Anda di halaman 1dari 103

BANGUNAN

PENGAMAN PANTAI

T.Reinhart P Simandjuntak Ir,Dipl HE,MT


Widyaiswara Utama

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
JALAN Sapta Taruna Raya Komp. PU, Ps. Jumat Jakarta Selatan Telp. 7658335 Fac.7511875 1
POKOK BAHASAN

1. Pendahuluan
2. Prinsip Pengamanan Pantai
3. Bangunan-Bangunan Pengamanan Pantai
4. Revetmen
5. Tembok Laut
6. Pemecah Gelombang
7. Groin
8. Tanggul Laut
9. Jeti
1. PENDAHULUAN
Pengamanan pantai
Pengamanan pantai adalah upaya untuk melindungi dan
mengamankan daerah pantai dan muara sungai dari kerusakan
akibat erosi, abrasi, dan akresi.
Pengamanan pantai diselenggarakan berdasarkan zona
pengamanan pantai dan mempertimbangkan wilayah sungai,
pola serta rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai (psl 2)
Zona pengamanan pantai adalah satuan wilayah pengamanan
pantai yang dibatasi oleh tanjung dan tanjung, tempat
berlangsungnya proses erosi, abrasi, dan akresi yang terlepas dari
pengaruh satuan wilayah pengamanan pantai lainnya.
Pengamanan pantai dilakukan berdasarkan aspek umum dan
aspek teknis
Permen PUPR No 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai
Pengamanan Pantai dimaksudkan untuk melakukan
perlindungan dan pengamanan terhadap:

a.masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari


ancaman gelombang dan genangan pasang tinggi (rob),
erosi serta abrasi;

b. fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan yang mempunyai


nilai ekonomis tinggi dan nilai sejarah serta nilai strategis
nasional yang berada di sepanjang pantai;

c. perairan pantai dari pencemaran dan kerusakan lingkungan


yang diakibatkan oleh limbah perkotaan, limbah industri, dan
limbah-limbah lainnya; dan
d. pendangkalan muara sungai.

Permen PUPR No 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai


Inventarisasi Pemantauan Evaluasi Pemeliharaan Anggaran Biaya

Fungsi bangunan pengaman pantai adalah mengamankan


pantai dan obyek di belakangnya. Jenis obyek yang
dilindungi :
Pulau Terluar
Jalan Raya Nasional / Provinsi / Kabupaten
Kawasan Pemukiman
Kawasan Wisata
Fasilitas Umum / Fasilitas Sosial
Lalu lintas navigasi (muara sungai)
Aspek pengamanan pantai
1. Aspek Umum
a. studi kelayakan pengamanan pantai; dan
b. penyusunan program pengamanan pantai

2. Aspek Teknis
a. perencanaan detail pengamanan pantai;
b. pelaksanaan pengamanan pantai;
c. operasi dan pemeliharaan bangunan pengaman pantai;
d. pengelolaan barang milik negara/barang milik daerah berupa
bangunan pengaman pantai;
e. pembiayaan pengamanan pantai; dan
f. peran masyarakat
Operasi
a. pemantauan;
b. sosialisasi kebijakan; dan
c. pengoperasian pompa dan pintu air.

Pemantauan ; meliputi kegiatan pengamatan dan pengukuran


bangunan pengaman pantai pada zona pengamanan pantai
guna mendapatkan informasi tentang kondisi fisik.
Sosialisasi;
a. larangan penebangan hutan/tanaman mangrove;
b. larangan penambangan di sempadan pantai;
c. tatacara pemanfaatan sempadan pantai; dan
d. peraturan perundang-undangan yang terkait
Pengoperasian pompa dan pintu air ;
a. pengoperasian pintu pengendali banjir; dan
b. pengoperasian pompa pada sistem polder
Pemeliharaan
a. bangunan pengaman pantai;
b. alur muara sungai; dan
c. lingkungan pantai
Pemeliharaan bangunan pengaman pantai meliputi
pemantauan dan evaluasi
Pemeliharaan alur muara sungai, meliputi kegiatan pengerukan
muara secara periodik.
Pemeliharaan lingkungan pantai, meliputi kegiatan
penanaman pohon pelindung pantai, penambahan pasir pada
kawasan yang tererosi, pembersihan lingkungan pantai dari
sampah dan limbah.
2.PRINSIP Pengamanan Pantai
• Mengurangi laju angkutan sedimen sejajar pantai sehingga didapat
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan. Cara ini dapat dilakukan
dengan memasang bangunan krib atau groin.
•Mengurangi energi gelombang yang mengenai tebing pantai. Upaya ini
dapat dilakukan dengan pembuatan bangunan pemecah gelombang
atau krib sejajar pantai.
•Memperkuat tebing pantai sehingga tahan terhadap gempuran
gelombang, cara ini dapat dilakukan dengan pembuatan tembok laut
ataupun revetment
• Menambah suplai sedimen ke pantai. Cara ini dilakukan pada pantai
berpasir, namun kegiatan ini sebaiknya menjadi kegiatan yang
kontinu.
•Melakukan penghijauan daerah pantai dengan tumbuhan pantai
seperti pohon api-api atau pohon bakau.
Profil Melintang Pantai

Nearshore Zone

Surf
Zone
Transformasi Gelombang

Home
Home
Previous
Transformasi Gelombang
Gelombang yang merambat dari laut dalam ke pantai akan
mengalami perubahan: panjang, kecepatan rambat, dan tinggi
gelombang.

 Pendangkalan (shoaling)
 Refraksi Gelombang
 Difraksi Gelombang
 Refleksi
 Gelombang Pecah
Home
3. BANGUNAN-BANGUNAN PENGAMANAN
PANTAI
Konstruksi/Struktur

a. REVETMEN
b. TEMBOK LAUT (Sea Wall)
c. PEMECAH GELOMBANG (Break Water)
d. KRIB (Groin)
e. JETI
f. TANGGUL LAUT
g. PENGISIAN PASIR (Sand Nourishment)
Surat Edaran Menteri PU RI No. 01/SE/M/2011 tgl 23 Februari 2011 tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengaman Pantai
Bangunan Pengaman Pantai

Hard Structure

Hard Structure Soft Structure


Jenis-jenis ini merupakan bangunan pengaman pantai yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum
Bangunan Lain Pada Pengaman Pantai
Bangunan Pendukung:
Pompa Air
Pintu Air

Bangunan Pelengkap:
Bangunan pendaratan perahu
Shelter nelayan
Jalan setapak
Gazebo
Material Bangunan
Material Alam
 Batu
 Pasir
 Bambu
 Tanah

Material Buatan
 Pipa beton (buis)
 Blok Beton
 Tiang beton
4. REVETMEN
Jenis konstruksi yang tidak masif.

Fungsinya antara lain melindungi langsung pantai bagian darat di


belakang struktur.

Bahan konstruksi yang lazim dipergunakan antara lain susunan batu


kosong, blok-blok beton, plat beton, pasangan batu dan beton.
Susunan batu kosong atau blok-blok beton dengan kemiringan
tertentu disebut konstruksi tipe rubble mound lapisan pelindung
luar disebuat armor.

Nama lain untuk pelindung tebing dari susunan armor dari batu batu
kosong campuran adalah rip-rap. Antara pantai yang dilindungi
dan revetmen harus ada lapisan filter yang berfungsi mencegah
hanyutnya material pantai yang
■Fungsi dan Kegunaan
- Fungsi revetmen serupa dengan tembok laut yaitu melindungi pantai bagian darat
langsung di belakang konstruksi terhadap pengaruh gelombang dan arus.

- Revetmen tidak berfungsi sebagai penahan tanah di belakang konstruksi.


-Revetmen dipergunakan untuk kondisi gelombang yang Moderat
(dengan tinggi gelombang maks 1,5 m)
Unit armor beton yang di tempatkan acak

m
1:

Tumit batu

Geotekstil
Batuan lapisan bawah
Revetment

Fungsi : untuk mempertahankan garis pantai


dan utilitas / daratan di atasnya
0.3 m
El. 2.7 m

0.2 m
0.2 m
El. 2.3 m
0.3 m
Revetmen dari pelat beton
2.5
m
H. Water El. 1.4 m
0.2 m
MHW El 1.1 m

0.3 m

0.4 m

El. 0.4 m
0.15 m
0.15 m 3.5 m

El. 1.2 m
0.3 m
El. 0.9 m
0.6 m

2
1
MSL

El. -0.6 m

Revetmen dari pelat beton bergigi


Contoh Revetmen di beberapa daerah

di Tanjung Benoa di Pantai Padang Galak

di Pantai Pekalongan
Panjang Revetment

• Penempatan revetment di suatu lokasi, hanya


untuk melindungi lokasi pantai di
belakangnya, dan tidak dapat melindungi
lokasi yang tidak ada revetmentnya. Oleh
karena itu hendaknya desain revetment
benar-benar dipertimbangkan untuk
sepanjang apa, dari prioritas lokasi pantai
yang ingin dilindungi
Tinggi Revetment

• Ketinggian revetment harus didesain agar


tidak ada ketinggian air laut, baik gelombang
maupun pasang surut yang dapat
melewatinya. Ketinggian ini penting, karena
apabila terjadi percikan gelombang atau muka
air masuk ke belakang revetment dan terjadi
penyerapan, akan dapat mempercepat
terjadinya erosi pada dasar revetment
RIP - RAP
• Rip-rap adalah revetmen dengan lapisan
pelindung luar dan susunan batu dengan
diameter acak
r H 3
W50 
K D ( Sr  1) 3 cot g

KRR = Koefisien kestabilan rip-rap


(tabel 3.1)
Berat maximum batu = 4 W50
Berat minimum batu = 0,125 W50
5. TEMBOK LAUT
Jenis konstruksi pengaman pantai yang ditempatkan sejajar atau kira-kira sejajar
dengan garis pantai, membatasi secara langsung bidang daratan dengan air
laut; dapat dipergunakan untuk pengamanan pada pantai berlumpur atau
berpasir.
Merupakan konstruksi yang masif, direncanakan untuk dapat menahan gaya
gelombang yang relatif tinggi secara keseluruhan.

Bahan konstruksi yang lazim dipergunakan antara lain pasangan batu dan beton.
Dalam pelaksanaan tembok laut memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
yang umumnya sangat sulit realisasinya, khususnya untuk pelaksanaan
tembok laut yang dilakukan secara swasembada oleh masyarakat.

Kerusakan tembok laut antara lain akibat pondasi yang kurang dalam, dan aliran
dibelakang tembok.  
FUNGSI DAN KEGUNAAN

– Tembok Laut (sea wall) adalah bangunan maritim yang


dipergunakan untuk melindungi fasilitas yang terdapat
dibelakang bangunan tersebut dari ancaman gelombang
laut atau kenaikan muka air laut, terutama dari ancaman
luapan air laut.
– melindungi pantai bagian darat langsung di belakang
konstruksi terhadap erosi akibat gelombang dan arus dan
sebagai penahan tanah di belakang konstruksi

– Tanggul laut untuk melindungi kawasan reklamasi sistem


polder
Tembok Laut-Sea Wall

Tembok laut sedang digempur


gelombang, reklamasi teluk Manado

Fungsi : untuk
mempertahankan garis pantai
dan utilitas / daratan di atasnya

Tembok laut di Bali, rusak akibat


gempuran gelombang
Contoh Tembok Laut di beberapa daerah

di Makasar, Sulawesi Selatan di Pantai Buleleng, Bali

di Bengkulu
Tembok Laut

 Ditempatkan sejajar pantai atau kira-kira sejajar dengan garis


pantai
 Membatasi secara langsung bidang daratan dan air laut
(menempel pada tebing pantai)
 Dapat dibuat masif atau tidak masif
 Berfungsi pula sebagai penahan tanah dibelakang tembok
TEMBOK LAUT
Tembok laut beton (masif)

Saluran
Tembok laut drainasi
beton
Tanggul laut
Toe Rip-rap
protection

Tanggul laut dengan riprap

Tembok laut tumpukan batu


(rubble mound) –tdk masif)
PERTIMBANGAN PEMAKAIAN

a. STRUKTUR MASSIF (MONOLIT)

– DINDING VERTIKAL
• Pemakaian material relatif sedikit
• Dapat dipergunakan sekaligus sebagai bangunan dermaga.
• Perlu persyaratan fondasi khusus karena merupakan bangunan rigid.
• Tidak meredam energi gelombang (merefleksikan gelombang).

– DINDING MIRING + REFLEKTOR


• Mempunyai lebar fondasi yang cukup (dibanding dinding vertikal)
• Mempunyai rayapan gelombang yang tinggi, untuk mengurangi tinggi rayapan
diperlukan wave reflector
• Tidak meredam energi gelombang
PERTIMBANGAN PEMAKAIAN
b. STRUKTUR TUMPUKAN BATU

– TEMBOK LAUT
• Meredam energi gelombang
• Dapat dibangun pada tanah dasar yang relatip lunak
• Merupakan bangunan tidak masif
• Harus kedap air

– TANGGUL LAUT
• Meredam energi gelombang
• Dapat dibangun pada tanah dasar yang relatip lunak
• Merupakan bangunan yang fleksibel.
• Biasanya konstruksi tidak harus kedap air
Keuntungan dan Kerugian
Jenis Keuntungan Kerugian
tembok
Tembok •Bahan bangunan relatif •Tidak flexibel
laut masif sedikit •Pada pelaksanaan memerlukan
•Rapih pengawasan yang seksama
•Bila terjadi kerusakan sulit
memperbaikinya
Tembok laut tidak •Flexibel •Memerlukan bahan yang banyak
masif •Bila terjadi kerusakan mudah •Kurang rapih
memperbaikinya
•Pengawasan dalam pelaksanaan
relatif mudah
Tembok Laut
Tembok laut masif :
 Bahan : pasangan batu atau beton
 Bagian-bagian tembok :
 Kepala tembok
 Badan tembok
 Pondasi tembok
 Pelindung kaki
 Saluran drainase
 Struktur penguat dasar tanah dibawah tembok (untuk tanah
yang lunak)
 Bahan pengisi belakang tembok dan lapisan filter
1m 1m

0.3m 0.5m

Saluran 0.3m
Lubang
 =0.1 m
1:1.5
Bahan
pengisi
 =0.2 m 7.04 m pasir & kerikil
7,04 m
1m

Geotekstil
1:1
1m

1m

12.27 m
Contoh tembok laut
Penentuan Elevasi Mercu
TEMBOK LAUT

 bH 3
W 
K D 3 Cot ( )
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN DALAM PERENCANAAN
TEMBOK LAUT MASIF

 Gaya gelombang pada dinding :


 Gelombang tidak pecah (Metode Miche-Rundgren)
 Gelombang pecah (Metode Minikin)
 Perkiraan kedalaman pondasi (dg)
dg ≈ Hmax
 Rayapan : untuk menentukan elevasi puncak tembok
 Limpasan (apabila elevasi mercu tembok lebih rendah dari tinggi
rayapan)
 Tekanan tanah dan daya dukung tanah
 Struktur pelindung kaki
GAYA GELOMBANG

Ru = 1,5 HD
Ru

P1 P1 = (A1+A2)  w HD
h
h’ P2 = P /(Cosh2  .d/L)
1
d

P3 P3 = A3 P1
Pu
w
Pu = A1. A2. HD
P2

Pb
Ru
Pb = 1,5  w HD
Pu = 1,25  w HD d

Pu
Ru = 1,25 HD
Hal - hal yang perlu diketahui dalam pembuatan
tembok laut antara lain:

 Erosi di kaki tembok akibat arus balik pada proses refleksi


gelombang
 Abrasi di badan tembok akibat hempasan gelombang yang
membawa material halus (misalnya pasir) dan material
kasar (misal kerikil dan koral);
 Erosi pantai bagian hilir atau down drift tembok akibat
adanya perubahan fenomena gelombang
Arus balik
Dasar pantai awal

Dasar pantai Erosi yang melemahkan stabilitas tembok


setelah erosi Arus balik

Erosi di kaki tembok

Laut
Tembok laut
Arah angkutan pasir
Seajajar pantai

Garis pantai asli


Perpanjangan tembok, masuk kedalam darat
Erosi

Erosi di down drift tembok laut


 Aliran air di belakang tembok akibat adanya limpasan
(overtopping) gelombang lewat mercu tembok atau aliran
air hujan yang menyebabkan terjadinya lubang di
belakang tembok
 Lepasnya batu tembok laut dari pasangan batu;
 Miringnya tembok akibat tekanan tanah
 Turunnya tembok laut yang disebabkan kecilnya daya
dukung tanah pondasi
Air hujan
Limpasan

Air mengalir lewat


belakang tembok,
Dasar pantai membawa sediment
halus,
menyebabakan
terjadinya
gerowongan
Genangan air di belakang tembok
akibat adanya limpasan dan air hujan

Gerowongan akibat
aliran air yang membawa
Dasar pantai sedimen halus,
menyebabkan
menurunnya stabilitas
tembok

Gerowongan di belakang tembok


Tembok
semula

Tekanan tanah

Dasar pantai
Tembok miring akibat
tekanan tanah

Kemiringan tembok laut

Turun

Dasar pantai

Turunnya tembok laut


LIMPASAN
 Limpasan terjadi apabila mercu struktur lebih rendah dari tinggi rayapan
 Volume air yang melimpas perlu diketahui untuk menentukan ukuran
saluran drainase di belakang tembok
 Salah satu rumus yang sederhana untuk menentukan besarnyalimpasan
dikenalkan oleh Shi-Gai,H dkk sebagai berikut :

3/ 2 5/ 2
g avc 2  Ro   h 
1/ 2 3/ 2
 2 m   1  
g H 15  H   Ro 
gavc = Volume limpasan rata-rata
Ro = Tinggi rayapan
H = Tinggi struktur dari SWL
SALURAN DRAINASE DAN TEMBOK SAYAP

 Fungsi saluran drainase untuk menampung air hujan dan


air limpasan, agar tidak terjadi aliran di belakang tembok
yang mengangkut sedimen halus
 Tembok sayap merupakan peralihan antara struktur
tembok dengan pantai yang dilindungi, umumnya
dibagian down-drift dari tembok yang terjadi erosi
Panjang sayap antara 10 - 15 m
BAHAN PENGISI DI BELAKANG TEMBOK

 Bahan pengisi di belakang tembok terdiri dari pasir kasar campur


kerikil
 Untuk mmudahkan aliran air, di belakang tembok perlu dipasang
lubang drainase  10 cm, setiap jarak 2 m
 Untuk mencegah masuknya pasir ke lubang drainase perlu dipasang
lapisan ijuk di pangkal saluran
 Untuk mencegah hanyutnya material halus dibelakang bahan pengisi,
perlu dipasang filter yang membatasi tebing dari lapisan pengisi
STRUKTUR PELINDUNG
KAKI/PONDASI
 Fungsi :
 Mencegah terjadinya erosi di kaki tembok
 Sebagai pemecah gelombang
 Bahan : Umumnya dari susunan batu kosong
 Berat butir batu untuk pelindung kaki dan pondasi diberikan
dengan persamaan :

 r H3
W 3
N s (S r  1) 3
 Nilai Ns3 didapat dari grafik 2.11
Grafik Hubungan antara angka stabilitas
NS untuk pondasi dan pelindung kaki
GAYA LATERAL

1
Pa  . .H 2 Ka  2.c.H . Ka
2
1  Sin 
Ka   Tan 2 (45  )
1  Sin 2 H
Pa

1/3. H
Pp

1
Pp  . .H 2 Kp  2.c.H . Kp
2
FG = kh. W PD = ½. Ke.  H2

1  sin   kh = ad/g PG = kh  d
Kp   Tan 2 (45  )
1  sin  2
ad =z.ac.v
SISTEM DRAINASI & WAVE REFLECTOR

Filter
H
Sal. Drainasi

Pipa Drainasi

2 HD
1,5 HD
Elevasi muka
air laut
rencana
1

1,5
PERHITUNGAN KESTABILAN TEMBOK
Untuk menghitung kestabilan Tembok kondisi yang harus
dipertimbangkan :

 Kondisi saat air surut dan tanah di belakang jenuh air


 Kondisi saat air tinggi dan gelombang tinggi dan tanah di
belakang tembok kosong
11.42
W1 Pa
7.547
2.68

Pp 6.135 W2
C Fs
W3
Gambar Kondisi saat air surut dan
tanah dibelakang tembok jenuh air

Rm
4.72 0.85
Rs’
W1
3.53 4.6
W3
W2
6.135 Pp
Fs D
Gambar Kondisi saat air tinggi dan gelombang
Tinggi; tanah di belakang tembok kosong
TEMBOK LAUT TIDAK MASIF

 Tembok laut tidak masif dikenal dengan tembok laut tipe


rubble-mound
 Tembok laut tipe rubble-mound dari batu atau blok beton yang
disusun membentuk kemiringan (1:1,5; 1:2; 1:3)
 Lapisan terluar disebut armor. Lapisan dibawahnya disebut
lapisan pengisi dan lapisan pondasi
 Armor dari blok-blok beton yang telah dikenal antara lain
:kubus, tetrapod, dolos, hexapod dan quadripod
Perencanaan Tembok laut-tidak
massif
- melimpasnya air di atas
tanggul laut (overtopping)
- melimpasnya gelombang
di atas tanggul (wave
overtopping)
- lereng tanggul longsor
(slip circle)
- tanggul mengeser (sliding)
- bocor dan membentuk
pipa (piping)
- penurunan (settlement dan
tilting)
- likuifaksi (liquefaction)
- erosi (erosion and
scouring)
- kecelakaan (tertabrak
kapal, bom )
Perencanaan tdk masif

1.Penentuan rayapan gelombang.


2. Penentuan elevasi mercu
3.Penentuan lapis lindung
4.Struktur pelindung kaki
5.Inti kedap air
6.Jenis dan spesifikasi lapis lindung
7.Pondasi
1.Penentuan rayapan gelombang.

tg ( )
Ru
 f  Ir 
Ir 
( H / L0 ) 0 , 5
H
Ru = tinggi rayapan gelombang (m)
H = tinggi gelombang datang (m)
Lo = panjang gelombang = 1,56 T2 (m)
T = periode gelombang (detik)
Ir = angka Irribaren
f (Ir) = koefisien rayapan gelombang
= kemiringan dinding tembok laut
2. Penentuan Elevasi Mercu
 Mercu tembok ditentukan dengan nilai rayapannya
 Tinggi rayapan dihitung dengan menggunakan
grafik 3.4 sebagai fungsi dari bilangan Irribaren

tg 
 Ir =
 H / Lo  0,5

 Dengan diketehui Ir dapat diketahui R/H yang


tergantung dari jenis permukaannya
3. Penentuan Lapis Lindung

 bH 3
W 
K D 3Cot ( )

: W = Berat minimum batu (tf)


H = Tinggi gelombang rencana (m)
KD = Koefisien stabilitas batu lindung (Tabel 3.1)
= Sudut lereng tanggul laut
= Berat satuan batu lapis lindung (tf/m3)
= Berat satuan air laut (tf/m3)
= ( - )/
Untuk menentukan berat unit armor dikenal rumus
Hudson, sebagai berikut :
W : berat jenis batu pelindung (kg atau ton)
r : berat jenis batu (kg/m3 atau ton/m3)
w : berat jenis air laut (kg/m3 atau ton/m3)
H : tinggi gelombang rencana (m)
r : r/w
 : sudut kemiringan sisi pemecah gelombang (0)

KD : koefisien stabilitas yang diperoleh dari tabel 2.1


W untuk bstu diperkenankan antara 0,75 W – 1,25 W
dengan perbandingan 50% lebih berat dari W
Tabel Koefisien KD untuk berbagai jenis butir

Ujung (kepala)
Lengan Bangunan
Bangunan Kemi
Penem ringan
Lapis Lindung n Gelombang Gelombang
patan

Pecah Tidak Pecah Pecah Tidak Pecah

Batu Pecah 2 Acak 1,2 2,4 1,1 1,9 1,5 – 3,0


Bulat halus >3 Acak 1,6 3,2 1,4 2,3 *2
Bulat halus 1 Acak *1 2,9 *1 2,3 *2
Bersudut kasar

1,9 3,2 1,5


Bersudut kasar 2 Acak 2,0 4,0 1,6 2,8 2,0
1,3 2,3 3,0

Bersudut kasar >3 Acak 2,2 4,5 2,1 4,2


*2
Bersudut kasar 2 Khusus *3 5,8 7,0 5,3 6,4
*2
Paralelepiped 2 Khusus 7,0 – 20 8,5 – 24 - -

Tetrapod 5,0 6,0 1,5


dan 2 Acak 7,0 8,0 4,5 5,5 2,0
Quadripod 3,5 4,0 3,0

8,3 9,0 1,5


Tribar 2 Acak 9,0 10,0 7,8 8,5 2,0
6,0 6,5 3,0

8,0 16,0 2,0


Dolos 2 Acak 15,8 31,8
7,0 14,0 3,0

Kubus dimodifikasi Acak 6,5 7,5 - 5,0 *2


Hexapod 2 Acak 8,0 9,5 5,0 7,0 *2
Tribar 2 Seragam 12,0 15,0 7,5 9,5 *2
Batu pecah (KRR) 1 Acak 2,2 2,5 - - -
(graded angular)

Blok beton bergigi 1 Khusus 12 - 14 16 - 18 - - 2


LEBAR PUNCAK, TEBAL LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN
JUMLAH BATU
 Lebar puncak dihitung dengan rumus :
1
W 3
B  nk  

 r 
1
 Tebal lapisan pelindung W  3
t  nk  

 r 

 Jumlah butir batu untuk satu satuan luas


2
 P  r  3
N  Ank 1  W 
  100  
Harga Ko ditujukan pada tabel 2.2
BATU BUATAN

Syarat : 1) Armor harus tahan terhadap keadaan lingkungan, tidak mudah lapuk, tahan terhadap
gaya dinamik, dan tidak rusak akibat bahan kimia
2) Mempunyai berat jenis yang cukup besar > 2,5 ,
3) Armor dari beton harus berkualitas bagus, paling tidak mempunyai kekuatan 30 mpa
atau mutu beton K-350
4) Armor harus cukup kasar shg mampu menahan gaya gelombang.
Kubus Beton Tetrapod

Akmon A-Jack
Material Bangunan
Material Alam
 Batu
 Pasir
 Bambu
 Tanah

Material Buatan
 Pipa beton (buis)
 Blok Beton
 Tiang beton
FONDASI

Concrete Cap

Geotextile

Tanah timbunan
Lapis lindung
Core Material

Matras bambu Tiang bambu


6 PEMECAH GELOMBANG
Breakwater
Fungsi : untuk melindungi pantai dari hantaman
gelombang yang datang dari lepas pantai dengan
memecah gelombang datang diluar garis pantai

•Keuntungan
- Dapat dibuat dari berbagai macam material
•Kerugian
- Tidak efektif mencegah angkutan sedimen ke laut lepas
- Akan timbul tonjolan-tonjolan pasir (tombolo)
Offshore Breakwater melemahkan daya
rusak laut sebelum mencapai subyek.
Krib sejajar pantai
Contoh Pemecah Gelombang di Beberapa Daerah

di Pantai Sanur, Bali di Kalimantan Barat


7. GROIN
Groin adalah bangunan untuk mengamankan pantai yang
tererosi dengan cara memblok sebagian transpor sedimen
sejajar pantai (littoral drift) untuk menyeimbangkan input-output
sedimen sehingga laju transpor sedimen pada zona updrift akan
bertambah dan sebaliknya laju transpor sedimen pada zona
downdrift akan berkurang.
PERENCANAAN GROIN

• Jenis konstruksi pengaman pantai terhadap erosi yang disebabkan oleh terganggunya
keseimbangan angkutan pasir sejajar pantai (longshore sanddrift).

• Fungsi menahan atau mengurangi besarnya angkutan pasir sejajar pantai. Oleh karena itu
maka krib ini hanya cocok untuk pengamanan pada pantai yang berpasir.
Dengan dipasangnya krib, maka gerakan sedimen sejajar pantai akan tertahan dibagian udik
(updrift) dari krib dan sebaliknya akan terjadi erosi di bagian hilir (downdrift) krib.
Tergantung dari makin panjang krib makin tinggi kapasitas menahannya. Sebaliknya untuk
krib yang rendah dan pendek kapasitas menahannya akan berkurang. Namun demikian ada
suatu harga batas maximum dan minimum, dimana bila krib dibuat lebih tinggi dan lebih
panjang tidak akan menambah kapasitasnya, sebaliknya bila krib dibuat lebih rendah dan
lebih pendek dari harga batas minimum tidak akan berfungsi sama sekali.

Bahan konstruksi yang lazim dipergunakan antara lain susunan batu kosong, pasangan batu,
tiang pancang beton atau baja dan blok-blok beton.
Krib Tegak lurus pantai
Arah Arus Dominan
Contoh Groin di beberapa daerah

Groin sebagai tanjung buatan di Pantai Padang, Sumatera Barat

di Sanur, Bali
KRIB TEGAK LURUS PANTAI
 Bangunan pengamanan pantai terhadap erosi yang
disebabkan terganggunya keseimbangan angkutan
pasir menyusur pantai

 Fungsi :
Mengatur dan menahan angkutan pasir menyusur
pantai

 Kinerja :
Dengan adanya rib akan terjadi sedimentasi di
up-drift dan erosi di down-drift krib
Groin
•Keuntungan
- Efektif menahan angkutan
sedimen sejajar pantai
- Tidak merubah karakter pada
surf zone
- Dapat dibuat dari berbagai
macam material
•Kerugian
– Dapat menimbulkan rip current
– Dapat menimbulkan gerusan di
hilirnya (down drift)
– Pada perencanaan yang kurangteliti
dapat menghancurkan pantai di
bagian lain karena perubahan arus

Fungsi : untuk menciptakan kestabilan garis pantai


dengan menahan angkutan sedimen sepanjang pantai
Groin dan Jetty dibangun dalam upaya
mengendalikan proses fisik di pantai.
JENIS, BAHAN, JARAK, PANJANG
DAN TINGGI KRIB
 Jenis :
Krib masif dari bahan beton atau pasangan batu
Krib tidak masif merupakan krib dengan tipe
rubble-mound
 Jarak dan panjang krib merupakan besaran yang
saling berpengaruh, tergantung dari arah gelombang
 Tinggi dan panjang krib berpengaruh pada kapasitas
menahan angkutan menyusur pantai
TIPE-TIPE KRIB
 Tipe I
Krib yang berfungsi menahan pasir menyusur pantai secara keseluruhan
tanpa adanya pengisian pasir, sehingga akan terjadi sedimentasi di
bagian up-drift dan erosi di bagian down-drift (gambar 4.3a)
 Tipe II
Krib yang berfungsi menahan angkutan menyusur pantai secara
keseluruhan dengan pengisian pasir untuk mencegah terjadinya erosi di
bagian pantai antara 2 krib yang berurutan (gambar 4.3b)
 Tipe III
Krib yang berfungsi menahan angkutan pasir menyusur pantai secara
keseluruhan dengan pengisian pasir untuk memajukan garis pantai
antara 2 krib yang berurutan (gambar 4.3c)
 Tipe IV
Krib yang berfungsi mengurangi besarnya angkutan pasir menyusur
pantai (gambar 4.3d)
I,II,III : Stabil statis; IV : Stabil dinamis
Krib tungal

Sedimentasi

Erosi
Garis pantai awal

Gambar 4.1 Proses sedimentasi dan erosi


pada krib tunggal

Krib Krib Krib Krib

Sedimentasi

Erosi

Gambar 4.2 Proses sedimentasi dan erosi


pada sisitem krib
Arah angkutan pasir sejajar
pantai

Garis pantai
Sedimentasi
Erosi Sesudah ada krib
Jarak krib =Lk tanpa pengisian pasir

A. Krib Tipe I Arah angkutan pasir sejajar pantai


Arah gelombang
Garis pantai

Pasir yang perlu diisikan


Garis pantai awal
B. Krib Tipe II

Arah gelombang Garis pantai

Pengisian pasir Garis pantai awal


C. Krib Tipe III
Arah angkutan pasir sejajar pantai

Garis pantai
 Sesudah ada krib

 
Garis pantai awal
D. Krib Tipe IV

Gambar 4.3 Tipe-tipe krib


BENTUK GARIS PANTAI STABIL
STATIS
 Dapat dihitung dengan metode Parabolik
 Parameter-parameter yang diperlukan
 Titik tetap udik
 Titik tetap hulu
 Arah gelombang dan normalnya
 Panjang garis kontrol Ro
 Sudut antara garis kontrol dan normal
 Gelombang ()
0,83
 Rumus :
R 0,81.

Ro  .0,77
R = Jarak titik yang ditinjau
 = Sudut antara normal gelombang dengan R
PERHITUNGAN ANGKUTAN SEDIMEN MENYUSUR PANTAI
TOTAL TAHUNAN

Dalam SPM, 1984 telah dikenalkan suatu rumus


untuk menentukan besarnya angkutan sedimen
tahunan sebagai berikut :

Q  2,03 x10 6.f .H o 5 / 2  cos o  1 / 4 sin 2 o 
Q = Besarnya sedimen menyusur pantai tahunan (m3/thn)
f = Frekuensi gelombang (%)
Ho = Tinggi gelombang perairan dalam (m)
o = Sudut datang gelombang di perairan dalam (0)
Ruas horisontal Ruas miring (RM) Ruas luar
(RH) (RL)
Mercu krib
Puncak krib

LLWL
Dasarpantai
Profil pantai

bahu pantai muka pantai damping pantai (near


(beach berm) shore)
(fore-shore/
beach face)

Gambar 4.5 Tampang memanjang elevasi puncak krib


 ELEVASI PUNCAK KRIB TEGAK
LURUS PANTAI

 Krib dibagi tiga :


 Ruas horizontal (RH)
 Ruas miring (RM)
 Ruas luar (RL)
 Ruas horizontal dibuat masuk kedarat
 Untuk menentukan semua pasir yang akan melimpas
tinggi krib dibuat setinggi air maksimum dan naiknya
muka air akibat benturan gelombang dengan krib (+
0,60 m)
 Ruas miring dibuat sejajar dengan fore shore
 Ruas luar meliputi bagian yang menjorok ke laut
8. TANGGUL LAUT (TaL)

• Tanggul laut adalah struktur pengaman pantai yang dipasang


sejajar atau kira-kira sejajar dengan garis pantai. Tanggul laut
ini merupakan struktur yang tidak masif dan dipasang
beberapa puluh meter di depan pantai yang akan dilindungi
TANGGUL LAUT
• TIPE TANGGUL LAUT

– Massif/ Monolit
– Tumpukan Batu (rubble structure)

• BAGIAN-BAGIAN STRUKTUR

– Tanggul Laut Masif - Tanggul Laut Tidak Masif


• Kepala/mercu tembok, ● Mercu tembok
• Badan tembok, ● Lapisan pelindung (armor layer)
• Fondasi tembok ● Lapisan pengisi (core material)
• Pelindung kaki, ● Fondasi
• Saluran drainase
Tanggul laut
Tanggul Laut di beberapa daerah

Di Ha Long Bay, Vietnam Di Belanda


FUNGSI DAN KEGUNAAN
– Tanggul laut (sea dikes) adalah bangunan maritim yang dipergunakan
untuk melindungi fasilitas yang terdapat dibelakang bangunan
tersebut dari ancaman gelombang laut atau kenaikan muka air laut,
terutama dari ancaman luapan air laut.

– Tembok laut adalah bangunan maritim yang dipergunakan untuk


melindungi pantai dari ancaman gempuran gelombang sehingga tidak
terjadi erosi dan abrasi

– Tanggul laut untuk melindungai kawasan reklamasi sistem polder


– Tembok laut untuk melindungi kawasan reklamasi sistem timbunan
9JETI (Jt)
Jeti berfungsi mengendalikan penutupan muara sungai atau saluran oleh
sedimen, juga digunakan untuk menjaga kestabilan alur pelayaran dan
inlet pasang surut,menahan arus yang melintang alur dan
mengalihkannya agar melintas melalui bagian perairan yang lebih dalam
sehingga risiko gangguan lebih kecil untuk pelayaran.
Jeti berfungsi untuk mengarahkan aliran dan menjaga
muara sungai dari pendangkalan akibat sedimentasi.
Sedimen di muara sungai berasal dari sedimen hulu sungai
dan transpor sedimen sejajar pantai (littoral drift). Interaksi
antara sedimen, gelombang, aliran sungai dan arus sejajar
pantai menyebabkan pendangkalan di muara terutama bila
aliran sungai lambat dan gelombang relatif kecil.
Penggunaan Material untuk konstruksi Jeti

Batu alam Tetrapod


10. PENGISIAN PASIR

Sebagai perlindungan tipe soft structure


Pengisian pasir merupakan salah tindakan pengendalian
erosi atau perlindungan pantai dengan cara mengisikan,
memberikan atau memasok sejumlah pasir dengan sifat-
sifat fisik (gradasi, warna, kekerasan) serupa dengan pasir
pantai asli sehingga pantai menjadi maju ke arah laut.
Dengan kata lain, pengisian pasir adalah membuat ”pantai
tumbal” supaya pantai asli di belakangnya, di mana properti
atau fasilitas publik berada, aman terhadap bahaya erosi.
INLET JETI
GELOMBANG
GELOMBANG

Garis pantai BANGUNAN


sebelumnya UJUNG GELOMBANG GROIN

Garis pantai
Garis pantai setelah sebelumnya
pengisian pasir
Garis pantai Garis pantai setelah
sebelumnya pengisian pasir

Garis pantai setelah


pengisian pasir

BANGUNAN
UJUNG

•Pengisian pasir pada bagian •Pengisian pasir distabilkan •Pengisian pasir distabilkan
downdrrift dari penghalang dengan bangunan pengujung dengan rangkaian groin yang
bergradasi
Penggunaan Material untuk konstruksi Pengisian Pasir

Penyemprotan pasir Cadangan pasir untuk pemeliharaan


Pemakaian geobag sand container dipertimbangakan
karena struktur ini lebih fleksibel terhadap kemungkinan
terjadinya deformasi. Selain itu karena terbuat dari material
sintetik akan terhindar resiko adanya masalah karat yang
timbul jika menggunakan bronjong kawat. Penggunaan
geobag sand container cukup diperlukan material isian dari
tanah setempat, sehingga tidak diperlukan material batu
atau beton yang berlebihan.
Konstruksi Pengisian Pasir

Pemecah gelombang Revetmen


Konstruksi Pengisian Pasir

Groin/jeti Pengisian pasir


Tindakan Perbaikan Kerusakan Pengisian Pasir

tindakan pemeliharaan yang dilakukan ada 2 tindakan yaitu


menata kembali geobag yang terlempar tetapi masih dalam
kondisi bagus atau mengganti unit batu yang hilang atau unit
Penggantian geobag
beton yang hilang dapat
atau dilakukan dengan mekanikal.
rapuh.
SELESAI

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai