Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM FARMASI FISIK I

PERCOBAAN III
KOEFISIEN PARTISI

OLEH:

NAMA : WAODE NURHAJIMAH

NIM : F1F1 12 049

KELOMPOK :

KELAS :B

ASISTEN :

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013
KOEFISIEN PARTISI

A. TUJUAN

Tujuan pada percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pH

terhadap koefisien partisi obat yang bersifat asam lemah dalam campuran

pelarut kloroform-air.

B. LANDASAN TEORI

Koefisien partisi merupakan rasio konsentrasi dari suatu senyawa

dalam dua tahap, dari dua campuran yang tidak saling larut dalam pelarut

pada kesetimbangan. Koefisien partisi (P) ini juga menggambarkan rasio

pendistribusian obat ke dalam pelarut system dua fase, yaitu pelarut organik

dan air. Dalam pengembangan bahan obat menjadi bentuk obat koefisien

partisi harus dipertimbangkan terlebih dahulu, dimana P hanya tergantung

pada konsentrasi obat saja, dan apabila molekul-molekul obat

berkecenderungan menyatu dalam larutan maka untuk obat yang terionisasi

dapat dikatakan memiliki tingkat ionisasi yang sama (Tawakal, 2012).

Koefisien partisi tiap zat adalah tetap sesuai dengan sifat alamiah zat

itu sendiri. Lipofilisitas bisa dilihat dari koefisien partisi dan ikatan hidrogen.

Koefisien partisi merupakan perbandingan kelarutan di dalam lemak

dibanding air. Cl bersifat lipofil (+), sedangkan OH hidrofil ( -). Proses awal

penentu obat dalam mencapai target adalah penetrasi atau absorpsi

(Indalifiany, 2013).
Koefisien distribusi atau koefisien partisi (partition coefficient), K

didefinisikan sebagai perbandingan antara fraksi berat solute dalam fase

ekstrak, (XC)E dibagi dengan fraksi berat solute dalam fase rafinat, (XC)R pada

keadaan kesetimbangan (Kasmiyatun, dkk, 2008).

Harga koefisien partisi suatu senyawa obat didefinisikan sebagai kadar

keseimbangan monomerik senyawa dalam fase non polar dibagi dengan

kadar dalam fase polar. Pada bidang kimia medisinal, parameter koefisien

partisi (Tahir, 2008).

Asam asetat merupakan senyawa asam lemah yang artinya hanya

terdisosiasi sebagian menjadi ion H+dan CH3COO -, yang konsentrasinya

mendominasi total jumlah asam lemah dalam minyak mentah (Agung, dkk,

2012).

Semakin bertambahnya konsentrasi asam asetat akan meningkatkan

pula laju korosi. Hal ini dikarenakan kehadiran asam asetat akan

menyebabkan penurunan pH secara signifikan, karena kelarutan asam

asetat dalam air jauh lebih tinggi di bandingkan kelarutan CO2 dalam

air (kurniawan, dkk, 2012).


C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah :

 Batang pengaduk

 Botol gelap 3 buah

 Filler

 Gegep 3 buah

 Gelas kimia 50 ml dan 100 ml

 Gelas ukur 50 ml

 Kuvet 2 buah

 Labu takar 50 ml

 Pipet tetes 3 buah

 Pipet volume 25 ml

 Spektrofotometer

 Tabunjg reaksi 6 buah

2. BAHAN

Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:

 Asam asetat

 Aquades

 FeCl3 1%

 Propylenglycol
D. PROSEDUR KERJA

Larutan dapar asetat

pH 4 pH 5 pH 5,6

- Diambil sebanyak 5 ml

- Disimpan di dalam tabung reaksi

- Ditambahkan propylenglycol

sebanyak 3 ml

- Diinkubasi pada suhu 370C selama

10 menit

- Diambil fase airnya sebanyak 2 ml

- Dimasukkan ke dalam labu takar

- Diencerkan sebanyak 50 ml dengan

aquades

- Dimasukkan ke dalam botol gelap

Larutan dapar dalam botol gelap

pH 4 pH 5 pH 5,6

- Diambil 5 ml

- Ditambahkan FeCl3 sebanyak 5 ml

- Diukur absorbansinya

Hasil pengamatan…?
E. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan

pH 4 0,009

pH 5 0,010

pH 5,6 0,008

pH 4 + FeCl3 0,012

pH 5 + FeCl3 0,006

pH 5,6 + FeCl3 0,006

2. Perhitungan

Analisis Data :

1. Menentukan konsentrasi asam asetat dan garam dapar asetat pada pH 4, 5, dan

5.6 (Ka = 1 x 10-5 dan kadar total asam dan garamnya = 0.01 M)

 pH 4

pH = - log [H+]

4 = - log [H+]

[H+] = 1 x 10-4

M garam + M asam = 0,01 = 1 x 10-2

M asam = 1 x 10-2 – M garam

[𝑎𝑠𝑎𝑚]
[H+] = Ka
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
[1 × 10−2 – [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]]
1 x 10-4 = 1 x 10-5
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

1 x 10-4 . [garam] = 1 x 10-7 - 1 x 10-5 [garam]

1 x 10-4 . [garam] + 1 x 10-5 [garam] = 1 x 10-7

(1 x 10-4 + 1 x 10-5) [garam] = 1 x 10-7

1 x 10−7
[garam] =
1 x 10−4 −4 + 1 x 10−5

1 x 10−7
[garam] =
1 x 10−4 + 0,1 x 10−4

1 x 10−7
[garam] =
1 ,1 x 10−4

= 0,9 x 10-3

[asam] = 1× 10-2 – [M garam]

= 1× 10-2 – 0,9 × 10-3

= 1× 10-2 – 0,09 × 10-2

= 0,91 × 10-2.

Jadi, asam asetat = 0,91 × 10-2 M


= 0,0091 M × 60,05 g/l
= 0,55 g/l
Natrium asetat = 0,9 × 10-3 M
= 0,0009 M × 82,03 g/l
= 0, 74 g/l.
 pH 5

pH = - log [H+]

5 = - log [H+]

[H+] = 1 x 10-5

M garam + M asam = 1 × 10-2 – M garam

[𝑎𝑠𝑎𝑚]
[H+] = Ka
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

[1 ×10−2 – [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]]
1 x 10-5 = 1 x 10-5
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

[1 ×10−2 – [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]]
1 x 10-5 = 1x 10-5
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

1 x 10-5 . [garam] = 1 x 10-5 [1× 10-2 – [garam]]

1 x 10-5 . [garam] = 1 x 10-7 - 1 x 10-5 [garam]

1 x 10-5 . [garam] + 1 x 10-5 [garam] = 1 x 10-7

[garam] (1 x 10-5+ 1 x 10-5) = 1 x 10-7

1 x 10−7
[garam] =
1 x 10−5 + 1 x 10−5

1 x 10−7
[garam] =
2 x 10−5

= 5 x 10-3
[asam] = 1× 10-2 – [garam]

= 1× 10-2 – 5 × 10-3

= 1× 10-2 – 0,5 × 10-2


= 0,5 × 10-2.

Jadi, asam asetat = 0,5 × 10-2 M


= 0,005 M × 60,05 g/l
= 0,30 g/l
Natrium asetat = 5 × 10-3 M
= 0,005 M × 82,03 g/l
= 0,41 g/l.

 pH 5,6

pH = - log [H+]

5,6 = - log [H+]

[H+] = 3 x 10-6

M garam + M asam = 1 × 10-2 – M garam

[𝑎𝑠𝑎𝑚]
[H+] = Ka
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

[1 ×10−2 – [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]]
3 x 10-6 = 1 x 10-5
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

[1 ×10−2 – [𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]]
3 x 10-6 = 1x 10-5
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]

3 x 10-6 . [garam] = 1 x 10-7 – 1× 10-5 [garam]

3 x 10-6. [garam] + 1 x 10-5 [garam] = 1 x 10-7

(0,3 x 10-5 + 1 x 10-5) [garam] = 1 x 10-7

1,3 × 10-5 [garam] = 1 x 10-7

1 x 10−7
[garam] =
1 ,3 ×10−5
[garam] = 0,76 × 10-2

[asam] = 1× 10-2 – [garam]

= 1× 10-2 – 0,76 × 10-2

= 0,24 × 10-2 M.

Jadi, asam asetat = 0,24 × 10-2 M


= 0,0024 M × 60,05 g/l
= 0,14 g/l
Natrium asetat = 0,76 × 10-2 M
= 0,0076 M × 82,03 g/l
= 0,62 g/l.

2. Menentukan kadar dan nilai APC dapar salisat dalam aquadest pada

pH 4, 5, dan 5,6

Ph Absorbansi

4 0,009

5 0,010

5,6 0,008
Kurva Kadar Dapar Asetat Dalam Aquades
0.012

0.01
ABSORBANSI

0.008 5.6, 0.008

0.006
Series1
0.004 Linear (Series1)

0.002
y = -0.0005x + 0.0112
0
0 2 4 6
pH

 pH4
y = -0,0005x + 0,0112
𝑦+0,0112
x=
−0,0005

0,009+0,0112
x=
−0,0005

0,0202
x=
−0,0005

= -40,4

𝑥 .𝑏
C’2 =( ) FP
𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 1000

−40,4 𝑥 3
=( ) 50
60,05 𝑥 1000

−121,2
= × 50
60050

= -0,101
= -101 x 10-3

(𝐶°2 –𝐶 ′ 2)𝑎
APC =
𝐶 ′ 2.𝑏

(0,009+101𝑥10−3 )2
=
101 𝑥 10−3 𝑥 3

(9 𝑥10−3 +101𝑥10−3 )2
=
−303 𝑥 10−3

110𝑥10−3 𝑥 2
=
−303𝑥10−3

220𝑥10−3
=
−303𝑥10−3

= -0,726

 pH 5
y = -0,0005x + 0,0112
𝑦+0.0112
x=
−0.0005

0.010+0.0112
x=
−0.0005

0,0212
=
−0,0005

x = -42,4

𝑥 .𝑏
C’2 =( ) FP
𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 1000

−42,4 𝑥 3
=( ) 50
60,05 𝑥 1000

−127,2
= × 50
60050
= -0,106

= -106 x 10-3

(𝐶°2 –𝐶 ′ 2)𝑎
APC =
𝐶 ′ 2.𝑏

(0,010 + 106𝑥10−3 )2
=
−106 𝑥 10−3 𝑥 3

(10 𝑥10−3 +106 𝑥10−3 )2


=
−318 𝑥 10−3

116 𝑥 10−3 𝑥 2
=
−318𝑥10−3

232𝑥10−3
=
−318𝑥10−3

= -0,729

 pH 5,6
y = -0,0005x + 0,0112
𝑦+0,0112
x=
−0,0005

0.008+0,0112
x=
−0,0005

0,0192
x=
−0,0005

= -38,4

𝑥 .𝑏
C’2 =( ) FP
𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 1000

−38,4 𝑥 3
=( ) 50
60,05 𝑥 1000
−115,2
= × 50
60050

= -0,096

= -96 x 10-3

(𝐶°2 –𝐶 ′ 2)𝑎
APC =
𝐶 ′ 2.𝑏

(0,008 + 96 𝑥 10−3 )2
=
−96 𝑥 10−3 𝑥 3

(8 𝑥10−3 + 96 𝑥10−3 )2
=
−288 𝑥 10−3

104 𝑥 10−3 𝑥 2
=
−288 𝑥 10−3

208 𝑥 10−3
=
−288 𝑥10−3

= -0,722

3. Menentukan kadar dapar asetat dalam FeCl3

pH Absorbasi

4 0,012

5 0,006

5,6 0.006
Kurva Kadar Dapar Asetat dalam FeCl3
0.018
0.016
y= 0.0027x + 0.0008
0.014
0.012
Absorbansi

0.01
0.008 Absorbansi
0.006 Linear (Absorbansi)
0.004
0.002
0
0 2 4 6
pH

 pH 4
y = 0.0027x + 0.0008
𝑦−0.0008
x=
0.0027

0.011−0.0008
x=
0.0027

x = 3,78
𝑥 .𝑏
C’2 =( ) FP
𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 1000
3,78 𝑥 3
=( ) 50
60,05 𝑥 1000
11,34
= × 50
60050
567
=
60050

= 0,0094
=9,4 x 10-3
(𝐶°2 –𝐶 ′ 2)𝑎
APC =
𝐶 ′ 2.𝑏
(0,009−9,4 𝑥 10−3 )2
=
9,4 𝑥 10−3 . 3

(9 𝑥 10−3 − 9,4 𝑥 10−3 )2


=
9,4 𝑥 10−3 × 3
−0,4 𝑥10−3 𝑥2
=
28,2 𝑥 10−3

−0,8 𝑥 10−3
=
28,2 𝑥 10−3

= -0,028

 pH 5
y = 0.0027x + 0.0008
0.015−0.0008
x=
0.0027

x = 5,26
𝑥 .𝑏
C’2 =( ) FP
𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 1000

5,26 𝑥 3
=( ) 50
60,05 𝑥 1000

15,78
= × 50
60050

789
=
60050

= 0,0131

= 13,1x10−3

(𝐶°2 –𝐶 ′ 2)𝑎
APC =
𝐶 ′ 2.𝑏
(0,010 −13,1 𝑥 10−3 )2
=
13,1 𝑥 10−3 . 3
(10𝑥10−3 – 13,1𝑥10−3 )2
=
13,1 𝑥 10−3 𝑥 3

(−3,1 𝑥 10−3 )2
=
13,1 𝑥10−3 𝑥 3
−6,2 × 10−3
=
39,3𝑥10−3

= -0,16

 pH 5,6
y = 0.0027x + 0.0008
0.015−0.0008
x=
0.0027

x = 5,26
𝑥 .𝑏
C’2 =( ) FP
𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 1000

5,26 𝑥 3
=( ) 50
60,05 𝑥 1000

15,78
= × 50
60050

789
=
60050

= 0,0131

= 13,1x10−3

(𝐶°2 –𝐶 ′ 2)𝑎
APC =
𝐶 ′ 2.𝑏
(0,010 −13,1 𝑥 10−3 )2
=
13,1 𝑥 10−3 . 3

(10𝑥10−3 – 13,1𝑥10−3 )2
=
13,1 𝑥 10−3 𝑥 3
(−3,1 𝑥 10−3 )2
=
13,1 𝑥10−3 𝑥 3
−6,2 × 10−3
=
39,3𝑥10−3

= -0,16
F. PEMBAHASAN

Koefisien partisi adalah distribusi kesetimbangan dari analit antara fasa

sampel dan fasa gas, dan kesetimbangan dari perbandingan kadar zat dalam

dua fase. Koefisien partisi minyak-air adalah suatu petunjuk sifat lipofilik

atau hidrofobik dari molekul obat. Lewatnya obat melalui membran lemak

dan interaksi dengan makromolekul pada reseptor kadang-kadang

berhubungan baik dengan koefisien partisi oktanol/air dari obat. Ada dua

macam koefisien partisi, yakni koefisien partisi sejati dan koefisien partisi

semu.

Kecepatan absorbs obat sangat dipengaruhi oleh koefisien partisinya.

Hal ini disebabkan oleh komponen dinding usus yang sebagian besar terdiri

dari lipida. Ada obat yang dapat larut dan sukar larut dalam lipida. Obat yang

larut dalam lipida memiliki koefisien partisi lipida-air yang besar, sebaliknya

obat yang sukar larut dalam lipida memiliki koeisien partisi yang sangat kecil.

Pada percobaan kali ini kita menggunakan dapar asetat. Penggunaan

dapar asetat pada kali ini karena dapar asetat memiliki sifat yang mampu

mempertahankan pH, meskipun ditambahkan asam atau basa.

Pada percobaan kali ini pH yang digunakan pada percobaan kali ini

adalah pH 4, pH 5, dan pH 5,6. Pada dapar asetat ditambahan propilenglikol

pada pH 4, pH 5, dan pH 5,6 penambahan itu bertujuan untuk melihat apakah

air dan propilenglikol berpisah atau tidak. Ternyata setelah ditambahkan

terpisah antara air dan propilenglikol, dimana air berada dibawah dan

propilenglikol berada dibawah. Hal ini terjadi karena bobot jenis


propilenglikol lebih tinggi dibandingkan bobot jenis air. Selain itu,

disebabkan keduanya mempunyai tingkat kepolaran berbeda.

Setelah itu, diencerkan dengan air. Sebelum ditambahkan FeCl3

sebanyak 5 ml diukur kadar dapar asetat dalam air menggunakan

spektofotometri agar diketahui absorbansinya. Selain itu, dapar asetat yang

telah ditambahkan dengan FeCl3 juga diukur absorbansinya, dimana bertujuan

untuk menentukan fase air untuk mendapatkan absorbansi dari tiap-tiap pH

yang digunakan untuk menghitung APC-nya.

Bahan yang dianalisis menggunakan sprektofotometri sebenarnya

harus memiliki warna, sedangkan dapar asetat berwarna bening sehingga

perlu ditambahkan FeCl3 untuk memberikan warna sehingga kita bisa

mengetahui absorbansi pada pH 4, pH 5, dan pH 5,6.


G. KESIMPULAN

Kesimpulan pada percobaan ini adalah pH berpengaruh terhadap koefisien

partisi, semakin tinggi pH maka semakin tinggi koefisien partisi.


DAFTAR PUSTAKA

Agung, Budi K. dan Inti Sari P.D. 2004. Pengaruh Variasi Ph Dan Konsentrasi
Asam Asetat Terhadap Karakteristik Korosi CO2 Pada Baja Bs 970. Jurnal
Teknik Material dan Metalurgi. Volume 2(1).

Indalifiany, Astrid. 2013. http://astridlifiany.blogspot.com/2013/03/laporan-


koefisien-partisi.html. Diakses 27 April 2013.

Kasmiyatun, Mega dan Bakti Jos. 2008. Ekstraksi Asam Sitrat dan Asam Oksalat:
Pengaruh Trioctylamine Sebagai Extracting Power Dalam Berbagai
Solven Campuran Terhadap Koefisien Distribusi. Volume 12(2).

Kurniawan, Budi A. dan Nizar Premadia S. 2012. Pengaruh Konsentrasi Asam


Asetat Dan Temperatur Terhadap Karakteristik Korosi CO2 Pada Bs 970.
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi. Volume 3(1).

Tawakal, Andi Anugrah A. 2012. http://andianugrahagungibrahim.blogspot.com/


2012/ 04/koefisien-partisi.html. Diakses 27 April 2013.

Tahir, Iqmal. 2009. Komparasi Nilai Koefisien Partisi Teoritik Berbagai Senyawa
Obat Dengan Metoda Hancsh-Leo, Metoda Rekker Dan Penggunaan
Program Clog P. Jurnal Purifikasi. Volume 5 (1).

Anda mungkin juga menyukai