Berdasarkan pasal 121 tentang Regime of Island pada UNCLOS, maka daratan Samosir dapat
dikatakan sebagai Pulau Samosir, walaupun sebenarnya antara Pulau Samosir dan Pulau Sumatera
tidak terpisah, baru setelah belanda membangun kanal yang memisahkan antara kedua pulau
tersebutlah Pulau Samosir dikatakan sah sebagai pulau. Letak jembatan penghubung kedua pulau
tersebut berada di daerah Pangururan ibu kota Kabupaten Samosir, jembatan ini hanya sepanjang
kurang lebih 20 meter.
Sayangnya penulis tidak melewati jalur darat saat berkunjung ke Pulau Samosir, tetapi
melewati Parapat di Kabupaten Simalungun dengan menyeberang ke Pulau Samosir menggunakan
kapal feri dengan proses mengantri masuk kapal yang cukup lama, kurang lebih sekitar 2 jam
sampai kapal dapat masuk ke dermaga dan masih mengantri selama 1 jam untuk naik ke atas kapal
dan melanjutkan perjalanan. Sesampainya di Pulau Samosir, penulis beserta rombongan langsung
terkesima dengan pemandangan topografi yang disajikan di depan mata, perpaduan antara dataran
rendah di bibir danau dan langsung berubah drastis menjadi tebing curam di sisi lainnya. Salah satu
daya tarik dari pariwisata Pulau Samosir adalah tepian danau yang membentuk pantai pantai yang
indah di sepanjang danau toba, salah satunya adalah pantai yang dikunjungi oleh penulis.
Selain pantainya Pulau Samosir juga menarik dari sisi budayanya, yang terkenal yaitu patung
Sigale-gale, dan rumah adat batak toba yaitu rumah bolon yang berjajar di sepanjang jalan semakin
menambah daya tarik Pulau Samosir. Sebagai sebuah pulau tentunya tidak lengkap jika tidak
mencoba wahana permainan air yang ada di Pulau Samosir ini, pada kesempatan ini penulis
berkesempatan untuk mencoba menaiki banana boat meskipun tidak bisa berenang dan hanya
mengandalkan semangat dan pelampung saja, alhasil saat pertama kali tercebur kedalam danau
dengan kedalaman maksimal kurang lebih sampai 505 meter dan kaki tidak menemukan pijakan
penulis menjadi sedikit panik, namun pada percobaan selanjutnya mulai terbiasa dan menikmati
permainan tersebut sampai selesai.
Sebagai salah satu ikon pariwisata utama di Sumatera Utara tentunya pembangunan
infrastruktur penunjang pariwisata harus dibangun sesegera mungkin, beruntung mulai tahun
kemarin Danau Tiba sudah di tetapkan sebagai objek strategis nasional termasuk didalamnya.
Pembangunan pun dilakukan mulai dari membangun infrastruktur jalan menuju danau toba, sampai
ke pelabuhan untuk tempat keberangkatan kapal di Parapat dan Pulau Samosir yang terus dilakukan
oleh pemerintah. Tentunya hal ini harus dilakukan dengan mengutamakan pembangunan terpadu
sehingga dapat menggali potensi sesungguhnya dari Pulau Samosir itu sendiri.
Dengan adanya pembangunan yang semakin gencar dilakukan pemerintah, harapan penulis
kedepannya adalah mejadikan Pulau Samosir sebagai tujuan pariwisata yang utama selain Danau
Toba itu sendiri sehingga dapat meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, sehingga apabila
penulis dapat kembali berkunjung sudah terlihat perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.
TUGAS MATA KULIAH WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN
Dibuat Oleh :
NIM.1725916