Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SIFAT KIMIA AIR LAUT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
- DESI MANSARI - SARNDIKA
- ELA HAQ YUNANSA - SARNI YANTI PABUNDU
- HARDIANTI - SETIYAWATI
- LA ODE ABDUL MORIS - SITTI KHARISYAH
- LA YUSUF - AMRUL
- MUH. ANSORI SIDIK - ALAMSYA
- RESTI LESTARI

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala.  atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat penulis
selesaikan dengan baik. penulis berharap laporan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada penulis sehingga laporan ini dapat
penulis susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.

Demikian laporan ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidak sesuaian materi yang saya angkat pada laporan
ini, saya mohon maaf. Saya menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya laporan yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Kendari, 6 juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..1
BAB II : Pembahasan
A. Sifat Kimia air ………………………………........................................….2
B. Sifat Fisika Air…………………………………………………………….3
C. Perbedaan Air LAur dan Air Sungai………………………………………4
D. Elemen – Elemen Kimia Air Laut…………………………………………5
BAB III : Kesimpulan
A. Kesimpulan………………………………..……………………………..13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang paling berlimpah di alam, namun


demikian sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia, maka kebutuhan air
pun meningkat pula, sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang "mahal". Di
kota-kota besar, tidak mudah mendapatkan sumber air bersih yang dipakai sebagai
bahan baku air bersih yang bebas dari pencemaran, karena air banyak tersedot
oleh kegiatan industri yang memerlukan sejumlah air dalam menunjang
produksinya. Di sisi lain, tanah yang merupakan celengan air sudah banyak
ditutup untuk berbagai keperluan seperti perumahan, dan industri tanpa.
mempedulikan fungsi dari tanah tersebut sebagai wahana simpanan air untuk
masa datang. Jumlah air yang terdapat di muka bumi ini relatif konstan, meskipun
air mengalami pergerakan arus, tersirkulasi karena pengaruh cuaca dan juga
mengalami perubahan bentuk. Sirkulasi dan perubahan bentuk tersebut antara lain
melalui air permukaan yang berubah menjadi uap (evaporasi), air yang mengikuti
sirkulasi dalam tubuh tanaman (transpirasi) dan air yang mengikuti sirkulasi
dalam tubuh manusia dan hewan (respirasi). Air yang menguap akan terkumpul
menjadi awan kemudian jatuh sebagai air hujan. Air hujan ada yang langsung
bergabung di permukaan, ada pula yang meresap masuk ke dalam celah batuan
dalam tanah, sehingga menjadi air tanah. Air tanah dangkal akan diambil oleh
tanaman, sedangkan air tanah dalam akan keluar sebagai mata air. Sirkulasi dan
perubahan fisis akan berlangsung terus sampai akhir zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan sifat kimia air laut?
2. Jelaskan sifat Fisika air laur?
3. Apa perbedaan air laut dan air sungai?
4. Jelaskan Elemen-elemen air laut?
C. Tujuan
1. Mengetahui sifat kimia air laut
2. Mengetahui sifat fisika air laut
3. Mengetahui perbedaan air laut dan air sungai
4. Mengetahui elemen-elemen air laut
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat kimia

Air adalah suatu senyawa kimia berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tak ada rasanya. Air mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm,
titik didih 100°C dan kerapatan 1,0 g/cm3 pada suhu 4°C (SCHROEDER, 1977).
Ukuran satu molekul air sangat kecil, umumnya bergaris tengah sekitar 3 A (0,3
nm atau 3x10-8 cm). Wujud air dapat berupa cairan, gas (uap air) dan padatan
(es). Air yang berwujud cairan merupakan elektrolit lemah, karena di dalamnya
terkandung ion-ion dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut:

Di samping komposisinya yang sederhana, air juga memiliki sifat-sifat kimia yang
tergolong unik. Keunikan ini terjadi sebagai akibat dari adanya ikatan hidrogen
yang terjadi antar molekul-molekul air. Ikatan hidrogen dalam molekul air terjadi
karena adanya sifat polar dalam air, sehingga tempat kedudukan atom hidrogen
yang positif akan menarik tempat kedudukan oksigen yang negatif dari molekul
air lainnya. Ikatan hidrogen terjadi dalam beberapa senyawa hidrogen, dimana
atom hidrogen menjembatani dua atom yang cenderung menarik elektron lebih
besar (keelektronegatifan). Ikatan hidrogen ini sifatnya lebih lemah dibandingkan
dengan ikatan kovalen. Namun demikian, ikatan hidrogen antara dua molekul air
yang berdekatan dan sifat terpolarisasi molekul air inilah yang berperan terhadap
sifat-sifat kimia dan fisik air yang unik itu terjadi (WHITFIELD, 1975). Molekul-
molekul dalam air dan es mempunyai banyak ikatan hidrogen dengan sesamanya.
Es yang merupakan wujud air dalam bentuk padat, terdiri dari jaringan terbuka
dari molekul-molekul H2O yang terikat oleh ikatan hidrogen. Jaringan es ini
sangat terbuka, sehingga jika es meleleh, maka ikatan-ikatan hidrogen itu putus
dengan menghasilkan air yang kerapatannya lebih besar dari es. Jika suhu air
bertambah, maka kerapatannya akan bertambah karena strukturnya lebih rapat
sebagai akibat terjadinya pemutusan ikatan hidrogen. Pada waktu yang bersamaan
kerapatannya berkurang karena cairan memuai. Pada suhu 4°C kedua pengaruh
yang saling berlawanan itu seimbang dan memiliki kerapatan tertinggi yaitu 1
gram/cm3 . Di atas suhu 4°C pemuaian termal itu lebih menonjol dan kerapatan
air berkurang.

B. Sifat fisika air laut


1. Temperatur

Temperatur air laut adalah temperatur di permukaan air laut yang dipengaruhi
sinar matahari. Temperatur atau suhu permukaan laut berubah-ubah. Faktor yang
memengaruhi perubahan suhu yakni radiasi matahari, posisi matahari, letak
geografis, musim, kondisi awan, proses interaksi air dan udara, penguapan, serta
embusan angin. Laut di daerah tropis memiliki suhu permukaan yang lebih hangat
dan stabil. Ini karena sinar matahari lebih kuat di daerah tropis. Semakin ke
dalam, suhu air laut semakin berkurang atau semakin dingin. Ini karena sinar
matahari makin lama makin sedikit.

2. Warna

Pada dasarnya, air tidak berwarna. Air hanya menyerap cahaya yang kemudian
dipantulkannya. Cahaya matahari terdiri dari tujuh warna yakni merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ultraviolet. Saat sinar matahari menyentuh air laut,
cahayanya akan bertumbukan dengan molekul-molekul air. Sebagian cahaya akan
diserap oleh molekul air adn sisanya disebarkan ke segala arah. Cahaya merah
diserap dengan cepat, sedangkan biru sangat lambat. Cahaya merah akan terserap
pada kedalaman kurang dari 20 meter, setelah itu keberadaannya tersembunyi.
Hanya cahaya biru kehijauan yang dapat merambat ke dalam laut, kemudian
disebar dan kembali ke luar tanpa diserap. Ini penyebab air laut tampak berwarna
biru. Warna air laut juga dipengaruhi kekeruhan dan tumbuhan laut. Laut menjadi
jernih karena proses fotosintesis tumbuhannya yang tinggi. Selain biru, warna laut
juga bisa menjadi kuning, hijau, ungu, merah, dan hitam.

3. Salinitas.

Salinitas adalah kadar garam yang terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per
mil (‰), yaitu jumlah berat total (gram) material padat yang terkandung dalam
1.000 gram air laut. Salinitas air laut rata-rata 3,5 persen per kilogram. Salinitas
dipengaruhi banyaknya air tawar dari sungai yang masuk ke laut. Selain itu,
salinitas juga dipengaruhi kecilnya penguapan dan jumlah curah hujan.

4. Tekanan

Semakin dalam laut maka semakin besar pula tekanannya. Manusia hanya mampu
menyelam hingga kedalaman tertentu karena tekanan yang sangat besar. Di dalam
laut, gaya gravitasi yang bekerja ke arah bawah akan diimbangi oleh gaya yang
bekerja ke arah atas akibat adanya tekanan. Tekanan yang terjadi di bawah
permukaan laut disebut tekanan hidrostatis dan diukur dalam satuan atmosfer
(atm). Setiap kedalaman 10 meter, tekanan hidrostatis bertambah 1 atm.
Permukaan laut memiliki tekanan 1 atm.
5. Densitas
Densitas atau kepadatan air laut adalah jumlah massa air laut per satuan volume.
Nilai densitas air laut pada umumnya antara 1,02-1,07 gram per cm³. Nilai
densitas sangat berkaitan dengan temperatur, salinitas, dan tekanan.

C. Perbedaan air laut dan air sungai.

Komposisi air di bumi secara umum terbagi atas air tawar 3% dan air laut 97%.
Air tawar terbagi atas air tanah 30,1%, air gletser dan bongkahan es 68,7%, air
permukaan 0,3% dan berbagai jenis air lainnya 0,9%. Dari komposisi tersebut
dapat diketahui bahwa air laut adalah senyawa cair yang paling dominan yang
terdapat di bumi yakni sebesar 97%, hal ini berbanding lurus dengan luas
permukaan bumi yang lebih didominasi oleh perairan dibanding daratan.

Air laut memiliki rasa yang asin dibandingkan dengan air tawar. Hal ini
disebabkan air laut mengandung senyawa kimia yang lebih kompleks seperti
Khlor (Cl) 55%, Natrium (Na) 31%, kemudian Magnesium (Mg),Kalsium (Ca),
Belerang (S), dan Kalium (K). Senyawa Khlor (Cl) 55% adalah senyawa yang
paling dominan sehingga air laut terasa asin dibandingkan air tawar.

Komposisi senyawa kimia yang terdapat di laut pada dasarnya berasal dari
wilayah daratan (hulu), meskipun beberapa reaksi kimia yang ada didalam air laut
menghasilkan senyawa baru. Berdasarkan pergerakan siklus air, air laut akan
mengalami evaporasi dan membentuk awan jenuh yang akan mengahasikan hujan.
Hujan kemudian diturunkan melalui proses presipitasi di wilayah hulu (sebagian
di wilayah hilir) yang masuk kedalam tanah melalui celah tanah.

Air tersebut secara tidak langsung akan mengalir kembali ke laut melalui aliran
sungai ataupun aliran air tanah lainnya. Saat air tersebut mengalir menuju ke laut,
air tersebut akan membawa berbagai sedimen yang mengandung senyawa-
senyawa yang membuat air laut memiliki komposisi senyawa yang lebih
bervariasi. Hal tersebut yang kemudian membuat air laut memiliki banyak unsur
senyawa kimia karena berasal dari sedimen daratan yang dibawa melalui aliran
massa air dari hulu menuju ke hilir.

Beberapa sifat fisik air laut yang paling sering dipelajari adalah suhu, salinitas,
massa jenis dan tekanan. Suhu yang ada dipermukaan laut akan cenderung lebih
panas dibandingkan suhu yang ada dikolom dan dalam perairan, hal ini
disebabkan semakin dalam suatu perairan laut maka semakin sedikit intensitas
cahaya matahari yang dapat menembus kolom perairan tersebut.

Salinitas akan bertambah seiring dengan kedalaman air laut, hal ini disebabkan
karena banyaknya senyawa kimia yang mengendap didasar perairan sehingga
menyebabkan kandungan senyawa tersebut lebih melimpah didasar perairan.
massa jenis air laut cenderung lebih besar dibandingkan air tawar yakni berkisar
1,026 sampai 1,028.

Tekanan juga akan bertambah besar siring bertambahkan kedalaman, hal ini
disebabkan banyaknya material halus seperti sedimen yang mengendap didasar
perairan, menyebabkan tekanan pada bagian dasar perairan menjadi lebih kuat.

Dari ulasan sifat fisika perairan laut yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa air laut memiliki karakter yang berbeda dengan air tawar. Hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia perairan.

D. Elemen – elemen kimia air laut

1.      Elemen Makro (Mayor)


Elemen mayor disuatu perairan jumlahnya sangat banyak. Elemen mayor
bersifat sangat konservatif atau keberadaanya dilaut sangat tetap, dan konsentrasi
tidak berkurang ataupun tidak bertambah dengan semakin dalam suatu perairan.
Untuk elemen mayor sendiri tergolong dalam beberapa logam – logam, yang
termasuk dalam elemen mayor adalah : B, Br, Cl, Cs, F, K, Lr, Mg, Mo, Na, Rb,
S, Ti, dan U.
Mengingat tingginya kandungan kation, air laut dapat digunakan sebagai salah
satu sumber hara bagi tanaman termasuk tanaman yang sensitive terhadap kadar
garam yang tinggi. Untuk elemen mayor atau mayor elemen yang mempunyai
ukuran > 1 ppm yaitu diantaranya adalah : Na, Mg, Ca, K, Cl, SO4 dan HCO3.
Berikut ini merupakan contoh dari karakteristik komposisi ratio dengan antar
elemen : SO4 : Cl  ; HCO3  : Cl  ; K : Na
Karena elemen kimia ini terdapat dilaut dalam kadar yang besar, yaitu terdapat
dalam jumlah lebih dari 31,67 miligram elemen dalam 1 liter air laut atau 21,5 g /
l maka dinamakan sebagai Elemen Kimia Utama. Nama - nama elemen Kimia
Utama Yaitu:
- Khlor (Cl) 89.500.000 ton/mil³ air laut
- Natrium (Na) 49.500.000 ton/mil³ air laut
- Magnesium (Mg) 6.400.000 ton/mil³ air laut
- Belerang (S) 4.200.000 ton/mil³ air laut
- Kalsium (Ca) 1.900.000 ton/mil³ air laut
- Kalium (K) 1.800.000 ton/mil³ air laut
- Brom (Br) 306.000 ton/mil³ air laut
- Karbon (C) 32.000 ton/mil³ air laut

Tabel kandungan elemen mayor air laut.

2.      Elemen Mikro (Minor)


Yang termasuk dalam elemen minor disuatu lautan yaitu diantaranya : O, H,
Cl, Na, Mg, C, Ca, K, Dr, C, Sr, B, dan F. Elemen minor memiliki pola distribusi
yang luas atau dengan kata lain pola penyebaran yang luas dari suatu perairan
tropis sampai sub tropis. Konsentrasi klorida dan natrium terdapat dalam jumlah
yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tingginya salinitas air laut. Di
samping itu unsure Na juga dapat dimanfaatkan sebagai unsur hara untuk jenis -
jenis tanaman tertentu yang membutuhkannya baik sebagai unsur tambahan /
menguntungkan maupun sebagai pengganti sebagian dari kebutuhan akan unsur
K.
Kelompok ini terdapat dalam kadar yang lebih kecil dibandingkan dengan
kelompok elemen kimia utama, sehingga elemen - elemen ini dimasukan kedalam
kelompok elemen kimia tambahan atau minor elemen. Kadarnya di laut
mempunyai nilai kisaran antara 5,52 mg sampai 0,079 mg yang terdapat dalam
satu liter air laut. Karena kadarnya relatif lebih kecil, maka kelompok jenis
elemen ini mudah lenyap dari perairan laut karena proses absorbsi atau
penyerapan oleh partikel – partikel maupun organisme - organisme yang ada dan
hidup dilaut. Berbeda dengan kelompok elemen kimia utama , maka untuk
menentukan kadar dari kelompok elemen kimia tambahan yang ada dilaut
diperlukan contoh yang banyak.
Yang tergolong ke dalam minor elemen antara lain : Boron (B), Silikon (Si),
Flour (F), Argon (Ar), Nitrogen(N), Liitium (Li), Rubidium (Rb), dan Fosfor (P).
Nama-nama elemen Tambahan Utama Yaitu:
- Boron (B) 23.000 ton/mil³ air laut
- Silikon (Si) 14.000 ton/mil³ air laut
-   Flour (F) 6.100 ton/mil³ air laut
- Argon (Ar) 2.800 ton/mil³ air laut
- Nitrogen (N) 2.400 ton/mil³ air laut
- Liitium (Li) 800 ton/mil³ air laut
- Rubidium (Rb) 570 ton/mil³ air laut
- Fosfor (P) 330 ton/mil³ air laut
Berdasarkan asalnya,  sumber elemen mikro yang masuk ke  laut  secara garis
besar dapat dibagi menjadi 2 :
- Allotochnous  (external sources) : 
- Aktifitas gunung berapi (erupsi)
- Pelapukan batuan
- Gurun Pasir
- Aktifitas Manusia (antropogenik)
Autotochnous  (internal sources) :
- Aktifitas gunung berapi bawah laut (Submarine Eruption)
- Pergeseran kerak bumi
Elemen mikro memiliki  konsentrasi  yang  sangat  rendah  di  laut  karena
elemen mikro memiliki  sifat  yang  sangat  reaktif  sehingga  dengan  cepat  akan
segera   berikatan dengan senyawa  kimia  yang  lain  saat mencapai  laut
danmengendap  di  dasar  perairan dalam bentuk sedimen.  Selain  itu,  ada  pula
elemen mikro  yang  memang  memiliki konsentrasi sangat kecil dari  sumbernya.
Misalnya : batuan  kristal dan  gas  yang  berasal dari dalam perut bumi.
Profil distribusi elemen mikro dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
1.      Conservative Profile : rasio konsentrasi elemen yang konstan  terhadap
elemen yang berkaitan dengan khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa
elemen karena tingkat reaktifitasnya yang rendah.

2.      Nutrient  Type  Profile : penurunan  konsentrasi elemen  di  permukaan


perairan  dan pengayaan di kedalaman perairan. Senyawa dipindahkan dari bagian
atas permukaan oleh plankton atau senyawa partikulat yang dihasilkan oleh
produsen melalui aktifitas biologi. Di perairan yang dalam senyawa partikulat
akan mengalami regenerasi melalui proses oksidasi oleh  bakteri.
3.     Surface enrichment and depletion at depth : Elemen  yang
termasuk kelompok  ini mudah
bereaksi dan secara cepat berpindah dari air laut karena berikatan dengan
partikulat yang berada di kolom air untuk selanjutnya mengendap dalam sedimen.
Waktu  tinggal  (residence times) dari elemen kelompok  ini  tergolong sangat
pendek. Logam  timbal  (Pb) merupakan elemen  yang  inputnya berasal dari
atmosfir  (berasal dari asap kendaraan dan industri di darat yang menggunakan
bahan bakar fosil).
4.      Mid - depth minima : Kondisi mid - depth minimum dapat  terjadi  jika
terdapat input dari permukaan yang kemudian mengalami regenerasi di dekat
dasar atau mengalami scavenging di keseluruhan kolom air. Logam seperti Cu2+,
Sn dan  Al3+ tergolong dalam kelompok ini. Input dari permukaan laut  berasal
dari daratan yang terbang ke udara membentuk debu atmosfer yang kemudian
jatuh ke permukaan laut. Al dengan cepat akan mengalami penyerapan
oleh partikel tersuspensi dari permukaan air melalui proses adsorbs atau
mengalami  penyerapan  oleh  plankton. Partikel yang terserap kemudian jatuh
dan mengendap di laut dalam membentuk sedimen. Resustensi dan flux Al dalam
sedimen akan semakin meningkat saat mendekati dasar perairan.
5.   Mid - depth  maxima :  profil dari tipe ini terbentuk dari input hidrotermal
yang dikeluarkan oleh sistem mid - ocean ridge. Elemen Mn2+, 3He adalah
contoh yang baik dari Mid - depth maxima ini.
6.   Mid - depth maxima or minima in the sub - oxic layer : sebuah lapisan sub -
oxic yang besar dapat ditemukan di beberapa wilayah di Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia. Proses
reduksi dan oksidasi dalam kolom air atau di sekitar slope sedimen
menghasilkan Fe2+ dan Mn2+ (maxima) yang tereduksi dan Cr3+ (minima)
dalam bentuk tereduksi yang bersifat insoluble atau mengendap di dasar
perairan dalam bentuk solid.
7.     Maxima and minima in Anoxic Waters : pada suatu daerah dengan sirkulasi
terbatas seperti di Laut Hitam, Trench Cariaco dan fjords, air dapat menjadi
anoxic (tidak memiliki kandungan Oksigen) dan memproduksi H2S. Di batas
antara 2 perairan dapat terjadi proses reduksi oksidasi yang menyebabkan
maxima atau minima dari perubahan solubilitas dari species yang berbeda. Fe2+
dan Mn2+ tergolong maxima karena memiliki solubilitas yang meningkat dalam
bentuk tereduksi.
3.      Trace Element
Trace Elemen merupakan unsur – unsur atau senyawa – senyawa kimia dilaut
yang kelarutannya kurang dari 1 ppb atau dapat diartikan sangat kecil. Tetapi
untuk keberadaannya sangat diperlukan dalam pengaturan keseimbangan
kelarutan elemen – elemen dilaut dan proses biologi organism bahari. Rasio
konsentrasi elemen yang konstan terhadap elemen yang berkaitan dengan
khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa elemen karena tingkat
reaktifitasnya yang rendah. Logam - logam Cu, Mn, Fe dan Zn jika terjadi
defisiensi menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun tumbuhan. Cu, Cr, Se
dan I untuk hewan dan B dan Mo untuk tanaman.
Hampir semua mikronutrien memiliki peran sebagai penyusun enzym dan
protein - protein penting lain yang terlibat dalam siklus metabolik. Ketiadaan
mikronutrien akan menyebabkan disfungsi metabolik yang mengakibatkan
penyakit.
 Elemen - elemen yang tidak mempunyai kepentingan secara biokimiawi
disebut "non essensial element". Contohnya “non-essential element” adalah As,
Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan U yang menyebabkan toksisitas pada konsentrasi yang
melebihi ambang batas tetapi tidak menyebabkan "deficiency disorder" pada
konsentrasi rendah seperti mikronutrien.
Di laut terdapat pula kelompok elemen yang disebut kelompok elemen jarang
atau “Trace Element”. Elemen ini terdapat di laut dalam kadar yang sangat kecil
sekali dibandingkan dengan kadar - kadar dari elemen - elemen dari kelompok
yang lain. Kadar elemen jarang yang terdapat di laut mempunyai nilai kisaran
antara 67.18µg sampai 0,024 µg dalam 1 liter air laut. Nama-nama elemen Jarang
Utama Yaitu:
- Yod (I) 280 ton/mil³ air laut
- Barium (Ba) 140 ton/mil³ air laut
- Besi (Fe) 47 ton/mil³ air laut
- Molibden (Mo) 47 ton/mil³ air laut
- Seng (Zn) 47 ton/mil³ air laut
- Selen (Se) 29 ton/mil³ air laut
- Argon (Ar) 14 ton/mil³ air laut
- Tembaga (Cu) 14 ton/mil³ air laut
- Timah (Sn) 14 ton/mil³ air laut
-   Uranium (U) 14 ton/mil³ air laut
-   Mangan (Mn) 9 ton/mil³ air laut
- Nikel (Ni) 9 ton/mil³ air laut
- Vanadium (V) 9 ton/mil³ air laut
Factor – factor yang mempengaruhi atau mengurangi kelarutan trace elemen dari
suatu perairan:
1. Melalui proses pengendapan sedimen.
2.  Diserap atau dimanfaatkan oleh organisme bahari.
3.  Trace elemen terlarut juga terkait denga gas dalam senyawa didalam jaringan
tubuh suatu organism bahari, yang mempunyai konsentarasi yang sangat tinggi
(berikatan dengan ion oksigen dan hydrogen).

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Air adalah senyawa kimia yang paling berlimpah di alam, namun demikian
sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia, maka kebutuhan air pun
meningkat pula, sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang "mahal". Air
laut memiliki perbedaan dengan air sungai karena air laut memiliki Ph yang
tinggi. Air juga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang telah dijelaskan oleh
penulis pada pemabahasan di atas. Air juga memiliki elemen utama yang kita
kenal saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
BOLT, G. H. 1976. Adsorption of anions by soils. In : "Soil Chemistry" (G.H. Bolt & M. G.
M. Bruggenwert, eds.). Amsterdam :91-95

HARVEY, H. W. 1974. The chemistry and vertility of sea waters. Cambridge University
Press.

ROSS, D. A. 1970. Introduction to Oceanography. Meredith Corporation, New York: 106-


124.

SCHROEDER,E.D. 1977. Water and wastewater treatment. Mc Graw-Hill: 357 pp.

WHITFIELD, M. 1975. Sea water as an electrolyte solution. In : "Chemical Oceanography"


(J. P. Riley and G. Skirrow eds.) Academic Press. 64 - 66.

WARDHANA, W. A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset Yogyakarta. 284


hal

Anda mungkin juga menyukai