Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMK Negeri 1 Talawi dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga

pendidikan dan pelatihan di bidang teknika kapal penangkapan ikan, Agribisnis

Perikanan, Nautika Kapal Penangkapan Ikan, dan Teknik Pengolahan Hasil

Perikanan berupaya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada taruna-

taruni yang dapat menjadi modal bekerja nantinya setelah lulus. Untuk dapat

menciptakan tenaga yang terampil tingkat menengah, diperlukan kesesuaian

antara teori dikelas, praktek di bengkel sekolah dan praktek di dunia usaha dan

dunia industri (DU/DI).Oleh sebab itu, prakerin diadakan untuk menyesuaikan

pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di luar sekolah yakni dunia

industry. Jadi Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendiddikan keahlian

dan kejuruan yang memadukan secara sistematik dan siskronisasi antara program

pendidikan di sekolah dengan program penguasan dan aplikasi keahlian di

lapangan (DU/DI) sehingga mencapai keahlian yang lebih baik lagi. Tujuan

daripada prakerin di SMK Negeri 1 Talawi adalah sebagai berikut

Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki

tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan kebutuhan

lapangan pekerjaan.

• Meningkatkan efeksitas dan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan

tenaga kerja yang berkualitas.

1
• Memadukan program antara dunia pendidikan dan dunia kerja

(DU/DI).

• Memperkokoh Link and Match antara SMK dan dunia kerja (DU/DI).

• Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja.

Sesuai dengan program keahlian penulis yakni Nautika Kapal Penangkap

Ikan (NKPI) dan Teknika Kapal Penangkapan Ikan (TKPI), penulis melaksanakan

kegiatan di kapal KM.Putra Leo Mandiri di pelabuhan Juwana selama lebih

kurang 4 bulan. Penulis melakukan berbagai jenis kegiatan antara lain : Prinsip

kerja alat tangkap Purse Seine, berlayar.

Kegiatan penangkapan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk

memanfaatkan potensi perikanan yang ada di Indonesia. Dalam kegiatan

penangkapan diperlukan berbagai informasi tentang konstruksi dan pengoperasian

alat tangkap yang efektif, kondisi oseanografi, maupun mengenai tingkah laku

yang menjadi sasaran penangkapan. yang ada di laut harus dapat dimanfaatkan

dengan baik melalui proses penangkapan .

Secara garis besar di Indonesia terdapat 10 macam alat tangkap yang

sering yang digunakan yaitu seperti pukat udang, pukat kantong, pukat cincin,

jaring insang, jaring angkat, mata pancing, bubu, pengumpul kerang/rumput laut,

pukat ikan karang, dan tombak (Haxims, 2010), yang semuanya memiliki fungsi

masing-masing dan biasa digunakan pada daerah-daerah yang sesuai pula.

Merupakan kekayaan alam yang tidak habis-habisnya selama dapat mengelola

dengan baik karena di laut yang sangat luas terjadi kesadaran masyarakat akan

pentingnya laut semakin baik, berbagai proses perbaikan stok baik melalui

2
pertumbuhan fertilitas, migrasi ikan dan lain-lain. Ikan yang ada di laut ini harus

dapat dimanfaatkan dengan baik melalui proses penangkapan ikan. Untuk

melakukan penangkapan harus menggunakan alat tangkap yang sesuai dengan

karakteristik tingkah laku dan habitat ikan yang berada di laut tersebut (UMKM,

2010).

Setiap usaha penangkapan ikan di laut pada dasarnya adalah bagaimana

mendapatkan daerah penangkapan, gerombolan ikan, dan keadaan potensinya

untuk kemudian dilakukan operasi penangkapannya. Beberapa cara untuk

mendapatkan kawasan ikan sebelum penangkapan dilakukan menggunakan alat

bantu penangkap yang biasa disebut rumpin dan sinar lampu. Kedudukan rumpon

dan sinar lampu untuk usaha penangkapan ikan di perairan Indonesia sangat

penting ditinjau dari segala aspek baik ekologi, biologi, maupun

ekonomi.Rumpon digunakan pada siang hari sedangkan lampu digunakan pada

malam hari untuk mengumpulkan ikan pada titik/tempat laut tertentu sebelum

operasi penangkapan dilakukan dengan alat penangkap ikan seperti jaring, huhate

dsb (SIPUK, 2007).

Perairan Indonesia memiliki luas kurang lebih 5,8 juta Km² dengan garis

pantai sepanjang81.000 Km dengan potensi sumber daya terutama sumberdaya

ikan di laut yang cukup besar.Melihat karakter ikan yang ada di laut bergerak aktif

terutama ikan pelagis, maka alat tangkap purse seine sangat cocok untuk

menagkap ikan tersebut.

Purse seine di kenal sebagai jenis alat tangkap untuk ikan pelagis, yang

telah berkembang pesat di beberapa perairan terutama di perairan utara dan

3
selatan pulau jawa.Sesuai jenis ikan yang di tangkap.Purse seine merupakan alat

tangkap yang sangat penting.Purse seine sangat efesien dalam menangkap ikan

pada jumlah yang sangat besar sekaligus.Gerombolan ikan pelagis kecil maupun

besar.Kedalaman perairan yang dapat di capai oleh alat tangkap purse seine

adalah mencapai 150m, tergantung pada ukuran dan kontruksinya.

Berdasarkan itu semua maka penulis merasa tertarik untuk mengikuti

pengoprasian alat tangkap purse seine di pelabuhan perairan juwana pati jawa

tengah.Sehingga penulis dapat memberikan dan mengambil informasi baik kepada

nelayan ataupun pihak yang ingin meningkatkan hasil tangkapanya.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditulis oleh penulis di laporan ini hanya mencakup

tentang pekerjaaan melaksanakan Prakerin selama lebih kurang 4 (Empat) bulan

di kapal KM. Putra Leo Mandiri di pelabuhan Juwana, sebagai kapal penangkap

ikan.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan prakerin antara lain :

 Sebagai barang bukti bahwasanya telah melaksanakan Prakerin di lapangan

(DU/DI)

 Untuk mengetahui lebih dalam lagi prinsip kerja Alat tangkap Purse Seine.

 Untuk mengetahui prosedur perawatan dan perbacumi pada Alat tangkap

Purse Seine .

4
 Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang pelaksanaan Keselamatan dan

kesehatan kerja (K-3) sesuai dengan SOP.

 Mempererat hubungan antara sekolah dan dunia kerja.

D. Manfaat

Tulisan laporan prakerin diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca, antara lain :

 Menambah pengetahuan dalam melakukan perawatan dan perbaikan Alat

tangkap Purse Seine .

 Menghasilkan tenaga yang memiliki keahlian professional, yaitu tenaga

kerja yang memilki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang

sesuai dengan tuntunan lapangan krja atau dunia kerja

 Memahami tata cara pelaksanaan perawatan dan perbaikan Alat tangkap

Purse Seine .

 Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas dan professiona

 Memahami tata cara pelaksanaan perawatan dan perbaikan alat system

navigasi laut

 Memahami cara pembuatan laporan hasil pekerjaan.

 Menambah wawasan penulis untuk mengetahui sejauh mana dunia kerja di

laut

 Menambah pengalaman penulis di DU/DI

5
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dan PROSES KERJA PURSE SEINE

A. Sejarah Perusahaan

PT. Putra Leo Group adalah Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

perikanan dan kelautan, tepatnya alat tangkap perikanan di laut.PT. Putra Leo

Group merupakan usaha keluarga besar daripada pak didit.Pak didik merupakan

anak sulung di PT. Putra Leo Group yang diberi tanggungjawab untuk

mengembangkan usaha penangkapan ikan.Melalui tangan dingin dan kerja keras

pak didik, PT. Putra Leo Group berkembang dengan baik.PT.Putra Leo Group

terletak di desa bedar kecamatan juwana kabupaten pati propinsi jawa

tengah.Mengingat desa bedar terletak di pesisir dan mata pencarian masyarakat

sekitar adalah nelayan, maka dibentuklah suatu paguyupan atau suatu

perkumpulan para nelayan yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan

masyarakat sekitar.Dimana tujuan utamanya adalah setiap nelayan harus memiliki

kapal alat tangkap ikan yang modern.Seiring perkembangan zaman dan teknologi

maka PT.Putra Leo Group berkembang dan berubah nama menjadi PT. Putra Leo

Nusantara. Perubahan nama tersebut dikarenakan semakin banyaknya para

nelayan yang telah memiliki kapal alat tangkap ikan yang modern dan tergabung

dalan PT. Putra Leo Group. Itulah sebabnya PT.Putra Leo Group berubah nama

menjadi PT. Putra Leo Nusantara sampai saat ini.

6
B. Struktur Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Putra Leo Nusantara

Pimpinan : H. Didik Mardiyono

Ka. Ops dan Kepegawaian : Frans Sudiyarto, S. St.Pi

Alamat : Jl. Rembang Juwana KM. 2 Juwana – Pati,

Jawa Tengah

Bidang Usaha : Perikanan

Nama Kapal : KM. Putra Leo Mandiri

Ton Gross : 100 GT

Nahkoda : Hajati

C. Lokasi Perusahaan

Yang diikuiti pada saat prakerin adalah KM. Putra Leo Mandiri dan tata

letak praktek kerja industri perikanan adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Juwana, dengan keadaan cuaca secara umum sama dengan cuaca

disekeliling equator, angin beraturan, panas, curah hujan banyak, dan kondisi

perairan cukup tenang karena berjalur dengan sungai/kali silungogo, menuju

kekawasan timur kelautan lepas.

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri bagi para Taruna di dunia industri atau

dikapal ikan dilaksanakan selayaknya sebagai awak kapal atau seperti awak kapal

lainnya. Sesuai acuan pada jadwal kegiatan Praktik Kerja Industri di industri atau

kapal penangkapan ikan, penulis melaksnakan kegiatan Praktik Kerja Industi

hanya dilaksanakan selama (4) empat bulan, yang mana selama empat bulan

7
tersebut taruna melaksanakan kegiatan penangkapan ikan di fishing ground dan

kegiatan bongkar muat.

Adapun tempat Praktik Kerja Industri taruna jurusan Nautika Kapal Penangkap

Ikan (NKPI) yaitu “PT. Putra Leo Nusantara” Jalan Perumahan Desa Bendar

Juwana Pati Jawa Tengah.

Gambar 1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Juwana Pati

D. Alat Tangkap Jaring Cincin (Purse Seine)

Jaring cincin atau biasa disebut dengan “purse seine “ adalah alat tangkap

yang dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol seperti :

kembung, lemuru, layang, tongkol, cakalang, dan lain sebagainya. Pada dasarnya

pukat cincin dibuat dari beberapa lembar jaring yang berbentuk segi empat atau

hampir, yang gunanya untuk menggurung gerombolan ikan kemudian tali kerut

(purse line) di bagian bawah jaring ditak sehingga jaring itu menyerupai kantong

8
yang besar dan ditarik keatas kapal pada salah satu sisinya atau kedua sisinya

sehingga kantong semakin mengecil dan ikan dapat dipindahkan ke atas dek.

Jaring merupakan dinding yang tidak dapat ditembus oleh ikan, sehingga ikan

terkurung di dalam kantong (bunt) purse seine.Alat tangkap ini merupakan alat

tangkap yang selektif, yaitu dengan mengatur ukuran mata jaring (mesh size)

sehingga ikan-ikan yang kecil dapat meloloskan diri.

Purse seine dibagi menjadi dua, yaitu:

• Purse seine dengan kantong (bunt) di tenggah .

Pada purse seine kantong di tenggah biasanya penarikan jaring

dilakukan dari ke dua ujungnya, purse seine ini biasanya ditarik

dengan tenaga manusia.

• Purse seine dengan kantong di pinggir.

Purse Seine kantongnya di pingging biasanya ditarik dengan mesin

penarik (power block) yang digerakan dengan hidrolik.Pengoperasian

purse seine dapat dilakukan dengan satu buah dan dua buah kapal, hal

ini tergantung dari ukuran kapal, ukuran jaring, dan jenis hasil

tangkapan. Pukat cincin atau lazim disebut dengan “purse seine”

adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari lembaran jaring

berbentuk segi empat pada bagian atas dipasang pelampung dan bagian

bawah dipasang pemberat dan tali kerut (purse line) yang berguna

untuk menyatukan bagian bawah jaring sehingga ikan tidak dapat

meloloskan diri dari bawah (vertikal) dan samping (horizontal),

biasanya besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan

9
ditangkap. Ukuran benang dan mata jaring tiap-tiap bagian biasanya

tidak sama. Disebut dengan pukat cincin sebab pada jaring bagian

bawah dipasangi cincin (ring) yang berguna untuk memasang tali kerut

(purse line) atau biasa juga disebut juga tali kolor.Purse seine

dinamakan demikian karena sifat alat tangkap yang menggurung

gerombolan kemudian tali kerut (purse line) ditarik sehingga jaring

membentuk kantong yang besar, sehingga ikan-ikan terkurung.Purse

seine memiliki bentuk umum dan bagian-bagian yang sama

walaupun ada bermacam-macam purse seine.

E. Pengoperasian Purse Seine

Hal-hal yang harus dilakukan sebelum dan pada saat pengoperasian antara

lain:

 Persiapan

Sebelum kapal berangkat meninggalkan pelabuhan, kapal harus mempersiapkan

segala perbekalan yang akan diperlukan selama berlayar atau melakukan operasi

penangkapan ikan. Persiapan didarat adalah persiapan yang dilakukan didarat,

meliputi persiapan dokumen-dokumen penting yang harus berada diatas

kapal,antara lain :

• Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)

• Surat Ukur Kapal

• Surat Izin Berlayar (SIB)

• Pas Tahunan Sementara Kapal Penangkapan Ikan

10
• Surat Kecakapan Nakhoda

• Surat Kecakapan Masinis (kuanca)

• Buku Harian Kapal

• Sijil Awak Kapal,Dan lain-lain.

Persiapan lain adalah persiapan perbekalan untuk kapal dan ABK. Persiapan

operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun persiapan yang

harus dilakukan antara lain adalah :

1. Bahan bakar

2. Minyak pelumas

3. Bahan makanan

4. Penerangan

5. Minyak tanah

6. Peralatan navigasi (peta laut, kompas,teropong, satelit navisasi/GPS, )

7. Persiapan motor – motor (motor induk dan motor bantu)

8. Menyusun alat tangkap

Penyusunan alat tangkap sebelum kapal purse seiner (kapal penangkap

ikan dengan purse seine) merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan.

Penyusunan jaring di atas dek kapal biasanya disusun pada : samping kiri,

samping kanan, atau buritan kapal. Penempatan alat tangkap di atas kapal ini

disesuaikan arah putaran baling-baling kapal.Pada kapal dengan baling-baling

kapal putar kiri (dilihat dari buritan kapal) biasanya pukat cincin diletakan di sisi

kiri, pada kapal dengan baling-baling putar kanan alat tangkap diletakan di sisi

11
kanan kapal, sedangkan penyusunan di buritan kapal dapat dilakukan pada kapal

baling-baling putar kiri maupun kanan.

Gambar 2 Penyusunan Jaring Di Sisi (Lambung) Kanan Kapal

Gambar 3. Penyusunan Jaring Di Sisi (Lambung) Kiri Kapal

12
Gambar 4. Penyusunan Jaring Di Buritan (Dek Belakang)

 Waktu Penurunan

Penangkapan dengan purse seine biasanya dilakukan pada sore (setelah

matahari terbenam sampai dengan pagi hari (menjelang matahari terbit), kadang

kala dilakukan siang hari.Waktu penangkapan ini berhubungan dengan

berkumpulnya ikan di alat penggumpul ikan (rumpon dan lampu). Pada saat

malam ikan-ikan pelagis yang menjadi target penangkapan biasanya kumpul

bergerombol di daerah sekitar rumpon, sehingga pada saat ini paling tepat purse

seine dioperasikan. Tetapi ada pula operasi penangkapan tidak menggunakan

rumpon tetapi mencari gerombolan ikan yang ada dengan menggunakan alat bantu

pencari ikan/SONAR (Sound Navigation and Ranging) yaitu suatu alat yang dapat

dipergunakan untuk mengetahui keberadaan gerombolan ikan di dalam laut. Pada

umumnya para nelayan mengoperasikan 2 s/d 4 kali sehari, hal ini tergantung dari

jumlah ikan yang tertangkap.Bila hasilnya banyak maka operasi penangkapan

sampai dengan penyimpanan hasil ke dalam palkah relatif membutuhkan waktu

yang lama, sehingga dalam satu hari hanya melakukan dua kali

penangkapan.Demikian sebaliknya bila hasil tangkapan sedikit maka operasi

13
penangkan sampai dengan penyimpanan memerlukan waktu yang sedikit pula,

sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan purse seine lebih dari empat kali.

 Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

Daerah penangkapan atau lazim disebut “ fishing ground” adalah suatu daerah

dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan.

Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu :

1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan

2. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol

3. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring.

Operasi penangkapan yang membutuhkan rumpon sebagai alat bantu

menangkap ikan, maka kapal penangkap tersebut setelah sampai daerah

penangkapan yang diinginkan maka rumpon diturunnkan ke dalam perairan dan

diberi pelampung tanda kemudian ditinggalkan, biasanya nelayan membawa lebih

dari satu rumpon. Tetapi ada pula rumpon tidak ditinggalkan, setelah kapal lego

jangkar (menurunkan jangkar) rumpon diturunkan ke dalam air kemudian

diikatkan satu buah di haluan di haluan dan satu buah di buritan kapal.Lampu

penerangan (listrik atau minyak tanah) dinyalakan di sekeliling kapal sehingga

kapal tersebut sanggat terang, maksudnya supaya ikan bergerombol di sekitar

kapal. Penggunaan Sonar untuk mencari gerombolan ikan pada kapal penangkap

sanggat diperlukan tetapi cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat dengan

memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :

1. Burung menyambar-nyambar ke permukaan air laut

14
2. Ikan-ikan yang melompat-lompat

3. Di permukaan laut terliahat ada buih-buih atau percikan air laut

4. Adanya riak-riak di permukaan

5. Warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya

 Penurunan Alat Tangkap (Setting)

Setting biasanya dilakukan satu kali pada pukul 05.00 pagi hari sampai dengan

selesai. Adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut :

• Menarik rumpon yang telah di pasang di haluan kapal

• Menurunkan sampan atau perahu kecil yang di pasang lampu sambil

membawa rumpon bantu.

• Mematikan lampu galaxy dan semua lampu lainnya.

• Kapal maju bergerak melingkari gerombolan ikan, patokan lampu yang

berada disampan, kecepatan kapal 6 knot.

• Setelah posisi kapal baik, baru menurunkan pelampung utama dengan

lampu kedip kecepatan kapal di tambah menjadi 7 knot.

• Bagian jaring lainnya mulai turun mengikuti pergerakkan kapal.

• Kapal bergerak melingkari gerombolan ikan sampai menemukan

pelampung utama dengan lampu kedip.

Operasi Penangkapan Ikan dengan Purse seine di mulai dengan menurunkan

alat tangkap.Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum setting yaitu :Arah

angin,arus,arah renang gerombolan ikan,arah datangnya sinar

matahari.Kedudukan kawanan ikan dan jaring harus berada diatas angin,sehingga

15
kapal berada dibawah angin. Dengan demikian kapal akan menjauhi jaring.

Sedangkan terhadap arus sebaliknya,jaring dan kawanan ikan di bawah arus

sedangkan kapal berada diatas arus.Jaring menghadap kedepan terhadap gerakan

kawanan ikan.

Operasi penangkapan ikan dengan Purse seine pada siang hari harus

memperhatikan arah datangnya sinar matahari,yaitu jaring dan kawanan ikan

harus diletakan kearah datangnya sinar matahari.Setting diawali dengan

menyatukan tali kerut dengan tali ujung sayap dan kemudian diikatkan pada

sebatang bambu yang diberi pelampung,pada operasi penangkapan tanpa

menggunakan skiff boat pelampung ini dibawa oleh seseorang yang berenang

mencebur ke laut.Adapun kegiatan setting adalah sebagai berikut :

 Mula-mula rumpon diangkat keatas kapal,pada saat itu lampu penerangan

di matikan dan digantikan dengan lampu bantu yang diturunkan dengan

pelampung disertai dengan rumpon bantu (rumpon yang tidak

dijangkarkan kedasar perairan).

 Rumpon bantu akan hanyut menjauhi kapal,kira-kira 30 m dari kapal,maka

kapal mengangkat jangkar dan menjauhi rumpon sejauh lebih kurang 50

m.

 Kapal bergerak dengan kecepatan penuh mengelilingi rumpon dengan

jarak 50 m sebanyak satu sampai dua kali putaran.

 Setelah sesuai posisi yang tepat,seseorang yang memegang tiang bambu

diperintahkan turun keair.

16
 kapal tetap melingkari rumpon tersebut menuju ke orang yang memegang

tiang tersebut.

 setelah dengan pemegang tiang tersebut kapal berjalan lambat dan mesin

stop ketika tiang diambil keatas kapal.

Ikan-ikan akan bergerombol di sekitar rumpon yang diberi penerangan telah

terlihat padat maka operasi penangkapan dapat dilaksanakan. Pertama adalah

melepas rumpon dari haluan kapal, rumpon yang di buritan dinaikan ke atas

kapal.Rumpon yang dilepas dan diberi tanda serta penerangan, kemudian kapal

hibob jangkar (menaikan jangkar) menjauhi rumpon sampai dengan jarak yang

optimum untuk melingkari gerombolan ikan di sekitar rumpon. Operasi

penangkapan dengan purse seine perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut :

 Arah angin

Yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada dimana arah angin

datang sedangkan kapal penangkap berada setelah alat tangkap. Sehingga

kapal tidak akan masuk ke dalam lingkaran purse seine,sebab kapal lebih

cepat terbawa angin dibandingkan dengan alat tangkap.

17
Gambar 5. Kedudukan Alat Tangkap Terhadap Angin

 Kuat Arus

Kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus berada di atas arus sehingga

alat tangkap tidak hanyut di bawah kapal, sehingga menyulitkan penarikan

alat tangkap ke atas dek kapal.

 Arah Pergerakan Gerombolan Ikan

Jaring harus menghadang arah pergerakan gerombolan ikan sehingga ikan

yang telah dilingkari tidak dapat meloloskan diri. Jaring diturunkan di

depan gerombolan ikan sehingga setelah selesai setting kapal berada di

belakang gerombolan ikan.

Gambar 6. Kedudukan Alat Tangkap Terhadap Arah Pergerakan Ikan

 Arah datangnya sinar matahari

Operasi penangkapan pada siang hari harus memperhatikan arah

datangnya sinar matahari, sebab bila penempatannya tidak sesuai maka

18
gerombolan ikan akan memencar sehingga operasi penangkapan tidak

berhasil. Terhadap datangnya sinar matahari alat tangkap harus diletakan

sesuai dengan datangnya sinar matahari dan kapal berada berlawanan

dengan datangnya sinar matahari.Setelah penggaruh-penggaruh tersebut

dipertimbangkan dan mencapai jarak dengan gerombolan yang diinginkan

maka pelingkaran jaring dapat dimulai.

Gambar 7. Kedudukan Kapal Penangkap Terhadap Arah Sinar Matahari

Adapun urut-urutan penurunan jaring sebagi berikut:

1. Ujung-ujung tali ris (atas dan bawah) disatukan dengan tali kerut,

kemudian diberi pelampung tanda dan pelampung tersebut di bawa terjun

kelaut oleh seorang anak buah kapal (ABK), pada kapal yang beroperasi

dengan dua kapal ujung tersebut di bawa oleh kapal yang tidak membawa

alat tangkap dan kapal yang satunya membawa alat tangkap.

19
2. Setelah itu maka kapal penangkap akan melingkari gerombolan ikan

dimulai dengan menurunkan : jaring, pelampung, pemberat, dan cincin,

menuju ke arah pelampung tanda atau kapal pembawa ujung jaring awal,

bagi purse seine yang dioperasikan dengan dua buah kapal. Kapal dengan

baling-baling putar kanan maka arah pelingkaran jaring ke arah kanan dan

sebaliknya kapal dengan balin-baling putar kiri pelingkaran jaring ke arah

kiri

3. Pada saat pelingkaran sudah selesai maka ujung jaring yang satu dinaikan

ke kapal penangkap dan selanjutnya tali kerut ditarikk hingga cincinnya

terkumpul demikian juga jaring bagian bawah sudah terkumpul menjadi

satu di atas dek. Dengan demikian ikan-ikan sudah terkurung di dalam

jaring.

 Pengangkatan Alat dan Hasil Penangkapan

Pada keadaan tali kerut sudah ditarik cincin dan jaring bagian bwah sudah

terkumpul menjadi satu, maka:

1. Penarikan badan jaring dimulai dari ujung-ujung sayap, hal ini dilakukan

pada purse seine yang menggunakan kantong yang di tenggah-tenggah

jaring atau yang ditarik oleh tenaga manusia. Tetapi pada purse seine yang

ditarik dengan tenaga hidrolik (power block), biasanya kantong dibuat

pada salah satu ujung sayap. Penarikan jaring dilakukan mulai dari ujung

sayap yang tidak berkantong. Penarikan dilakukan dengan melepas ring

20
dari badan jaring, tetapi pada purse seine yang ditarik manusia cincin tidak

dilepaskan.

2. Setelah bagian wing, midle, shoulder naik keatas kapal, maka ikan ikan

terkurung pada bagian bunt yang relatif lebih sempit. Kemudian ikan

dinaikan ke atas kapal dengan memaki serok sampai dengan ikan-ikan

yang ada di dalam bunt terambil semua.

3. Bagian yang masih berada di dalam air di naikan keatas kapal dan disusun

kembali sehingga kapal siap setting.

4. Ikan hasil tangkapan dicuci bersih dan di simapan ke dalam palkah

pendingin. Cara penangan ikan di atas kapal dapat dilihat pada modul

penangan hasil tangkap.

Cara yang digunakan dalam penanganan hasil tangkapan pada saat di atas KM.

Putra Leo Mandiri yaitu sebagai berikut :

• Ikan-ikan disortir sesuai dengan jenisnya.

• Setelah penyortiran,ikan disiram dengan air laut,untuk menghilangkan

darah dan kotoran yang menempel pada ikan

• Ikan yang sudah bersih ,maka dimasukan kedalam kotak yang berisi es

curah dan setelah itu disimpan kedalam palka.

Pada umumnya ikan yang tertangkap oleh alat jaring purse seine adalah ikan

ikan bergerombol yang hidup dipermukaan air laut (pelagis) serta bersifat

phototaksis positif yakni tertarik terhadap cahaya pada malam hari, ikan yang

tertangkap yakni:

21
• Kembung (Rastrelliger spp)

• Selar/regak (Selaroides spp)

• Cakalang (Katsuwonus Pelamis)

• Tongkol (Auxis Thazard)

• Tuna (Thunnus Albacores)

• Layang (Decapterus Ruselli)

• Tenggiri (Scomberomus Commersoni)

• Ikan Bawal Hitam ( Formio niger )

• Ikan Layur ( Tricliurus savala )

• Ikan-ikan (Loligo sp)

F. ALAT NAVIGASI KAPAL dan ALAT KOMUNIKASI KAPAL

Alat Navigasi kapal merupakan suatu yang sangat penting dalam

menentukan arah kapal, Pada zaman dahulu kala Untuk menentukan arah kapal

berlayar tidak jauh dari benua atau daratan.

alat komunikasi kapal digunakan untuk berhubungan antara awak kapal yang

beada pada satu kapal, atau dapat di gunakan untuk komunikasi dengan kapal lain,

dan atau berkomunikasi dengan darat.

Zaman dulu navigasi kapal atau arah tujuan kapal dilakukan dengan

melihat posisi benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit,

nah lho kira-kira gimana ya klo langit langit mendung. pasti jadi susah

menentukan arah tujuan kapal untuk zaman sekarang lebih mudah dengan alat-alat

navigasi kapal modern.

22
Sekarang kapal ikan akan dibahas tentang alat navigasi kapal, ini dia alat-alat

navigasi kapal, antara lain :

• MARINE RADAR Navigasi kapal

Alat navigasi Kapal laut modern sekarang dilengkapi dengan alat

navigasi kapal berupa marine radar untuk mendeteksi kapal lain, cuaca/

awan yang dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang

ada di depan kapal.

Gambar 8. Marine radar alat navigasi kapal

• Radar

Gambar 9. Radar

23
RADAR merupakan singkatan dari radio detection and ranging (ini bahasa

menurut bahasa daerah saya).radar merupakan suatu sistem yang digunakan untuk

mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan

hujan.Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah

dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding).Gelombang radio kuat

dikirim dan sebuah penerima mendengar gema yang kembali.Dengan menganalisa

sinyal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan lokasinya dan kadang-

kadang ditentukan jenisnya.Walaupun sinyal yang diterima kecil, tapi radio sinyal

dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat.(alat navigasi kapal) sebagai pelaut

kita dapat mengubah kekuatan Gelombang radio radar yang diproduksi dan

mendeteksi gelombang yang lemah, dan kemudian diamplifikasi( diperkuat )

beberapa kali. Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi objek jarak jauh

yang tidak dapat dideteksi oleh suara atau cahaya.Penggunaan radar sangat luas,

alat ini bisa digunakan di bidang meteorologi, pengaturan lalu lintas udara, deteksi

kecepatan oleh polisi, dan terutama oleh militer.

Marine radar dengan Automatic Radar Plotting Aid (ARPA)

kemampuan dapat membuat trek menggunakan kontak radar. Sistem ini dapat

menghitung saja tracking, kecepatan dan titik terdekat pendekatan (CPA),

sehingga tahu jika ada bahaya tabrakan dengan kapal lain atau daratan.

Alat navigasi kapal ARPA khusus memberikan presentasi dari situasi

navigasi kapal pada saat iitu dan dapat memprediksi navigasi atu ararah kapal

beberapa saat kemudian dengan menggunakan teknologi komputer.alat navigasi

kapal ARPA dapat memperhitungkan risiko tabrakan kapal, dan memungkinkan

24
operator untuk melihat manuver kapal.berikut ini adalah fungsi alat navigasi

ARPA :

a. Dapat menuntukan arah navigasi kapal dengan persentasi RADAR

KAPAL

b. OTOMATIS akuisisi target akuisisi ditambah manual. Digital membaca

target diakuisisi yang menyediakan course kapal speed atau kecepatan

kapal, range, bearing, closest point of approach (CPA, and time to CPA

(TCPA).

c. Kemampuan untuk menampilkan informasi tabrakan penilaian langsung

pada PPI, dengan menggunakan vektor (benar atau relatif) atau Prediksi

grafis Luas Bahaya (PAD) layar.

d. Kemampuan untuk melakukan manuver kapal, termasuk perubahan. Tentu

saja, perubahan kecepatan, dan tentu saja gabungan / perubahan kecepatan.

Otomatis stabilisasi tanah untuk keperluan navigasi.

e. ARPA proses informasi radar jauh lebih cepat dari radar konvensional

namun masih tunduk pada keterbatasan yang sama.

f. Data ARPA seakurat data yang berasal dari input seperti giro dan log

kecepatan kapal.

25
Gambar 10. Radar

Alat bantu pemantau kapal ”Vessel Monitoring Aid” (VMA) melalui

pemanfaatan alat bantu navigasi RADAR dan GPS radio buoy sebagai identifikasi

kapal di laut dan hasil rancang bangun jaringan komunikasi data antar kapal yang

sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan. Dengan membangun jaringan

transmisi komunikasi data melalui frekwensi radio yang sekaligus dapat mengirim

kode identitas dan status berdasarkan GPS kapal ikan pengirim data serta jaringan

penerima komunikasi data melalui frekwensi radio yang sekaligus dapat

mengenali langsung identitas kapal ikan pengirim data.

Konsep pemantauan kapal perikanan tersebut memiliki perangkat piranti

lunak sistim operasional alat bantu pemantau kapal ikan dan dapat menguji

kemampuan dan kapasitas komunikasi data antara data transmitter yang dipasang

pada kapal ikan dengan data receiver yang di pasang di Kantor BBPPI Semarang.

Salah satu fasilitas atau fitur yang terpasang dan dapat digunakan adalah layanan

26
'pesan singkat' atau short message services, fitur dalam aplikasi piranti lunak

VMA dapat dipergunakan dalam untuk komunikasi singkat antara stasiun dan

client kapal perikanan.

• Satelit

Satelit alat navigasi kapal adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang

disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik

kapal dipermukaan bumi atau di lautan.Salah satu satelit navigasi yang sangat

populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik

Rusia.Bila pandangan antara satelit navigasi kapaldan penerima di tanah tidak ada

gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa

diperoleh data posisi kapal di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter

dalam waktu nyata.Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit

komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.

Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi kapal adalah Global

Positioning Satelite/GPS kapal adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi

koordinat bumi secara tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari

satelit.Perangkat GPS kapal modern menggunakan peta sehingga merupakan

perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di laut, sungai dan danau serta

pesawat udara.kapal tanpa alat navigasi gps bagaikan sayur tanpa garam.

27
Gambar 11. GPS

• Peta

Alat navigasi kapal yang ketiga adalah peta, peta merupakan perlengkapan

utama dalam pelayaran kapal bentuk dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan

atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan

perbandingan/skala tertentu.atau dengan kata lain representasi dua dimensi dari

suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut

kartografi.

Gambar 12. Peta

28
a. Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :

• Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal

• Proyeksi Kerucut

• Proyeksi Silinder

b. Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :

• Proyeksi normal

• Proyeksi miring

• Proyeksi transversal

c. Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan:

• Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan

besarnya sudut

• Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan

besarnya panjang jarak

• Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan

besarnya luas suatu daerah pada bidang -lengkung

• Kompas

Alat Navigasi Kapal yang ke-4 adalah kompas, Kompas adalah alat navigasi

kapal untuk menentukan arah kapal berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang

bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas

memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang

29
navigasi.Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat.

Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan

lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan

perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien

dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk

menentukan arah navigasi kapal.

Gambar 13. Kompas

Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan

terjadi di Cina dan diuraikan dalam buku Loven Heng.Di abad kesembilan, orang

Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum

yang berputar.Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang Cina dan kemudian

memperdagangkannya. Tetapi baru pada tahun 1877 orang Inggris, William

Thomson, 1st Baron Kelvin(Lord Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima

oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul dari

deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.

30
Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.

• Utara (disingkat U atau N)

• Barat (disingkat B atau W)

• Timur (disingkat T atau E)

• Selatan (disingkat S)

• Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)

• Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)

• Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)

• Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)

Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas

bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa

dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan

jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang

digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas

digunakan untuk menentukan utara sejati.

Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian

terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan

bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat

laut.menurut jenisnya kompal sebagai alat navigasi kapal di bagi menjadi 2 yaitu,

kompas analog dan digital (silahkan langsung aja deh tanya mbah google).

nah ini di gambar kompas kapal

31
BAB III

KESIMPULAN dan SARAN

• Kesimpulan

Dari uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pelaut harus

mampu mengetahui Cara kerja alat tangkap Purse Seine dan prinsip kerja alat

navigasi pada kapal. Banyaknya jenis ikan dengan segala sifatnya yang hidup di

perairan yang lingkungannya berbeda-beda, menimbulkan cara penangkapan

termasuk penggunaan alat penangkap yang berbeda-beda pula.

            Sehingga dengan adanya alat tangkap mempermudahkan kita dalam

memanfaatkan potensi laut guna memenuhi kebutuhan kita akan sumber protein

dari ikan dan sebagai pelengkap makanan pokok.

Demikianlah kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis, adapun kritik dan

saran yang membangun, punulis sangat mengharapkannya.

• Saran

Adapun saran-saran yang dapat dibercumi antara lain :

1. Kepada sekolah : Agar sudi kiranya dalam pelaksanaan

prakerinselanjutnya lebih memberikan persiapan yang mapan agar tidak

mencemarkan almamater, baik kompetensi keahliannya maupun

pembuatan laporan.

2. Kepada Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) : diharapkan untuk lebih

memberikan arahan dan bimbingan di lapangan sehingga kelak setelah

lulus penulis dapat diterima di lapangan industry tersebut.

32
3. Kepada Junior / adek kelas : Agar lebih tekun lagi dan giat untuk

melaksanakan pembelajaran baik dikelas maupun di bengkel sekolah demi

berkesinambungannya hubungan antara DU/DI dengan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, A.U, 1976. Metode Penangkapan Ikan. Bagian Teknik Penangkapan

Ikan. Institut Pertanian Bogor

Alirezo Subroto. M, 2014. Teknika Kapal Penangkap Ikan. Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.

Sudirman dan Mallawa, 2012. Teknik Penangkapan Ikan Edisi Revisi 2012.

Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 211 hal.

33

Anda mungkin juga menyukai