Anda di halaman 1dari 21

BAB II SIEVE ANALISIS

2.1. Maksud dan Tujuan


2.1.1.Maksud

Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum sieve analisis ini adalah untuk
mengetahui sifat-sifat fisik dari tanah yang akan diuji tersebut.
Dimana tanah merupakan material yang terdiri dari agrerat (butiran) mineral-
mineral padat yang tidak tersementasi satu sama lain dan berasal dari bahan-
bahan organik dan anorganik yang telah melapuk.

Sifat-sifat fisik tanah tersebut, yaitu berupa ukuran butir, berat jenis tanah, dan
kekuatan tanah tersebut beserta komposisi kandungan tanah.
Sieve analisis adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari
satu set sieve.

2.1.2.Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum sieve analisis di laboratorium


mekanika tanah dan batuan diantaranya sebagai berikut.
1. Mengetahui tingkat keseragaman dari tanah.
2. Mengetahui ukuran butir dari tanah.
3. Ukuran butir tanah tergantung dari diameter partikel tanah yang membentuk
dari masa tanah itu.
4. Mengetahui susunan butiran tanah (gradasi).
5. Mengetahui tingkat gradasi tanah.
6. Tanah berbutir kasar dideskripsikan bergradasi baik jika ukurannya seragam
atau jika tidak atau jarang terdapat partikel berukuran sedang (terdapat konstan
ukuran tanah).
7. Mengetahui persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set sieve.

2.2. Dasar Teori

Sieve analisis adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari
satu set sieve. Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

(unconsolidated) tidak sederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi


kompak (consolidated) karena harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut
terproduksi bersama fluida produksi. Seandainya pasir tersebut tidak dikontrol
dapat menyebabkan pengikisan dan penyumbatan pada peralatan produksi. Di
samping itu juga menimbulkan penyumbatan pada dasar sumur. Produksi pasir
lepas ini pada umumnya sensitif terhadap laju produksi.

Apabila laju alirannya rendah, pasir yang ikut terproduksi sedikit dan sebaliknya.
Metode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screen liner dan gravel packing. Metode penanggulangan
ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran pasir agar dapat ditentukan
pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat. Formasi lepas adalah formasi
yang tidak memiliki sementasi yang baik, merupakan suatu sistem yang tidak
stabil sehingga daya ikat antar butiran yang ada pada batuan sangat kecil,
sedangkan formasi lepas merupakan formasi yang memiliki sementasi yang baik,
merupakan suatu sistem yag stabil sehingga daya ikat antar butiran pada formasi
batuan besar. Pemilihan besar keseragaman butiran menurut Schwartz yaitu :
C < 3, merupakan pemilahan yang seragam
C > 5, merupakan pemilahan yang jelek
3 < C < 5, merupakan pemilahan yang sedang

Pengukuran ukuran butiran tanah merupakan hal penting dalam mengetahui sifat-
sifat tanah sangat tergantung pada ukuran butirnya. Dicsamping itu ukuran tanah
juga digunakan dalam pengklasifikasian bermagam macam tanah tertentu ada dua
cara yang umum digunakan untuk mendapatkan distribusi ukuran butir tanah
yaitu:
Analisis ayakan (screen)
Analisis hidrometer

Sieve analisis (analisa ayakan) adalah suatu percobaan menyaring contoh tanah
melalui satu set ayakan, dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara
berurutan ke bawah. Cara ini biasanya digunakan untuk menyaring material atau
partikel berdiameter 0,075 mm.

Trikandi simamora II- 2


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah melalui


seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar berada paling
atas dan makin ke bawah makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan pada saringan
tersebut disebut salah satu dari ukuran butir contoh tanah itu. Pada kenyataannya
pekerjaannya hanya mengelompokan sebahagian dari tanah terlekat di antara dua
ukuran.

Ukuran butir tanah tergantung dari diameter partikel tanah yang membentuk dari
masa tanah itu. Karena pada pemeriksaan mikroskopis masa tanah menunjukan
bahwa hanaya sedikit apa bila memang ada partikel-partikel yang bundar dan
mempunyai diameter, kita dapat menarik kesimpulan bahwa ini adalah deskripsi
mengenai tanah yang agak longsor.

Analisis ayakan dari sebuah contoh tanah melibatkan penentuan persentase berat
partikel dalam rentan ukuran yang berbeda. Distribusi ukuran partikel tanah
berbutir kasar dapat ditentukan dengan metode pengayakan (sieving) contoh
tersebut dilewatkan melalui satu set saringan standart yang memiliki lubang
makin kecil ukurannya dari atas ke bawah. Berat tanah yang tertahan ditiap
saringan ditentukan dan persentase kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap
saringan dihitung beratnya. Jika terdapat partikel yang berbutir halus pada tanah
contoh tanah tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dan butiran halus tersebut
dengan cara mencucinya denganh air melalui saringan berukuran terkecil.

Distribusi ukuran partikel tanah berbutir halus atau fraksi butir halus dari tanah
berbutir kasar dapat ditentukan dengan metode pengendapan (sedimentasi).
Metode ini didasarkan pada hukum Stokes yang mengatur kecepatan
pengendapan partikel berbentuk bola dalam suatu suspensi makin besar paartikel
makin besar pula kecepatan pengendapannya dan sebaliknya. Hukum tersebut
tidak berlaku pada partikel partikel yang berukuran > 0,0002 mm, dimana
pergerakannya dipengaruhi oleh gerak Brown. Ukuran partikel ditentukan sebagai
diameter sebuah bentuk bola yang akan turun mengendap dengan kecepatan yang
sama dengan partikel. Contoh tanah yang akan diuji terlebih dahulu dibersihkan
dari material material organik dengan menggunakan hidrogen peroksida.

Trikandi simamora II- 3


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Contoh tersebut kemudian dibuat menjadi suspensi didalam air suling dari larutan
pemisah butir butir ditambah agar partikel partikel satu sama lain saling
terpisahkan. Suspensi yang telah jadi ditempatkan didslsm tsbung pengendap.
Dari hukum Stokes, dapat dihitung waktu turun (t) partikel berukuran D (diameter
yang ekivalen dengan penurunan) sejauh kedalaman tertentu dalam suspensi. Jika
setelah waktu tertentu contoh tanah diambil dengan pipet pada kedalaman tertentu
pula maka contoh tanah tersebut hanya akan mengandung partikel-partikel yang
ukurannya lebih kecil dari D dengan konsentrasi yang sama dengan pada awal
pengendapan. Jika dalam suatu waktu diambil contoh tanah dari beberapa
kedalaman yang berbeda, maka dapat ditentuksn distribusi ukuran butiran partikel
dari berat tanah yang terambil. Alternatif lain selain pengambilan contoh dengan
pipet adalah pengukuran suspensi tersebut dengan alat hidrometer.

Ukuran-ukuran saringan berkisar dari lubang berdiameter 4,750 mm (No. 4)


sampai 0,075 mm (No. 200). Semua lubang terbentuk bujur sangkar jadi apa yang
disebut sebagai diameter partikel tanah sebenarnya hanyalah merupakan patokan
akademis saja. Sebab kemungkinana lolosnya suatu partikel pada suatu saringan
yang berukuran tertentu akan tergantung pada ukuran dan orentasinya terhadap
lubang saringan.

Ukuran saringan berhubungan dengan ukuran lubang dari 4,750 mm 0,075 mm


maka saringan tersebut dengan nomor-nomor. Berikut merupakan tabel ukuran
ayakan standart.

Pemakaian saringan sangat praktis, karena sangat sukar untuk menyaring tanah
melalui lubang-lubang itu. Lubang saringan ini cukup halus sehingga air mulai
tertahan apalagi tanah.

Analisis ayakan dari sebuah contoh tanah melibatkan penentuan persentase berat
partikel dalam rentan ukuran yang berbeda. Berat tanah yang tertahan ditiap
saringan ditentukan dan persentase kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap
saringan dihitung beratnya.

Trikandi simamora II- 4


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Jika terdapat partikel yang berbutir halus pada tanah contoh tanah tersebut harus
dibersihkan terlebih dahulu dan butiran halus tersebut dengan cara mencucinya
denganh air melalui saringan berukuran terkecil.

Tabel. 2.1. Ukuran-Ukuran Ayakan Standart

(Sumber : hotdenmanurung.blogspot)

Kurva distribusi ukuran butiran hasil dari analisis ayakan umumnya digambarkan
di dalam kertas semi-logaritma yang dikenal sebagai kurva distribusi ukuran
butiran. Diameter partikel (butiran) digambarkan dalam skala logaritma dan
persentase dari butiran yang lolos ayakan lekat. Dimana ordinat semi-logaritma
adalah persentase berat partikelnya yang lebih kecil dari ukuran absisinya yang
diketahui.

Trikandi simamora II- 5


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Makin landai kurva distribusi, makin rentang distribusinya. Makin curam kurva,
makin kecil rentang distribusinya. Tanah berbutir kasar dideskripsikan bergradadsi
baik jika tidak ada partikel partikel ukurannya menyolok dalam suatu rentang
distribusi dan jika masih terdapat partikel-partikel yang berukuran sedang secara
umum tanah bergradasi baik diwakili oleh kurva distribusi yang cembung dan
mulus.

Perlu diketahui bahwa analisis ayakan memberikan ukuran butiran secara


langsung. Kurva distribusi ukuran butiran dapat digunakan untuk membandingkan
beberapa jenis tanah yang berbeda-beda. Selain itu ada tiga parameter besar yang
dapat ditentukan yaitu:
Ukuran efektif
Koefisien keseragaman
Koefisien gradiasi

Gambar 2.1. Kurva distribusi ukuran partikel

Grafik distribusi ukuran butiran dari tanah adalah kombinasi dari hasil analisis
ayakan yang diberikan dalam tabel dan hasil analisis hydrometer untuk fraksi
halusnya. Bilamana hasil dari analisis ayakan dan analisis hydrometer digabung

Trikandi simamora II- 6


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

diskontinitas (discontinity) umumnya timbul dalam rentang dimana kedua grafik


saling bertumpangan. Hal ini disebabkan karena pada kenyataan butiran tanah
yang umumnya bentuk yang tidak rata. Analisis ayakan memberikan diameter dari
bulatan (sphere) yang mengendap pada kecepatan yang sama dengan butiran
tanah.

Untuk tanah yang merupakan campuran dari butir kasar dan halus, hasil analisis
saringan dan hidrometer digambarkan dalam satu grafik seperti diberikan dalam
gambar 2.2. Pada saat hasil analisis ini digabungkan, dimungkinkan terjadi
ketidaksinambungan persentase ukuran partikel. Ketidaksinambungan ini terjadi
dikarenakan partikel tanah berbentuk yang tak beraturan. Analisis saringan
memberikan ukuran rata-rata partikel, sedangkan analisis hidrometer
menunjukkan diameter ekivalen partikel bulat yang mengendap sebagaimana
partikel tanah mengendap. Wen, Aydin, dan Duzgoren-Aydin (2002)
menyebutkan bahwa ketidakseninambungan ini disebabkan oleh factor utama
yaitu perbedaan rapat masa, bentuk dan mineralogi partikel tanah. Head (1992)
menyarankan bahwa pembacaan awal hidrometer dapat diabaikan jika data
tersebut tidak menghasilkan bentuk kurva distibusi partikel yang kontinyu.

Trikandi simamora II- 7


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Gambar 2.2. Kurva distribusi ukuran partikel gabungan analisis saringan dan hidrometer.

Tanah yang terdapat di alam pada kenyataannya terdiri atas bermacammacam


ukuran partikel. Kondisi ini menghasilkan bentuk distribusi ukuran partikel yang
beragam. Bentuk kurva distribusi ukuran partikel tanah tergantung pada rentang
dan jumlah dari variasi ukuran partikel contoh tanah yang diuji.

Hal ini juga diperngaruhi oleh proses pembentukan tanah dan metode
pengangkutannya. Gambar 2.2 menunjukkan bentuk-bentuk kurva distribusi
ukuran partikel yang sering dijumpai pada tanah pada umumnya. Tanah bergradasi
baik (well-graded) memiliki rentang distribusi ukuran partikel yang relatif lebih
luas yang mana menghasilkan kurva distribusi yang lurus dan panjang. Untuk
tanah yang seragam (uniform soil), distribusi partikel-partikelnya memiliki ukuran
yang relatif sama, sedangkan tanah yang bergradasi buruk (gapgraded atau poorly
graded) memiliki distribusi ukuran partikel yang terputus yang mana tidak
terdapat ukuran partikel antara butir kasar dan halus.

Dengan demikian, pemilihan tanah yang digunakan untuk tujuan tertentu akan
bergantung dari ragam partikel yang terkandung dalam tanah. Untuk kepentingan
ini, terdapat dua definisi koefisien yang dapat memberikan petunjuk karakteristik
tanah berdasarkan distribusi partikelnya, yaitu koefisien keseragaman (uniformity
coefficient), Cu dan koefisien kelengkungan (coefficient of curvature), Cc.

Dimana :
Cu = Koefisien keseragaman
D60 = Diameter yang disesuaikan dengan 60% lolos ayakan
D10 = Diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan
Cc = Koefisien keseragaman
D30 = Diameter yang bersesuaian dengan 30% lolos ayakan

Trikandi simamora II- 8


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Gambar 2.3. Bentuk-bentuk kurva distribusi ukuran partikel

Dimana D60, D30, D10 masing-masing menunjukkan bahwa masing-masing 60%,


30%, 10% partikelnya lebih kecil dari ukuran tertentu. Jika nilai D 60 = 0,136 mm
(lihat Gambar 2.4), berarti 60% dari berat partikel tanah memiliki diameter lebih
kecil dari 0,136 mm, atau untuk nilai D10 = 3,7 m artinya bahwa 10% partikel
tanah berdiameter kurang dari 3,7 m.

Tanah yang memiliki gradasi yang baik mempunyai nilai Cu > 4 (untuk tanah
kerikil), Cu > 6 (untuk pasir), dan nilai Cc antara 1 3 (untuk kerikil dan pasir).
Diameter D10 disebut juga sebagai diameter efektif tanah (effective size) yang
mana terkait dengan kegunaan tanah sebagai filter. Diameter efektif ini sangat
penting dalam pengaturan aliran air melalui tanah dan dapat menentukan perilaku
mekanis tanah. Nilai D10 yang besar menunjukkan tanah lebih kasar dan memiliki
karakteristik drainase yang baik. Diameter yang menunjukkan ukuran partikel
yang lebih kecil, yaitu D15, juga sering digunakan sebagai kriteria untuk filter
tanah. Terzhagi, Peck dan Mesri (1996) memberikan kriteria untuk filter tanah
yang efektif untuk mencegah hanyutnya filter tanah dan mencegah kecepatan
aliran yang tinggi.
(Sumber : Pengantar Rekayasa Geoteknik)

Trikandi simamora II- 9


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Tanah berbutir kasar dideskripsikan bergradasi baik:


Jika ukurannya seragam atau
Jika tidak atau jarang terdapat partikel berukuran sedang (terdapat konstan
ukuran tanah).
Ukuran partikel digambarkan dengan kurva dengan skala logarimik sebagai absis.
Jadi, jika ada dua jenis tanah yang memiliki derajat keseragaman (uniformity)
yang sama, maka akan terdapat dua kurva yang sama bentuknya meskipun letak
ordinatnya berlainan.
(Sumber : ilmutekniksipilindonesia.com)

Ukuran butir tanah tergantung dari diameter partikel tanah yang membentuk dari
masa tanah itu. Karena pada pemeriksaan mikroskopis masa tanah menunjukan
bahwa hanaya sedikit apa bila memang ada partikel-partikel yang bundar dan
mempunyai diameter, kita dapat menarik kesimpulan bahwa ini adalah deskripsi
mengenai tanah yang agak longsor. Analisa saringan atau analisa ayakan (sieve
analysis) adalah prosedur yang digunakan untuk mengukur distribusi ukuran
partikel dari suatu bahan. Distribusi ukuran partikel merupakan hal yang sangat
penting. Hal ini dapat digunakan untuk semua jenis non-organik atau organik
bahan butiran termasuk pasir, tanah liat, granit, batu bara, tanah, dan berbagai
produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji-bijian.

Ukuran-ukuran saringan berkisar dari lubang berdiameter 4,750 mm (No. 4)


sampai 0,075 mm (No. 200). Semua lubang terbentuk bujur sangkar jadi apa yang
disebut sebagai diameter partikel tanah sebenarnya hanyalah merupakan patokan
akademis saja. Sebab kemungkinana lolosnya suatu partikel pada suatu saringan
yang berukuran tertentu akan tergantung pada ukuran dan orentasinya terhadap
lubang saringan.

Sejumlah sampel yang mewakili sampel tertentu ditimbang dan ditaruh di atas
ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran. Ukuran yang
besar ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling bawah ditempatkan
pan (wadah) sebagai tempat penerimaan atau penampungan terakhir (ukuran yang
paling kecil). Namun tidak selamanya metode seperti tersebut di atas selalu

Trikandi simamora II- 10


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

digunakan. Ada beberapa cara atau metode yang dapat digunakan tergantung dari
material yang akan dianalisa.
A. Ayakan dengan gerakan melempar
B. Ayakan dengan gerakan horizontal

Keuntungan dari metode pengayakan antara lain:


1. Lebih cepat dan praktis.
2. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
3. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan.
4. Tidak bersifat subjektif.
5. Lebih mudah diamati.
6. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat.

Kekurangan dari metode pengayakan antara lain:


1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok (berdasarkan
keseragaman).
3. Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran partikel diperoleh
berdasarkan nomor mesh ayakan.
4. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi validasi data.
5. Tidak dapat melihat bentuk partikel.
6. Dapat menyebabkan erosi pada bahan-bahan granul.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam operasi pengayakan adalah:


1. Bentuk lubang ayakan.
2. Celah dan interval ayakan.
3. Ukuran partikel.
4. Kapasitas ayakan dan keefektipan.
5. Variabel dalam operasi pengayakan, seperti metode pengumpanan,
permukaan ayakan, sudut kemiringan, kecepatan putaran, frekuensi getaran.

Pada tabel di bawah ditentukan batas-batas ukuran golongan dan jenis dari tanah
yang telah dikembangkan oleh Massachusets Institute of Technology of State High
of Engineer dan US Barean of Reclamation yang mengasilkan apa yang disebut
dengan unifed soil classification sistem (USCS). Sistem ini dipakai pula oleh
America Society of Testing and Material (ASTM).

Tabel 2.2. Batas-batas ukuran tanah

Trikandi simamora II- 11


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

2.3. Alat dan Bahan


2.3.1. Alat dan Fungsinya
a. Timbangan berfungsi sebagai alat untuk mengukur berat sample tanah sebelum
disaring dan setelah disaring dan untuk mengukur berat screen

Trikandi simamora II- 12


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

b. Kuas fungsinya untuk membersihkan screen dari sample


c. Sieve shaker fungsinya untuk memisahkan antara butiran mulai dari yang
paling kasar sampai yang paling halus.
d. Plastik sampel fungsinya sebagai wadah dari sample yang dari yang paling
kasar sampai ke yang halus
e. Karet gelang berfungsi sebagai pengikat plastik sampel agar tidak tumpah
f. Spidol Permanen berfungsi untuk memberi tanda pada plastik sampel.

2.3.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Sampel tanah kering
yang terdiri dari beberapa campuran ukuran butir yang berfungsi sebagai bahan
percobaan yang akan diuji dengan ayakan apakah tanah tersebut bergradasi baik,
seragam ataupun jelek.

2.4. Gambar Rangkaian Peralatan Percobaan

Trikandi simamora II- 13


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Gambar 2.4. Rangkaian alat percobaan

2.5. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur yang dilakukan untuk percobaan ini adalah :
1. Membersihkan semua screen yang akan di gunakan sampai bersih dari
material-material yang menyangkut di screen sebelum digunakan, stelah
dibersihkan susun screen secara berurutan.

Trikandi simamora II- 14


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

2. Menandai masing-masing plastik sampel sesuai dengan nomor dari mesh.


3. Menimbang sampel tanah sebanyak 1500 gram yang akan dianalisa
masukkan kedalam plastik sampel.
4. Setelah itu praktikan menimbang semua screen ukuran terkecil yaitu mesh
10 loss 200, catat hasil timbangan dari screen.
5. Memasukkan contoh sampel tanah tersebut kedalam ayakan dengan berat
1500 gram. Selanjutnya contoh tanah tersebut diayak selama 30 menit.
6. Setelah proses pengayakan selesai pisahkan ukuran screen, lalu timbang
dan hasilnya dicatat.
7. Setelah proses pencatatan hasil timbangan screen, tanah yang terdapat di
screen dimasukkan ke plastik sampel sesuai dengan ukuran screen yang
sudah ditulis di plastik.
8. Setelah itu bersihkan semua screen dan alat-alat yang sudah dipakai.

2.6. Pengolahan Data


Adapun data pengukuran berat tanah dari masing-masing screen adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Data hasil percobaan

Trikandi simamora II- 15


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

No. Weight
Diameter Weight Weight passing
Ayakan Screen Percent
Ayakan Screen Soil percent
mesh + Soil
10 2 382.9 558.7 175.8 11.803 88.197
20 0.85 391.9 708.5 316.6 21.257 66.940
40 0.425 358.8 1089.7 730.9 49.073 17.867
60 0.25 312.6 530.7 218.1 14.643 3.224
80 0.18 372.1 375.9 3.8 0.255 2.969
100 0.15 351.7 352.6 0.9 0.060 2.909
140 0.106 347.8 350.4 2.6 0.175 2.734
170 0.088 341.8 359.8 18 1.209 1.525
200 0.075 335.3 354.7 19.4 1.303 0.222
loss 200 0 351.1 354.4 3.3 0.222 0.000
TOTAL 3546 5035.4 1489.4 100

A. Material yang hilang


1500 1489.4
= x 100 % = 0,7066 %
1500

B. Weight Soil

Weight Soil =

Sieve size nomor 10 = 558.7 382.9 = 175.8


Sieve size nomor 20 = 708.5 391.9 = 316.6
Sieve size nomor 40 = 1089.7 358.8 = 730.9
Sieve size nomor 60 = 530.7 312.6 = 218.1
Sieve size nomor 80 = 375.9 372.1 = 3.8
Sieve size nomor 100 = 352.6 351.7 = 0.9
Sieve size nomor 140 = 350.4 347.8 = 2.6
Sieve size nomor 170 = 359.8 341.8 = 18
Sieve size nomor 200 = 354.7 335.3 = 19.4
Sieve size nomor Loss 200 = 354.4 351.5 = 3.3

C. Persentase Ayakan

Trikandi simamora II- 16


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Sieve size = x 100%

Sieve size nomor 10 = x 100% = 11.803

Sieve size nomor 20 = x 100% = 21.257

Sieve size nomor 40 = x 100% = 49.073

Sieve size nomor 60 = x 100% = 14.643

Sieve size nomor 80 = x 100% = 0.255

Sieve size nomor 100 = x 100% = 0.060

Sieve size nomor 140 = x 100% = 0.175

Sieve size nomor 170 = x 100% = 1.209

Sieve size nomor 200 = x 100% = 1.303

Trikandi simamora II- 17


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Sieve size nomor loss 200 = x 100% = 0.222

D. Passing Percent

Passing % = 100% - % Tertahan

Sieve size nomor 10 = 100% - 11.8 = 88.197


Sieve size nomor 20 = 100% - 20.9 = 66.940
Sieve size nomor 40 = 100% - 49.1 = 17.867
Sieve size nomor 60 = 100% - 14.6 = 3.224
Sieve size nomor 80 = 100% - 0.3 = 2.969
Sieve size nomor 100 = 100% - 0.1 = 2.909
Sieve size nomor 140 = 100% - 0.2 = 2.734
Sieve size nomor 160 = 100% - 1.2 = 1.525
Sieve size nomor 200 = 100% - 1.3 = 0.222
Sieve size nomor Loss 200 = 100% - 0.2 = 0.000

Trikandi simamora II- 18


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Gambar 2.5 Hubungan diameter ayakan dengan Persen tertahan

Berdasarkan persamaan linear yang didapat dari data kurva ukuran butir vs
persentase lolos, maka di dapat nilai - nilai sebagai berikut :

D10 = 49.68 (2) 1.831


= 97.529
D30 = 49.68 (0.600) 1.831
= 27.977
D60 = 49.68 (0.25) 1.831
= 10.589
Hasil dari persamaan tersebut kemudian di subsitasikan kedalam rumus dibawah
untuk mencari nilai dari Cu dan Cc.

Trikandi simamora II- 19


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Cu (Keseragaman) = = 0.11

Keterangan:

Cu : Keseragaman Butir

D60 : Sieve Size 60

D10 : Sieve Size 10

Cc (Gradasi) =

0.76

Keterangan:
Cc : Garadasi Ukutran butir
D30 : Sieve Size 30
D10 : Sieve Size 10
D60 : Sieve Size 60
2.7. Kesimpulan

Dari hasil sieve analisis didapatkan nilai Cu (keseragaman) dan nilai Cc (Gradasi)
adalah Cu = 0,11 dan Cc = 0,76..Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tanah
yang diuji memiliki distribusi ukuran butir pasir dengan koefisien keseragaman
(Cu) sebesar 0,11 dan koefisien gradasi (Cc) sebesar 0,76. Berdasarkan nilai
tersebut dapat dikategorikan bahwa sample tanah yang diuji tersebut mempunyai
gradasi buruk.

Trikandi simamora II- 20


15307014
Mekanika Tanah Dan Batuan 201
7

Dalam analisa ayakan (sieve analysis) tidak selamanya massa sampel tanah
sebelumnya akan sama dengan massa tanah setelah proses pengayakan. Bisa jadi
berat sampel tanah setelah diayak mengalami pengurangan yang jauh dari berat
sebelumnya atau berat sampel tanah melebihi sampel tanah sebelumnya.

Trikandi simamora II- 21


15307014

Anda mungkin juga menyukai