keruh,
keruh, meninggalkan
2 dan berwarna meninggalkan meninggalkan
2. meninggalkan sedikit endapan
12-09-2012 kuning sedikit endapan sedikit endapan
sedikit endapan dan berwarna
kecoklatan dan berwarna dan berwarna
dan berwarna kuning kuning tua
kekuningan
kuning pucat keemasan
Air masih Air mulai jernih, Air mulai jernih, Air mulai jernih,
keruh, kotoran sedikit Air mulai jernih, kotoran sedikit kotoran sedikit
meninggalkan sekali kotoran sekali sekali
3
3. sedikit endapan mengendap mengendap mengendap mengendap
13-09-2012
dan berwarna didasar gelas sebagian didasar didasar gelas didasar gelas
kekuning- dan warna air gelas dan warna air dan warna air
kuningan putih pucat keputih-putihan keputih-putihan
Air masih Air mulai Air tetap jernih Air mulai
Air sedikit
sedikit keruh, sedikit jernih, dan bersih, sedikit jernih,
jernih, kotoran
4 meninggalkan kotoran kotoran sudah kotoran
4. mengendap dan
14-09-2012 endapan dan mengendap dan mengendap mengendap dan
masih berwarna
masih berwarna masih berwarna semua didasar masih berwarna
keputih-putihan
kekuningan putih pucat gelas keputih-putihan

4.2 Penjelasan
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
adsorpsi. Bahan yang dibutuhkan untuk menjernihkan air dalam percobaan ini yaitu
biji asam. Jumlah bubuk biji asam yang dipakai harus sesuai dan seimbang dengan
volume air, jika jumlah bubuk asam tidak cocok dengan volume air tidak sesuai dan
seimbang maka percobaan tidak berhasil. Pada gelas pertama jumlah bubuk yaitu 1
spatula masih kurang cocok dengan volume air hasil penjernihan air belum jernih,
gelas yang ketiga dan keempat jumlah bubuk yaitu 4 dan 6 spatula masih tidak cocok
hasil penjernihan air kurang jernih jika jumlah bubuk lebih banyak dari volume air
yang diuji, sedangkan pada gelas kedualah yang cocok dan pas dengan volume air
yaitu 2 spatula dalam jumlah volume 100mL air, jadi jika volume air 50mL berarti 1
spatula, jika 150mL air 3 spatula dan begitu seterusnya.
Biji Asam yang digunakan dalam percobaan ini dapat mengendapkan dan
menyerap material-material yang terdapat dalam air yang keruh dan kotor.
Penggunaan biji asam merupakan cara yang sederhana dan efektif karena biji asam
tidak sulit didapat, harganya murah dan mudah diolah.

Hari Pertama : 11 September 2012

Gelas Pertama Gelas kedua Gelas ketiga Gelas keempat

Hari kedua : 12 September 2012


Gelas Pertama Gelas kedua Gelas ketiga Gelas keempat

Hari keempat : 14 September 2012

Gelas Pertama Gelas kedua Gelas ketiga Gelas keempat

Perbandingan Hari Pertama dan Hari Terakhir

Hari Pertama Hari Terakhir

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Biji asam jawa dapat menjernihkan air karena dalam biji asam jawa mengandung
tannin. Tannin adalah suatu zat yang dapat menyerap dan menggumpalkan kotoran-
kotoran yang terdapat dalam air yang keruh sehingga kotoran pun dapat mengumpul
dan mengendap di dasar air yang keruh tersebut.

2. Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid yaitu adsorpsi (penyerapan) dan
koagulasi (penggumpalan).

3. Proses penjernihan melalui biji asam dapat dilihat pada hasil air yang didapat terlihat
jernih dari percobaan pada hari ke 4.

5.2 Saran

Adapun saran yang bisa disampaikan di karya ilmiah ini, yaitu hendaknya
masyarakat dapat mengetahui lebih lanjut proses-proses penjernihan air selain dari
menggunakan biji asam, tawas ataupun proses penyaringan. Apabila mengalami kesulitan
memperoleh air bersih, maka penjernihan air dapat dilakukan melalui teknologi
sederhana yang mudah dan praktis.

DAFTAR PUSTAKA
Ikmii,2007. Logic. Yogyakarta : Ugama

Muchtaridi,Sandi Justiana.2006. Kimia 2. Jakarta : Yudhistira

Purba,Michael.2004. Kimia Untuk SMA kelas XI . Jakarta : Erlangga

Utami,Budi,dkk.2009.Kimia Untuk SMA kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas

(http://www.-fapet.ipb.ac.id/pin/Web/bab92.htm-13k-) diakses tanggal 18 September 2012.

(http://www.google.co.id/koloid/adsorpsi) diakses tanggal 22 Agustus 2012

Anda mungkin juga menyukai