Anda di halaman 1dari 42

KOLOID

Pentingnya koloid
Pangan protein, karbohidrat, dan lemak
es krim, mayonase, agar-agar, susu, santan, sirup

bidang farmasi krim, Lotion, Haircream, Gel dan salep

bidang industri cat, semen, spray untuk serangga

bidang pertanian Tanah, Pasir


Sistem Terdispersi
• Dispersi : partikel kecil (fase terdispersi) yang
tersebar merata ke seluruh medium (medium
terdispersi)
Fase terdispersi adalah : Zat yang
terdispersikan. misalnya susu

Medium terdispersi : Medium yang


digunakan untuk mendispersi. misalnya Air
Cara paling mudah menggolongkan sistem terdispers
adalah berdasarkan garis tengah partikel rata-rata dari
bahan terdispers.

Umumnya dibuat tiga golongan ukuran

Sistem dispersi :

Dipersi Disperi kasar


Molekuler (suspensi)
(larutan)
Dispersi halus
(koloid)
Penggolongan Sistem Terdispersi Berdasarkan Ukuran partikel

Golongan Jangkauan Sifat Sistem Contoh


Ukuran
Partikel
Dispersi Kurang dari Partikel tidak terlihat mikroskop Molekul oksigen
Molekular 1,0 nm(m) electron. Ion-ion umumnya
Dapat melewati ultrafiltrasi dan Glukosa
membrane semi permiabel Difusi cepat

Dispersi 0,5 m() Tidak terlihat mikroskop biasa. Dapat Sol perak koloidal,
Koloid sampai 1,0 terlihat mikroskop electron polimer alam dan
nm Dapat melewati kertas saring, tidak polimer sintetis
(m) dapat melewati membrane
Semipermeabel .Difusi lambat

Dispersi Lebih besar Terlihat mikroskop, tidak melewati Butir-butir pasir,


Kasar dari 0,5 kertas saring emulsi , suspensi
m () Partikel tidak mendifusi farmasetika, sel-sel
darah merah
Ukuran dan Bentuk Partikel Koloid
Partikel yang terletak dalam jangkauan ukuran koloid
mempunyai luas permukaan yang sangat besar
dibandingkan dengan luas permukaan partikel-partikel yang
lebih besar dengan volume yang sama.

Mis : kubus dengan sisi 1 cm dan volume 1cm3 , luas permukaan = 6 cm2.
Jika kubus dibagi-bagi lagi menjadi kubus-kubus kecil, masing-masing mempunyai sisi 100 cm,
volume total tetap sama - luas permukaan total meningkat menjadi 600.000 cm2.
maka luas permukaannya meningkat menjadi 105 kalinya

Untuk membandingkan secara kuantitatif luas permukaan dari bahan yang berbeda,
digunakan batasan Luas Permukaan Sfesifik
Luas Permukaan Sfesifik didefinisikan sebagai luas
permukaan per unit berat atau volume bahan.

Dalam contoh :
Sampel 1 luas permukaan sfesifik = 6 cm 2/cm 3 .
Sampel 2 luas permukaan sfesifik = 600.000 cm 2/cm3.

Luas permukaan yang besar ini mengakibatkan sifat-


sifat unik dari dispersi koloid.
Sebagai contoh :
Platina efektif sebagai katalis hanya bila dalam bentuk koloid sebagai platina hitam.

Emas dalam bentuk sol emas akan berwarna merah , tapi bila ukurannya
meningkat akan menjadi dispersi yang berwarna biru.

Antimon dan arsen trisulfida berubah warnanya dari merah menjadi kuning jika ukuran
partikelnya berkurang sehingga ukuran partikelnya berubah dari ukuran serbuk kasar
menjadi ukuran partikel yang berada pada daerah koloid.
Jenis-jenis sistem koloid
Fase
Medium pendispersi Nama Contoh
Terdispersi

Padat Cair Sol Cat, lem kanji, tinta, tanah liat ,sol emas, semir cair

Gelas berwarna, intan hitam, mutiara, paduan logam


Padat Padat Sol padat
(alloy), stainless steel, perunggu

Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara, buangan knalpot, cat semprot

Kabut, awan, parfum, hairspray, obat nyamuk


Cair Gas Aerosol cair
semprot

Cair Cair Emulsi Susu, santan, mayonaisse, minyak ikan, lotion

Agar-agar, keju, mentega, margarin, nasi, lateks,


Cair Padat Emulsi padat
selai, mutiara

Gas Cair Buih Busa sabun, krim kocok, putih telur

Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung, gabus, roti, kerupuk
Beberapa bentuk koloid
a. Bulatan atau bola
b. Batang pendek dan bentuk elips
memanjang.
c. Ellips pipih dan lempengan
d. Batang panjang dan benang-benag
A
e. Benang tergulung longgar
f. Benang bercabang-cabang
Tipe Sistem
Koloid

Liofilik Liofobik Amfifilik

koloid yang fase terdispersinya sistem koloid yang fase Koloid gabungan
dapat menarik medium terdispersinya tidak
pendispersi karena gaya tarik dapat menarik/mengikat
antara partikel-partikel medium pendispersinya
terdispersi dengan medium
pendispersinya kuat
Tipe sistem koloid
Digolongkan tiga golongan :
1. Koloida liofilik (suka pelarut)
Afinitas terhadap medium dispersi relatif mudah. Sol
liofilik diperoleh dengan melarutkan bahan dalam pelarut
yang digunakan. Contoh : disolusi gom atau gelatin dalam
air. Atau seluloid dalam amil asetat.

2. Koloida Liofobik (Benci pelarut)


Afinitas kecil terhadap medium dispersi. Koloid ini
umumnya tersusun dari partikel-partikel anorganik yang
tersdispersi dalam air. Contoh : bahan-bahan emas,
perak, arsen(11) sulfida dan perak iodida.
Untuk menyiapkan koloida liofobik digunakan
metoda khusus :
a. Metode dispersi, dimana partikel-partikel
kasar direduksi ukurannya.
b. Metode kondensasi, dimana bahan
berdimensi koloid di agregasi menjadi
partikel-partikel yang berada pada daerah
ukuran koloid.
3. Koloid Gabungan atau koloid amfifilik
molekul amfifil atau zat aktif permukaan berciri
mempunyai dua daerah yang berbeda yang melawan afinitas
larutan dalam molekul atau ion yang sama.
Jika ada dalam suatu medium cair dengan konsentrasi
rendah, amfifil berada terpisah dan mempunyai ukuran
subkoloid. Jika konsentrasi ditingkatkan, terjadi agregasi pada
suatu konsentrasi sempit. Agregat ini mengandung 50
monomer atau lebih disebut misel.
Karena garis tengah dari tiap misel adalah 50 A, misel
berada dalam daerah ukuran koloid. Konsentrasi dimana misel
terbentuk disebut konsentrasi misel kritis. (Critical micelle
concentration) atau cmc
Perbandingan sifat sol koloid
Liofilik amfifilik liofobik
Liofilik amfifilik liofobik
Perbedaan antara koloid liofob dengan koloid liofil

Koloid liofob
Koloid liofil 1. Partikelnya dapat dilihat dengan
1. Partikel tidak dapat dilihat dengan microscope ultra
microscope ultra 2. Menunjukan peristiwa elektroforesis
2. Tidak menunjukan peristiwa 3. Mengalami koagulasi jika diberi
elektroforesis elektrolit
3. Tidak mengalami koagulasi bila diberi 4. Viskositas mirip medium
sedikit elektrolit pendispersinya
4. Memiliki viskositas besar 5. Tegangan permukaan mirip medium
5. Tegangan permukaan kecil endispersinya

6. Tidak menunjukkan gerak brown 6. Menunjukkan gerak brown yang


jelas.
7. Pada penguapan atau pendinginan
menghasilkan gel, yang akan 7. Pada penguapan atau pendinginan
membentuk sol lagi bila diberi akan menghasilkan koagulasi, tidak
medium pendispersinya membentuk sol kembali bila diberi
medium pendispersinya.
Sifat Optik
Koloid

Efek Faraday- Pemendaran


Tyndall Cahaya

gejala penghamburan cahaya Sifat ini berdasarkan efek Tyndall-


oleh partikel partikel koloid Faraday dan merupakan metode yang
banyak digunakan untuk menentukan
berat molekul koloid. Sifat ini juga
digunakan untuk memperoleh informasi
seperti bentuk dan ukuran partikel
Sifat-sifat optik koloid

• Efek Faraday-Tyndall.
Jika suatu berkas cahaya yang
kuat dilewatkan melalui sol
koloid, akan terlihat suatu
kerucut yang dihasilkan dari
pemendaran cahaya oleh
partikel-partikel koloid.
Peristiwa Efek Tyndall

Efek tyndall ini terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut
tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem
koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-
partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar
untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati
Ultramikroskop
• Dikembangkan oleh Zsigmondy
• Dengan alat ini dapat diuji titik-titik cahaya
yang menimbulkan kerucut Tyndall.
• Partikel-partikel tidak dapat dilihat secara
langsung,namun dapat diamati spot terang
yang sesuai dengan partikel, serta dapat
dihitung.
Mikroskop Elektron
• Dapat menghasilkan gambar partikel secara
aktual sampai dimensi molekular
• Daya resolusi tinggi
• Sumber sinar adalah sinar elektron berenergi
tinggi dengan panjang gelombang 0,1 A.
Pemendaran Cahaya (Light Scattering)

• Sifat ini berdasarkan efek Tyndall-Faraday


• Banyak digunakan unutk menentukan berat
molekul koloid
• Untuk memperoleh informasi bentuk dan
ukuran partikel
Sifat Kinetis
Koloid

Gerak Difusi Osmosis Sedimentasi viskositas


brown

Difusi Partikel perpindahan Pengendapan


gerakan partikel
akan mengalami molekut dari koloid Kekentalan
koloid yang terjadi
difusi berjalan pelarut (air) dipengaruhi zat cair
secara terus
dari konsentrasi melewati oleh
menerus, patah-
tinggi ke membran kekentalan
patah (zig-zag)
konsentrasi semipermeab medium, bj
dan tidak
rendah. el dari partikel,
menentu
konsentrasi tekanan
larutan yang partikel dan
tinggi ke konsentrasi
rendah partikel
Sifat Kinetis Koloid
1. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari
partikel koloid.
Jika kita amati sistem koloid dibawah mikroskop ultra, maka
kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan
bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan
gerak Brown.
Bagaimana gerak brown dijelaskan?
Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair
dan gas. System koloid dengan medium pendipersi zat
cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan
tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari
segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan
cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan
perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag
atau gerak brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat
gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin
lambat gerak brown.
• Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin
tinggi suhu system, koloid, semakin besar energi
kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya,
gerak Brown dari partikel fase terdispersinya
semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid,
maka gerak Brown semakin lambat.

•Dengan meningkatnya viskositas medium, yang


dibantu oleh penambahan gliserin atau suatu zat
yang serupa dapat menurunkan dan akhirnya
menyetop gerak Brown.
Difusi
• Partikel-partikel mendifusi secara spontan dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat
yang berkonsentrasi rendah, sampai
konsentrasi sistem tersebut seragam
seluruhnya
• Difusi merupakan hasil langsung dari gerak
Brown.
difusi

Menurut hukum Fick pertama :


dc
dq   DS dt
dx
dq = jumlah zat yang mendifusi
dt = waktu difusi
D = koefisien difusi
S = luas bidang difusi
dc = konsentrasi
dx = jarak yang ditempuh
Jika partikel koloid dapat dianggap bulat dapat
digunakan persamaan Suthreland dan
Einstein untuk memperoleh jari-jari partikel
dan berat partikel atau berat molekul

RT 3 4N
D 
6N 3Mv
D= Koefisien difusi
R = Konstanta molar gas
T = temperatur absolut
N = bilangan Avogadro = 6,02 x 1023mol
M = Berat molekul
V = volume sfesifik parsial.
Contoh soal
Koefisien difusi untuk protein bulat pada 20oC
adalah 7,0 x 10-7 cm2/det dan volume
spesifik parsial 0,75 cm3/g. Viskositas pelarut
0,01 poise(0,01 g/cm det). Hitung
a. Berat molekul
b. Jari-jari partikel protein
Penyelesaian

a) Dengan menyusun persamaan di dapat :


1 1 2 RT 3
M ( ) ( )
162v N D
7
1 1 (8,31x10 ) x293 3
M ( 23
2
) ( 7
)
162 x0,75 3,14 x(6,02 x10 ) (7,0 x10 ) x0,01
= 100.000 g/mol
RT
r
b). Dari persamaan
6ND
7
(8,31x10 ) x293
r 23 7
6 x3,14 x0,01x(6,02 x10 ) x(7,0 x10 )
r = 31 x 10-8 cm = 31 A
Sedimentasi
Kecepatan sedimentasi v dari partikel-partikel bulat yang
mempunyai kerapatan ρ dalam medium yang berkerapatan
ρo serta viskositas ηo diberikan oleh hukum Stokes :

2r (    0 ) g
2
v
90
Untuk menghitung berat molekul dari sedimentasi
digunakan rumus :

R = konstanta molar gas


RTs
M  T = temperatur absolut

D (1  v  0 ) ρ0 = kerapatan pelarut
S = koefisien sedimentasi
D = koefisien difusi
M = berat molekul
Contoh Soal
Koefisien sedimentasi s untuk suatu fraksi
metilselulosa tertentu pada 200C adalah 1,7 x
10-13detik. Koefisien difusi D 15 x 10-7 cm2/detik,
volume spesifik parsial v dari gom tersebut 0,72
cm3/g dan kerapatan air pada suhu tersebut
0,998 g/cm3. Hitung berat molekul
metilselulosa. Konstanta gas R = 8,31 x 107
erg/derajat mol.

(jawaban : 9800 g/mol)


Sifat Elektris
Koloid

Potensial
Potensial Elektro-
Elektroforesis yang
sedimentasi Osmosis
mengalir
partikel kolid gerakan partikel partikel koloid
Fenomena
bermuatan koloid bermuatan dipaksa bergerak
pergerkan
mengendap karena melalui membran melalui membran.
partikel di
pengaruh semiphermiable,
dalam medan
perbedaan oleh pengaruh
listrik
potensial. medan listrik.
Sifat-sifat elektris koloid
Fenomena Elektrokinetis
Pergerakan suatu permukaan yang bermuatan
mengenai fase cair yang berdekatan
merupakan prinsip dasar yang mendasari
empat fenomena elektrokinetis, yakni ;
Elektroforesis, potensial sedimentasi,
elektro-osmosis dan potensial yang mengalir
• Elektroforesis Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka
partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini
disebut elektroforesis. Untuk lebih jelas, mari kita lihat tabung
berikut di samping.Pada gambar, terlihat bahwa partikel-partikel
koloid bermuatan positif tersebut bergerak menuju elektrode
dengan muatan berlawanan, yaitu elektrode negatif. Jika sistem
koloid bermuatan negatif, maka partikel itu akan menuju
elektrode positif

Terjadinya Elektroforesis
Peristiwa elektroforesis

Percobaan elektroforesis
Peristiwa elektroforesis Pada gambar, terlihat
bahwa partikel-partikel
koloid bermuatan
positif tersebut
bergerak menuju
elektrode dengan
muatan berlawanan,
yaitu elektrode negatif.
Jika sistem koloid
bermuatan negatif,
maka partikel itu akan
menuju elektrode
positif
Elektroforesis
• Meliputi pergerakan suatu partikel yang bermuatan
melalui suatu cairan di bawah suatu perbedaan
potensial yang digunakan.

v 4
 
E 
2
cm / det dyne det ik / cm
  2 2
statvolt / cm statcoulomb / dyne.cm
Stabilitas Koloid
• Stabilitas dari koloid akan dipengaruhi oleh
faktor adanya muatan listrik dan medium utuk
menjaga kestabilan koloid.
• Penambahan pengental akan menaikan
stabilitas koloid, karena akan mencegah daya
tarik menarik atau akan menghasilkan gerak
Brown ini terjadi pada koloid yang bersifat
liofilik.Koloid liofobik tidak tahan / stabil pada
panas
Solubilisasi
• Solubilisasi
Bila didalam larutan koloid tetap stabil maka
seolah olah partikel itu tetap larut.Peristiwa ini
disebut dengan solubilisasi.
• Faktor yang mempengaruhi solubilisasi
Ini di pengaruhi oleh surfaktan dan jenis
surfaktan

Anda mungkin juga menyukai