Anda di halaman 1dari 7

TUJUAN

Prosedur ini dimaksudkan untuk:


1. Menjamin keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tambang, terutama
dalam pengelolaan dan pengendalian alat pelindung diri.
2. Sebagai pedoman bagi seluruh karyawan dalam pengelolaan dan pengendalian alat
pelindung diri.

RUANG LINGKUP

Prosedur ini meliputi seluruh karyawan yang bekerja di areal kerja yang berada di bawah
tanggung jawab dan pengawasan

PENGERTIAN

Alat Pelindung Diri didefinisikan dalam Peraturan Pertambangan sebagai:


1. Safety helmet istilah tepatnya ‘helm safety industri’, helm ini adalah “helm, termasuk
semua bagian komponen yang diperlukan agar bisa berfungsi dengan semestinya,
terutama dimaksudkan untuk melindungi bagian atas kepala pemakai dari tabrakan.”
2. Safety shoes – Sepatu dengan penutup yang terbuat dari baja yang melindungi jari-
jari kaki secara keseluruhan.
3. Pelindung mata - Suatu alat yang terdiri dari sebuah atau sepasang lensa yang
ditempatkan di depan mata dan berfungsi untuk memberikan perlindungan pada
mata. diantaranya adalah:
a. Kacamata safety : “pelindung mata dengan lensa pelindung yang terpasang
pada frame kacamata, atau terpasang menjadi satu dengan atau tanpa
pelindung bagian samping.”
b. Pelindung wajah : “alat yang terdiri dari pelindung transparan yang dipasang di
bagian depan wajah untuk melindungi mata.”
c. Goggle : “pelindung mata yang mengikuti garis bentuk wajah dan memiliki
pengikat kepala yang bisa disetel.”
4. Pakaian pelindung: - pakaian yang memiliki fungsi utama melindungi pemakai dari
bahaya. Semua pakaian bersifat melindungi dalam pengertian tertentu, tapi standar
ini mengacu pada jenis pakaian yang dirancang untuk memberikan perlindungan
terhadap bahaya khusus seperti luka bakar atau terkena sengatan listrik. Standar
untuk pakaian sehari-hari akan ditentukan kasus per kasus.
5. Alat pernafasan: - Alat untuk melindungi tubuh dari lapisan udara yang kadar
oksigennya kurang dan/atau bahan/zat berbahaya yang bisa masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernafasan.
6. Pelindung pendengaran: - alat yang dipakai untuk mengurangi akibat kebisingan
pada sistem pendengaran.
7. Alat keselamatan: - alat penahan yang dikenakan untuk mencegah pemakai agar
tidak terjatuh dan/atau yang memungkinkan untuk mengeluarkan seseorang dari
tempat tertutup.
8. Pelindung tangan – sarung tangan pelindung dan sarung tangan yang berlubang
pada jari-jarinya yang digunakan di area industri: “penutup yang fleksibel yang
memiliki jari-jari dan ibu jari terpisah untuk melindungi tangan.” Pelindung tangan
juga bisa berarti krim pelindung.

PERTANGGUNGJAWABAN

1. Project Manager / Deputy Project Manager / Kepala Tehnik


a. Melakukan survei dan mendefinisikan persyaratan alat pelindung diri.
b. Membuat peraturan mengenai alat pelindung seperti:
1) Jenis alat pelindung yang diijinkan dipakai
2) Keadaan di mana alat pelindung digunakan
3) Lokasi di mana alat pelindung akan digunakan (ditentukan dengan
pemberian tanda keselamatan yang sesuai)
4) Jenis alat pelindung yang akan digunakan untuk jenis pekerjaan tertentu
c. Memastikan bahwa alat pelindung diri tersedia bagi semua karyawan.
d. Menunjuk dan mengangkat seorang Koordinator APD yang memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk membuat suatu analisa kebutuhan APD berdasarkan
lokasi kerja dan berdasarkan jabatan.
e. Koordinator APD juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan
pencatatan terhadap semua proses pemberian dan pembagian, termasuk di
dalamnya proses pemusnahan APD.
f. Memastikan bahwa semua karyawan diberi pelatihan mengenai penggunaan
alat pelindung diri yang benar dan memastikan bahwa catatan pelatihan
disimpan.

2. HSE Department
a. Bekerja sama dengan karyawan di semua tingkatan mengenai kebutuhan akan
alat pelindung diri yang berubah.
b. Membantu memberikan pelatihan kepada karyawan dalam menggunakan alat
pelindung diri.
c. Menyimpan register alat pelindung diri yang disediakan untuk para karyawan.
d. Membantu para pengawas lapangan dalam menilai kesesuaian alat pelindung
diri dari supplier.
e. Memberikan ketentuan kepada Logistik Department mengenai spesifikasi alat
pelindung diri yang sesuai.
f. Membuat peraturan mengenai alat pelindung seperti:
1) Jenis alat pelindung mata dan wajah yang diijinkan dipakai.
2) Kondisi di mana alat tersebut akan digunakan.
3) Lokasi di mana alat tersebut akan digunakan (ditentukan dengan tanda
keselamatan yang sesuai).

3. Logistic Departement
Memastikan bahwa hanya membeli APD yang dibuat sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh SHE Department.

4. Manajer / Supervisor / Foreman Department


a. Kondisi alat pelindung diri diperiksa secara teratur.
b. Tanda-tanda yang mengharuskan penggunaan alat pelindung diri dipasang di
area yang menjadi tanggung jawab.
c. Memastikan bahwa persyaratan APD dipertimbangkan dalam melakukan semua
pekerjaan
d. Memastikan bahwa seluruh karyawan menjaga alat pelindung diri selalu dalam
keadaan baik.
e. Memastikan seluruh karyawan diberi pelatihan dalam penggunaan dan
pemeliharaan alat pelindung.
f. Menyimpan register alat pelindung diri yang disediakan untuk karyawan.
g. Memastikan bahwa persyaratan alat pelindung diri dipertimbangkan dalam
semua pekerjaan.

5. Koordinator APD
a. Membuat suatu analisa kebutuhan APD berdasarkan lokasi kerja dan
berdasarkan jabatan.
b. Melakukan pencatatan terhadap semua proses pemberian dan pembagian,
pemusnahan, termasuk di dalamnya proses pemberian sanksi terhadap
pelanggaran penggunaan APD.

6. Seluruh Karyawan
a. Mematuhi peraturan mengenai alat pelindung diri
b. Menjaga alat pelindung diri dalam keadaan baik
c. Mengganti alat pelindung diri yang rusak
d. Harus mengecek alat pelindung diri sebelum digunakan untuk memastikan
bahwa alat tersebut bekerja dengan baik

KETENTUAN - KETENTUAN

1. Umum
a. Untuk mengupayakan K3 bagi bagi pekerja, serta keselamatan kepada para
tamu, pelanggan atau pemasok yang berada di lokasi kerja perusahaan, maka
perusahaan berkewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri secara cuma-
cuma sesuai dengan kubutuhan dan tingkat bahaya yang terdapat di lokasi
kerja tersebut.
b. Semua karyawan serta tamu, harus disosialisasikan dengan bahaya dan resiko
yang terkait dengan tugas yang dilakukan serta bagaimana penerapan
persyaratan standar APD dapat membantu mengurangi bahaya dan resiko
tersebut. Sosialisasi penggunaan APD harus dilakukan selama Pelatihan /
Orientasi Induksi Awal dan juga secara terus menerus dalam sesi pelatihan
lainnya.
c. Lokasi-lokasi tersebut secara spesifik dianalisa oleh penanggung jawab area
dibantu oleh HSE Coordinator untuk menetapkan jenis alat pelindung diri yang
wajib dikenakan.
d. Karyawan yang melakukan kegiatan kerja di lokasi penambangan batu bara,
maka sepenuhnya tunduk pada aturan penggunaan alat pelindung diri yang
berlaku di perusahaan/lokasi tersebut.
e. Pada dasarnya semua alat perlengkapan diri adalah milik perusahaan, dan
dalam penggunaannya diberikan kepada pekerja, tamu, pelanggan atau
pemasok untuk digunakan sebagaimana mestinya serta dijaga dan dirawat
keberadaannya. Setiap pemberian alat pelindung diri kepada karyawan harus
dicatat pada register.
f. Perusahaan berhak meminta kembali alat perlengkapan diri tersebut bila dirasa
perlu dan pemakai berkewajiban untuk mengembalikannya dalam keadaan
baik.
g. Karyawan harus memberitahukan kepada pengawasnya bila alat pelindung diri
yang digunakannya tidak dalam kondisi memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja.
h. Dalam hal terjadi kerusakan pada alat pelindung diri yang diakibatkan karena
kegiatan kerja, maka pemakai berhak mendapatkan alat pelindung diri
pengganti.
i. Dalam hal alat pelindung diri hilang atau rusak akibat kecerobohan pemakai,
maka pemakai akan dikenakan sanksi penggantian sesuai ketentuan
perusahaan yang berlaku.
j. Membuat survey terinci untuk mengidentifikasi semua area/tempat kerja dimana
jenis APD spesifik harus dipakai dan dimana APD yang sesuai yang terkait
dengan tanda simbol keselamatan harus dipajang.
k. Rincian Standard Operation Procedure (SOP) harus disusun yang
menggambarkan dengan jelas area / tempat kerja dan jenis APD yang
dibutuhkan diidentifikasi dalam survey di atas.
l. Semua alat pelindung diri harus mengikuti Standar yang sesuai.
m. Alat pelindung tidak boleh dibeli tanpa persetujuan dari Safety Department.
n. Karyawan harus diberi alat serta pakaian pelindung diri masing-masing yang
sesuai dengan persyaratan pekerjaan mereka.
o. Tidak dibenarkan untuk melakukan modifikasi apapun terhadap APD yang telah
diserahkan kepada karyawan.
p. Atas persetujuan Pengawas Lapangan, pengunjung boleh diijinkan untuk
memasuki area yang harus menggunakan pelindung kaki tanpa pelindung kaki
jika mereka mengenakan sepatu yang tertutup dengan sol yang rata serta tetap
berada pada jalur demarkasi.

2. Pemberian APD
a. Karyawan Baru
1) Telah lulus seleksi dan menandatangani Perjanjian Kerja dengan
2) Telah Mengikuti Safety Induction di
3) Membawa Surat Perintah Kerja (SPK) dari HRD, dilampiri dengan daftar
kebutuhan APD (Ukuran Pakaian, Sepatu, dll)
4) Menyerahkan Formulir permintaan APD kepada Safety Officer untuk
dipersiapkan
5) Menandatangani surat serah terima perlengkapan APD
b. Karyawan Lama
1) Belum pernah menerima pembagian APD dan seragam
2) Telah menerima pembagian APD dan seragam
3) Peralatan APD dan seragam yOPang dimiliki hilang atau rusak

3. Penggantian APD
a. Pengantian Normal / Jatuh Tempo
1) Alat Pelindung Diri, khususnya Sepatu Safety akan diganti setiap 1 tahun
sekali,
2) Seragam (Kemeja dan Celana) akan dibagikan kepada masing-masing
karyawan sebanyak 2 pasang, setiap 1 tahun sekali
3) Alat Pelindung Diri seperti Kaca Mata, Helmet dan Respirator. Untuk
memperoleh penggantian, akan mengikuti prosedur penggantian APD
yang rusak
4) Membawa bukti APD yang lama
b. Penggantian Rusak
1) Perlengkapan APD benar-benar rusak
2) Melapor dan memperlihatkan kondisi APD yang lama kepada
Foreman/Supv.
3) Foreman/Supervisor memeriksa dan memutuskan apakah APD harus
diganti
4) Foreman melakukan pengisian formulir permintaan penggantian APD dan
meminta tandatangan persetujuan dari Supervisor
5) Formulir yang telah diisi dan yang telah ditandatangani oleh Supervisor,
dibawa ke HRD untuk memperoleh persetujuan,
6) Foreman menyerahkan Formulir tersebut ke Safety Department untuk
ditandatangani .
7) Safety Department melakukan pengecekan atas kondisi APD yang akan
diganti.
8) Safety Department menandatangani dan mengembalikan formulir
permintaan APD ke Foreman
9) Safety Officer, Foreman, dan karyawan akan secara bersama-sama
menuju Logistik mengambil keperluan APD.
10) Karyawan harus menyerahkan APD yang rusak saat setelah menerima
APD yang baru.
11) Setelah menerima APD yang baru, karyawan tanda tangan pada kolom
penerima
c. Penggantian “APD” Hilang
1) Benar-benar hilang
2) Membawa ”Berita Acara Kehilangan” yang telah ditandatangani oleh
atasan bersangkutan
3) Karyawan tidak dapat menunjukan ”Berita Acara Kehilangan”, atau Surat
rekomendasi dari atasan, tidak akan dilayani.

4. Penekanan Standar & Disiplin APD


a. Semua APD yang sesuai harus diberikan pada karyawan sebelum mereka
diijinkan memulai pekerjaan. Jika karena sesuatu hal, perusahaan tidak dapat
menyediakan APD yang dibutuhkan, maka karyawan harus di-standby-kan,
sampai segala persyaratan yang berhubungan dengan APD terpenuhi.
b. Semua karyawan harus menerima pelatihan APD yang sesuai dan memenuhi
syarat. Pelatihan APD ini mencakup:
1) Mengapa karyawan perlu memakai APD yang spesific,
2) Persyaratan hukum dan maksud pemakaian APD,
3) Bagaimana memakai setiap APD secara benar,
4) Bagaimana dan / atau seberapa sering setiap jenis APD harus dirawat
atau dicuci,
5) Bagaimana, dimana dan seberapa sering APD diganti,
6) Bagaimana atau dimana mengajukan keluhan / melaporkan mengenai
APD yang tidak memenuhi syarat atau bermutu rendah, dan
7) Bagaimana / dimana menyimpan APD,
c. Semua karyawan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka
mematuhi semua standar APD yang diterapkan pada pekerjaan mereka serta
hal ini diterapkan pada area dimana mereka bekerja.
d. Semua pengawas lapangan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
bawahan mereka serta orang lain yang masuk ke dalam area tanggung jawab
mereka mematuhi semua standar APD yang diterapkan pada pekerjaan serta
peraturan khusus yang diterapkan di area dimana mereka bekerja, secara terus
menerus.
e. Semua pengawas lapangan, harus melakukan observasi tugas rutin untuk
memastikan bahwa semua APD telah dipakai dengan baik.
f. Setiap orang yang gagal memenuhi standar, prosedur, peraturan APD atau
orang yang bersalah dalam penggunaan atau melakukan pelanggaran APD,
harus diberi sanksi sesuai dengan prosedur disipliner perusahaan.
g. Koordinator APD harus memantau pemakaian APD secara terus menerus.
h. Dalam rangka untuk mengidentifikasi kecenderungan kelebihan pemakaian
atau kemungkinan penyalahgunaan, Koordinator APD harus menganalisis
penggunaan tiap APD untuk seluruh per departemen besar.
i. Pemakaian APD untuk setiap karyawan harus juga dikaji ulang sekurangnya
setahun sekali.
j. Komite K3 & LH, ditunjuk untuk tujuan ini oleh Project Manager / Deputy Project
Manager, analisis harus dikaji ulang dan mencoba untuk mengidentifikasi hal
berikut:
1) Area / Departemen dimana jumlah yang terbuang atau penyalahgunaan
terjadi,
2) Area pemakaian melampaui batas,
3) Orang-orang yang melakukan penyalahgunaan / pelanggaran APD,
4) APD yang dilaporkan berkualitas rendah, dan
5) Area lain yang mungkin harus melakukan perbaikan dalam pengendalian
APD.
k. Komite K3 & LH harus menyusun seperangkat tindakan perbaikan yang sesuai
yang ditujukan untuk mengoreksi setiap defisiensi yang teridentifikasi.
l. Tujuan proses analisis ini untuk mengurangi jumlah APD terbuang, untuk
memastikan bahwa APD berkualitas terbaik digunakan dan untuk memastikan
bahwa APD dikelola dan dikendalikan dengan efisien sehingga biaya
operasional dapat dikurangi.

SANKSI

Setiap pelanggaran yang terjadi terhadap ketentuan-ketentuan yang telah tertuang dalam
standar ini, akan mendapatkan sanksi.

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

HSE Project Manager Kepala Teknik Tambang

Anda mungkin juga menyukai