Anda di halaman 1dari 6

A.

ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU SINTAKSISNYA


 Fungsi atributif
Adjektifa yang merupakan pewatas dalam frasa nominal yang nominanya menjadi subjek,
objek, atau pelengkap dikatakan dipakai secara atributif. Tempatnya di sebelah kanan
nomina.

Contoh :
buku merah
harga mahal

jika pewatas nomina lebih dari satu, rangkaian pewatasa itu lazimnya dihubungkan oleh kata
yang.

Contoh :
Baju putih yang panjang
Mobil tua yang murah
Baju putih yang panjang dan bersih

 Fungsi predikatif
Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai
secara predikatif.

Contoh :
a. Gedung yang baru itu sangat megah
b. Setelah menerima rapor, mereka pun gembira
c. Disangkanya saya ini kaya betul

Juka subjek atau predikat kalimat berupa frasa atau klausa yang Panjang, demi kejelasan
batas antara subjek dan predikat itu kadang-kadang disisipkan kata adalah.

Contoh :

a. Yang dasarankan kepadamu itu (adalah) baik.


b. Mereka yang setuju dengan ide itu (adalah) kurang waras.
c. Ini (adalah) tidak benar bahwa saya menolak usulannya.

Adjektiva juga merupakan inti frasa yang disebut frasa adjectival. Selaku inti frasa, adjektiva
dapat diwatasi dengan berbagai pemarkah, seperti pemarkah aspektualitas dan pemarkah
modalitas yang ditempatkan di sebelah kirinya.

Contoh :

Tidak bodoh
Tidak keras kepala
Tidak berbahaya
Adjektiva dalam frasa adjectival dapat juga diikuti pewatas yang berposisi di sebelah kanannya.

Contoh :

Sakit lagi
Bodoh kembali
Kaya juga

 Fungsi adverbial atau keterangan


Adjektiva yang mewatasi verba yang menjadi predikat klausa dikatakan dipakai secara
adverbial atau sebagai keterangan seluruh kalimat. Pola struktur adverbial itu dua macam :
(1) … (dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya) yang dapat disertai reduplikasi dan (2) perulangan
adjektiva. Kedua struktur itu tidak dapat diterapkan secara umum pada adjektiva cerapan.
Adjektiva sikap batin, misalnya, cenderung berstruktur dengan…, sedangkan adjektiva warna
dan cerapan cenderung berstruktur perulangan adjektiva. Adjektiva ukuran secara selektif
memakai dua struktur.

Contoh :
(bekerja) dengan baik
(berkata) tegas-tegas
(berusaha) dengan sepenuhnya
(menjawab) sebenar-benarnya

Contoh yang hanya mengizinkan satu pola :

Terbang tinggi-tinggi -*terbang dengan tinggi


Jelas-jelas bersalah -*dengan jelas bersalah
Pergi segera-segera -*pergi dengan segera

Pada contoh dengan baik dan adverbial baik-baik berperilaku sama. Namun, jika adverbial
dengan baik diwatasi lebih lanjut, misalnya, dengan sangat atau sekali kesejajaran itu hilang.
Adverbial pada contoh (bekerja) baik-baik tidak dapat diwatasi lagi.

Contoh :
a. Kusno bekerja dengan baik sekali.
b. *Kusno bekerja dengan baik-baik sekali.

B. PERATAFAN ADJEKTIVA

 Tingkat kualitas
Ada 6 tingkat kualitas atau intensitas :

1) Tingkat positif
Tingkat positif, yang memberikan kualitas atau intensitas tingkat maujud yang
diterangkan, dinyatakan oleh adjektiva tanpa pewatas.
Contoh :
a. Indonesia kaya akan hutan.
b. Suasana kini sudah tenang.
c. Meskipun baru dibuka, took itu sudah ramai.

Ketiadaan kualitas dinyatakan dengan pemakaian pewatas seperti tidak atau tak.

Contoh :

a. Daerah itu tidak kaya akan sumber daya alam.


b. Bagi sebagian orang, hidup di kota tak tenang.
c. Tidak ada jalan di Jakarta yang tidak macet.

2) Tingkat intensif
Tingkat intensif, yang menekankan kadar kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan
memakai pewatas benar, betul, atau sungguh.

Contoh :

a. Pak Asep setia benar dalam pekerjaannya.


b. Mobit itu cepat betul jalannya.
c. Gua di gunung itu sungguh mengerikan.

Ketiadaan intensitas atau kualitas yang sungguh-sungguh atau mtlak dinyatakan


dengan pemakaian pewatas sama sekali tidak…, tidak … sama sekali, atau tidak …
sedikit juga/pun

Contoh :

a. Adik saya sama sekali tidak sombong.


b. Adik saya tidak sombong sama sekali.
c. Adik saya tidak sombong sedikit juga/pun.

3) Tingkat elatif
Untuk memberikan tekanan yang lebih dan pada tingkat elatif, orang kadang-kadang
menggunakan juga kombinasi dari pewatas itu : amat sangat … atau (amat) sangat
sekali.
Contoh :
a. Sikapnya sangat angkuh ketika menerima kami.
b. Gaya kerjanya amat lamban sekali.
c. Orang itu memang amat sangat bodoh

Termasuk juga dalam tingkat elatif adjektiva yang berbentuk maha … dan adi …

Maha kudus
Mahasuci
Mahamulia
Mahatahu
Adibusana
Adikuasa
4) Tingkat eksesif
Tingkat eksesif, yang mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang berlebih, atau yang
melampaui batas kewajaran, dinyatakan dengan memakai pewatas terlalu, terlampau,
dan kelewat.

Contoh :

a. Mobil itu terlalu mahal.


b. Soal yang diberikan tadi terlampau sukar.
c. Orang yang melamar sudah kelewat banyak.

Tingkat eksesif dapat juga dinyatakan dengan penambahan konfiks ke—an pada
adjektiva.

Contoh :

a. Pantalon saya kebesaran.


b. Andai membeli mobil itu kemahalan.
c. Jas yang kekecilan itu diantarkan ke penjahit.

5) Tingkat augmentative
Tingkat augmentative, yang menggambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat
kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas makin…, makin…,
makin…, atau semakin…
Contoh :
a. Sutarno menjadi makin kaya.
b. Makin banyak peseta makin baik.
c. Perumahan rakyat menjadi semakin penting.

6) Tingkat atenuatif
Memberikan penurunan kadar kualitas atau pelemahan intensitas, dinyatakan dengan
memakai pewatas agak atau sedikit.
Contoh :
a. Gadis yang agak malu itu diterima jadi pegawai.
b. Saya merasa agak tertarik membaca novel itu.
c. Anto sedikit marah ketika jatahnya diambil.

Pada adjektiva warna, tingat atenuatif dinyatakan dengan bentuk ke-an yang
direduplikasi.

Contoh :

a. Warna bajunya kekuning-kuningan.


b. Mata bintang film itu kebiru-biruan.

 Tingkat bandingan
Pada pembandingan dua maujud atau lebih dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas atau
intensitasnya dapat setara atau tidak setara.

1) Tingkat ekuatif
Peranti Bahasa yang digunakan ialah bentuk klitik se- yang ditempatkan di depan
adjektiva.
Contoh :
a. Tutu secantik ibunya.
b. Toni tidak seberani adiknya.
c. Dokternya menemukan bisul sebesar kelereng.

Bentuk adjectival yang sudah berawalan (dengan atau tanpa akhiran) tidak lazim
didahului klitik se-.

Contoh :

a. *Rapat hari ini semenjemukan rapat kemarin.

Bentuk se- kurang lazim ditambahkan pada adjektova yang berupa gabungan sinonim.

Contoh :

a. ?Tini secantik jelita ibunya.

Tingkat ekuatif dapat juga dinyatakan dengan pemakaian sama + adjektiva + -nya +
dengan di antaranya dua nomina atau sama + adjektiva + -nya di belakang dua nomina
yang dibandingkan.

Contoh :

a. Kota Garut sama ramainya dengan Ciamis.

Jika dalam teks atau konteks acuan yang dibandingkan sudah dikenal atau sudah jelas,
frasa nominal yang bersangkutan dapat dilesapkan.

Contoh :

a. Becak sama saja sempitnya. (dibandingkan dengan bemo).

2) Tingkat komparatif
Mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang kurang. Pewatas yang
dipakai lebih… dari(pada)…, kurang… dari-(pada), dan kalah… dengan/dari(pada).
Dewasa ini dalam struktur komparatif pemakaian kata daripada bersaing dengan kata
dari.
Contoh:
a. Manga arumanis lebih enak dari(pada) manga golek.
b. Dia lebih ilmiah dari(pada) pakar asing.

Bila suatu bentuk komparatif tidak diikuti kata dari(pada) maujud yang dibandingkan
dianggap sudah jelas karena sudah disebut atau sudah dipahami. Kata pemakaian kata
lebih di belakang frasa nominal menyiratkan makna lebih dari jumlah yang dinyatakan
oleh kata atau frasa di depannya’.
Contoh :
a. Ia pernah ditahan polisi seminggu lebih
b. Dia sudah kuberi lima puluh ribu lebih.
1) Penominalan adjektiva komparatif
Adjektiva komparatif dapat dinominalkan menjadi subjek kalimat dengan
menambahkan yang sebelumnya dan diikuti frasa nominal yang dibandingkan.
Contoh :
a. Kusnawanlah yang lebih pandai di antara keduanya.

2) Kebermakahan adjektiva komparatif


Dalam pemakaian tingkat komparatif hendaknya diperhatikan pasangan antonym,
seperti, besar : kecil, panas : dingin, berat : ringan dan mahal : murah. Sehubungan
dengan bentuk tingkat komparatif adjektifa yang bermakah lebih sempit
jangkauannya daripada yang netral.
Contoh bermakah dan tak bermakah :
a. Saya minta batu yang lebih besar dari ini.
b. Saya minta batu yang kurang kecil dari ini.

Kalimat (a) menandakan bahwa pembicaraan itu bersikap netral. Frasa yang kurang
kecil hanya mengizinkan tafsiran bahwa itu memang kecil dan tidak besar.

3) Tingkat superlative
Adjektiva superlatif dapat diikuti frasa yang berpreposisi dari, antara, di antara, dari
antara beserta nomina yang dibandingkan.
Contoh :
a. Dari semua anakku kusnolah yang terpandai.
b. Toni yang paling rajin diantara semua mahasiswa.

Kadang-kadang kata yang pada bentuk superlatif dilesapkan. Hal itu tidak
menimbulkan perbedaan arti.

Contoh :

a. Kain batik tulis biasanya (yang) paling mahal.


b. Orang (yang) paling dekat dengan amir akan membantu kami.

Bentuk superlatif yang menarik ialah bentuk yang digabungkan dengan frasa
numeralia.

Contoh :

a. Surabaya ialah kota (yang) terbesar nomor dua setelah Jakarta.


b. Amir salah seorang yang paling rajin di kantor.

Meskipun ter- dan paling bermakna sama, pemakaian ter-lebih terbatas. Pada
umumnya ter- tidak dipakai dengan bentuk-bentuk adjektiva, seperti berbahaya,
menyedihkan, dan menggembirakan.

Contoh :

a. *Pak Dukun adalah pembunuh wanita yang terbahaya.


b. Pak Dukun adalah pembunuh yang paling berbahaya.
a. *Penjarahan bulam Mei 1998 adalah yang termenyedihkan.
b. Penjarahan bulan Mei 1998 adalah yang paling menyedihkan.

Anda mungkin juga menyukai