Anda di halaman 1dari 13

EKONO

MI
MARITI
M
Dosen Pengampu: Lade Albar Kalza,
S.K.M.,M.P.H.
KELOMPOK 6
PEMBAHASAN
01 02
Pengertian
Sumber Daya Migas
Ekonomi
dan Mineral
Maritim

03 04
Upaya Meningkatkan
Pariwisata
Ekonomi Maritim
Bahari
Indonesia
Pengertian Ekonomi Maritim Indonesia

Secara sederhana, ekonomi maritim adalah seluruh kegiatan ekonomi di pesisir


laut, dan wilayah sekitar laut. Beberapa kegiatan ekonomi maritim adalah
mencakup transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya,
pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.
Ekonomi maritim berbeda dengan ekonomi kelautan yang dilakukan di wilayah
pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam dan jasa-
jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Contoh kegiatan ekonomi maritim

• Menyediakan jasa penyeberangan kapal antar pulau dan antar negara


• Industri pembuatan kapal laut
• Industri reparasi kapal
• Industri logistik pengiriman barang melalui jalur laut
• Aktivitas perekonomian pelabuhan
• Jasa navigasi kapal
• Terminal peti kemas
• Jasa pergudangan laut
• Industri pembuatan senjata dan kapal perang.
Sumber Daya Migas dan Mineral
Laut selain menjadi sumber Pangan juga mengandung beraneka sumber daya energi. Kini,
para ahli menaruh perhatian terhadap laut sebagai upaya mencari jawaban terhadap
tantangan kekurangan energi di masa mendatang. Hasil penelitian Richardson pada 2008
menunjukkan bahwa sekitar 70 persen produksi minyak dan gas bumi berasal dari
kawasan pesisir dan lautan. Dari 60 cekungan yang potensial mengandung migas, 40
cekungan terdapat di lepas pantai , di pesisir, dan hanya enam di daratan. Potensi cadangan
minyak buminya 11,3 miliar barel dan gas 101,7 triliun kaki kubik. Selain itu, Indonesia
dapat memanfaatkan potensi laut sebagai sumber energi listrik. Yaitu, melalui teknologi
panas laut pasang surut, arus laut, angin, gelombang laut serta bioenergi dari ganggang
laut. Laut juga menyimpan kandungan bahan tambang dan mineral yang bernilai ekonomi
tinggi.
Pariwisata Bahari
Indonesia merupakan negara Maritim dan kepulauan terbesar di dunia dengan
potensi pembangunan (SDA dan jasa-jasa lingkungan/environmental services) yang
sangat besar, namun hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu
potensi sektor pembangunan yang belum dikembangkan secara optimal ialah
pariwisata bahari (marine tourism). Menurut undang-undang No 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan: “Wisata Bahari atau Tirta adalah usaha yang
menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan
prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai,
sungai, danau, dan waduk”
Kawasan wisata bahari Indonesia antara lain:

• Kepulauan Padaido, Biak, Papua


• Kepulauan Selayal, Takabone Rate, Sulawesi Selatan
• Pulau Nias dan Kepulauan Mentawai, Sumatera Utara
• Kepulauan Raja Ampat, Papua barat
• Kepulauan Ujung Kulon dan Anak Krakatau, Banten
• Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur
• Teluk Tomini, Kepulauan Tongean, Sulawesi Tengah
• Balerang, Kepulauan Riau
• Kepulauan Seribu, Jakarta
• Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur
Upaya untuk Meningkatkan Ekonomi Maritim di
Indonesia
Peningkatan pengembangan kegiatan ekonomi maritim diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Pengembangan
ekonomi maritim ini sangat diperlukan mengingat besarnya potensi ekonomi maritim
yang ada. Di Indonesia terdapat 3 (tiga) upaya pengembangan ekonomi maritim yang
perlu diterapkan, diantaranya:

a) Perubahan Basis Pembangunan Nasional


b) Memacu Percepatan Pengembangan Infrastruktur dan Ketersambungan Maritim
c) Regulasi Yang Sesuai Dengan Seluruh Pihak, Baik Dalam Negeri Atau Luar
Negeri
Secara umum, upaya pengembangan ekonomi maritim ini diarahkan
untuk bisa mencapai 4 tujuan, diantaranya:

1. Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan.


2. Peningkatan kesejahteraan semua pelaku usaha, terutamanya bagi para nelayan, pembudidaya
ikan, dan masyarakat lainnya dengan skala yang kecil.
3. Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.
4. Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa.

Upaya pengembangan sektor pariwisata bahari


Medlik dan Gunn dalam Diparta Jateng (1996), mengemukakan bahwa ada lima unsure yang dapat
dikembangkan dalam hubungannya dengan pengembangan pariwisata, yaitu:
1) Pengembangan obyek wisata
2) Pengembangan perjalanan wisata
3) Pengembangan transportasi wisata
4) Pengembangan perjalalanan wisata
5) Pengembangan pemasaran promosi wisata
Pariwisata merupakan fenomena yang kompleks bukan sekedar kegiatan dengan obyek utama industri
pelayanan yang melibatkan manajemen produk dan pasar, tetapi lebih dari itu merupakan proses dialog
antara wisatawan sebagai guest dan masyarakat lokal sebagai host. Gee dkk. (1984) menyatakan bahwa
sumberdaya yang dapat menjadi atraksi wisata berupa:
• Sumberdaya alam seperti iklim, pantai dan pegunungan
• Sumberdaya budaya berupa situs sejarah, museum, monument, theater dan masyarakat itu sendiri
• Fasilitas rekreasi seperti taman
• Event seperti karnaval
• Aktivitas spesifik seperti belanja
• Daya tarik psikologik seperti petualangan dan sebagainya

Boniface dan Cooper (1987), mengemukakan sumberdaya untuk kepentingan pariwisata memiliki
beberapa karakteristik yaitu:
• Kenampakan yang dapat dilihat (tangible features), dan bernilai ekonomis bagi industri pariwisata
• Sumberdaya pariwisata umumnya tidak dipergunakan secara sendiri atau ekslusif. Sumberdaya
tersebut merupakan bagian dari fungsi-fungsi lainnya seperti pertanian, danau, kehutanan atau
penduduk setempat
• Sumberdaya wisata mudah rusak (perishable), gampang terpengaruh (vulnerable) oleh perubahan-
perubahan dan tekanan wisatawan.
Upaya pengembangan sumber daya migas dan mineral
Untuk meningkatkan pengembangan ekonomi maritime dibidang sumberdaya migas dan
mineral adalah optimalisasi produksi lapangan-lapangan migas eksisting dengan
melakukan workover, infill drilling dan stimulasi serta memroduksikan kembali lapangan
marjinal dan sumur-sumur tua, percepatan pengembangan lapangan-lapangan migas
baru dan optimalisasi penerapan teknologi perolehan minyak tahap lanjut (Enhanced Oil
Recovery/EOR).
Peningkatan produksi migas juga diupayakan melalui peningkatan iklim investasi,
meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi peraturan-peraturan dengan instansi terkait
seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian Perhubungan dan Kementerian
Lingkungan Hidup serta menertibkan peraturan dan pungutan daerah yang membebani
biaya dan kelancaran operasi migas, bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah.
Kesimpulan
Ekonomi maritim adalah berbagai kegiatan perekonomian yang meliputi banyak bidang
yang berhubungan dengan transportasi laut, pembangunan serta pengoperasian pelabuhan,
dan tempat pembuatan serta perawatan perahu / kapal. Sumber Daya Migas Dan Mineral
menunjukkan bahwa sekitar 70 persen produksi minyak dan gas bumi berasal dari
kawasan pesisir dan lautan. Dari 60 cekungan yang potensial mengandung migas, 40
cekungan terdapat di lepas pantai, di pesisir, dan hanya enam di daratan. Negeri ini juga
belum mampu mentransformasikan sumber kekayaan laut menjadi sumber kemajuan dan
kemakmuran rakyat Indonesia.Indonesia bagaikan negara raksasa yang masih tidur.
Indonesia juga memiliki posisi strategis, antar benua yang menghubungkan negara-negara
ekonomi maju. Posisi geopolitis strategis tersebut memberikan peluang Indonesia sebagai
jalur ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk
mengoptimalkan/meningkatkan ekonomi maritimnya, baik dari segi migas dan mineral
maupun dari pariwisata bahari.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai