Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang I-1


1.2 Deskripsi Singkat I-1
1.3 Kompetensi Dasar I-2
1.4 Indikator Keberhasilan I-2
1.5 Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan I-2
1.6 Petunjuk Penggunaan Modul I-3
1.7 Bahan Belajar I-3
1.8 Metode Pembelajaran I-3

Bab 2 Uraian Materi Pokok

2.2 Uraian Materi Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pantai II-1


2.2.1 Ketentuan dan persyaratan II-1
2.2.2 Proses pelaksanaan II-4
2.2.3 Metode pelaksanaan II-9

Bab 3 Penutup

3.1 Rangkuman III-1


3.2 Daftar Pustaka III-1

Modul Pelaksanaan Bangunan Pengamanan pantai i


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan alir pelaksanaan konstruksi bangunan pengaman pantai. II-6


Gambar 2 Contoh tampang melintang tanggul laut. II-11
Gambar 3 Pemasangan profil. II-11
Gambar 4 Pekerjaan pembersihan tanah dan striping. II-12
Gambar 5 Pemasangan geotekstil. II-12
Gambar 6 Penimbunan dan pemadatan tanah. II-12
Gambar 7 Pemasangan armor. II-13
Gambar 8 Perkerasan jalan inspeksi. II-13
Gambar 9 Tampang melintang tembok laut menggunakan buis beton. II-15
Gambar 10 Pemasangan profil. II-15
Gambar 11 Penumpukan material batu dan penggalian pondasi. II-16
Gambar 12 Pemasangan geotekstil. II-16
Gambar 13 Penyusunan batu kosong menggunakan ekskavator. II-17
Gambar 14 Penyusunan buis beton dan pengisian beton cyclop. II-17
Gambar 15 Penggalian untuk pasangan batu secara manual. II-18
Gambar 16 Pemasangan paving block dan balok beton kepala. II-18
Gambar 17 Contoh tampang melintang revetmen. II-19
Gambar 18 Pemasangan profil. II-19
Gambar 19 penggalian tanah pondasi (kaki bangunan) saat air surut. II-20
Gambar 20 Pemasangan geotekstil. II-20
Gambar 21 Pemasangan lapis antara dan armor pada kaki bangunan (toe). II-21
Gambar 22 Pasangan armor. II-21
Gambar 23 Pemasangan armor level +2,50 m ke atas dan material
pengunci. II-22
Gambar 24 Pekerjaan pasangan batu kali dan pekerjaan jalan setapak. II-22
Gambar 25 Pekerjaan timbunan, dilaksanakan lapis demi lapis, dipadatkan. II-23
Gambar 26 Peta situasi. II-25
Gambar 27 Contoh tampang melintang konstruksi krib. II-25
Gambar 28 Penentuan rute kapal. II-26
Gambar 29 Transportasi material lapis inti. II-26
Gambar 30 Penyusunan material inti. II-27
Gambar 31 Transportasi material lapis antara. II-27
Gambar 32 Penyusunan material lapis antara. II-28
Gambar 33 Transporasi material armor. II-28
Gambar 34 Penyusunan armor. II-29
Gambar 35 Potongan memanjang ponton. II-29

Modul Pelaksanaan Bangunan Pengamanan pantai ii


Gambar 36 Denah ponton. II-30
Gambar 37 Peletakan material cara pertama (material di bawah
permukaan laut). II-30
Gambar 38 Peletakan material cara pertama
(material di atas permukaan laut). II-31
Gambar 39 Peletakan material cara kedua. II-31
Gambar 40 Contoh denah dan potongan melintang konstruksi pemecah
gelombang. II-32
Gambar 41 Jalan kerja di laut. II-33
Gambar 42 Tahapan konstruksi. II-34
Gambar 43 Transportasi material. II-34
Gambar 44 Pembongkaran muatan material pada saat gelombang kecil. II-35
Gambar 45 Tahapan penyusunan material pemecah gelombang. II-35
Gambar 46 Detail tahapan penyusunan material pemecah gelombang. II-36
Gambar 47 Peta situasi pekerjaan. II-37
Gambar 48 Potongan memanjang. II-38
Gambar 49 Potongan A-A. II-38
Gambar 50 Potongan F-F. II-38
Gambar 51 Tahapan pelaksanaan dengan material inti geobag. II-39
Gambar 52 Tahapan pelaksanaan konstruksi dengan material inti batu. II-39
Gambar 79 Penimbunan lapis inti. II-39
Gambar 54 Peletakan armor. II-40
Gambar 55 Denah konstruksi pengisian pasir. II-41
Gambar 56 Potongan melintang. II-41
Gambar 57 Proses eksploitasi pasir. II-42
Gambar 58 Penempatan pipa. II-42
Gambar 59 Pemasangan pintu silt protector. II-43
Gambar 60 Potongan melintang pemasangan silt protector. II-43
Gambar 61 Pengisian pasir. II-44
Gambar 62 Perataan pasir (peta situasi). II-44
Gambar 63 Perataan pasir (potongan melintang). II-45

Modul Pelaksanaan Bangunan Pengamanan pantai iii


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan operasi dan pemeliharaan bangunan pantai maka,


perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas dan profesional.
Tuntutan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki aparatur sipil negara
yang memiliki integritas dan profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan
kesiapan sumber daya manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan
aparatur sipil negara yang baik dan selektif. Juga tidak bisa diabaikan adalah
pentingnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur sipil
negara untuk membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas dan
profesional.

Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan
memudahkan berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan.
Sehubungan dengan hal tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk merubah
pola pikir, sikap dan perilaku sebagai pegawa negeri sipil yang berintegritas dan
profesional menjadi pondasi dan esensi strategis yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan OP bangunan pantai.

Salah satu upaya untuk menciptakan aparatur pelaksana OP bangunan pantai


yang profesional adalah dengan mengikuti diklat OP bangunan pantai khususnya
dengan mengikuti materi pembelajaran tentang modul sikap dan perilaku kerja
PNS. Dari keikutsertaan pada diklat tersebut maka diharapkan seorang PNS akan
mampu untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya
khususnya PNS yang akan menjalankan kegiatan OP bangunan pantai

1.2 Deskripsi Singkat

Modul pelaksanaan bangunan pengamanan pantai ini disusun dengan harapan


bahwa pelaksana operasi dan pemeliharaan bangunan pantai juga dapat
mengetahui aspek-aspek dasar yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Uraian pelaksanaan bangunan pengamanan pantai ini meliputi
penjelasan tentang ketentuan persyaratan, perijinan, keselamatan kerja, penilaian
tahap pekerjaan dan waktu pelaksanaan

Pengetahuan tentang aspek pelaksanaan ini akan sangat penting bagi setiap
pelaksana atau operator operasi dan pemeliharaan bangunan pengamanan

Modul Pelaksanaan Bangunan Pengamanan pantai I-1


pantai. Hal ini disebabkan karena setiap aspek operasi dan pemeliharaan akan
selalu diakhiri dengan tahapan pelaksanaan sehingga setiap pelaksana akan
dengan mudah bisa menentukan metoda pelaksanaan pemeliharaan yang sesuai
dengan kondisi di lapangan.

1.3 Kompetensi Dasar

Setelah peserta diklat mengikuti materi ini maka diharapkan peserta mempunyai
kemampuan untuk mengetahui dan memahami aspek pelaksanaan bangunan
pantai, sehingga bisa memperkuat keahlian setiap peserta dalam melaksanakan
kegiatan operasi dan pemeliharaan bangunan pengamanan pantai.

1.4 Indikator Keberhasilan

1. Mengetahui dan memahami aspek-aspek teknis dan non teknis terkait dengan
konstruksi bangunan pantai

1.5 Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

1. Uraian tentang pedoman konstruksi bangunan pantai

a. Penjelasan tentang ketentuan dan persyaratan

b. Penjelasan tentang proses pelaksanaan

c. Penjelasan tentang tahapan dan metoda pelaksanaan

1.6 Petunjuk Penggunaan Modul

1. Petunjuk bagi peserta diklat

a. Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara berurutan dan
kerjakan tugas yang telah disediakan.

b. Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan pada masing-masing


kegiatan berlatih.

c. Gunakan selalu baju lapangan (lengan panjang dan topi) ketika melakukan
kegiatan berlatih di lapangan (praktik).

d. Siswa berhak bertanya kepada pelatih jika menghadapi hal-hal yang tidak
dimengerti dari modul ini.

2. Petunjuk bagi pelatih

a. Memahami secara baik isi modul yang akan diajarkan, dapat dilakukan
melalui kaji widya.

Modul Pelaksanaan Bangunan Pengamanan pantai I-2


b. Sebagai fasilitator peserta dalam proses berlatih, tidak mendominasi proses
berlatih.

1.7 Bahan Belajar

Sebagai bahan belajar maka setiap pemberi materi akan memberikan bahan
belajar melalui bahan tayang (slide ppt), LCD, komputer/ laptop dan modul.

1.8 Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab dan diskusi

Modul Pelaksanaan Bangunan Pengamanan pantai I-3

Anda mungkin juga menyukai