Anda di halaman 1dari 5

39

BAB III
METODOLOGI

3.1 TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan adalah kegiatan sebelum memulai mengumpulkan data.
Pada tahap persiapan ini menyusun rangkaian atau kerangka kegiatan yang akan
dilakukan dengan tujuan agar waktu dan pekerjaan yang akan dilakukan bisa
efektif. Adapun susunan dari tahapan yang dilakukan meliputi :
1. Studi pustaka dari berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah
pengamanan pantai.
2. Menentukan data apa saja yang diperlukan untuk perencanaan pengamanan
pantai.
3. Mempersiapkan semua persyaratan administrasi yang dibutuhkan untuk
pengumpulan data dan pelaksanaan pembuatan tugas akhir.
4. Mendata semua instansi yang terkait dengan pembuatan tugas akhir ini.
5. Mendatangi langsung Pantai Suradadi untuk mendapatkan gambaran umum
lokasi secara langsung.

3.2 METODE PENGUMPULAN DATA

Agar perencanaan pengamanan pantai dapat berjalan dengan baik,
diperlukan data yang sesuai dengan kondisi pantai yang sesungguhnya. Data
tersebut kemudian akan dianalisis dan diolah sesuai dengan dasar teori yang ada.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Mendapatkan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, serta
mengolah data dari instansi yang terkait.
2. Mendapatkan data dengan cara survey langsung ke lokasi, dengan cara ini
akan mengetahui kondisi dilapangan yang sesungguhnya.





40

3.3 IDENTIFIKASI MASALAH

Setelah mendapatkan data data yang berhubungan dengan Pantai
Suradadi serta informasi dari berbagai pihak mengenai keadaan Pantai Suradadi
yang sebenarnya, kemudian dapat ditarik kesimpulan tentang masalah yang
sedang dihadapi Pantai Suradadi tersebut. Permasalahan yang timbul di Pantai
Suradadi adalah kerusakan pantai akibat abrasi

3.4 PENGUMPULAN DATA

Agar dalam pelaksanaan perencanaan pengamanan Pantai Suradadi dapat
berjalan dengan baik, perlu dilakukan pengumpulan data yang berupa :
1. Data Angin
Data angin yang ada berguna dalam menentukan distribusi arah angin
dominan dan kecepatan angin yang terjadi di lokasi. Data angin yang
digunakan didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kota Tegal
tahun 1997-2006.
2. Data Pasang Surut
Data Pasang surut diperlukan untuk menentukan HHWL, MHWL, MLWL,
LLWL dan MSL. Data tersebut sangat berguna untuk perencanaan bangunan
pengaman pantai. Data pasang surut yang kami gunakan berasal dari BMG
Maritim Semarang tahun 2002, 2003 dan 2006.
3. Peta Bathimetri
Peta Bathimetri berguna untuk mengetahui kedalaman dasar laut yang
berhubungan dengan perencanaan bangunan pengaman pantai. Pada
perencanaan ini menggunakan Peta Bathimetri yang berasal dari Bakosurtanal.
4. Data Tanah
Data tanah yang digunakan berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah
Teknik Sipil Universitas 17 Agustus Semarang. Berupa data tanah di muara
Sungai Ketiwon Kota Tegal, Karena tidak diperoleh data yang lebih
mendekati yakni kawasan pantai Suradadi Kabupaten Tegal.



41

3.5 ANALISIS DATA
Pada tahap analisis data dilakukan proses pengolahan data data yang
meliputi :
1. Analisis Data Angin
Data angin yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
mawar angin (windrose). Adapun langkah langkah pengerjaannya adalah
sebagai berikut :
a. Mengelompokkan data angin berdasarkan arah dan kecepatannya masing
masing.
b. Menghitung prosentase tiap-tiap arah dan kecepatannya dan disajikan
dalam bentuk tabel.
c. Membuat gambar windrose berdasarkan tabel yang telah dibuat.
d. Membuat perhitungan pembangkitan tinggi gelombang dengan fetch.
Dari analisis data angin ini diperoleh tinggi dan periode gelombang.
2. Analisis Data Pasang Surut
Dari data pasang surut yang ada dapat dibuat grafik HHWL, MHWL, MLWL,
LLWL, MSL.
3. Analisis Peta Bathimetri
Dari peta bathimetri yang ada dapat diperoleh kemiringan dasar pantai.
4. Analisis Data Tanah
Dengan adanya analisa ini kita dapat mengetahui daya dukung tanah pada
daerah itu untuk perencanaan bangunan pelindung pantai.

3.6 PEMILIHAN DAN PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG
PANTAI
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan dan perhitungan
bangunan pelindung termasuk juga di dalamnya gambar desain yang terdiri
atas gambar potongan, tampak, dan gambar detail. Beberapa bangunan yang
menjadi alternatif bangunan pelindung pantai adalah revetment, groin, dan
seawall. Sebelum menentukan bangunan yang akan digunakan sebagai
bangunan pelindung pantai, terlebih dahulu menganalisis penyebab terjadinya
abrasi di Pantai Suradadi, sehingga pemilihan bangunan pelindung pantai bisa


42

efektif. Langkah langkah dalam merencanakan bangunan pelindung pantai
akan disajikan dalam flowchart berikut ini :





























Gambar 3.1 Flowchart Pelaksanaan Tugas Akhir (Bagian 1)

Persiapan :
1. Studi Pustaka / Laporan Terdahulu
2. Survey Lapangan
MULAI
PERMASALAHAN ABRASI PANTAI :
1. Lahan hilang akibat abrasi
2. Perubahan garis pantai
3. Pemukiman warga pesisir tergenang air
STUDI PUSTAKA:
- Teknik Pantai, Bambang
Triatmojo,1999
- SPM, 1984
- Teknik Pantai, Yuwono,
1982
- HandBook of Coastal
Engineering, Herbich,
1999

PENGUMPULAN DATA
ANGIN
(Sumber : BMG Tegal)
PASANG SURUT
(Sumber : BMG
Maritim Semarang)
PETA BATHIMETRI
(Sumber :
Bakosurtanal)
TANAH
(Sumber : Lab. Mektan
Teknik Sipil UNDIP)
A N A L I S I S D A T A
WINDROSE
FETCH
TINGGI
GELOMBANG
HHWL
MHWL
MSL
MLWL
LLWL

KEMIRINGAN
DASAR PANTAI
DAYA DUKUNG
TANAH
1
ANALISIS PENYEBAB
KERUSAKAN
2


43
































Gambar 3.2 Flowchart Pelaksanaan Tugas Akhir (Bagian 2)
PEMILIHAN TIPE BANGUNAN PELINDUNG
LAJU SEDIMEN SEPANJANG PANTAI
YANG MENYEBABKAN EROSI
ENERGI GELOMBANG YANG BESAR
DI LEPAS PANTAI
ADANYA KONSTRUKSI VITAL
DI BELAKANG GARIS PANTAI
YANG HARUS DILINDUNGI
REVETMENT SEAWALL JETTY BREAKWATER GROIN
PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI
PERENCANAAN BANGUNAN
TINGGI BANGUNAN
LEBAR PUNCAK BANGUNAN PELINDUNG
KONTROL
STABILITAS
RENCANA ANGGARAN BIAYA
1. PENENTUAN HARGA SATUAN BAHAN MATERIAL
2. PENENTUAN HARGA SATUAN UPAH TENAGA KERJA
3. PENENTUAN HARGA SEWA ALAT
4. ANALISA VOLUME PEKERJAAN
5. ANALISA HARGA SATUAN
PEMBUATAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
SELESAI
1
TIDAK STABIL
STABIL
2

Anda mungkin juga menyukai