Anda di halaman 1dari 8

BAGIAN 5

KALIMAT
A. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan taruna mampu memahami kalimat dengan
benar .
B. Kompetensi Dasar
Mampu mengungkapkan gagasan, informasi, pesan, baik lisan maupun tertulis dengan
baik dan benar
C. Indikator
1. mampu menjelaskan pengertian kalimat
2. mampu menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif
3. mampu menjelaskan syarat-syarat kelimat efektif
4. mampu menerapkan prinsip-prinsip kalimat efektif.

D. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang bersisi suatu “pikiran” atau “amanat” yang lengkap.
Lengkap berarti didalam satuan bahasa yang disebut kalimat itu terdapat:

1. Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, lazim disebut dengan istilah
subyek (S). Misalnya kata adik dalam kalimat “ Adik membaca buku”.

Yang biasa menjadi subjek adalah kata benda seperti contoh diatas, atau frase
benda seperti contoh berikut. Majalah mingguan itu terbit di Jakarta.

2. Unsur atau bagian yang menjadi “komentar” tentang subyek, yang lazim disebut
dengan istilah predikat (P). Misalnya kata membaca dalam kalimat “ Adik membaca
buku”

Yang biasa menjadi predikat adalah kata kerja seperti contoh di atas, tetapi dapat
juga frase kerja, kata sifat, atau frase sifat, seperti contoh-contoh berikut :

- Saya tidak akan datang


- Rumah itu besar
- Rumah itu besar sekali

3. Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat, yang lazim disebut
dengan istilah obyek (O). Misalnya kata buku dalam kalimat “Adik membaca buku”

Yang biasa menjadi obyek adalah kata benda seperti contoh di atas, tetapi dapat
juga frase benda, seperti contoh berikut . Adik membaca buku sejarah.

Unsur atau bagian yang merupakan “penjelasan” lebih lanjut terhadap predikat dan
subyek, yang lazim disebut dengan istilah keterangan (K). Misalnya frase di
perpusta kaan dalam kalimat “ Adik membaca buku di perpustakaan “
Unsur keterangan ini dapat memberi penjelasan tentang tempat seperti contoh di
atas tetapi dapat juga memberi berbagai penjelasan lain seperti tentang waktu,
sebab, akibat, syarat, alat dan sebagainya.

- Hari ini dia datang terlambat. ( keterangan waktu)


- Dia terlambat karena hujan. ( keterangan sebab )
- Dia dipukuli orang ramai sampai babak belur. ( keterangan akibat )
- Saya akan hadir di sana. ( keterangan tempat )
- Adik menulis dengan pensil. ( keterangan alat )

Subyek dan predikat merupakan unsur yang harus ada di dalam setiap kalimat,
sedang kan unsur obyek dan keterangan tidak harus selalu ada. Kalau unsur
obyek dan unsur keterangan tidak ada di dalam sebuah kalimat, maka kalimat itu
masih tetap merupakan kalimat yang sempurna atau kalimat yang lengkap. Tetapi
kalau unsur subyek atau unsur predikatnya yang tidak ada, maka kalimat tersebut
dianggap sebagai kalimat yang tidak lengkap.

Selain unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan setiap kalimat harus pula
dilengkapi dengan unsur intonasi. Di dalam bahasa tullis intonasi kalimat ini
dilambang dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).

Tanda baca titik digunakan pada akhir sebuah kalimat yang berisi pernyataan atau
berita. Misalnya : Presiden meresmikan pabrik kayu lapis di Ambon.

Tanda baca tanya (?) digunakan pada akhir kalimat yang berisi pertanyaan.
Misalnya : Siapa nama adikmu itu ?

Kalau suatu satuan bahasa yang berisi unsur sebjek dan predikat, baik disertai
unsur objek atau keterangan atau tidak dan tidak disertai dengan intonasi kalimat,
maka satuan tersebut belum dapat disebut sebuah kalimat, melainkan baru
merupakan sebuah klausa.

Berkenaan dengan unsur klausa berikut pembahasan :

E. Kalimat sederhana

Menurut strukturnya (adanya subjek, predikat, objek, dan keterangan) sebuah kalimat
sederhana dalam bahasa Indonesia memiliki pola

1. Subjek + predikat : Ibuku senang.


2. Subjek + predikat + objek : Ibu menjahit baju adik.
3. Subjek + predikat + objek + keterangan : Ayah membukakan pintu saya.

Kalimat Luas Rapatan

Dua buah klausa/kalimat atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat luas
rapatan dengan cara “merapatkan” bagian atau unsur kalimat yang sama.

a) Rapatan Subjek
1) Ayah makan nasi goreng
2) Ayah minum teh botol,..................dirapatkan menjadi :
Ayah makan nasi goreng dan minum teh botol, atau
Ayah makan nasi goreng lalu minum teh botol, dan dapat juga menjadi..
Ayah makan nasi goreng sebelum minum teh botol.
b) Rapatan Predikat
1) Nenek minum kopi susu
2) Ibu minum teh botol,.....................dirapatkan menjadi :
Nenek minum kopi susu sedangkan ibu teh botol, atau
Nenek menum kopi susu padahal ibu teh botol, dapat juga menjadi...
Nenek minum kopi susu dan ibu teh botol.
c) Rapatan Objek
1) Kakak menangkap ayam itu
2) Ayah menyembelih ayam itu,.........dirapatkan menjadi :
Kakak menangkap ayam itu dan ayah menyembelihnya, atau
Kakak menangkap ayam itu sedangkan ayah menyembelihnya, atau dapat
juga, Kakak menangkap ayam itu lalu ayah menyembelihnya

F. Kalimat Luas Setara

Kalimat luas setara dibentuk dari dua buah klausa atau lebih yang digabungkan

Contoh :

1. Selat Sunda terletak antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa dan Selat Bali
antara Pulau Bali dengan Pulau Jawa
2. Kami belajar di perpustakaan, mereka bermain di halaman, dan guru-guru
mengadakan rapat di kantor.
3. Adik belajar bahasa Inggris, Ida bahasa Perancis, dan Siti bahasa Jerman.

G. Kalimat Luas Bertingkat

Kalimat luas bertingkat dibentuk dari dua buah klausa yang digabungkan menjadi satu.
Biasanya dengan bantuan kata penghubung sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya.

Contoh :

1. Harga jual barang-barang ini terpaksa dinaikkan sebab biaya produksi dan ongkos
kerja juga naik.
2. Copet itu dipukuli orang ramai-ramai sampai mukanya babak belur.
3. Saya akan hadir kalau diundang
4. Gajah bukanlah binatang buas yang suka menyerang asal mereka tidak diganggu.
5. Kamu harus belajar baik-baik supaya hidupmu kelak menjadi enak.

H. Kalimat Elips

Kalimat elips adalah kalimat yang dibentuk dari sebuah klausa yang tidak lengkap.
Klausa dalam kalimat elips ini mungkin tidak bersubjek, mungkin tidak berpredikat, dan
mungkin juga tidak bersubjek dan berpredikat, yang ada hanya keterangan saja.

Kalimat elips ini bisa terjadi kalau situasi atau konteks penuturan itu secara keseluruhan
sudah diketahui oleh orang-orang yang terlibat dalam penutruan itu. Misalnya dalam
tanya jawab, atau dalam diskusi.
Contoh

1. Berangkatlah !
2. Bacalah !
3. Coba, sini kesini dahulu!
4. Adik ?

I. Kalimat Efektif

Kalimat efektif, merupakan kalimat yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan


gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada dalam
pikiran penulis atau pembaca. Ramlan (1994:12) menyatakan kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat
dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula.

Dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis seseorang harus memperhatikan


kalimat yang digunakannya. Artinya, saat berkomunikasi harus memperhatikan apakah
kalimat yang digunakannya tidak menimbulkan salah tafsir. Sudahkah kalimat kita
memenuhi kaidah pemakaian bahasa yang baik.

Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur
atau penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar atau
pembaca secara tepat pula (Finoza,2010 :172).

J. Ciri-ciri kalimat efektif

Ciri gramatikal. Kalimat efektif harus mengikuti kaidah tata bahasa.

Contoh kalimat tidak gramatikal Gramatikal

1. Meskipun orang asing, dia pandai bicara bahasa Indonesia ( berbicara )


2. Dia tidak nyuri uang saya ( mencuri )
3. Persoalan itu belum semuanya disadari oleh kita ( kita sadari )
4. Dia tidak ambil kue adiknya ( mengambil )
5. Saya telah ketemu dia kemarin ( bertemu )

K. Pilihan Kata ( diksi )

Pilihan kata ( diksi ) turut mendukung kalimat efektif. Untuk menyusun kalimat efektif
harus dipilih kata-kata yang ( tepat ), ( seksama/sesuai ), dan lazim.

Perhatikan contoh berikut:

1. Dalam hal ini dapat ( dibilang, dikatakan ) bahwa Matematika adalah pelajaran yang
sulit.
2. Adik sudah ( dikasih, diberi ) kue ( sama, oleh ) ibu.
3. Saya suka ( menonton, memandang) layar tancap.
4. Idul Fitri adalah hari ( raya, besar, agung ) umat Islam.
5. Pelatihan itu sangat bermanfaat ( untuk, bagi, guna, buat ) guru Bahasa Indonesia.
L. Penalaran

Menguasai kaidah bahasa dan pilihan kata ( diksi ) belum menentukan kalimat efektif.
Keefektifan kalimat didukung pula oleh jalan pikiran yang logis.

Prinsip-prinsip Kalimat Efektif

Akhadiah (1999:116-117) mengemukakan bahwa untuk membuat kalimat efektif,


seorang penulis harus memperhatikan ciri-ciri kalimat efektif, antara lain kesepadanan,
kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan kevariasian dalam struktur kalimat.

Menurut Arifin ( 2008:97 ) sebuah kalimat tergolong efektif jika sedikitnya memenuhi
tujuh syarat kalimat efektif, yaitu : 1) kesepadanan struktur, 2) kesejajaran/keparalelan
3) ketegasan, 4) kehematan, 5) kepaduan, dan 6) kelogisan.

M. Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan atara pikiran atau gagasan
dengan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Kalimat harus memiliki subyek dan predikat
yang jelas. Ketidakjelasan subyek dan predikat dalam kalimat dapat menjadikan kalimat
itu tidak efektif.

Kejelasan subyek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan jalan
menghindari pemakaian preposisi/kata depan seperti di, dalam, bagi, untuk, dan
pada di depan subyek.

- Bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah melunasi semua
biaya perkuliahan.
- Untuk semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.

Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat ketidakjelasan unsur subyek yang
didahului preposisi bagi dan untuk. Agar kalimat tersebut efektif unsur preposisi di
depan subyek dihilangkan.

N. Keparalelan/kesejajaran.

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam sebuah kalimat. Perhatikan contoh-contoh berikut :

- Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati,dan pengamalan


Pancasila.
- Sesudah memahami dan menghayati, Pancasila harus diamalkan.
- Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah,
memperluas lapangan kerja, dan perbaikan taraf hidup rakyat.

Perbaikan kalimat tersebut menjadi :

- Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan mengamalkan


Pancasila.
- Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
- Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah,
memperluas lapangan kerja, dan memperbaiki taraf hidup rakyat.

O. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan adalah memberi penekanan pada ide pokok kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang ide pokoknya menonjol.

1. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat

- Buku itu sudah saya baca

- Saya sudah membaca buku itu

- Sudah saya baca buku itu

2. Membuat urutan kata secara bertahap

- Pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah, gubernur, dan bupati

- Keluarga itu terdiri dari ibu, dua anak, dan ayah

Kedua contoh kalimat tersebut sebaiknya sebagai berikut:

- Pertemuan itu dihadiri oleh gubernur, bupati, camat, dan lurah


- Keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak.

3. Menggunakan partikel –lah untuk memberi penekanan pada ide pokok


- Tolong keluarlah
- Tolonglah keluar

P. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, ungkapan, atau
frasa yang dipandang tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus menghilangkan kata-
kata, ungkapan, atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.

1. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk


- Saya tidak suka makan roti dan saya tidak suka makan ubi
- Karena dia tidak diundang, dia tidak datang

Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan unsur kata yang sama.

- Saya tidak suka makan roti dan ubi


- Karena tidak diundang, dia tidak datang

2. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat


- Dia hanya memiliki satu mobil saja
- Ayah berolah raga agar supaya sehat
- Adik sejak dari kemarin belum pulang
Ketiga kalimat tersebut tidak efektif karena ada dua kata yang bersinonim.
Perbaikannya sebagai berikut :

- Dia hanya memiliki satu mobil


- Dia memiliki satu mobil saja
- Ayah berolah raga agar sehat
- Ayah berolah raga supaya sehat
- Adik sejak kemarin belum pulang
- Adik dari kemarin belum pulang

3. Menghindari pengulangan kata-kata yang bermakna jamak.


- Beberapa pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota
- Daftar nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan
- Para hadirin sekalian dimohon berdiri
- Sekelompok mahasiswa-mahasiswa sedang berkumpul

Keempat contoh kalimat tersebut di atas tidak efektif, karena tiap-tiap kalimat ada
bentuk pengulangan pada kata-kata yang bermakna jamak, yaitu beberapa, daftar,
para, sekelompok.

Perbaikan keempat kalimat di atas menjadi :

- Beberapa pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota


- Pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota
- Daftar nama peserta pelatihan segera dikumpulkan
- Nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan
- Sekelompok mahasiswa sedang berdiskusi
- Mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi

Q. Kecermatan

Kecermatan kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga
kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda (ambigu ).

Contoh : Direktur baru pergi ke Bali


Barang-barang lama disimpan di gudang
Tiga dosen PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
R. Kepaduan

Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam sebuah kalimat sehingga informasi yang
disampaikan tidak terpecah.

- Masalah itu saya sudah selesaikan


- Mahasiswa mendiskusikan tentang masalah kemahasiswaan
- Dia melanggar pada tata tertib

Ketiga kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi :

- Masalah itu sudah saya selesaikan


- Mahasiswa mendiskusikan masalah kemahasiswaan
- Dia melanggar tata tertib itu

S. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat dapat
diterima oleh akal dan sesuai kaidah EYD.

Contoh : Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah proposal ini tepat
pada waktunya.

Acara berikutnya adalah sambutan Direktur.Waktu dan tempat saya persilahkan.

Perbaikan kalimat diatas adalah :

Puji syukur kepada Tuhan karena proposal ini selesai tepat pada waktunya

Acara berikutnya adalah sambutan Direktur.

Anda mungkin juga menyukai