Titik bor
TUGAS 1
underground strain gauge
110 inclinometer
borehole
multi-layer movement meter Tiltmeter
Blok longsoran
100
90
80
Estensomete
r
70
60
Kompleks
Perumahan RSS Balai desa
Jalan Raya
Kebun
50
Tahapan investigasi:
1. Pengeboran
Pengeboran dilakukan untuk menjelaskan struktur geologi dan bidang longsor pada
daerah longsoran. Pengeboran dilaksanakan sepanjang garis tinjauan yang dibuat
sesuai dengan posisi dan arah longsoran, Tiga atau lebih lubang bor dibuat dalam
blok longsor dan sedikitnya satu lubang bor.
2. Survei bidang gelincir
Survei bidang gelincir dilakukan untuk menentukan lokasi dari bidang gelincir. Ada
dua metode untuk menentukan bidang gelincir, yaitu dengan analisis inti bor
(boring core analysis) dan menggunakan alat untuk memantau. Analisis inti bor
dilakukan dengan interpretasi secara geologi, baik interpretasi selama proses
pengeboran maupun interpretasi berdasarkan pengamatan inti bor. Alat yang
digunakan untuk pemantauan bidang gelincir antara lain:
underground strain gauge
borehole inclinometer
multi-layer movement meter.
Gambar 1. Lokasi instrumen yang pemantauan aliran debris dan sistem peringatan di Boyong /
Sungai Code
Gambar 7 menunjukkan lokasi instrumen untuk aliran debris dan peringatan dini, yaitu
satu Automatic Rainfall Recorder (ARR) real-time di Turgo, empat set sistem
pemantauan cross-sectional (terdiri dari satu real-time Automatic Water Level Recorder-
AWLR, satu sensor debris real-time, satu interval kamera) di Donoharjo, Rejodani,
Krikilan, dan Gemawang. Stasiun pusat didirikan di Laboratorium Hidrolika.
Gambar 2 menunjukkan aliran informasi dari sistem peringatan dini yang diusulkan.
Stasiun curah hujan di Turgo dan sistem pemantauan lintas seksi di empat lokasi
sepanjang Sungai Boyong akan mengirimkan hasil pemantauan real-time ke pusat
stasiun. Selain itu, stasiun pusat juga menerima informasi melalui radio dari titik fokus
yang memantau aliran debris secara visual. Setelah data diterima, stasiun pusat
kemudian mengirimkan peringatan peringatan ke titik focus terletak di sepanjang
Sungai Boyong / Code dan ke radio pemantauan aliran debris. Peringatan ini dapat
dikirim secara otomatis oleh sistem atau dipicu secara manual oleh operator. Sistem
yang dibangun di Sungai Boyong / Code diharapkan terintegrasi dengan sistem
pemantauan sungai vulkanik lainnya di Gunung Merapi.
Sistem peringatan dini terhadap aliran debris di Sungai Boyong / Code dapat terdiri dari
sistem pemantauan ketinggian air di empat lokasi, yaitu Donoharjo, Rejodani, Krikilan,
dan Gemawang. Kemudian disediakan alat sensor, antara lain:
Sensor jenis pendulum untuk mengkonfirmasi tingkat aliran yang tinggi, yaitu
aliran kedalaman.
Kamera interval tambahan untuk mengkonfirmasi terjadinya aliran secara visual.
Selanjutnya, pembentukan aliran debris berbasis kolaboratif peringatan dini terdiri dari
proses berikut:
Pemasangan kamera interval di sisi sungai
Setelah instalasi, data tentang aliran sungai dikumpulkan selama beberapa hari,dan
peninjauan secara kolaboratif
Pengembangan dan pemasangan peralatan dilakukan dengan aspirasi komunitas,
setidaknya jenis dan lokasi (masyarakat setempat menunjukkan lokasi terbaik
untuk instalasi.
Dipasang Automatic Rainfall Recorder (ARR) di Turgo dan Automatic Water
Level Recorder (AWLR) di Rejodani. Kemudian, intensitas curah hujan dapat
dipantau dari situs web, dengan informasi ini,dapat mengetahui adanya
kemungkinan aliran debris di hilir