Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YULIANA WILA

NIM : 859250059

MATA KULIAH : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SOAL

1. Jelaskan fonem bahasa Indonesia !


2. Jelaskan perbedaan bunyi bahasa dan unsur bahasa !
3. Jelaskan makna gramatikal morfem !
4. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis kalimat !
5. Sebutkan dan jelaskan alat – alat pembentuk wacana !

JAWABAN
1. Fonem bahasa Indonesia adalah bunyi bahasa yang minimal membedakan
bentuk dan makna kata.
Fonem dalam bahasa Indonesia. Fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas
vokal dan konsonan.
Vokal adalah bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat
dikeluarkan dari paru-paru.
Vokal dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal (monoftong) yang meliputi a, i,
u, e, o dan vokal rangkap (diftong), yang meliputi ai, au, oi.
Konsonan adalah bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami
rintangan saat keluarnya. Contoh konsonan antara lain p, b, m, w, f, v, t, d, n,
c, j, k, g, h. Konsonan rangkap disebut kluster. Contoh kluster pada kata
drama, tradisi, film, modern.
Perubahan fonem bahasa Indonesia bisa terjadi karena pengucapan bunyi
ujaran memiliki pengaruh timbal balik antara fonem yang satu dengan yang
lain. Macam perubahan fonem antara lain
a. Alofon;
b. Asimilasi;
c. Desimilasi;
d. Diftongisasi;
e. Monoftongisasi
2. Perbedaan bunyi bahasa dan unsur bahasa :
Bunyi bahasa adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. Bunyi
bahsa merupakan unsur bahasa yang paling kecil sedangkan unsur bahasa
terdiri dari :
a. Fonem (unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa dugunakan untuk
membedakan arti dari satu kata)
b. Morfem (unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan
aturan suatu bahasa)
c. Sintaksis (penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan
sistematis Yng berlaku pada bahasa)
d. Semantic (mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk
dalam suatu kalimat)
e. Diskurs (menkaji bahasa pada tahap percakapan paragraf, bab, cerita,
atau literature.
3. Makna gramatikal morfem adalah makna yang timbul akibat peristiwa tata
bahasa yaitu proses melekatnya bentk kata (morfem) yang satu dengan yang
lainnya. Morfem tersebut memiliki makna setelah bergabung dengan bentuk
lain.
4. Jenis – jenis kalimat :
a. Berdasarkan Jumlah Inti yang Membentuk Sebuah Kalimat :
 Kalimat Minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsure
inti atau pusat, biasa dipakai sebagai jawaban dari sebuah
pertanyaan.contoh : sedang makan, sangat kenyang, semangat.
 Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang – kurangnya
mengandung 2 unsur inti yaitu subjek dan predikat, contoh :
kakaknya mahasiswa UT, kakeknya petani kopi yang sukses.
b. Berdasarkan Jumlah Pola Kalimat
 Kalimat Tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa)
yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal
merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang
dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang
sederhana dan dapat juga ditelusuri pola - pola pembentukannya.
 Kalimat Majemuk terdiri atas dua atau lebih pola kalimat yang
saling berhubungan baik kordinasi maupun subkordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
 Kalimat Majemuk Setara (KMS)
 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
 Kalimat Majemuk Campuran
c. Berdasarkan kategori predikatnya :
 Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal
atau kalimat yang predikatnya berupa kata atau frase yang
berkategori verbal.
Kalimat verbal dibedakan atas :
 Kalimat Verbal Transitif
 Kalimat Verbal Intransitif
 Kalimat Aktif
 Kalimat Pasif
 Kalimat Nonverbal adalah kalimat yang ptredikatnya bukan kata
atau frase verbal,tetapi dapat berupa :
 Kata atau frase nominal
 Kata atau frase adjectival
 Kata atau frase numeralia
5. Alat – alat pembentuk wacana :
a. Konjungsi atau kata penghubung yakni alat untuk menghubung –
hubungkan paragraph dengan paragraph. Dengan penggunaan konjungsi,
hubungan itu menjadi eksplisit dan akan menjadi lebih jelas bila
dibandingkan dengan hubungan yang tanpa konjungsi.
b. Kata ganti yakni dengan mengunakan kata ganti dia, nya, mereka, ini dan
itu sebagi rujukan anaforis, maka bagian kalimat yang sama tidak perlu
diulang, melainkan diganti dengan kata ganti itu. Maka oleh karena itu
juga, kalimat – kalimat tersebut saling berhubungan.
c. Ellipsis atau pelepasan yaitu penghilangan bagian kalimat yang sama
yang terdapat pada kalimat yang lain. Dengan ellipsis, karena tidak di
ulangnya bagian yang sama, maka wacana itu tampak menjadi alat
penghubung kalimat di dalam wacana itu.
d. Repetisi (pengulangan) pengulangan satuan lingual (bunyi suku kata, kata
atau bagian kalimat), yang dianggap penting untuk memberi tekanan dala
sebuah konteks yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai