Petrologi dan Geokimia Batuan Granitik Daerah Buttu Conggo Kecamatan Polewali
Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat : Implikasinya terhadap keberadaan unsur
radioaktif
1
Seminar Nasional Geofisika 2014
2. Analisis laboratorium yaitu dengan melakakuan pengamatan petrografi yaitu apatit, sphene, zircon, dan
analisis petrografi yang dilakukan di laboratorium mineral opak. Memiliki tekstur khusus yaitu tekstur
mineral Jurusan Teknik Geologi Universitas intergrowth(1) dan mymerkitic(2) (Gb.3).
Hasanuddin Makassar dan analisis geokimia dengan
metode X-Ray Flourecence (XRF) dan Inductively Tabel 1. Persentase kandungan mineral pada batuan granit
Coupled Plasma (ICP) yang dilakukan di PT. Intertek daerah penelitian
Utama Services Jakarta.
4. Diskusi
2
Seminar Nasional Geofisika 2014
4.3 Geokimia
Senyawa Utama
(wt%)
(1)
SiO2 70.56 69.13 70.60
3
Seminar Nasional Geofisika 2014
Trace
element EDW/GR/ST01 EDW/GR/ST08 EDW/GR/ST10A
(ppm)
Li 22.3 19.3 23.1
Mo 17.8 3.6 2.2
Nb 11.7 14.7 13.4
Pb 54 38 33
Rb 165 170 183
Re <0.05 <0.05 <0.05
Sb 0.3 0.4 0.2
Se <1 <1 <1
Sn 2.4 2.7 2.3
Sr 486 505 491
Ta 1.40 1.75 1.50
Te <0.1 <0.1 <0.1
Th 40.6 36.0 36.5
Tl 1.21 1.13 1.22
U 8.00 8.00 7.59
W 26.5 6.3 3.1
Y 18.8 24.7 24.0
Zr 7.8 6.2 7.7
Ce 98.8 116 101
Dy 3.6 4.6 4.7
Er 1.9 2.4 2.5
Eu 1.2 1.4 1.4
Gd 5.1 6.2 6.6
Ho 0.6 0.8 0.9
La 51.0 55.2 50.3
Pr 9.78 11.6 10.1
Nd 30.9 38.3 34.8
Sm 5.4 7.1 7.1
Tb 0.65 0.79 0.83
Tm 0.2 0.3 0.3
Yb 1.6 2.1 2.1
Lu 0.26 0.34 0.35 Gb. 4. Variasi diagram Harker (1909) dalam Clarke
(1992) mewakili batuan beku granit daerah penelitian.
Diagram harker yang mewakili batuan granit pada
daerah penelitian menunjukkan korelasi negative dengan
kenaikan SiO2 terhadap Al2O3, TiO2, Fe2O3, K2O,, dan
MgO di mana makin kecil nilai SiO2 makin besar nilai
oksida. korelasi positif diperlihatkan pada senyawa Na2O
dan CaO memperlihatkan korelasi positif terhadap SiO2
dimana makin besar nilai SiO2 makin kecil nilai oksida..
Sedangkan pada MnO dan P2O5 relatif stabil pada semua
stasiun daerah penelitian (Gb. 4).
Secara spesifik dengan klasifikasi AFM Irvine dan
Baragar (1971) dimana pada klasifikasi ini akan
membedakan antara calc-alkaline and tholeiitic series
dimana pada klasifikasi ini terdiri atas 3 senyawa yaitu A =
Na2O + K2O, F = FeOt, dan M = MgO. Hasil ploting dari
klasifikasi ini menghasilkan bahwa daerah penelitian
mempunyai kandungan magmatic yang bersifat calk-
alkaline yang merupakan penciri batuan beku asam dan
batuan plutonik (Gb. 5) Gb. 5. Komposisi kimia yang diplot pada klasifikasi
Penentuan nama batuan granit pada daerah AFM menurut Irvine dan Baragar (1971).
penelitian menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Cox et
al, 1979. Klasifikasi ini berdasarkan atas unsur SiO2 vs.
(Na2O + K2O). Terlihat bahwa seluruh contoh batuan Berdasarkan tingkat saturasi alumina Shand (1943)
masuk ke dalam bagian granit (Gb. 6). dalam Clarke (1992), batuan beku granit pada daerah
penelitian termasuk ke dalam jenis metaluminous dan
walaupun pada stasiun EDW/GR/ST08 termasuk ke dalam
jenis peraluminous di mana menunjukkan rasio A/CNK > 1
namun tetap digolongkan ke dalam jenis metaluminous
karena masih mendekati batas jenis metaluminous. Tipe
granitoid batuan granit pada daerah penelitian termasuk
4
Seminar Nasional Geofisika 2014
4.4 Geotektonik
5
Seminar Nasional Geofisika 2014
6
Seminar Nasional Geofisika 2014
Zirkon 1 2 1 1 1
Sphene 1 1 - 1 -
Apatit 1 1 1 - 1
Nomor Stasiun
7
Seminar Nasional Geofisika 2014
DAFTAR PUSTAKA