Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari
batuan sedimen.Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi,
konglomerat, dan batuan sedimen lainnya.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang
terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus
berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar
kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba
atau yang berumur tua dalam skala waktu geologi.
Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan
pengendapannya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada
saat ini. Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat
dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi.
Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang
terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi
tekanan dan temperatur yang rendah.Sedimen umumnya (namun tidak selalu)
diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada,
baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapat
diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan
yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen: diendapkan dari
udara sebagai benda padat di bawah temperatur yang relatif tinggi, misalnya
material fragmental yang dilepaskan dari gunungapi; diendapkan di bawah
tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan laut-dalam (Krumbrein, 1963).
Analisis granulometri merupakan suatu analisis tentang ukuran butir sedimen.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat resistensi butiran sedimen
terhadap proses-proses eksogenik seperti pelapukan erosi dan abrasi dari
provenance, serta proses transportasi dan deposisinya. Hal-hal tersebut merupakan
variabel penting dalam melakukan suatu interpretasi.
Tingkat resistensi suatu batuan dapat dilihat dari ukuran butirnya. Proses-
proses eksogenik akan mengubah bentuk dan ukuran suatu partikel sedimen. Nah,
yang mungkin awalnya runcing-runcing, atau ukuran butirnya masih gede-gede,
lama kelamaan kan seiring waktu akan berubah karena proses eksogenik itu.
Sedangkan proses transportasi dan deposisi memperlihatkan proses bagaimana
agen utama seperti air menggerakkan dan mengendapkan butiran sedimen.
Faktor yang mempengaruhi ukuran butir batuan sedimen, yaitu variasi ukuran
butir sedimen asal, proses transportasi, dan energi pengendapan. Data-data hasil
analisis ukuran butir sedimen tersebut digunakan untuk mengetahui 3 faktor
tersebut secara jelas.
Material-material sedimen yang terdapat di permukaaan bumi memiliki
ukuran yang sangat bervariasi.Udden membuat skala ukuran butiran sedimen,
yang kemudian skala tersebut dimodifikasi oleh Wenworth pada tahun 1922 dan
dikenal dengan skala ukuran butir Udden-Wenworth.Ukuran butiran sedimen
yang ditetapkan adalah mulai dari <1/256 hingga >256mm dan terbagi menjadi 4
kelompok besar, yaitu clay, silt, sand, dan gravel.
Setelah skala Udden-Wenworth banyak digunakan, kemudian Krumbein
membuat suatu transformasi logaritmik dari skala tersebut yang kemudian dikenal
dengan skala phi Φ = – log2 d, dengan d adalah ukuran butir dalam mm. Skala phi
akan menghasilkan nilai positif dan nilai negatif. Semakin besar ukuran butir
dalam mm, maka nilai phi akan semakin negatif. Sebaliknya, semakin kecil
ukuran butir dalam mm, maka nilai phi akan semakin positif. Krumbein memilih
logaritma negatif dari ukuran butir (mm) karena ukuran pasir dan butiran halus
lebih sering dijumpai pada batuan sedimen (Surjono, 2010).
Analisis distribusi ukuran sedimen dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran langsung terhadap material sedimen berukuran gravel, dan
pengayakan kering pada material sedimen berukuran pasir dan lempung. Untuk
mendapatkan sampel yang mampu mewakili semua sampel itu sendiri, maka
dilakukan splitting.Metode splitting yang digunakan dalam praktikum adalah
quartering. Quartering dilakukan dengan cara menuangkan sampel melalui suatu
corong di atas karton yang disilangkan saling tegak lurus sehingga sampel akan
terbagi dalam 4 kuadran. Proses ini diulang-ulang hinggai diperoleh berat sampel
yang diinginkan.
Ada beberapa metode atau cara yang dilakukan untuk menganalisis distribusi
ukuran butir, yaitu cara grafis dan cara matematis. Analisis yang dilakukan
bertujuan untuk mendapatkan beberapa parameter. Parameter nilai pada
pengukuran butir sedimen antara lain ukuran butir rata-rata (mean), keseragaman
butir (sorting), skewness, dan kurtosis. Parameter tersebut dapat ditentukan
nilainya berdasarkan perhitungan secara grafis maupun secara
matematis.Perhitungan secara grafis menggunakan persamaan yang berdasarkan
nilai phi pada sumbu horizontal kurva prosentase frekuensi kumulatif.Sedangkan
perhitungan menggunakan rumus umum momen pertama dengan asumsi bahwa
kurva distribusi frekuensinya bersifat normal (Gaussian) (Kusumadinata, 1980).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum kali ini yaitu :
1. Untuk mengetahui berbagai macam ukuran butir batuan sedimen
2. Untuk mengetahui berbagai jenis pembawa material sedimen
3. Mengetahui konsep dasar pembentukan batuan sedimen

1.3 Alat dan bahan


1.3.1 Alat
Apaun alat yang digunakan pada pratikum kali ini yaitu :
1. Alat tulis
2. Corong
3. Koran
4. Plastik sampel
5. Mesh
1.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada pratikum kali ini yaitu :
1. Sampel tanah
1.4 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada pratikum kali ini yaitu :
1. Menyediakan pasir yang akan digunakan sebagai sampel
2. Kemudian sampel dimasukan ke dalam mortar dan di pisahkan
3. Setelah itu cawan di timbang, kemudian berat cawan yang sudah di
ketahui lalu sampel yang sudah di pisahkan ditimbang ke dalam cawan
tersebut seberat 100 gram. 
4. Lalu sampel yang sudah di timbang, di masukan ke dalam ayakan (mesh)
yang telah disediakan dengan ukuran masing – masing 8, 16, 30, 50, 125,
500, dan pan.
5. Kemudian di ayak selama ± 10 menit.
6. Setelah itu sampel yang tertinggal pada masing- masing ukuran mesh
tersebut di timbang satu per satu, kemudian mencatat berat masing –
masing.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
2.2 Pembahasan
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap sekiranya 502,5 gram sampel
tanah, menghasilkan 482,3 gram sampel pasir setelah pengayakan yang dilakukan
dengan mesin pengayak (shaker) selama 10 menit. Kemudian dari data hasil
penimbangan berat sampel tersebut, dilakukan perhitungan persentase dan
pesentase kumulatif berat sampel pada masing-masing mesh termasuk PAN serta
penentuan kelas interval dan nilai tengahnya secara statistik dengan cara manual.
Adapun data hasil analisa pengolahan data, maka akan didapatkan nilai-nilai
dari Standar Deviasi (σ), Skewness (α) dan Kurtosis (β) dari sampel yang di
analisa.Standar deviasi (σ) yang bernilai 1,74 artinya sampel pasir yang dianalisa
memiliki tingkat pemilahan besar butirnya sedang.Skewness (α) yang bernilai
-1,22 artinya tingkat kecenderungan simetri penyebaran besar butir yang
cenderung ke arah halus Kurtosis (β) yang bernilai 3,27 artinya grafik kurtosis-
nya akan semakin mancung dan sampel memiliki sortasi yang sangat baik Dari
nilai standar deviasi dan harga skewness diatas dapat diketahui bahwa lingkungan
pengendapannya adalah sungai.
Analisa granulometri merupakan suatu metoda analisa yang menggunakan
ukuran butir sebagai materi analisa.Analisa ini umum digunakan dalam bidang
keilmuan yang berhubungan dengan tanah atau sedimen.
Dalam analisa ini tercakup beberapa hal yang biasa dilakukan seperti
pengukuran rata-rata, pengukuran sorting atau standar deviasi, pengukuran
skewness dan kurtosis.Masing-masing pengukuran tersebut mempunyai rumus-
rumus yang berbeda dan mempunyai batasan-batasan untuk menggambarkan
keadaan dari butiran yang diamati atau dianalisa.Batasan-batasan tersebut biasa
disebut dengan verbal limit.
Analisa granulometri dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan metode
grafis dan metode statistik, dimana metode grafis memuat berbagai macam grafik
yang mencerminkan penyebaran besar butir, hubungan dinamika aliran dan cara
transportasi sedimen klastik, sedangkan metode statistik menghasilkan nilai rata-
rata, deviasi standar, kepencengan dan kemancungan kurva.
Pilahan atau sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau
keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu
sedimentasi dari suatu populasi sedimen.Sortasi atau pemilahan adalah
penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata.Sortasi dikatakan baik
jika batuan sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir
rata-rata pendek.Sebaliknya apabila sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir
terhadap rata-rata ukuran butir panjang disebut sortasi jelek.
Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan
sedimen.Hubungan ini terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar
sampai pasir sangat halus.Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjuk
bahwa pasir halus mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat
halus.Sedangkan pasir yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada
ukuran pasir sangat halus.
Kepencengan (Skewness) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir
terhadap distribusi normal.Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir
dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak.
Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam
jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butior berlebihan
partikel kasar, maka kepencengannya bernilai negatif .
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada pratikum tentang granulometri ini yaitu :
1. Ukuran butir pada batuan sedimen terdapat perbedaan yang signifikan mulai
dari halus hingga kasar dimana ukuran butir sedimen yaitu : lempung, lanau,
pasir halus – kasar, kerikil, kerakal, berangkal, bongkah.
2. Pada dasarnya media transportasi material sedimen merupakan hasil dari
tenaga – tenaga alam seperti angin, air, gletser.
3. Dalam pembentukan batuan sedimen, hal ini terjadi karena adanya pelapukan
dari batuan asal yang kemudian tererosi dan tertransportasi yang kemudian
terendapkan dan lama – kelamaan terdeposit dan terlitifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Krumbrein .W.C. and Sloss.L.L, 1963, Statigraphy and Sedimentation. W.H.
Freeman and Company. San Fransisco.
Kusumadinata.K.R.P.1980. Prinsip Prinsip Sedimentasi. Dept Teknik ITB.
Bandung.
Surjono, Sugeng S., Amijaya, D. Hendra., Winardi, Sarju. 2010 .Analisis
Sedimentologi. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai