Anda di halaman 1dari 10

SISTEM

koloid
Kelompok 2
Anggota kelompok
1. Delli Rosa Syahputri
2. Nabila
3. Alia Zahra Saffira
4. Nasrun Al Qorieb
5. Arafi Falah Guna
6. M. Haidir Bagus Darma
7. M. Raihan Ananda
Sistem Dispersi
SISTEM DISPERSI ( Persebaran Zat )
Sisten Dispersi merupakan sistem dimana suatu zat tersebar
merata kedalam zat lain.

Zat yang menyebar merupakan zat terdipresi.


Medium tempat menyebarnya zat terdipresi merupakan
pendipersi.

Sistem Dispersi terbagi menjadi 3 yaitu :


1. Sistem Dispersi Halus ( larutan )
2. Sistem Dispersi Koloid
3. Sistem Dispersi Kasar ( Suspensi)
Perbedaan larutan koloid dan suspensi
Larutan Koloid
ukuran partikel < 10^-9M 10^-9 - 10^-7 M
suhu fase dua fase
homogen heterogen
jernih tidak jernih
tidak bisa di saring ( karena bisa di saring ( penyaring ultra )
larutan yang dimiliki homogen dan relatif stabil
jernih ) sukar memisah
stabil ex : cat, kabut
tidak memisah
ex : lart. garam Suspensi
> 10^-9M
dua fase
heterogen
tidak jernih
bisa disaring
tidak stabil
mudah memisah
ex : air, kopi
Sifat-sifat koloid
Efek Tyndall
Efek Tyndall ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu
John Tyndall. Efek Tyndall merupakan gejala terhamburnya berkas
sinar/cahaya oleh partikel koloid. Oleh karena itu, efek ini bisa
digunakan untuk membedakan antara koloid dan larutan.

Gerak Brown Pada tahun 1827, seorang botanis asal Skotlandia,


Robert Brown, berhasil mengamati gerakan partikel koloid.
Pengamatan itu membuktikan bahwa partikel koloid tidak pernah
berada pada kondisi stasioner (diam), melainkan akan bergerak
dengan lintasan lurus dan arahnya tak menentu. Jika diamati melalui
mikroskop ultra, gerakan partikel koloid berbentuk zigzag.
Pergerakan inilah yang disebut gerak Brown. Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Contoh
gerak Brown ini bisa Quipperian lihat saat partikel debu bergerak
melewati celah jendela yang terkena sinar Matahari. Jika
diperhatikan, partikel debu tersebut akan senantiasa bergerak tanpa
henti dan lintasannya berbentuk lurus.
Sifat-sifat koloid
Adsoprsi
Adsoprsi adalah peristiwa terserapnya ion atau senyawa lain oleh
permukaan koloid. Contohnya saat Quipperian menjernihkan air
menggunakan tawas. Tawas digunakan sebagai penjernih air karena
memiliki kemampuan untuk menyerap polutan di dalam air.

Muatan koloid
Koloid dibedakan menjadi dua berdasarkan muatannya, yaitu koloid
bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

Koagulasi koloid
Koagulasi merupakan peristiwa menggumpalnya koloid membentuk
endapan. Terjadinya koagulasi dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan,
pengadukan, atau penambahan asam. Contoh koagulasi adalah saat
Quipperian menambahkan sedikit senyawa asam ke dalam susu. Akibat
penambahan asam tersebut, susu akan mengalami penggumpalan
membentuk suatu endapan.
Cara membuat koloid
1. Cara kondensasi
Cara kondensasi merupakan cara untuk membentuk koloid melalui proses penggumpalan partikel
larutan agar menjadi partikel koloid. Penggumpalan tersebut bisa dilakukan dengan metode
berikut.
Reaksi pengendapan


Reaksi pengendapan dilakukan dengan cara mencampurkan larutan elektrolit agar dihasilkan
endapan, contohnya sebagai berikut.AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
Reaksi hidrolisis


Reaksi hidrolisis dilakukan dengan cara mencampurkan suatu zat dengan air, contohnya sebagai
berikut. AICI, +H₂O AIOH3(s) + HC1
Reaksi redoks


Sistem koloid juga dapat dibentuk dari reaksi redoks, contohnya sebagai berikut AuCl, +HCOH
Au + HCl + HCOH
Reaksi pergeseran
Contoh reaksi pergeseran bisa Quipperian lihat pada proses pembuatan sol As2S3. Sol As2S3


dibuat dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan H3As03 encer pada suhu tertentu.
Adapun contoh reaksinya adalah sebagai berikut.2H,ASO, +3H₂S 6H₂O+As₂S₂
Reaksi penggantian pelarut Pembuatan koloid jenis ini bisa Quipperian lihat pada pembuatan gel
kalsium asetat di mana larutan kalsium asetat harus ditambahkan alkohol 96% agar terbentuk
gel kalsium asetat.
2. Cara dispersi
Cara dispersi kebalikan dari kondensasi, yaitu dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi agar menjadi
partikel koloid. Cara dispersi ini bisa dilakukan dengan beberapa metode berikut.
Cara mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan menggunakan penggilingan atau penggerusan partikel
suspensi. Dengan demikian, akan dihasilkan partikel yang lebih kecil dan lembut. Contoh pembuatan partikel
koloid dengan cara mekanik adalah sebagai berikut.
1) Gumpalan tawas yang sudah digiling akan membentuk koloid saat dicampurkan dengan air.
2) Karbon dihaluskan dengan penggiling
koloid agar dihasilkan tinta. 3) Belerang dan gula dihaluskan dalam penggiling koloid, sehingga dihasilkan sol
belerang.
Cara peptisasi Koloid bisa dibentuk melalui proses
peptisasi, yaitu dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan mengalami pemecahan
oleh zat kimia. Adapun contoh peptisasi adalah sebagai berikut.
1) Sol Fe(OH)3dipeptisasi oleh FeCl3. 2) Sol NiS dipeptisasi oleh H2S. 3) Karet dipeptisasi oleh bensin.
Cara busur bredia/bredig Cara busur bredia dilakukan dengan mencelupkan dua kawat logam yang dialiri
arus listrik ke dalam air. Dengan demikian, kawat tersebut akan membentuk partikel koloid berupa debu di
dalam air.
Cara ultrasonik
Pada prinsipnya, cara ini hampir sama dengan cara mekanik, hanya saja proses penghancuran partikel
besarnya menggunakan gelombang ultrasonik
Manfaat koloid dalam kehidupan
Koloid biasa digunakan dalam industri kosmetik untuk
membuat foundation, sampo, pembersih wajah, deodoran,
dan pelembab badan.
Dalam industri tekstil, koloid biasa dimanfaatkan dalam
bentuk sol untuk membuat warna pakaian.
Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam bentuk sol
untuk membuat obat-obatan.
Dalam industri sabun, koloid dihasilkan dalam bentuk
emulsi, contohnya sabun dan detergen.
Dalam industri makanan, koloid bisa ditemukan dalam
kecap, saus, susu, mayones, dan mentega.
Elektroforesis bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai