Keterangan notasi :
d : Kedalaman laut yang terukur saat kedalaman,
v(t) : Cepat rambat gelombang suara standar,
Δt : Selang waktu saat gelombang dipancarkan dan gelombang kembali diterima.
Selain itu perlu dilakukan pengukuran tide tapi pengukuran tide sangat optional karena di laut
bebas tide-nya sangat kecil, pengukuran tide biasanya digunakan 2 alat, yaitu Tide Gauge atau Tide
Prediction. Berikut gambaran koreksi barcheck :
Pada saat koreksi barcheck juga perlu adanya koreksi draft transducer pada data pemeruman
selain koreksi pasang surut air dan barcheck. Hal ini karena posisi transducer terletak bukan di
permukaan air, namun tergantung di bawah permukaan air. Maka untuk mengolah datannya dapat
dihitung dengan rumus :
C. Contoh Data
Contoh hasil plot data Singlebeam Echosounder
2. MULTIBEAM ECHOSOUNDER (MBES)
A. Pengertian Multibeam Echosounder
Multibeam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan
area dasar laut yang luas. Pada multibeam echosounder ini menggunakan banyak beam (lebih dari
satu pancaran) yang ditunjukkan pada gambar I.4. Dengan sistem ini, setiap kali dikirimkan
gelombang suara ke dasar laut, maka akan diperoleh banyak titik kedalaman dasar laut karena
sistem ini menggunakan banyak transmitter dan receiver.
Pola pancarannya melebar dan melintang terhadap badan kapal. Setiap beam akan mendapatkan
satu titik kedalaman hingga jika titik-titik kedalaman tersebut dihubungkan akan membentuk profil
dasar laut. Jika kapal bergerak maju hasil sapuan multibeam echosounder tersebut menghasilkan
suatu luasan yang menggambarkan permukaan dasar laut.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah melintasi satu jalur yang sama, dengan arah
berlawan, melintasi kedangkalan yang bergradien tajam, menggunakan kecepatan sama serta
pancaran terdalam yang overlap digunakan untuk koreksi.
b. Kalibrasi Roll
Kalibrasi ini paling terasa pengaruhnya di perairan yang dalam dan harus secara hati-hati
dalam diukur. Kalibrasi ini digunakan untuk mengoreksi gerakan oleng kapal dalam arah
sumbu X. Untuk sudut kecil kurang dari 3o roll offset dapat diperkirakan dengan persamaan
berikut :
R = tan-1 [(dz/do)/2]
Dimana :
R = roll offset (dalam derajat)
dz = perbedaan kedalaman (m)
do = jarak across-track (m)
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah melintasi satu lajur yang sama, dengan arah
berlawanan, melintasi dasar laut relatif datar, menggunakan kecepatan sama serta pancaran
terluar yang overlap digunakan untuk koreksi (Sasmita, 2008).
c. Kalibrasi Yaw
Yaw adalah gerakan kesamping pada kapal disekitar sumbu Z. Hal tersebut disebabkan
tekanan berbeda pada badan kapal.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah melintasi dua jalur yang sejajar dengan spasi 2
(dua) kali kedalaman, dengan arah yang sama, melintasi kedangkalan yang bergradien tajam,
menggunakan kecepatan sama serta pancaran terdalam yang overlap digunakan untuk koreksi.
Tes ini terdiri dari suatu survei yang kecil beberapa bentuk yang kemudian dievaluasi untuk
melihat kekonsistenannya dan lalu mengkoreksinya. Uji dilakukan dengan cek yang akhir dari
offset-offset dan penyimpangan-penyimpangan untuk memverifikasi apakah data tersebut telah
sesuai persyaratan-persyaratan ketelitian untuk survei.
B. Prinsip Kerja Multibeam Echosounder
Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan
secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut
(seabed). Semakin dekat obyeknya dengan sumber maka intensitasnya pun semakin kuat.
Gelombang akustik yang dipantulkan dari dasar laut selanjutnya dianalisis oleh transducer sehingga
dapat dibedakan gelombang pantul yang datang dari arah yang berbeda. Untuk mendeteksi arah
datangnya sinyal yang dipantulkan oleh dasar laut, transducer pada MBES menggunakan tiga
metode pendeteksian, yaitu pendeteksian amplitudo, fase dan interferometrik (sudut). Pada
prinsipnya pengukuran multibeam echosounder menggunakan pengukuran selisih fase pulsa (jenis
pengamatan yang digunakan adalah metode pulsa). Untuk teknik pengukuran yang digunakan
selisih fase pulsa ini yaitu fungsi dari selisih pulsa waktu pemancaran dan penerimaan pulsa akustik
serta sudut datang dari sinyal tiap-tiap transducer.
C. Contoh Data
Contoh hasil ploting data Multibeam Echosounder
Daftar Pustaka
Sasmita, D.K. 2008. Aplikasi Multibeam Echosounder System (MBES) untuk Keperluan Batimetrik.
Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika. Institut Teknologi Bandung.
Prasetyo, Frasca Fajar Dwi. 2017. Pemanfaatan Data Hasil Pengukuran Multibeam Echosounder
untuk Monitoring Kegiatan Pengerukan Alur Pelayaran (Studi Kasus: Alur
Pelayaran Barat Surabaya). Skripsi.Program Studi Teknik Geodesi. Institut
Teknologi Nasional. Malang.