Anda di halaman 1dari 87

DIFUSI &

DISOLUSI
Agus Siswanto
Fak. Farmasi UMP
2018
DIFUSI
 Suatu proses perpindahan massa
molekul zat yg dibawa oleh gerakan
molekuler secara acak
 Terkait dg perbedaan konsentrasi
aliran molekul melalui suatu batas
(membran)
 Contoh: transport obat secara difusi
pasif
Aplikasi difusi dalam transport obat
 Pelepasan obat dari bentuk
sediaan melalui difusi
terkontrol (sustained
release)
 Absorpsi obat melalui
saluran gastrointestinal atau
kulit
 Transport obat (difusi) ke
dalam jaringan termasuk ke
dalam ginjal utk ekskresi
Difusi melewati
membran
 Membran → barrier fisik yg memisahkan dua
(atau lebih) daerah
 Membran Sintetik (polimer)
 Terbuat dari polimer
 Aplikasi farmasetik: kontrol pelepasan obat (SR,
transdermal)
 Misal penggunaan silikon dalam sediaan transdermal
 Membran Alami (membran biologis)
 Absorpsi obat dalam saluran cerna terjadi lewat
membran mukosal
 Absorpsi obat transdermal terjadi lewat kulit
Mekanisme difusi (pasif)
 Sel difusi
 Kompartemen
donor
 Kompartemen
reseptor
 Membran
MEKANISME DIFUSI
(in vitro)
 Difusan dilarutkan dg
pelarut tertentu di
kompartemen donor
 K.reseptor berisi pelarut
(sink condition)
 Difusan berdifusi dari
k.donor ke k.reseptor
 Pd periode wkt tertentu
laju difusi pd kec konstan
Difusi massa tunak Hukum Fick I
J=fluks  Sejumlah M zat yg mengalir melalui satu
satuan penampang melintang S dari suatu pembatas
(membran) dlm satu satuan waktu t
dM dC
J  J  D
S .dt dx
Aliran berbanding lurus dg dC
J
perbedaan konsentrasi dx

 J = fluks
 M = massa zat yg berdifusi (g)
dM  dC 
  DS    S = luas penampang melintang (cm2)
dt  dx   D= koefisien difusi (cm2/detik)
 C = konsentrasi (g/cm3)
 x = jarak (cm) dari pergerakan tegak lurus
thd permukaan batas
Koefisien difusi
 Tahanan terhadap perpindahan zat
 Hukum Stoke-Einstein:
– k’= tetapan Boltzman k '.T
– D
6. .r.
T = suhu mutlak
– r = Jari-jari molekul
– η = Kekentalan lingkungan
 ↑koefisien difusi → ↑ absorpsi obat
 dipengaruhi: uk molekul, viskositas sediaan,
suhu
dM  dC 
  DS  
dt  dx 

Gradien konsentrasi melewati membran


dC C1  C2 

dM  DS 
C1  C2 
dx h

dt  h 
Konsentrasi C1 dan C2 tdk dpt ditentukan dlm membran
C1 C2
K   C1  K .Cd  dan, C2  K .Cr
Cd Cr
dM  DSK 
 Cd  Cr 
dt  h 
C r 0
DK
P
dM  DSK 
M  P.S.Cd .t
h dM
 .Cd  P.S .Cd
dt  h  dt
dM  dC 
  DS  
dt  dx 

M  P.S.Cd.t
 Cd = kadar obat dlm kompartemen donor (mg/ml)
 Cr = kadar obat dlm kompartemen reseptor (mg/ml)
 K = koefisien partisi
 P = koefisien permeabilitas (cm/detik)
 h = tebal penampang melintang membran (cm)
 M = jumlah zat yg berdifusi (mg)
 t = waktu zat berdifusi (detik)
 S = luas permukaan membran (cm2)
Contoh soal
 Suatu penelitian absorpsi oral dari emulsi M/A
paclitaxel menggunakan closed-loop intestinal
model.
 Obat dimasukkan dlm usus halus dan sistem
dipertahankan suhunya 37ºC dan dialiri O2 dlm
media pelarut. Luas permukaan difusi 28,4 cm2
dan konsentrasi paclitaxel dalam usus halus
1,50 mg/ml.
 Hitung jumlah paclitaxel yang melewati usus
halus selama 6 jam jika koefisien permeabilitas
4,25x10-6 cm/detik! Diasumsikan transport
terjadi secara orde nol dibawah kondisi sink.
Jawab
M  P.S .Cd .t  4,25 x10  6
28,41,5021600
M  3,91mg
Jika Cd berubah terhadap t maka transport mengikuti first-order transport, maka
digunakan persamaan :

 PS 
LnCd t  LnCd 0   t
 Vd 
Vd = volume kompartemen donor (ml)
(Cd)t = konsentrasi zat dlm kompartemen donor pd waktu t
(Cd)0 = konsentrasi zat dlm kompartemen donor mula – mula
Lag time
 Waktu yg dibutuhkan oleh zat untuk memantapkan
perbedaan konsentrasi yg sama didalam membran
yg memisahkan kompartemen donor dan reseptor
M
DKSCd
t  t L 
h
2
h h
tL   tL 
6D 6P
M  P.S.Cd.t M  PSC d t  t L 
Soal
 Lag time methadon, obat yg digunakan untuk
terapi adiksi heroin pada suhu 25ºC melalui
membran transdermal (silikon) adalah 4,65
menit. Membran mempunyai luas permukaan
12,53 cm2 dan ketebalan 100 μm.
 Hitung koefisien permeabilitas obat pd suhu
25ºC (K=10,5).
 Hitung jumlah total (mg) metadhon yg
dilepaskan dari membran selama 12 jam jika
konsentrasi obat dalam sediaan 6,25 mg/ml.
Jawab
a.KoefisienP ermeabilit as ( P)

P
DK
D
h

 2
1,00 x10 
2 2
 5,97 x10 8 cm 2 / s
h 6t L 6279 
Maka :

P
5,97 x10 10,5
8
 6,27 x10 5

1,00 x10  2
cm / s
b.JumlahMeth adonYgDile paskan12 jam (43.200 det ik ) 
t L  4,65menit  279 det ik
  
M  PSC d t  t L   6,27 x10 5 12,536,25 43200  279
M  210,8mg
Uji difusi dg sel difusi Franz
termodifikasi
Sel difusi

Membran selofan Salep aminofilin 10% (500 mg)

Sampling pada menit


ke 15, 30, 45, 60, 90

Kondisi percobaan
Sel reseptor
-Suhu 37±0,5° C
-Kec pengadukan
100 rpm Medium difusi (dapar
fosfat pH 7,4 = 70 ml)
Hasil uji difusi

 Hitunglah parameter fluks salep


aminofilin?
Soal 1
 Difusi senyawa X terjadi melewati suatu
membran silikon sintetik dengan luas
permukaan 12,00 cm2 dan tebal 50 μm.
Diketahui koefisien difusi 6 x 10-8 cm2/detik
dan koefisien partisi 11,0.
 a. Tentukan lag time senyawa X tersebut!
 b. Hitung jumlah total (mg) senyawa X yg
dilepaskan dari membran selama 10 jam
jika konsentrasi obat dalam sediaan 5,00
mg/ml.
Soal 2
DISOLUSI
 Proses pelarutan suatu zat dalam medium
tertentu
 Hilangnya kohesi suatu padatan krn pengaruh
cairan yg menimbulkan dispersi homogen dlm
bentuk ion atau molekul
 Rate of dissolution
 Kec melarut obat dari bentuk padatnya yg ditunjukkan
dg kec pelepasan obat dari bentuk sediaannya
setelah kontak dg medium
 Disolusi= jumlah zat yg terlarut dari bentuk
sediaan ke dlm suatu medium sebagai fungsi
waktu
Rate-limiting steps in
drug absorption (tablet)
Drug in drug Solid drug Drug in Drug in
prodruct particles solution body

Disintregration Dissolution Absorption


release

Tahap yg paling lambat  menentukan


absorpsi
1. Disintregation
2. Dissolution
3. Absorption across cell membrane
TEORI DISOLUSI
Diffusion layer model
 Terdapat lapisan tipis yg mengelilingi
partikel padat dg ketebalan tertentu
 Lapisan tersebut merupakan stagnant
liquid film
 Terjadi kesetimbangan antara liberasi &
redisposisi molekul dipermukaan solid
 Konsentrasi zat yg terlarut dipermukaan
solid ~ kelarutan
 Cs ~ S pd jarak x = 0 cm
Diffusion
layer model
Diffusion layer model
 Pada jarak x > h
 Gerakan medium dianggap sangat cepat shg
tdk ada perbedaan konsentrasi di setiap
bagian medium
 Kec disolusi ditentukan oleh kec transfer
zat terlarut ke dalam medium pd jarak h >
x>0
Persamaan Noyes-Whitney
dM DS
 Cs  Cb 
dt h
M= jumlah obat yg terdisolusi pd waktu t (mg)
t = waktu disolusi (detik)
D= koefisien difusi (cm2/detik)
S= luas permukaan partikel (cm2)
h = tebal lapisan film
Cs= konsentrasi obat pd permukaan partikel
Kelarutan jenuh zat dalam medium
Cb = konsentrasi zat pd bulk solution
Contoh soal
 Hitunglah kecepatan disolusi (dM/dt) dari
suatu partikel obat hidrofobik dg luas
permukaan 2,5x103 cm2 dan diketahui
kelarutan jenuhnya 0,35 mg/ml pada suhu
25ºC dalam air. Koefisien difusi 1,75x10-7
dan tebal lapisan difusi 1,25 μm.
konsentrasi obat dalam bulk solution
adalah 2,1x10-4 mg/ml.
Jawab
dM DS
 Cs  Cb 
dt h
 
7
dM 1,75 x10 2,5 x10

3
 0,35  2,1x10 
4
4
dt 1,25 x10
dM
 1,22mg / det ik
dt
dM DS
 Cs  Cb 
dt h

dM DSCs

dt h

 DSCs 
M  .t
 h 
dM DS
 Cs  Cb  dC DS
 Cs  Cb 
dt h dt Vh
Jika _ M  C.V

 k Cs  Cb 
dC
dt

dC DSCs

dt V .h

 DSCs 
C  .t
 V .h 
dC DS
 Cs  Cb 
dt Vh
Faktor disolusi
 Sifat fisika kimia zat
 Bentuk kristal, ukuran partikel, senyawa
kompleks
 Jenis
alat disolusi
 Formulasi
 Bentuk sediaan, sifat eksipien
 Kondisi percobaan
 Suhu, kecepatan pengadukan, medium
Ukuran partikel
 ↓Ukuran partikel →↑luas permukaan (S) →↑
disolusi
 Mikronisasi (d<10μm) obat yg sukar larut
(nitrofurantoin, griseofulvin, kloramfenikol)

dC DS
 Cs  Cb 
dt Vh
Surface area and particle size

• ↓Particel size → surface area↑→ dissolution


rate↑
• Griseofulvin, nitrofurantoin (steroid, low
solubility) → ↓ particel size (micronized form)
→ ↑oral absorption
• Poorly soluble drug
+ disintegrant,
+ surface-active agents (↑ wetting-solubility)
Senyawa kompleks
 Kompleks senyawa hidrofobik →↑ disolusi
 Pembentuk kompleks: siklodekstrin,
polietilenglikol, polivinilpirolidon

meloksikam

Siklodekstrin
Complexation  ↑disolusi

• Complexation is used to increase drug


solubility, particulary of poorly water-
soluble
• Cyclodextrin (complexing agent)
• Miconazole,piroxicam,
indomethacin,pilocarpine, naproxen,
hydrocortisone, diazepam, digitoxin
Complexation ↓ absorpsi

• Mucin + streptomycin →↓ available


concentration of the drug for absorption
→↓bioavailability
• Tetracycline + Ca (dicalciun phospate) →
poorly soluble complex → ↓ bioavailability
• Amphetamine + Na CMC→ ↓ bioavailability
• Phenobarbitone + PEG 4000→↓ bioavailability
Bentuk kristal
 Disolusi partikel bentuk amorf > bentuk
kristal
 bentuk kristal butuh energi utk memecah
ikatan kristal
 Fenomena polimorfi kloramfenikol (disolusi
β>α)
Crystal form
• Polymorphism → the arrangement of a
drug in various crystal form
(polymorphs)
• Polymorphs → different physical
properties (solubility, density, hardness,
compression characteristics)
• Metastable polymorph →↑ dissolution
rate
• β polymorph (chloramphenicol) → more
soluble & better absorbed
Crystal form (2)
• Amorphous form dissolves more rapidly than
the corresponding crystalline forms
amorphous form of novobiocin was readly
absorbed following oral administration

• Solvates → associate drug with solvent


molecules to produces crystalline forms
anhydrous form of ampicillin → faster
dissolving
Alat disolusi
 Variasialat
disolusi:
 Bentuk wadah
 Sistem
pengadukan
Aparatus 2

Aparatus 1
Aparatus 5
Aparatus 3
Aparatus 4
Formulasi
Bentuk sediaan dan sifat eksipien menentukan laju
disolusi obat
Schematic outline of the influence of the dosage form on
the appereance of drug in solution in the gastrointestinal
tract

Type of Possible intervening steps between


dosage form administration and appereance of drug
in solution in gastrointestinal fluids
Aqueous
solution
Suspension of
precipitation dissolution Solution of Absorption
fine particles of drug in
drug in gastrointestinal Blood
Aqueous gastrointestinal fluids
suspension fluids

deaggregation

Immediate disintegration Aggregate dissolution


release solid or
dosage form granules
Bentuk sediaan solid (tablet)
 ↑disolusi→
↓waktu hancur, ↑bhn
penghancur (jenis&jumlah), + surfaktan
Bentuk sediaan solid (tablet)
 ↓disolusi→↑kekerasan, ↑ tekanan
kompresi, ↑bhn pengikat, sifat lubrikan
(mg stearat, talk), +bhn penyalut
 Suspensi-emulsi
 pengendapan, perubahan bentuk kristal
→↓effective particle size → ↓disolusi
 ↑viskositas suspensi-emulsi → ↓disolusi

 Bentuk sediaan semisolid


 disolusi obat (supositoria, krim, gel, salep) tgt
jenis basis yg digunakan
Kondisi percobaan
 Kecepatan pengadukan
 Suhu percobaan
 Jenis medium
 Bentuk & volume wadah
Cara meningkatkan disolusi???
dC DS
 Cs  Cb 
dt Vh
 Meningkatkan S
 Penambahan surfaktan
 Pengurangan ukuran partikel
 Meningkatkan Cs
 Pembentukan senyawa kompleks
 Bentuk amorf
Cara menyatakan
HASIL DISOLUSI
 Waktu
 Waktu yg dibutuhkan utk melarutkan sejumlah
zat aktif dlm medium tertentu
 Misal: T20 →waktu yg diperlukan 20% zat aktif
terdisolusi
 Jumlah terdisolusi (%)
 Jumlah (%) zat aktif yg terdisolusi pd waktu
tertentu
 Misal: C45= 80%; dalam waktu 45 menit zat
aktif yg terdisolusi sebanyak 80%
Cara Menyatakan
HASIL DISOLUSI
 Kecepatan disolusi
Kec disolusi = slope kurva hubungan antara:
 Orde 0 → Waktu Vs % zat terdisolusi
 Orde 1 → Waktu Vs Ln fraksi obat yg tdk
terlarut
 Dissolution efficiency (DE)
 Perbandingan luas kurva disolusi dg luas
segiempat 100% zat aktif terdisolusi pada
waktu tertentu
Contoh
 Tablet teofilin seberat 403 mg (mengandung
50% zat aktif) diuji disolusi dalam medium dapar
fosfat pH 7,2 sebanyak 500,0 ml.
 Pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100
rpm dengan jarak 2,5 cm dari dasar wadah.
Suhu percobaan dipertahankan berada dalam
kisaran 37 ± 0,5 °C.
 Selama waktu tertentu sampel diambil 5,0 ml
dan volume pelarut diganti kembali dalam
jumlah yg sama.
Serapan teofilin pd waktu sampling
Waktu(menit) Serapan Pengenceran
15 0,337 3x
30 0,287 5x
45 0,382 5x
60 0,452 5x

Diketahui kurva baku teofilin pd dapar fosfat 7, 2 adalah:


Y= 0,514 X + 0,035
Y = serapan
X = kadar teofilin (mg/100 ml)
Pertanyaan
1. Tentukan C60!
2. Tentukan DE60!
3. Tentukan k, jika diasumsikan disolusi
mengikuti orde 0!
Total
Serapan Pengenc Koreksi koreksi Luas
Waktu (A) eran (P) Kadar (C) W (mg) W (KW) (TKW) Total W (TW) area
menit kali (mg/100mL) (mg) (mg) (mg) (%) menit.%
0 0 0
15 0.337 3 1.76 8.81 0.00 0.00 8.81 4.37 32.80
30 0.287 5 2.45 12.26 0.09 0.09 12.34 6.13 78.75
45 0.382 5 3.38 16.88 0.12 0.21 17.09 8.48 109.55
60 0.452 5 4.06 20.28 0.17 0.38 20.66 10.25 140.51
Contoh hitungan

1 Ct =(( A - 0.035)/0.514)*P 1 C15 =((0.337-0.035)/0.514)*3 = 1.76 mg/100mL


2 Wt =Ct*5 2 W15 = 1.76*5 = 8.81 mg

3 KWt =(5/500)*Wt sebelumnya 3 KW15 = (5/500)*0= 0 mg


KW30 = (5/500)*8.81= 0.09 mg

4 TKWt = KWt + KWt sebelumnya 4 TKW15 = 0 + 0 = 0 mg

TKW30 = 0.09 + 0 = 0.09 mg

TKW45 = 0.12 + 0.09 = 0.21 mg


TW15 =8.81 + 0 = 8.81 mg =
5 TWt (mg) = W + TKW 5 (8.81/201.5)*100= 4.37 %
TWt (%) =((W+TKW)/Jml TW30 = 2.45 + 0.09 =12.34mg
teofilin)*100 =(12.34/201.5)*100 = 6.15%

6 Luas (0→15) = 0.5* alas * tinggi 6 L(0→15) = 0.5*15*4.37 = 32.80 menit.%


Luas (0→15) = 0.5* t15-0 * TW15
Luas (15→30) = 0.5* alas *(jml sisi
sejajar) L(15→30) = 0.5*15*(4.37+ 6.13) =78.75 menit.%
Luas (15→30) = 0.5* t30-15 *(TW15
+ TW30)
Jawab
1. C60 = 10,25%
2. DE60 = 6,03 %
3. k(0) = 0,331 mg/menit = 0,164 %/menit
SOAL
• Tablet Aspirin seberat 210 mg (mengandung 40% zat aktif) diuji
disolusi dalam medium cairan lambung buatan tanpa pepsin pH 1,2
sebanyak 500,0 ml. Pengaduk dayung diatur pada kecepatan 60 rpm
dengan jarak 2,5 cm dari dasar wadah. Suhu percobaan
dipertahankan berada dalam kisaran 37 ± 0,5 °C. Selama waktu
tertentu sampel diambil 5,0 ml dan volume pelarut diganti kembali
dalam jumlah yg sama. Penentuan kadar aspirin dalam sampel
ditentukan dengan metode spekroskopi pada λ280nm sehingga
diperoleh serapan sampel sebagai berikut:
Waktu (menit) 15 30 60
Serapan 0,101 0,154 0,132

• Jika diketahui kurva baku aspirin pada λ280nm adalah Y = 0,0631X –


0,0075 (Y= serapan, X= kadar aspirin dalam mg/100 mL), maka
tentukan
– C60 (%)
– DE 60
– nilai kecepatan disolusi (orde 0)!
In vitro dissolution testing
• Prosedur uji sediaan mengikuti ketentuan
dalam monografi sediaan (USP, FI)
• Pemilihan tipe alat sesuai sediaan yg diuji
• Titik sampling sesuai persyaratan penerimaan
70

Dissolution Apparatus
Apparatusa Name Drug Product

Apparatus 1 Rotating basket Tablets


Apparatus 2 Paddle Tablets, capsules, modified drug products, suspensions
Apparatus 3 Reciprocating cylinder Extended-release drug products
Apparatus 4 Flow cell Drug products containing low-water-soluble drugs
Apparatus 5 Paddle over disk Transdermal drug products
Apparatus 6 Cylinder Transdermal drug products
Apparatus 7 Reciprocating disk Transdermal drug products
Rotating bottle (Non-USP-NF) Extended-release drug products (beads)
Diffusion cell (Franz) (Non-USP-NF) Ointments, creams, transdermal drug products

aApparatus 1–7 refer to compendial dissolution apparatus in USP-NF


(United States Pharmacopeia)
UJI DISOLUSI TABLET SIMETIDIN
(farmakope indonesia V)
Kriteria penerimaan hasil uji disolusi
SOAL
1. Tentukan persyaratan
nilai disolusi tablet
simetidin, jika uji
dilakukan terhadap 6
tablet?
TABLET SIMETIDIN
2. Hasil uji disolusi tablet
simetidin terhadap 6
tablet diperoleh hasil
C15 sbb: 79 %, 81 %, 86
%, 72 %, 82 %, 78%.
(C15 rata2 = 79,67%).
Tindakan apa yg harus
dilakukan selanjutnya
dalam uji disolusi tersebut!
75

Uji disolusi terbanding


• Parameter penting untuk menentukan mutu kimia
obat adalah penetapan kadar dan uji disolusi
• Absorpsi zat aktif dari suatu sediaan erat kaitannya
dengan terdisolusinya zat tersebut dari sediaannya
• semakin cepat zat aktif terdisolusi, maka semakin
cepat pula terjadi absorpsi, sehingga obat akan cepat
memberikan efek
• Absorpsi sistemik suatu obat dari tempat
ekstravaskular dipengaruhi oleh sifat – sifat anatomik
dan fisiologik tempat absorpsi serta sifat – sifat
fisikokimia produk obat.
76

• Produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui suatu


rangkaian proses
• disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat, disolusi obat
dalam media aqueous, dan absorpsi melewati membran sel
menuju sirkulasi sistemik.
• Kecepatan obat mencapai sirkulasi ditentukan oleh
tahapan yang paling lambat dalam rangkaian yang
disebut tahap penentu kecepatan (Shargel dan Kanfer,
2005).
77

• Uji disolusi merupakan suatu metode fisika yang penting


sebagai parameter dalam pengembangan mutu sediaan obat
yang didasarkan pada pengukuran kecepatan pelepasan dan
pelarutan zat aktif dari sediaanya.
• Uji disolusi digunakan untuk uji bioavailabilitas secara in vitro,
karena hasil uji disolusi berhubungan dengan ketersediaan
hayati obat dalam tubuh (Banakar,1992).
• Uji disolusi bertujuan untuk memprediksi korelasi
bioavailabilitas in vivo dari produk obat.
• Uji disolusi penting sebagai (1) petunjuk untuk pengembangan
formulasi dan produk obat, (2) kontrol kualitas selama proses
produksi (3) memastikan kualitas bioekivalen in vitro antar
batch dan (4) regulasi pemasaran produk obat (Allen dkk.,
2005).
78

• Uji disolusi terbanding dapat digunakan untuk


memastikan kualitas dan sifat- sifat produk obat dengan
perubahan minor dalam formulasi atau pembuatan
setelah izin pemasaran.
• BPOM memberikan ketentuan untuk uji disolusi
terbanding yaitu dengan melihat nilai f2 (faktor kemiripan)
antara produk uji dengan produk pembanding (BPOM,
2004).
79

PROSEDUR UJI DISOLUSI


TERBANDING
• Sampel  sediaan uji dan produk inovatornya
• Lakukan uji sesuai prosedur dalam kompendia
sebanyak masing2 12 sediaan (tablet)
• Hitung parameter f2
Tablet parasetamol
Parameter uji disolusi terbanding
F2  faktor kemiripan

• Rt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu


sampling dari produk pembanding (R = reference)
• Tt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu
sampling dari produk uji (T = test)
Nilai f2 ≥50 (50-100)  kemiripan profil disolusi ke 2 produk
waktu Jumlah terdisolusi (%)
(menit) Rt Tt (Rt-Tt)^2
Contoh soal TFM
5 13,71
NEVOX (A)
7,42 39,61
15 12,96 12,52 0,19
30 15,11 17,18 4,27
45 20,48 21,33 0,72
60 23,87 25,58 2,92
90 29,11 32,09 8,88
120 34,37 36,31 3,75
180 54,88 44,61 105,46
240 47,13 52,82 32,33
300 61,99 59,06 8,59
360 71,06 67,60 11,93
420 76,69 70,69 35,95
480 88,60 75,71 166,33
540 85,13 79,76 28,90
600 86,46 83,62 8,05
Σ(Rt-Tt)^2 457,88
14,62
1,16
f2 58,25
Profil Disolusi Tablet Amlodipin dan
Perbandingan Kadar Dua Produk
Generik dengan Produk Inovator
• Pengujian statistik kadar amlodipin dengan menggunakan uji
ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%, kadar ketiga tablet tidak
berbeda bermakna (p= 0,08) dan ketiganya memenuhi persyaratan
USP.12
• tablet A (inovator) dengan tablet B (generik)  f2=171,29 (f2>50)
• tablet A (inovator) dengan tablet C (generik) f2=140,94(f2>50)
• Ini berarti kedua tablet generik, baik generik bermerek dagang
maupun generik sendiri sebanding dengan tablet inovator
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai