OLEH :
PENDIDIKAN FISIKA B
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Alat-Alat Ukur
Fisika (AAUF). Dan juga kami berterima kasih pada Bapak IRHAM RAMDHANI. S.Pd.,M.Pd.
dan Ibu RITA JULIANI selaku Dosen mata kuliah AAUF yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Angka Penting. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 3
1.3. Tujuan Masalah………………………………………………………………….. 3
1.4. Manfaat………………………………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Angka
Penting…………………………………………………………4 2.2. Aturan Angka
Penting…………………………………………………………......4 2.3. Operasi
Angka Penting……………………………………………………………7 2.4. Penulisan
Hasil Pengukuran……………………………………………………....8
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan………………………………………………………………………....11
3.2.
Saran……………………………………………………………………………..12
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika adalah sains atau ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan
perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti
energi dan gaya. Salah satu ilmu sains paling dasar, tujuan utama fisika adalah memahami
bagaimana alam semesta berkerja.
Di dalam fisika,kita biasanya melakukan pengamatan yang diikuti dengan pengukuran.
Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap bila tidak dilengkapi dengan data
kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita
dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka,
berarti kita menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu. Sedangkan arti dari pengukuran itu
sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan.
Angka penting adalah angka yang diperhitungkan di dalam pengukuran dan
pengamatan. Aturan angka penting: Semua angka bukan nol adalah angka penting. Angka nol
yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting. Untuk bilangan desimal yang
lebih kecil dari satu, angka nol yang terletak disebelah kiri maupun di sebelah kanan tanda koma,
tidak termasuk angka penting. Deretan angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol
adalah angka penting, kecuali ada penjelasan lain.
Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu
yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang, massa dan waktu
termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka-angka.
Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita
nyatakan dengan angka-angka. Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu
mempunyai satuan. Beberapa besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara lain adalah
indek bias, koefisien gesekan, dan massa jenis relative. Sehubungan demgan hal tersebut maka
untuk lebih mengetahui cara menggunakan dan menetukan hasil pengukuran dengan
menggunakan alat ukurnya masing – masing maka diadakanlah percobaan “Pengukuran Dasar”.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah yaitu :
1. Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang pengertian
Angka Penting beserta aturannya.
2. Sebagai bahan dalam mengoperasikan Angka Penting.
3. Dapat digunakan sebagai bahan dalam Penulisan Hasil Pengukuran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Angka Penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh langsung dari proses pengukuran dan
memasukan angka nol untuk tujuan letak titik desimal. Definisi ini dapatdigambarkan dengan
sejumlah contoh:
Dalam memperkirakan hasil suatu pengukuran, kita dapat menuliskan perkiraan terbaik
dengan angka penting serta ketidakpastianya sehingga jumlah angka desimalsesuai dengan
perkiraan terbaik. Untuk penulisan perkiraan terbaik, mengikuti aturanangka penting sedangkan
penulisan ketidakpastian mengikuti aturan jumlah desimal.
Cara menentukkan angka penting adalah
1. Angka bukan nol yang terletak di posisi paling kiri adalah digit paling berarti
2. Jika tidak ada tanda koma desimal, angka bukan nol yang terletak di posisipaling kanan adalah
digit paling kurang berarti
3. Jika ada tanda koma desimal, angka yang terletak di posisi paling kanantermasuk angka nol
adalah digit paling kurang berarti
4. Jumlah angka berarti adalah jumlah seluruh digit yang terletak diantara dijitpaling berarti dan
digit paling kurang berarti ditambah dua
Contoh : 1234|123.400|123,4|1000|10,10|0,0001010|100,0 semua nilai tersebut mempunyai
empat angka.
Bila mengukur panjang suatu benda, dalam kehidupan sehari-hari kita lumrah
menggunakan mistar atau penggaris. Terdapat beberapa jenis mistar sesuai dengan skalanya. Ada
mistar yang skala terkecilnya mm (mistar milimeter) dan ada mistar yang skala terkecilnya cm
(mistar centimeter). Mistar yang sering kita gunakan biasanya adalah mistar milimeter. Dengan
kata lain, mistar itu mempunyai skala terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian ½ skala
terkecil yakni 0.05 cm..Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya
diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar.
Garis ini ditarik dari titik yang diukur. Jika sampai mata berada diluar garis tersebut, panjang
benda yang terbaca bisa menjadi salah. Bisa saja benda akan terbaca lebih besar atau lebih kecil
dari nilai yang sebenarnya. Akibat dari hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran
yang biasa disebut kesalahan paralaks
Untuk megukur benda-benda yang sangat kecil sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm
digunakan alat bernama mikrometer sekrup. Bagian utama dari mikrometer sekrup adalah sebuah
poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar yang disebut bidal. Pada ujung silinder
pemutar ini terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama. Jika bidal digerakan
satu putaran penuh, maka poros akan maju (atau mundur) sejauh 0,5 mm. Karena silinder
pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya, maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala,
poros akan bergeser sebesar 0,5 mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm. Sehingga diperoleh ketelitian
micrometer sekrup yakni 0.0005 cm.
Jadi, angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan
menggunakan alat ukur, yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti (terbaca pada
alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditafsir atau diragukan. Sedangkan angka hasil
perhitungan, bukan termasuk angka penting.
Untuk mengatasi permasalahan jumlah angka penting yang tak terdefinisi, perlu
dilakukan pembulatan angka.
* Aturan Pembulatan
1. Jika angka pertama setelah angka yang hendak dipertahankan adalah 4 atau lebih kecil,
maka angka itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan.
Contoh (1) : 75,494 = 75,49 (angka 4 yang dicetak tebal ditiadakan).
Contoh (2) : 1,00839 = 1,008 ( kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan)
2. Jika angka pertama setelah angka yang akan anda pertahankan adalah 5 atau lebih
besar, maka angka tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya ditiadakan. Angka
terakhir yang dipertahankan bertambah satu
Secara ringkas dapat disimpulkan : Membulatkan ke atas jika angka di belakang
pemotongan di antara 5-9. Tidak dibulatkan ke atas jika angka di belakang pemotongan
di antara 0-4.
2. Pengukuran Berulang
Apabila memungkinkan, suatu besaran dapat diukur beberapa kali untuk
memperoleh informasi yang lebih mendekati nilai sebenarnya. Untuk pengukuran yang
dilakukan lebih dari satu kali, nilai besaran xo dapat diperoleh melalui harga rata-rata x dari
seluruh hasil pengukuran:
Ketidakpastiannya dapat ditentukan menggunakan deviasi standar, yaitu: Jam Air
Jam air atau klepsidra mengukur waktu menurut aliran air melalui bejana yang berlubang.
Jam air buatan tahun 1670 bekerja dengan memakai sistem pipa yang diletakkan di dalam
dua bola kaca. Pada waktu jam dibalik, air dari bola kaca di atas mengalir ke bola kaca di
bawah dan udara naik ke atas melalui pipa untuk menggantikan air yang turun. Tekanan
udara yang tetap menjamin aliran air teratur.
Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari
angka-angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang
ditafsir atau diragukan. Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm
(mempunyai batas ketelitian 0,5 mm) dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu
114,5 mm. Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong (jangka sorong
mempunyai batas ketelitian 0,1 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting,
misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup (Mikrometer sekrup
mempunyai batas ketelitian 0,01 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting,
misalnya 113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan
sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran.
Makin banyak angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut.
Tentu saja pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan
mistar. Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang
mengandung 4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah
angka eksak/pasti karena dapat dibaca pada skala, sedangkan satu angka terakhir, yaitu 5
adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir.
1. Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan, terutama tentang angka penting untuk memajukan pemikiran
bangsa indonesia.
2. Diharapkan agar para pembaca dapat memahami setiap pokok materi dari makalah
tersebut untuk dapat menambah wawasan mengenai angka penting, baik dalam
pengoperasian, aturan, dan penulisan hasil pengukurannya.
DAFTAR PUSTAKA
fisikarudy.wordpress.com
https://definisipengertian.blogspot.com/2010/04/definisi-angka-penting.html
https://fukanzennakagakusha.com/2020/08/21/pengukuran-ketidakpastian-penulisan-hasil-
pengukuran-dan-ketelitian/
https://riswanimia26.blogspot.com/2013/11/makalah-angka-penting.html
https://sicphisic.blogspot.com/2012/12/bab-i-pendahuluan-a.html
https://images.app.goo.gl/LWtdwnoVVTeTajn66
https://tugassekolah.co.id/2020/07/penulisan-angka-hasil-pengukuran.html
https://utaga-notice.blogspot.com/2011/07/makalah-angka-penting.html