Anda di halaman 1dari 14

A.

Moluska
1. Persiapan
a. Administrasi
Administrasi yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan
meliputi : Rencana Pelaksanaan Kegiatan, Jadwal
Pelaksanaan, Surat Perintah Tugas/Surat Perintah
Perjalanan Dinas, serta dokumen lain yang dibutuhkan
terkait pelaksanaan kegiatan.
b. Pelaksana
Personil pelaksana penilaian /pengambil data lapangan
(observer) harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Sehat jasmani dan rohani
- Memiliki kemampuan menyelam dan memahami
dengan baik prosedur penyelaman
- Menguasai pengetahuan identifikasi dan pengenalan
jenis moluska
- Minimal terdiri atas 2 (dua) orang, yakni 1 orang yang
bertugas melakukan pengamatan moluska dalam daerah
transek dan 1 orang lagi sebagai buddy swimming dan
bertugas melakukan pencatatan tentang deskripsi
perairan karang secara umum.
- Dalam hal pengamatan moluska dilakukan bersama
dengan pengamatan biota laut bawah laut lainnya maka
pengamatan dapat dilakukan hanya oleh 1 orang
observer, selama posisi penyelam masih bisa terjangkau
satu sama lain sesuai prosedur keamanan penyelaman.
c. Apabila lokasi pengamatan memiliki kelimpahan moluska
yang tinggi, maka dibutuhkan 2 orang penyelam dimana 1
(satu) orang penyelam berada di sebelah kanan dan 1 (satu)
orang penyelam berada di sebelah kiri jalur transek.
d. Peralatan
Beberapa peralatan yang harus dipersiapkan sebelum
melakukan kegiatan dilapangan antara lain :
No Nama Alat Kegunaan
1. Kompas Untuk menunjukkan arah
2. GPS Untuk menunjukkan koordinat posisi
3. Jam tangan kedap air Untuk menunjukkan waktu
4. Pita meteran/roll, tali Untuk mengukur panjang dan lebar
jalur
5. Scuba set Untuk melakukan penyelaman
6. Refraktometer Untuk mengukur salinitas
7. Kamera Untuk mengambil gambar (foto)
8. Komputer Untuk mengetik
9. Alat tulis menulis Untuk mencatat data
10. Kapal motor/perahu Untuk transportasi menuju lokasi
11. Tally sheet tahan air Untuk mencatat data di dalam air
12. Peta lokasi Untuk menentukan lokasi
pengamatan
13. Petunjuk identifikasi Untuk pedoman identifikasi jenis
jenis moluska moluska

e. Lokasi
Lokasi adalah area yang berada di kawasan Taman
Nasional Kepulauan Seribu yang telah ditentukan sesuai
metode atau kebutuhan. Lokasi perairan yang akan disurvei
harus ditentukan terlebih dahulu atas kebutuhan pendataan
dan diukur berdasarkan lokasi geografis dengan
menggunakan Global Positioning System (GPS) dengan
hasil berupa titik koordinat.
Penentuan lokasi selain berdasarkan kebutuhan harus
mempertimbangkan kondisi cuaca dan arus yang
berlangsung saat pelaksanaan kegiatan. Keselamatan dan
kenyamanan kondisi lingkungan bagi penyelam harus
menjadi faktor prioritas.
Agar memperoleh data yang moluska perlu diperhatikan
pula lokasi habitat moluska yang umumnya berada mulai
dari tidal area hingga subtidal area. Dalam hal
pemantauan moluska dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pengamatan substrat dasar ataupun komunitas lain
maka lokasinya berada dalam transek yang sama.
- Mengetahui karakteristik hidup Kima biasanya ditemukan pada
windward, terumbu karang dengan kondisi baik.
- Membuat kesesuaian habitat kima
f. Waktu
Frekuensi dan waktu pengamatan dilakukan berdasarkan
kebutuhan data yang ingin diperoleh. Apabila yang
dibutuhkan adalah kondisi berdasarkan musim, maka
pengamatan dilakukan dengan jangka waktu bulan pada
saat musim barat atau musin timur. Namun apabila yang
dibutuhkan adalah data untuk jangka panjang maka
pengamatan dapat dilakukan dengan jangka tahun pada
bulan/musim yang sama.

2. Pelaksanaan
a. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengamatan
Moluska di Taman Nasional Kepulauan Seribu yaitu
dengan metode “Belt Transect”.
Diawali dengan penentuan stasiun berdasarkan koordinat
pada peta kerja. Metode ini dilakukan dengan membuat
Line intercept transect dengan cara menarik garis tegak
lurus dari tepi pantai ke arah tubir. Pada masing-masing
lokasi dilakukan 1 (satu) kali transek dengan jumlah sub
plot yang menyesuaikan pada panjang dan kondisi rataan
terumbu. Dalam metode ini terdiri atas rangkaian proses
berupa :
1) Pengambilan Data
Pada pengambilan data di lapangan terdapat 2 (dua)
komponen inti yang harus terpenuhi yakni :
a. Parameter :
(1) Parameter Utama
- Nama jenis
- Jumlah
(2) Parameter Pendukung
- Suhu
- Kandungan Oksigen Terlarut (Dissolved
Oxygen)
- pH
- Kedalaman
- Salinitas
- Kecerahan
- Keadaan substrat
b. Tata cara :
Pengamatan komunitas moluska dilakukan dengan
melakukan penyelaman
- Tim menempatkan posisi pada lokasi pengambilan
data berdasarkan koordinat yang telah ditentukan
- Penyelam pertama membentangkan meteran
gulung sepanjang 50 meter yang berfungsi sebagai
garis transek/patokan dalam pengambilan data.
Meteran dipasang dalam posisi lurus dan datar
(tidak turun naik mengikuti garis kontur permukaan
terumbu karang). Pemasangan transek dilakukan
pada 2 (dua) kedalaman yakni antara 3 sampai
dengan 5 meter dan 7 sampai dengan 10 meter.
Penyelam kedua berada di belakang penyelam
pertama melakukan pencatatan kondisi umum
sekitar bawah air.
- Jika pengamatan dilakukan oleh 2 (orang), maka
kegiatan dimulai dengan satu penyelam berada
disisi kanan garis transek dan penyelam yang lain
berada di kiri garis transek. Kedua penyelam
bergerak maju secara perlahan mengikuti garis
transek mulai dari awal meteran hingga akhir untuk
melakukan pemantauan terhadap area sepanjang
transek.
- Daerah yang diamati adalah sepanjang 50 meter
sepanjang garis transek serta lebar masing-masing
1 meter ke kanan dan ke kiri transek. Total daerah
yang diamati adalah 100 m 2 ( 50 m x 2 m ) untuk
setiap transek.
- Kegiatan yang dilakukan adalah mencatat jenis dan
jumlah moluska yang berada di dalam daerah yang
diamati. Pencatatan ditulis pada tally sheet yang
telah disediakan.
Tally Sheet Pengamatan Moluska
Lokasi :
Tanggal :
Waktu :
Kedalam :
an
Jarak :
Pandang
Pengama :
t

Jenis Jumlah Ukuran Koordinat Keterangan Kondisi Foto


Lingkungan

- Untuk melengkapi data perlu dilakukan


pengambilan gambar/foto moluska ataupun kondisi
sekitar. Hal ini juga berlaku bagi bagi jenis-jenis
yang belum teridentifikasi.
2) Pengolahan Data
a. Pengumpulan Data
- Semua data yang diperoleh pengamat dikumpulkan
dan dikompilasi berdasarkan waktu dan lokasi
pengamatan.
- Data moluska yang belum jelas taksonominya
diidentifikasi sampai dengan level spesies
- Data dari lapangan berupa jenis dan jumlah
dipindahkan ke data sheet dimasukkan kedalam
kolom perhitungan (pengolahan data)
- Jika diperlukan dan memungkinkan maka dapat
dibuat pula data dalam kategori berdasarkan
ukuran.
- Keterangan berupa habitat dan kondisi sekitar
harus dimasukkan dalam kolom tambahan.

b. Perhitungan rumus
- Keragaman spesies (jumlah spesies tiap stasiun),
- Kepadatan (jumlah individu tiap stasiun)
- Indeks keseragaman untuk spesies “indikator” dan
spesies “target”.
- Indeks keanekaragaman (H’ )
Indeks keanekaragaman adalah nilai yang dapat
menunjukkan keseimbangan keanekaragaman
dalam suatu pembagian jumlah individu tiap
spesies. Indeks keanekaragaman digunakan untuk
mengukur kelimpahan komunitas berdasarkan
jumlah jenis dan jumlah individu dari setiap jenis
pada suatu lokasi. Semakin banyak jumlah jenis,
semakin beragam komunitasnya. Indeks ini juga
mengasumsi bila semakin banyak individu dari
setiap jenis, semakin besar peran jenis tersebut
dalam komunitas. Walaupun dalam kenyataannya
hal tersebut tidak selalu terjadi.
Indeks keanekaragaman (H’ ) yang umum
digunakan adalah indeks Shannon-Wiener yang
sesuai untuk komunitas acak dalam skala luas yang
total jumlah jenisnya diketahui (Ludwig &
Reynolds, 1988), dengan rumus :
S
H =−∑ pi ln pi
'

i=1

H’ = Indeks keanekaragaman
S = Jumlah jenis (spesies)
Pi = (ni/N) sebagai proporsi jenis ke-i
ni = Jumlah total individu jenis i
N = jumlah seluruh individu dalam total n
Nilai indeks keanekaragaman dapat dilihat pada
lampiran 2
- Indeks keseragaman
Indeks kemerataan (E) digunakan untuk melihat
keseimbangan komunitas Moluska, dengan cara
mengukur besarnya keserupaan dari total individu
antarjenis dalam komunitas. Semakin merata
penyebaran individu antarjenis maka keseimbangan
ekosistem akan semakin meningkat. Rumus yang
digunakan adalah (Ludwig & Reynolds, 1988) :
H'
E=
H ' maks
E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman
H’maks = Indeks keanekaragaman maksimum = ln
S
Nilai indeks keanekaragaman dapat dilihat pada
lampiran 2
- Indeks dominansi
Nilai indeks dominansi memberikan gambaran
tentang dominansi ikan dalam suatu komunitas
ekologi, yang dapat menerangkan bilamana suatu
spesies ikan lebih banyak terdapat selama
pengambilan data. Indeks dominansi digunakan
untuk memperoleh informasi mengenai jenis ikan
yang mendominasi pada suatu komunitas pada tiap
habitat indeks dominansi yang dikemukakan oleh
Simpson yaitu (Ludwig & Reynolds, 1988) :
S
C=−∑ pi2
i=1

- Komposisi spesies
Komposisi spesies adalah perbandingan antara
jumlah individu setiap spesies dengan jumlah
individu seluruh spesies tertangkap.
¿
Ks =
N ×100%

Ks = Komposisi spesies Moluska (%)


ni = Jumlah total individu jenis i
N = jumlah seluruh individu dalam total n
Nilai indeks keanekaragaman dapat dilihat pada
lampiran 2
- Kelimpahan ikan

1000 x ΣNi
D=
A

D = Kepadatan / Kelimpahan
(individu/hektar)
ni = Jumlah individu
A = Luas lokasi pengambilan data (m2)
10.000 = konversi dari m2 ke hektar

Kriteria nilai struktur komunitas


Indeks Kisaran Kategori

H’ ≤ 2 Rendah
Keanekaragaman ( H’ 2,0 < H’ ≤ 3 Sedang
)
H’ ≥ 3 Tinggi
0,00 < E ≤ Komunitas
0,50 tertekan
Kemerataan ( E ) 0,50 < E ≤ Komunitas
0,75 labil
0,75 < E ≤ Komunitas
1,00 stabil

0,00 < E ≤ Rendah


0,50
Dominansi (C) 0,50 < E ≤ Sedang
0,75 Tinggi
0,75 < E ≤
1,00

c. Pengolahan data komputer


- Menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft
Excell.
- Data sheet kemudian dimasukkan ke dalam
database (basis data) pada Microsoft Excell yang
berisikan tanggal, pengambil data, lokasi, famili,
jenis moluska.
- Data keluaran diupayakan dalam bentuk informasi
yang mudah dibaca atau dimengerti seperti tabel
ataupun grafik.
- Jika memungkinkan dari data hasil dapat
ditampilkan sebagai peta potensi.
Data Sheet Komunitas Moluska
Kelimpahan
Lokasi Famili Genus H' E C D
(ekor/ha)

Anda mungkin juga menyukai