Anda di halaman 1dari 14

KALIMAT

Tugas makalah Bahasa Indonesia

Dosen : Isroyati, M.Pd


Di susun oleh :
Kelompok 7
Arya Nur Pratama

201544500018

Rafenska

201544500044

Dwi Septiawan

201544500093

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang
masih memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul KALIMAT dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang diberikan oleh dosen sebagai
tugas di semester pertama ini, Terwujudnya makalah ini tidak lepas berkat bantuan dan
dorongan dosen dan teman teman. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Isroyati, M.Pd. Selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Teman teman kelas S1A
Makalah ini memaparkan berbagai macam pembahasan tentang kalimat. Dengan
membaca makalah ini di harapkan para pembaca dapat mengerti, memahami dan bisa
mengaplikasikan apa yang ada di dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-hari agar
tercipta generasi penerus yang selalu bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Sebagai bahan pengembangan untuk masa yang akan datang, kami menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna dan masih terdapat kekurangan sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih sempurna.

Jakarta, 28 Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI
2

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
Bab I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A.

Latar belakang masalah...................................................................................... 1

B.

Rumusan masalah............................................................................................... 1

C.

Tujuan ...1

Bab II PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
A.

Pengertian kalimat.............................................................................................. 2

B.

Unsur-unsur kalimat........................................................................................... 3

C.

Jenis-jenis kalimat.............................................................................................. 4

D.

Kalimat efektif.................................................................................................... 7

Bab III PENUTUP.................................................................................................................. 10


A.

Simpulan............................................................................................................ 10

B.

Saran.................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dalam bermasyarakat. Bahasa itu
berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada pembicara. Adapun bahasa yang
digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang diinginkan,
dengan cara menggunakan kalimat yang benar, Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, padat, singkat dan dapat dipahami oleh lawan bicaranya.
Kalau pembicaraan yang disampaikan sudah tepat, pendengar mungkin dapat memahami
pembicaraan tersebut dengan mudah. Akan tetapi kadang-kadang lawan bicara tidak
memahami apa maksud yang dibicarakan, disinilah gunanya berbahasa indonesia dengan
menggunakan kalimat yang mudah dimengerti.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai karya ilmiah. Hal ini disebabkan antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan tidak logis, atau bertele-tele
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat dengan
pembahasannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian kalimat?
2. Apa unsur-unsur yang membentuk kalimat?
3. Berapa jenis-jenis kalimat?
4. Apa yang dimaksud kalimat efektif?
5. Apa Ciri-ciri kalimat efektif?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kalimat.
2. Mengetahui unsur-unsur yang membentuk kalimat.
3. Mengetahui jenis-jenis kalimat.
4. Mengetahui apa yang dimaksud kalimat efektif.
5. Mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Pengertian kalimat menurut para ahli :
1. Pengertian kalimat menurut Dardjowidojo
Dardjowidojo (1988) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu
ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
2. Pengertian kalimat menurut Slametmuljana
Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang
berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya
satu kata, mungkin lebih.
3. Pengertian kalimat menurut Kridalaksana
Kridalaksana (2001) mengungkapkan Kalimat sebagai satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial
terdiri dari klausa, klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan, satuan proposisi
yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan
bebas, jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pemikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik
(.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!)
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang
mempunyai pola intonasiakhir dan yang terdiri dari klausa.

B. Unsur-unsur Kalimat

Dalam satuan bahasa yang disebut kalimat itu terdapat :


1. Subjek (S)
Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut dengan
istilah Subjek (S). Misalnya kata adik dalam kalimat :
Adik membaca buku
Yang biasa menjadi subjek adalah kata benda seperti contoh di atas, atau frase benda
seperti, Majalah Mingguan itu terbit di Jakarta
2. Predikat (P)
Unsur atau bagian yang menjadi komentar tentang subjek, yang lazim disebut
dengan istilah Predikat (P). Misalnya dalam kata membaca dalam kalimat :
Adik membaca buku
Yang biasa menjadi predikat adalah kata kerja seperti contoh di atas, tetapi dapat juga
frase kerja, kata sifat, atau frase sifat, seperti contoh-contoh berikut :
Saya tidak akan datang.
Rumah itu besar.
Rumah itu besar sekali.
3. Objek
Unsur yang menjadi pelengkap dari predikat, yang lazim disebut dengan
istilah Objek (O). Misalnya kata buku dalam kalimat :
Adik membaca buku
Yang biasa menjadi objek adalah kata benda seperti contoh di atas, tetapi dapat juga
frase benda, seperti contoh-contoh berikut :
Adik membaca buku sejarah
4. Keterangan (K)
Unsur atau bagian yang merupakan penjelasan lebih lanjut tentang predikat
dan subjek, yang lazim disebut dengan istilah keterangan (K). Misalnya frase di
perpustakaan dalam kalimat :
Adik membaca buku di perpustakaan
Unsur keterangan ini dapat memberi penjalasan tentang tempat seperti contoh di atas,
tetapi dapat juga memberi berbagai penjelasan lain seperti waktu, sebab, akibat,
syarat, alat, dan sebagainya.
Hari ini dia datang terlambat ( keterangan waktu )
Dia terlambat karena hujan (keterangan sebab )
Dia dipukuli orang ramai sampai babak belur ( keterangan akibat )
5. Pelengkap (Pel)

Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan


objek adalah ketidakmampuannya menhjadi subjek jika kalimatnya yang semula
aktif dijadikan pasif. Contoh :
Indonesia berasaskan Pancasila

C. Jenis-jenis Kalimat
Beberapa ahli bahasa telah membuat pembagian jenis kalimat berdasarkan
perluasannya. Berikut adalah klasifikasi kalimat yang banyak dipergunakan secara umum,
terbagi menjadi lima macam, yakni kalimat tunggal, kalimat majemuk setara, kalimat
majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu klausa. kalau dilihat dari unsur-unsurnya, unsur
S, P, O, K dalam kalimat-kalimat tidak harus selalu muncul karena unsur utama
pembuat kalimat adalah S dan P. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri
atas satu subjek dan satu predikat.
Contoh :
Kakak membaca koran di ruang tamu
Ibu memasak di dapur pada siang hari
2. Kalimat Majemuk Setara
Adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap
kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu.
Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan
masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh :
Anton pergi ke pasar
Rani berangkat ke kantor

3. Kalimat Majemuk Rapatan

Dua buah klausa (kalimat) atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat
majemuk rapatan dengan cara merapatkan bagian atau unsur kalimat yang sama.
Bagian atau unsur kalimat yang sama itu mungkin terdapat pad subjek, pada predikat,
pada objek, pada keterangan, atau pada tiga bagian itu. Bagaiman cara merapatkan dan
menggabungkannya, berikut ini akan dibahas satu per satu.
a) Rapatan Subjek
Dua buah kalimat yang subjeknya merupakan identitas yang sama dapat
digabung menjadi sebuah kalimat majemuk rapatan dengan cara merapatkan atau
menyatukan kedua subjek itu, misalnya :
Ayah makan nasi goreng
Ayah minum teh botol
Dirapatkan menjadi kalimat :
Ayah makan nasi goreng dan minum teh botol
b) Rapatan Predikat
Dua buah kalimat yang subjeknya merupakan hal, peristiwa, atau tindakan
yang sama dapat digbungkan menjadi sebuah kalimat, dengan cara merapatkan atau
menyatukan kedua predikat kalimat itu, misalnya :
Nenek minum kopi susu
Ibu minum teh botol
Dapat dirapatkan menjadi kalimat :
Nenek minum kopi susu sedangkan ibu teh botol
c) Rapatan Objek
Dua buah kalimat yang objeknya merupakan identitas yang samadapat
digabungkan menjadi sebuah kalimat majemuk rapatan dengan cara merapatkan atau
menyatukan kedua objek kalimat itu, misalnya :
Kakak menangkap ayam itu
Ayah menyembelih ayam itu
Dapat dirapatkan menjadi kalimat :
Kakak menangkap ayam itu dan ayah menyembelihnya

d) Rapatan Kompleks

Dua buah kalimat yang unsur keterangannya merupakan identitas yang sama
dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat majemuk rapatan dengan cara merapatkan
atau menyatukan kedua keterangan kalimat itu, misalnya :
Tadi pagi saya menulis surat
Tadi pagi ayah membaca koran
Dapat dirapatkan menjadi kalimat :
Tadi pagi saya menulis surat dan ayah membaca koran

4. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat dibentuk dari dua buah kalimat, yang digabungkan
menjadi satu. Biasanya dengan kata penghubung sebab, kalau, meskipun, dan
sebagainya. Kedudukan kalimat-kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat ini tidak
sama derajatnya. Yang satu mempunyai kedudukan yang tinggi dari yang lainnya, atau
yang satu mengikat atau terikat dengan yang lainnya. kalimat yang mempunyai
kedudukan yang tinggi mempunyai kedudukan yang bebas, sehingga tanpa kalimat
yang lain tetap dapat berdiri sendiri sebuah kalimat. Sedangkan kalimat yang
kedudukannya lebih rendah mempunyai kedudukan yang tidak bebas, sehigga tidak
mungkin dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat.
Penggabungan dua buah kalimat menjadi kalimat majemuk bertingkat ini
memberikan makna yang antara lain :
a) Sebab
b) Akibat
c) Syarat
d) Tujuan
e) Waktu
f) Kesungguhan
g) Pembatasan
h) Perbandingan
5. Kalimat Majemuk Campuran
Adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk
setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri
dari 3 kalimat.
Contoh :
Anton bermain dengan andi
Dino membaca buku di kamar semalam
D. Kalimat Efektif

Beberapa defenisi kalimat efektif disampaikan menurut beberapa ahli bahasa.


Akhadijah, Arsjad, dan Ridwan (2001) menyatakan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain secara tepat.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Arifin (1989) bahwa kalimat efektif
adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah ,ringkas dan enak
dibaca.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis.
a). Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak
enam syarat berikut, yaitu adanya :
1) Kehematan
Kehematan dalam kalimat berkaitan dengan kebergunaan setiap kata
jika dipakai pada sasaran yang tepat. Bentuk penerapan kehematan kalimat
adalah dengan menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi
padat berisi.
Ketidakhematan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
sebagai berikut:
1. Penjamakan kata yang sudah jamak
Jenis ketidakhematan ini merupakan yang paling banyak digunakan.
Selain karna jenis kesalahannya yang paling terlihat, juga merupakan
sudah lazim dipakai oleh sebagian orang sehingga terkesan bukan
sebuah kesalahan.
Contoh :
a) Kalimat tidak hemat : Para bapak-bapak dan ibu-ibu hadirin
sekalian dimohon berdiri
b) Kalimat hemat : Bapak dan ibu sekalian dimohon berdiri
2. Penggunaan sinonim dalam satu kalimat
Contoh :
a) Kalimat tidak hemat : kita harus belajar agar supaya lulus
ujian dengan nilai terbaik.
b) Kalimat hemat : kita harus belajar agar lulus ujian dengan nilai
terbaik
3. Pengulangan subjek

Contoh :
a) Kalimat tidak hemat : karena indah tidak diundang, dia tidak
datang ke acara itu
b) Kalimat hemat : karena tidak diundang, indah tidak datang ke
acara itu
4. Pemakaian superordinat pada hiponimi
Contoh :
a) Kalimat tidak hemat : sekuntum bunga mawar telah
menyejukkan hatinya
b) Kalimat hemat : sekuntum mawar telah menyejukkan hatinya

2) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara
pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat
ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan
pikiran yang baik.
Kesepadanan dalam kalimat memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
1. Mempunyai struktur yang jelas
2. Memiliki kejelasan subjek dan predikat
3. Menggunakan predikat yang tidak didahului oleh kata yang
4. Tidak menggunakan subjek ganda
3) Kesejajaran Bentuk
Adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, maka sama
pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai dalam kalimat. Artinya, jika
ada dua kata atau lebih yang menduduki fungsi yang sama dalam kalimat,
harus dibuat dalam bentuk yang sama pula, baik dari segi jenis maupun
kategori frasa/kata.
Contoh :
a) Kalimat tidak sejajar : Pemerintah menaikkan harga BBM
kemudian diturunkan setelah adanya desakan dari masyarakat.
b) Kalimat sejajar : Pemerintah menaikkan harga BBM
kemudian menurunkan setelah adanya desakan masyarakat.

4) Ketegasan /Penekanan

Ialah perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga


berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat, antara lain sebagai berikut :
a) Peletakkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat
b) Penggunaan pengulangan (repetisi)
c) Pengontrasan kata kunci
d) Penggunaan partikel penegas
5) Kecermatan
Adalah penggunaan kata-kata yang cermat dalam pembuatan kalimat.
Contoh :
a) Anak bu guru yang cantik itu adalah sahabatku
b) Ahmad berkata pada teman aisyah bahwa ia tidak bisa masuk kuliah
Analisis :
Dua kalimat ini sama-sama tidak memenuhi syarat kecermatan sehingga
menimbulkan makna ganda.
Kalimat (a) bermakna ganda karena tidak jelas siapa yang cantik, bisa bu
guru atau anaknya
Kalimat (b) bermakna ganda karena yang tidak masuk kuliah bisa Ahmad
atau Aisyah

6) Kelogisan
Adalah terdapatnya arti kalimat yang logis atau masuk akaldan
penulisannya sesuai dengan kebahasaan sehngga tidak mengubah substansial
makna yang ingin disampaikan oleh penulis/pembicara.
Berikut adalah contoh kalimat-kalimat yang tidak logis :
a) Yang membawa HP harap dimatikan.
b) Kepada Bapak Dekan, waktu dan tempat kami persilakan.
c) Karena lama tinggal di asrama putri, maka anak ibu itu semuanya
perempuan.
d) Kalau hakim masuk desa, di desa tidak ada lagi ketidakadilan.
e) Saya tidak lulus karena dosen saya tidak suka pada saya.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pemikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir.
2. Unsur-unsur yang membentuk kalimat ialah :
a) Subjek (S)
b) Predikat (P)
c) Objek (O)
d) Pelengkap (Pel)
e) Keterangan (K)
3. Jenis-jenis kalimat secara umum dibagi menjadi lima macam :
a) Kalimat Tunggal
b) Kalimat Majemuk Setara
c) Kalimat Majemuk Rapatan
d) Kalimat Majemuk Bertingkat
e) Kalimat Majemuk Campuran
4. Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
5. Ciri-ciri kalimat efektif :
Kehematan, Kesepadanan, Kesejajaran bentuk, Ketegasan, Kecermatan,
Kelogisan, Kesatuan gagasan

B. Saran
1. Dari pemahaman yang didapat, dapat kita mengaplikasikannya dalam karya tulis
dengan menggunakan kalimat yang efektif
2. Agar lebih memperhatikan dalam penulisan atau berbahasa dengan bahasa yang
baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2000). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
E Zaenal Arifin, S Amran Tasai. (2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.
Irwan Siagian, dkk. (2015). Bahasa Indonesia 1. Jakarta : Unindra Press
Solikhah, H. A. (2013). Bahasa Indonesia Komprehensif. Palembang: Noer Fikri.
Sugono, D. (2004). Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Tim Kreatif Puspa Swara.
Tarigan, P. G. (1989). Pengajaran Tata Bahasa Tagmenik. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai