Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PANAS BUMI

Panas bumi yaitu panas didalam bumi yang diakomodasi oleh adanya material panas
dengan kedalaman beberapa ribu kilometer di bawah permukaan yang menyebabkan
terjadinya aliran panas dari sumber tersebut hingga ke permukaan.
Sumber energi panas bumi merupakan sebuah sumber energi panas yang terdapat dan
terbentuk di dalam kerak Bumi. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi,
Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses
penambangan.
Sistem panas bumi ialah terminologi yang digunakan untuk berbagai hal tentang
sistem air-batuan dalam temperatur tinggi di laboratorium atau lapangan (Santoso, 2004).
Daerah panas bumi (geothermal area) atau medan panas bumi (geothermal field) ialah
daerah dipermukaan bumi dalam batas tertentu dimana terdapat energi panas bumi dalam
suatu kondisi hidrologi-batuan tertentu (Santoso, 2004).
Komponen utama pembentuk suatu sistem panasbumi (Dwikorianto, 2006) adalah:

1. Sumber panas (heat source)


2. Batuan reservoir (permeable rock)
3. Batuan penutup (cap rock)
4. Serta
aliran fluida
(fluida
circulation)

Gambar
Skema Sebuah Sistem Geothermal yang Ideal (Sumber : Dickson, 2004)

Terjadinya Sistem Panas Bumi


Panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke
sekelilingnya yang terjadi secara konduksi ataupun konveksi. Perpindahan panas secara
konveksi biasanya melalui media batuan secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara
air dengan suatu sumber panas. Syarat penting sistem panasbumi adalah adanya sumber
panas yang sangat luas, adanya reservoar untuk mengumpulkan panas, adanya penghalang
untuk menjaga panas yang telah terkumpul.

Gambar Proses terjadinya system panas bumi


Sistem Panas Bumi (Goff and Janik, 2000)

1. Sistem hot dry rock yang memanfaatkan panas yang tersimpandalam batuan
berporositas rendah dan tidak permeabel, temperatur sistem ini berkisar antara 120
hingga 225C dengankedalaman 2 hingga 4 km.
2. Sistem magma tap yang memanfaatkan panas yang keluar daritubuh magma dangkal,
pada sistem ini, magma merupakan bentukpaling murni panas alamiah yang
mempunyai temperatur<1200C.
3. Sistem yang berasosiasi dengan volkanisme Kuarter dan intrusi magma (young
igneous system), sistem ini umumnya mempunyai temperatur <370C dan kedalaman
reservoir <1,5 km.
4. Sistem yang berhubungan dengan tektonik, yaitu terjadi di lingkungan backarc,
daerah crustal extension, zona kolisi dan sepanjang zona sesar, sistem ini yang telah
dieksploitasi umumnya mempunyai temperatur reservoir <250C dan kedalaman >1,5
km.
5. Sistem (yang dipengaruhi oleh) geopressure ditemukan di cekungan sedimen,
kedalaman reservoir sistem ini umumnya 1,5 hingga 3 km dan temperatur reservoir
berkisar dari 50 hingga 190C.

1. Sistem Panas Bumi yang Berasosiasi dengan Pergerakan Lempeng


System panas bumi yang berasosiasi dengan pergerakan lempeng yaitu system sumber
energy panas yang dihasilkan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng atau yang
berhubungan dengan pergerakan lempeng bumi. perlu diketahui bahwa bumi ini terdiri dari
lapisan-lapisan lempeng bumi yang bersifat elastis dan mengalami pergerakan. Pergerakan
tersebut bisa berupa konvergen, divergen dan sesar. Berikut ini adalah gambar formasi
lempeng yang ada di bumi pada saat sekarang ini sekaligus jalur gunung vulkaniknya,
L
empe
ng-
lemL
empe
ng
yang
ada
pada
gam
bar
terse
but merupakan bentangan batuan setebal 64 - 145 km yang mengapung di atas astenosfer.
Lempeng-lempeng ini bergerak secara
perlahan-lahan dan menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak
memisah sementara di beberapa tempat lainnya lempeng-lempeng saling
mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di bawah lempeng lainnya. Karena
panas di dalam astenosfere dan panas akibat gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur
meleleh dan mempunyai temperatur tinggi
(proses magmatisasi). Hal ini lah salah satu sumber terbentuknya system panas bumi yang
berasosiasi dengan lempeng. Keadaan dimana kedua lempeng saling bertumbukan disebut
konverg
en dan
proses
penumb
ukannya
disebut
subduksi
ata
subducti
on.
Konverg
en dapat
dijelaska
n dengan skema berikut,

aGambar proses subduksi


Selain konvergen, ada juga pergerakan lempeng yang dapat menyebabkan terjadinya
system panas bumi yaitu sesar. Sesar adalah rekahan dimana terjadi pergeseran masa batuan
secara relatif satu bagian terhadap yang lainnya. Letaknya yang dahulu telah mengalami
dislokasi atau perpindahan. Sesar terdiri dari berbagai macam bergantung dari penyebabnya,
seperti kompresi, tarikan atau torsi. Sesar biasanya terbatas namun dapat berukuran dari
bebrapa milimeter sampai ratusan kilometer. Pergeseran biasanya terbesar terjadi di bagian
tengah sesar. Jika sesar dijumpai permukaan, akan dihasilkan garis sesar atau jejak sesar yang
dapat dipetakan.
Jadi, system panas bumi dapat berasosiasi atau berhubungan dengan pergerakan
lempeng dimana pergerakan lempeng tersebut terjadi akibat proses subduksi (konvergen) dan
sesar (patahan). Biasanya adanya system panas bumi yang disebabkan oleh pergerakan
lempeng ini ditandai dengan adanya aktivitas vulkanik karena panas yang ada di dalam perut
bumi ini dapat keluar lewat rekahan lapisan batuan dan tanah sehingga apabila tekanan dari
dalam sangat kuat akhirnya magma akan keluar lewat letusan gunung berapi.
Manifestasi Permukaaan merupakan gejala di permukaan yang merupakan ciri
terdapatnya potensi energi panas bumi, Bukti kegiatan panas bumi dinyatakan oleh
manifestasi-manifestasi di permukaan, menandakan bahwa fluida hidrotermal yang berasal
dari reservoir telah keluar melalui bukaan-bukaan struktur atau satuan-satuan batuan
berpermeabilitas.
Untuk manifestasi permukaannya terdapat berbagai tipe yaitu:
1. Mata air panas
2. Mata air khlorida mempunyai kecepatan aliran yang tinggi, umumnya berwarna bening
dengan disertai endapan silika sinter.
3. Mata air sulfat umumnya kecepatan aliran rendah dan keruh dengan endapan kaolin, mineral
sulfat dan residu silika.
4. Mata air campuran khlorida dan sulfat, dipermukaan umumnya mempunyai sifat keduanya,
dan pH : 2,2 -5 . dapat berwarna bening atau keruh, dengan kecepatan aliran rendah.
5. Hembusan uap/gas
6. Alterasi hidrotermal dengan kenampakan khas di lapangan banyak dijumpai batuan yang
berubah akibat aliran fluida hidrotermal.
Contoh dari manifestasi permukaan yaitu mata air panas, kubangan lumpur panas
(mud pools), geyser dan manifestasi panas bumi lainnya, dimana beberapa diantaranya, yaitu
mata air panas, kolam air panas sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi,
berendam, mencuci, masak dll.
GaGamba
r
Beberapa
Tipe
Manifesta
si panas
bumi di Permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan lempeng dengan bentuk
hidrothermal (aktivitas vulkanik).
Adapun contoh lokasinya yaitu terdapat di sebagian besar daerah Indonesia dan derah
lain di luar negaeri yang berada di wilayah tumbukan lempeng. Secara keseluruhan potensi
panas bumi, baik berdasarkan jalur vulkanik maupun non vulkanik, berada di 265 daerah di
Indonesia. Untuk contoh lokasi manifestasinya yaitu di Jawa Barat: Cisolok (Pelabuhan
Ratu), Ciater (Kab. Subang), Cipanas (Garut) Jambi: Semurup (Kec. Air Hangat, Kerinci),
Sumatera Selatan: Gemuhak (Kab. Muara Enim), Jawa Tengah: Baruraden, Bayanan
(Sragen), Gedong Songo Ungaran, Yogyakarta: Parang Wedang (Parangtritis), Jawa Timur:
Tretes, Bali: Banyuwedang (Buleleng), Yeh Panas Panetahan (Kab. Tabanan) dll.
Sedangkan lokasi system panas bumi di luar negeri dan sekaligus pemanfaatanya

diantaranya,
B
2. Sistem Panas Bumi yang berasosiasi dengan Sedimen (Geo Pressure)
Sistem panas bumi yang berasosiasi dengan sedimen atau geo pressure ini dapat diebut
juga sistem tekanan geopressure, system ini terdapat pada bagian dalam cekungan sedimen
akibat proses pengendapan yang cepat dan pembentukan sesar atau patahan yang pada
beberapa bagian cekungan terbentuk penudung sihingga menghasilkan tekanan litostastik
karena adanya pressure gradient dan menghasilkan anomalous temperature. Suhu pada
system ini dapat mencapai 1000-1200 pada kedalaman 2-3 km. sistem panas bumi yang
berasosiasi dengan sedimen ini bersifat non vulkanik dan non tektonik.
Proses ini terjadi seperti di daerah Reservoir panas bumi di Sumatera yang umumnya
menempati batuan sedimen yang telah mengalami beberapa kali deformasi tektonik atau
pensesaran setidak-tidaknya sejak Tersier sampai Resen. Hal ini menyebabkan terbentuknya
porositas atau permeabilitas sekunder pada batuan sedimen yang dominan yang
pada akhirnya menghasilkan permeabilitas reservoir panas bumi yang besar, lebih
besar dibandingkan dengan permeabilitas reservoir pada lapangan-lapangan panas bumi di
Pulau Jawa ataupun di Sulawesi. Inilah asosiasi atau keterkaitan antara sistem panas bumi
dengan sedimentasi atau geo pressure.
Contoh lokasi yang lain yaitu tentatif sumber panas bumi Wapsalit, Buru yang merupakan
contoh tipe non vulkanik. Tipe non vulkanik ini banyak berlokasi di kawasan Indonesia
bagian Timur. Tipe sumber panas bumi ini biasanya tidak terkait dengan gunung api. Secara
umum bisa disampaikan bahwa dari penampakan bisa dilihat potensi sumber panas api.

DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.com/panasbumi
http://burstcode.com
http://ptbudie.wordpress.com/2011/01/01/pengaruh-sesar-terhadap-permeabilitas-batuan-pada-
medan-panasbumi/
http://www.geologi.ft.undip.ac.id/index.php/berita-lainnya/1281-tipe-sistem-panasbumi.html

http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=841:sumber-daya-
panas-bumi-indonesia

http://www.elektroindonesia.com/elektro/elektro.html
http://www.pgeindonesia.com - Pertamina Geothermal Energy Indonesia.html
http://www.geodipa.co.id/id/profile04.html
http://www.aspatindo.com/newspanasbumi2.html
http://syawal88.wordpress.com/2010/05/25/180/
http://geothermal.itb.ac.id/wp-content/uploads/Sekilas_tentang_Panas_Bumi.pdf
http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/4002-penataan-kebijakan-pengelolaan-dan-
pengembangan-potensi-panas-bumi.html
http://www.bgl.esdm.go.id/publication/index.php/dir/article_detail/353
http://pdm-mipa.ugm.ac.id/ojs/index.php/bimipa/article/viewFile/50/80

Anda mungkin juga menyukai