Anda di halaman 1dari 29

FARMASI FISIKA

SISTEM DISPERSI KOLOIDAL


Dispersi

Dispersi Dispersi Koloid Larutan Sejati


Heterogen 1 – 500 (1000) nm < 1 nm
> 500 (1000) nm

Kondensasi,
Koagulasi (flokulasi)
Agregasi
Dispersi
Dispersi Koloid Larutan Sejati
Heterogen
Tidak melewati
Melewati
 membrane +
Membran
semipermeabel
Visibilitas Mata, mikroskop Mikroskop

Partikel optis Elektron

Sedimentasi + Ultrasentrifugasi 

Pergerakan
Rendah Sedang Tinggi
Termal

Difusi  Lambat Cepat

Frequently
Sifat Optis Efek Tyndall Transparan
opaque

Pemisahan Penyaring Kertas Filter membran None


 Partikel yang berada dalam rentang ukuran koloid  luas permukaan
yang besar bila dibandingkan dengan partikel lain yang berukuran besar
dalam volume yang sama
 Karena ukuran yang besar  partikel koloid dapat dipisahkan dengan
mudah dari partikel berukuran lebih kecil
 Teknik Pemisahan : Dialisis & Ultrafiltrasi
 Prinsip Dialisis : memisahkan cemaran yang memiliki BM rendah dari system
melalui membran semipermeabel
 Dialisis : menggunakan membran semipermeabel koloidon/selofan uses
yang memiliki pori-pori cukup kecil u/mencegah perpindahan partikel
koloid (namun dapat melewatkan partikel berukuran kecil dan ion)
 Ultrafiltrasi : metode pemisahan menggunakan tekanan negatif (suction)
melalui membran dialysis dengan menggunakan corong Buchner.
 Electrodialisis : Proses dialysis dengan menggunakan potensial elektrik
(untuk memisahkan cemaran seperti kontaminan ionic)
Tipe-tipe Dispersi Koloid

Medium
Fase Terdispersi Tipe Koloid Contoh
Pendispersi
Padat Padat Padat-padat Mutiara, opal
Padat Cair Emulsi Padat Keju, mentega
Padat Gas Busa padat Marshmallow
Cair Padat Sol, gel Jelly, cait
Cair Cair Emulsi Susu, mayonnaise
Cair Gas Busa Krim cukur
Gas Padat Aerosol padat Asap, debu
Gas Cair Aerosol cair Awan, kabut, fog
Ilustrasi Pemisahan Partikel Koloid
Elektrodialisis
Jenis-jenis Sistem Koloidal

 Koloid Liofilik (solvent-loving colloid)


 Sistem yg mengandung partikel koloid yang berinteraksi dengan fase
pendispersinya
 Padatan Koloid liofilik dapat diperoleh dengan melarutkan suatu bahan ke
dalam fasa pendispersi yang digunakan
 Contoh :
 melarutkan gom acacia atau gelatin dalam air
 Melarutkan seluloid dalam amil asetat

 Sangat terpengaruh oleh factor hidrasi partikel oleh fasa pendispersi


 Partikel koloid liofilik : molekul organic (gelatin, akasia, insulin, albumin, karet,
polistirene)
 Suatu bahan yang membentuk koloid liofilik dalam satu jenis fasa pendispersi,
BELUM TENTU membentuk koloid liofilik dalam fasa pendispersi lainnya.
 Koloid Liofobik
 Interaksi dengan fasa pendispersi sangat kecil
 Karena ketiadaan lapisan yang membantu interaksi antara partikel dengan fasa
pendispersi
 Koloid liofobik : partikel inorganic yang didispersikan di dalam air
 Co : emas, perak, sulfur, arsen sulfide, perak iodide

 Perlu metode khusus untuk menyiapkan/membuat koloid liofobik :


 (a) Metode dispersi : partikel yg akan didispersikan diperkecil ukurannya terlebih dahulu
 (b) Metode kondensasi : bahan yang memiliki dimensi subkoloidal diagregasikan
dengan sesamanya hingga membentuk partikel yang berada dalam rentang ukuran
partikel koloid.

 Dispersi dapat diperoleh dengan menggunakan generator ultrasonic intensitas


tinggi dengan frekuensi melebih 20.000 siklus/detik.
Negative charge of S2- or
HS- is compensated by
opposite charge from the
(H+).
 Koloid Asosiasi / Koloid Amphiphilik
 Partikel koloid jenis ini memiliki dua daerah yang memiliki afinitas berbeda
terhadap suatu pelarut.
 Bila berada dalam konsentasi rendah : koloid amphiphilic akan saling terpisah
dengan rentang ukuran subkoloidal.
 Bila konsentrasi  teradi agregasi yang membentuk misel (diameter sekitar 50
Angstrom).
 KMK : konsentrasi monomer yang dibutuhkan untuk membentuk misel.
 Angka agregasi misel : jumlah monomer yang beragregasi untuk membentuk
suatu misel
 Koloid amphiphilik dapat berupa partikel anionik, kationik, nonionic, ata
ampholitik (zwitterionik)
 Camburan dua atau lebih partikel koloid amphiphilic  sering digunakan dalam
formulasi sediaan farmasi.
Klasifikasi dan Contoh Koloid Asosiasi
(Amphiphilik)

Contoh
Ion
Tipe Compound Amphiphile
Lawan
Anionik Na-lauril sulfat CH3(CH2)11OSO3- Na+

Kationik Setil trimetil-ammonium bromide CH3(CH2)15N+(CH3)3 Br-

Nonionik Polioksietilen lauril eter CH3(CH2)10CH2O(CH2OCH2)23H -

Ampholitik Dimetildodesilammoniopropan sulfat CH3(CH2)11N+(CH3)2(CH2)3OSO2- -


Konsentrasi Misel Kritik (KMK)
 Konsentrasi monomer saat misel mulai terbentuk : konsentrasi misel kritik
 Terbentuk oleh koloid amphiphile
 Di bawah KMK : konsentrasi partikel koloid amphiphile yg teradsorpsi pada
antarmuka udara-air meningkat seiring peningkatan jumlah amphiphile
hingga sistem jenuh oleh monomer  KMK tercapai  misel mulai
terbentuk
 Penambahan konsentrasi monomer  membentuk semakin banyak misel
 Efek pembentukan misel :
 Menurunkan tegangan permukaan
 Menurunkan tegangan antarmuka
 Meningkatkan kelarutan
 Meningkatkan tekanan osmosis
 Meningkatkan konduktivitas sistem
Perbandingan Partikel Koloid
Liofilik Amphiphilik Liofobik
Fase terdispersi terdiri dari molekul organic Fase terdispersi terdari dari agregat (misel) Fase terdispersi terdiri dari partikel
besar dalam rentang ukuran partikel molekul organic kecil atau ion yang inorganik
koloid ukurannya berada di bawah rentang
partikel koloid

Molekul fase terdispersi terlarut Bagian hidrofilik atau lipofilik terlarut Pelarutan sedikit terjadi antara partikel
(tergantung jenis fase pendispersi – air terdispersi dengan medium pendispersi
atau bukan)

Molekul terdispersi dengan spontan Agregat koloid terbentuk secara spontan Dispersi tidak terjadi secara spontan 
membentuk larutan koloid pada saat konsentrasi ampiphilik > misel butuh prosedur tertentu agar
kritis mendapatkan disperse koloid

Viskositas fase pendispersi meningkat Viskositas meningkat dengan Viskositas media pendispersi meningkat
dengan keberadaan partikel terdispersi peningkatan konsentrasi ampiphilik (krn cepat dgn keberadaan partikel koloid
jml misel ikut meningkat) liofobik

Sistem dispersi umumnya stabil dengan Dalam system air, konsentrasi misel kritis Dispersi liofobik tidak stabil bila terdapat
keberadaan elektrolit , kecuali bila menurun dgn keberadaan elektrolit elektrolit (krn ada netralisasi muatan pada
konsentrasi elektrolit terllau tinggi (salting (salting out dpt terjadi bila konsentrasi partikel)
out) elektrolit>>)
(a) Misel sferis dalam larutan air, (b) miisel dalam media nonair, (c) misel laminar
dalam media air
Sifat Optis Koloid
 Efek Faraday-Tyndall
 Bila cahaya kuat dilewatkan melalui partikel/system koloid  cahaya akan terlihat membentuk
seperti corong karena ada penyebaran cahaya oleh partikel koloid
 Dapat diperiksa menggunakan ultramicroscope

 Electron Microscope
 Mampu merekam gambar partikel dalam ukuran sebenarnya
 Sering digunakan untuk melihat ukuran, bentuk, dan struktur partikel koloid
 Sumber radiasi : electron yang memiliki panjang gelombang dalam rentang 0.01 nm (0.1 A).

 Light Scattering and Micelle Molecular Weight


 Sifat ini bergantung pda Efek Faraday-Tyndall
 Digunakan secara luas untuk menentukan berat molekul partikel koloid
 Dapat juga digunakan u/ menentukan ukuran dan bentuk molekul
 Penyebaran cahaya dideskripsikan dengan Turbidity(σ) : penurunan intensitas cahaya karena
penyebaran ketika cahaya dlewatkan melalui larutan dengan ketebalan 1 cm
 Karena turbiditas rendah : lebi mudah memeriksa cahaya yang tersebar dibandingkan dengan
cahaya yang dilewatkan
Cahaya yang dilewatkan pada larutan Cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid
Mikroskop Elektron
Sifat Kinetik Koloid
 Gerak Brown
 Tekanan Osmotik
 Sedimentasi
 Viskositas
Gerak Brown
 Pergerakan acak dari partikel koloid
 Dapat dilihat pada partikel berukuran +/- 5 mikrometer,
 Terjadi karena tumbukan partikel koloid oleh molekul fasa pendispersi
 Kecepatan pergerakan meningkat seiring dengan penurunan ukuran
partikel
 Meningkatkan viskositas medium (dgn penambahan gliserin atau zat
serupa) : menurunkan dan menghentikan Gerakan Brown
 Difusi : hasil langsung dari Gerakan Brown
Tekanan Osmotik
 Tekanan osmotic dapat dijelaskan melalui rumus
 C = konsentrasi molar zat terlarut (solut).
 Rumus tersebut dapat digunakan u/menghitung berat molekul koloid
dalam larutan.
Sedimentasi
 Hukum Stoke :

Viskositas
 Ekspresi of the resistance to flow of a system under an applied stress
 The more viscous a liquid is, the greater is the applied force required to make it flow at a
particular rate.
 The shapes of particles of the disperse phase affect the viscosity of a colloidal dispersions.
Aplikasi Koloid dalam Sediaan Farmasi
 Hidrogel
 Mikropartikel
 Emulsi & Mikroemulsi
 Liposom
 Misel
 Nanopartikel
 Nanokristal

Anda mungkin juga menyukai