Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI LAUT

SEDIMEN LAUT (ANALISIS DAN KLASIFIKASI UKURAN BUTIR SEDIMEN)

Received: Henni Septria¹ Natasya Anggia Sha Fauzi² Wahyuni S. Lumban Gaol³ Affriliati⁴

Accepted:
Email korespondensi: 1
Prodi Ilmu Kelautan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Jl. W. R.
Supratman, Kandang Limun, Provinsi Bengkulu, 38371, Indonesia

Abstrak. Perairan Sungai Hitam ini bertopografi landai dengan banyak mengandung lumpur, pasir
halus, dan batu bara di sekitar sungai. Kajian mengenai analisis jenis ukuran butir sedimen di perairan
Sungai Hitam bertujuan untuk mengetahui jenis ukuran dan klasifikasi butir sedimen. Metode analisa
tekstur sedimen menggunakan metode dry sieving (pengayakan).
Kata kunci : Sedimen, Perairan Sungai Hitam, Ukuran Butir Sedimen.

Abstract. The waters of the Black River have a sloping topography with lots of mud, fine sand and
coal around the river. The study regarding the analysis of sediment grain size types in Black River
waters aims to determine the type of size and classification of sediment grains. The sediment texture
analysis method uses the dry sieving method.
Key words : Sediment, Black River Waters, Sediment Grain Size.

PENDAHULUAN
Di lingkungan pesisir, sedimen bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh erosi, transportasi, dan
pengendapan dalam skala spasial dan temporal. Penelitian yang memahami proses dinamis yang terjadi
di lingkungan pesisir penting untuk memprediksi perkembangan pesisir di masa depan. Oleh karena itu,
penelitian ini memberikan gambaran tentang sumber sedimen, transpor sedimen dan proses
pengendapan, serta sebaran ukuran partikel sedimen, sehingga diperlukan analisis terhadap
karakteristik arus yang berperan dalam sebaran sedimen secara spasial. Penggunaan satu parameter saja
tidak cukup untuk memprediksi pergerakan sedimen, karena perkembangannya juga bergantung pada
tipe lingkungan yang ada. Hal ini dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan pendekatan statistik
dari data ukuran butir untuk menentukan kombinasi rute pengangkutan sedimen di mana pengangkutan
sedimen di hilir terjadi (Winter, 2017).
Proses pengendapan sedimen dapat diperkirakanmelalui penyebaran ukuran butir
sedimen.Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan penelitian terkait analisis distribusi ukuran
butir untuk memberikan penjelasan tentang perubahan spasial, proses pengendapan, karakteristik
lingkungan sedimen, distribusi ukuran butir, proses sortasi dan mengidentifikasi sumber
sedimen suspens .Analisis perubahan spasial dalam parameter ukuran butir (rata-rata, sortasi
danskewness) merupakan salah satu metode yang id/ej_itkt61digunakan untuk identifikasi jalur
transportasi sedimen dengan menggu-nakan metode analisis granulometri. Nilai-nilai tersebut
digunakan untuk menaf-sirkan sebaran, mekanisme pengangkutan dan pengendapan sedimen
disuatu kawasan (Korwa et al.,2013).
Sedimen merupakan suatu proses akumulasi mineral yang diakibatkan oleh adanya
pengendapan dari material maupun partikel lain yang terbentuk melalui proses kimia yang terjadi di
laut . Muatan sedimen yang masuk kedalam lingkungan perairan melalui media air dan kemudian
diendapkan (sedimentasi) sehingga dengan proses yang terjadi secara terus-menerus pada material
tersebut akan terjadi pengendapan. Proses pengendapan sedimen dapat diperkirakan berdasarkan
sebaran ukuran butir sedimen. Analisis yang digunakan untuk mendapatkan parameter nilai pada
pengukuran butir sedimen seperti rata-rata (mean), keseragaman butir (sorting), skewness dan kurtosis
berupa analisa granulometri (Pratiwi et al,2015).
Penggunaan data batimetri hasil multibeam echosounder sudah banyak dimanfaatkan untuk
pemetaan dasar perairan. Akan tetapi intensitas hambur balik yang merupakan hasil lain dari survei
multibeam echosounder kurang dimanfaatkan, padahal intensitas hambur balik ini dapat digunakan
untuk klasifikasi sedimen dasar perairan dan dapat digunakan sebagai gambaran awal sebaran sedimen
dasar di suatu perairan khususnya Teluk Palu. Intensitas hambur balik dapat diolah dan di klasifikasi
menggunakan ARA sehingga didapatkan rentang nilai hambur balik untuk jenis sedimen tertentu. Hasil
klasifikasi data hambur balik dengan menggunakan ARA kemudian dibandingkan dengan sampel
sedimen Teluk Palu yang telah dianalisis di laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah mengklasifikasi
tipe dasar perairan dari data hambur balik dan sedimen sehingga didapatkan peta spasial sebaran
sedimen di Teluk Palu (Nasril, 2013).
Pemetaan dasar laut menggunakan sonar multibeam dapat memberikan gambaran kolom air dan
dasar laut yang sangat baik dengan akurasi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasan, dkk
(2014) menemukan bahwa multibeam adalah alat yang sangat cocok untuk pemetaan bawah air karena
mencakup area yang luas, menyediakan data resolusi tinggi, dan menutupi kedalaman. Setiap perairan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga pemetaan dasar perairan itu sendiri penting
dilakukan untuk mengetahui jenis sedimen di setiap perairan. Multibeam echo sounder menghasilkan
dua jenis kumpulan data: data batimetri dan data hamburan balik. Ini sangat berguna untuk pemetaan
bawah air. Support Vector Machine (SVM) merupakan teknik yang digunakan sebagai alat untuk
mengklasifikasikan objek guna mendeteksi pola dan membaginya menjadi dua kelompok pola yang
berbeda (Adi et al, 2016).
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun Waktu dan Lokasi Penelitian yaitu dilakukan di Laboratorium Perikanan Ilmu Kelautan
Universitas Bengkulu pada hari Jumat, 8 Maret 2024, pukul 16.00 – 17.30 WIB. Pengambilan sampel
dilakukan pada hari Kamis di Perairan Sungai Hitam Kota Bengkulu.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yang berjudul Sedimen Laut (Analisis Dan
Klasifikasi Ukuran Butir Sedimen) dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Alat
No Alat Kegunaan
1 Baki/nampan Sebagai wadah untuk meletakkan sampel.
2 Alat tulis Sebagai alat untuk mencatat.
3 Alumunium Foil Sebagai alas sample.
4 Timbangan Sebagai alat penimbang berat sampel.
5 Ayakan pasir Sebagai alat pemisah setiap partikel sedimen.
6 Plastik Sebagai tempat sampel.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yang berjudul Sedimen Laut (Analisis Dan
Klasifikasi Ukuran Butir Sedimen) dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Bahan
No Bahan Kegunaan
1 Sampel sedimentasi Sebagai sampel yang digunakan
2 Tisu pembersih Sebagai lap pembersih noda/kotoran.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode saringan/ayakan. Pengayakan adalah
sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok,
dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di
ayakan (butiran kasar).
Menurut Supriharyono (2019), pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok, dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel
lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang
masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Jenis sedimen
No Lokasi Sampel Berat (gr)

Sungai Hitam:

1 Sampel basah

Bawah mangrove : 300 gr


Arah daratan : 140 gr
Daratan : 250 gr

2 Sampel kering

Bawah mangrove : 190 gr


Arah daratan : 80 gr
Daratan : 200 gr

3 Ayakan

Setelah di ayak : 10, 174

PEMBAHASAN
Batuan sedimen adalah batuan. sedimen yang terbentuk dari penimbunan material akibat
penguraian batuan yang sudah ada sebelumnya atau akibat aktivitas kimia atau biologi, diendapkan
lapis demi lapis di permukaan bumi, kemudian mengalami pembatuan. 70% batuan di permukaan bumi
berupa batuan sedimen. Namun batuan ini hanya membentuk 2% dari volume seluruh kerak bumi.
Artinya batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi namun ketebalannya relatif tipis
(Anonim, 2013).
Menurut (Rahayu, 2020) ada 2 jenis sedimen yang terdapat di Sungai Hitam, yaitu sedimen
beban tersuspensi dan sedimen dasar. Pengukuran sedimen terapung dapat dilakukan dengan
pengambilan sampel air sungai baik dengan metode pengambilan sampel permukaan langsung (point
sample; untuk sungai homogen) atau metode kedalaman terpadu (integrated depth; untuk sungai dalam
dan heterogen). Sedangkan sedimen merayap dikumpulkan dengan metode perangkap.
Sampel yang diambil untuk pemeriksaan analisis ukuran butir (butir size) adalah 2 sampel
batupasir yang diambil dari lokasi yang berbeda. Pertama, dua sampel disaring menggunakan saringan
No. 50, No. 80, No. 100, No. 200 dan saringan (Blott, 2019).
Sedimen dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi seperti batu bara, semen atau pasir,
sebagai bahan industri seperti batu bara, minyak dan gas alam. Menurut Siregar dan Raafi (2016),
proses sedimentasi dan erosi dipengaruhi oleh faktor laut. Faktor-faktor tersebut antara lain gelombang,
arus, dan pasang surut. Faktor hidrooseanografi tersebut dapat menyebabkan sedimentasi yang cukup
signifikan sehingga mempengaruhi kedalaman perairan sekitar Pelabuhan Kendal. Pendangkalan terjadi
karena sedimen mengalami pergerakan signifikan dan menyebar ke seluruh dasar perairan. Sebaran
sedimen dapat diklasifikasikan ke dalam pola sebaran berdasarkan ukuran dan jenis sedimen di
perairan.
Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 10.00 tanggal 7 Maret 2024 di Sungai Hitam,
sampel diambil dengan sekop pasir kecil karena kurangnya alat pengambilan sampel Grape Core.
Sampel diambil sebanyak tiga kali, yaitu titik pertama berada di bawah mangrove, titik kedua
mengarah ke darat, dan titik ketiga berada di daratan. Jarak antara ketiga titik tersebut masing-masing
adalah 15 meter. Menurut Dewi dkk (2015), untuk mengambil sampel sedimen, masyarakat
menggunakan core atau pick sampler.
Berdasarkan penelitian Ibrahim dan Haryanti (2023), pengeringan sampel sedimen ditempatkan
sampe ke dalam wadah aluminium. Penempatan sampel di dalam wadah aluminium ini dimaksudkan
agar sampel tidak tercecer ke mana-mana dan mempermudah saat dimasukkan ke dalam oven dengan
suhu sebesar 100 derajat celcius selama 1x24 jam atau 2x24 jam.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebaran ukuran Butir Sedimen di Sungai Hitam
yaitu berjenis pasir, lanau, dan lempung. Faktor oseanografi yang mempengaruhi sebaran Sedimen di
dasar perairan Sungai Hitam adalah arus Pasang Surut. Metode analisis tekstur Sedimen menggunakan
metode Dry Sieving (pengayakan) dan Baking (pengovenan). Setelah melalui proses pengovenan dan
pengayakan diperoleh nilai sampel dalam satuan gram yaitu, di Bawah mangrove : 190 gram, Arah
daratan : 80 gram, dan Daratan : 200 gram.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Geologi Laut ini. Saya ucapkan terimakasih kepada diri
sendiri karena sudah kuat sampai titik ini, dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada para Co-ast
dan para Dosen Ilmu Kelautan karena sudah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan Referensi
Jurnal Adi, A.P., H.M. Manik, & S. Pujiyati. 2016. Integrasi data multibeam batimetri
dan mosaik backscatter untuk klasifikasi tipe sedimen (data integration
bathymetry multibeam and backscatter mosaic for classification type of
sedimen). Journal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 7(1): 77–84.
Anonim. (2013). Tranportasi Sedimen. Yogyakarta: Keluarga Mahasiswa
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Blott, S.J. and Kenneth, P. 2001. Gradistat: a grain size distribution and statistics
package for the analysis of unconsolidated sediments. Journal. 1237-1248.
Dewi, I. S., Anugrah, A. B. dan Irwan, R. R. 2015. Distribusi mikroplastik pada
sedimen di Muara Badak , Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Depik. 4(3):
121-131.
Hasan, R.C., D. Ierodiaconou, L. Laurenson, & A. Schimel. 2014. Integrating
multibeam backscatter angular responsse, mosaic and bathymetry data for
benthic habitat mapping. Journal Teknosains 9(5): 1–14.
Ibrahim, Faisal Tegar, Jusup Suprijanto, and Dwi Haryanti. Analisis Kandungan
Mikroplastik pada Sedimen di Perairan Semarang, Jawa Tengah. Journal of
Marine Research 12.1 (2023): 144-150.
Korwa, J.I.S., E.T. Opa,dan R. Djamaludin. 2013. Karakteristik sedimen litoral
di pantai sindulang satu. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 1 (1):48-54.
Nasril, C.H. 2015. Kajian upaya peningkatan produksi bongkar muat di
pelabuhan pantoloan dalam rangka menekan lama kapal di tambatan. Jurnal
Penelitian Perhubungan, 25(5): 328-336.
Raafi, M. 2022. Analisis Kelimpahan Mikroplastik pada Sedimen di Daerah
Aliran Sungai Barito, Kabupaten Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Environmental Pollution Journal.2(3):45-53.
Rahayu, Anis Septia, dkk. 2020. Kajian Laju Angkutan Sedimen Total pada
Kantong Lumpur Bendung Air Musi Kejalo. Jurnal Inersia April 2020 vol.10
no.1:1-14.
Supriharyono Supriharyono, and Arif Rahman. KANDUNGAN N DAN P
HASIL DEKOMPOSISI SERASAH DAUN MANGROVE PADA
SEDIMEN DI MARON MANGROVE EDU PARK, SEMARANG The
Content of N and P Results of Decomposition of Litter of Mangrove Leaves
in Sediments at Maron Mangrove Edu Park, Semarang. Management of
Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 8.3 (2019): 226-233.
Winter, C. 2017. On the evaluation of sediment transport models in tidal
environments. Sedimentary Geology, journal geologi laut, 20 (2):562-571.

Anda mungkin juga menyukai