Anda di halaman 1dari 17

1|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN

PROPOSAL USAHA
USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP JENIS HUHATE
(POLE AND LINE) BERBASIS DI DAERAH MALUKU UTARA

Diajukan Oleh:

Kelompok 11
(Alih Jenjang)

1. I Putu Yoga Iswara Putra (5822114807)


2. James Bagensa (58221114808)
3. Jibran Karim (58221114809)
4. Muhammad Rohmatul Akbar (58221114810)
5. Rifaldo Stenli Doni Ndolu (58221114813)
6. Syahrial Hamdani (58221114816)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN


POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
2023
PRAKATA

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan nikmat kesehatan dan kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal perencanaan usaha penangkapan ikan ini dengan baik. Proposal ini disusun
dengan tujuan untuk mengajukan perihal rencana usaha yang disusun dalam proposal ini
sehingga dapat terealisasi. Pengajuan proposal usaha ini juga dimaksudkan agar
pembaca dapat memahami rancangan yang telah kami buat secara menyeluruh. Atas
perhatian dan bantuan semua pihak, kami ucapkan terimakasih banyak.

Tidore, 2023

Penulis

1|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan informasi Gubernur Maluku Utara yang dilansir pada malutprov.go.id
(17/5/2022), Maluku Utara merupakan provinsi kepulauan, dan mempunyai luas laut
79% dan luas daratan 30% serta mempunyai 4 wilayah Pengelolaan Perikanan, antara
lain WPP 714, 715, 716, 717, dan mempunyai potensi sebesar 1,4 juta ton per tahun.
Sektor Perikanan di Maluku Utara memiliki banyak komoditas di laut. Dimana,
komoditas yang diangkat adalah Tuna, Cakalang, Tongkol atau TCT. Pada tahun 2021,
hasil tangkapan perikanan di Maluku Utara mencapai 350 ribu ton, disamping itu ada 14
Pelabuhan Perikanan yang berada di Maluku Utara, nilai ekspor perikanan pada tahun
2021 Maluku Utara telah mencapai 3.203 juta dolar. Ini membuktikan bahwa potensi
Perikanan di Maluku Utara sangat melimpah.
Huhate (Pole and Line) adalah alat tangkap yang terdiri atas joran atau bambu, tali
pancing dan mata pancing. Alat tangkap ini khusus dipakai untuk menangkap cakalang
(Katsuwonus pelamis), sehingga seringkali juga disebut pancing cakalang (Abdullah,
2011). Sebagai alat tangkap, pole and line termasuk alat tangkap yang selektif karena
pada umumnya hanya menangkap ikan jenis cakalang saja. Selain itu, jika diamati dari
cara pengoperasian dan cara penangkapan, alat tangkap pole and line (huhate) termasuk
alat tangkap yang bersifat ramah lingkungan. Ikan yang biasanya menjadi target
tangkapan pole and line adalah kategori pelagis besar yaitu cakalang, namun adakalanya
tuna berukuran kecil atau tongkol juga tertangkap.
Kapal pole and line umumnya telah dikenal oleh para nelayan sebagai
kapal huhate karena dilengkapi dengan bak umpan hidup (life battank), sistem
percikan air (spray water), Huhate (Pole and line) dan Palka ikan (fish hold),
namun penggunaan kapal tersebut oleh para nelayan masih secara tradisional, baik
dari bentuk serta ukurannya masih belum sempurna, oleh karena rancang bangun kapal
tersebut tanpa didukung dengan rancangan desain yang tepat. Kapal Pole and line
adalah kapal dengan bentuk stream line dan mampu berolah gerak, lincah, dan tergolong
kapal yang mempunyai speed service yaitu diatas 10 knot dengan stabilitas yang baik
untuk mengejar gerombolan ikan, yakni kapal tersebut sambil olah gerak menangkap
ikan, (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994). Oleh karena itu, dengan sumberdaya
perikanan yang melimpah dan hasil tangkapan yang menjanjikan untuk pengoperasian

2|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


Huhate di perairan Maluku, maka dapat menjadi peluang pengembangan usaha
penangkap ikan di daerah Maluku Utara.

1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan usaha pembuatan kapal penangkap ikan jenis huhate ini yaitu :
a. Mengoptimalkan potensi perikanan dan sektor penangkapan ikan di Provinsi
Maluku Utara;
b. Mengembangkan perekonomian penangkapan dengan alat tangkap pole and line
sebagai usaha penangkapan ikan di daerah Maluku Utara;
c. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Provinsi Maluku Utara.

1.3 Manfaat
Secara umum kegiatan ini bermaksud untuk memberikan peluang kerja terhadap
masyarakat di daerah Maluku Utara serta memanfaatkan kesempatan pengembangan
usaha penangkapan ikan pole and line dengan memperhatikan peluang yang ada di
daerah Maluku Utara sehingga dapat menjadi pemasukan secara berkelompok.

3|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


II. GAMBARAN UMUM USAHA
2.1 Profil Usaha
Usaha yang akan dilaksanakan adalah usaha yang bergerak di bidang perikanan
tangkap dengan skala industri yang dimana penangkapan dilakukan dengan alat tangkap
jenis Huhate atau yang sering disebut dengan pole and line. Pole and line merupakan
alat tangkap yang termasuk dalam jenis alat tangkap pancing atau hook and line, yang
biasanya menangkan ikan pelagis besar seperti TCT (Tuna, Cakalang, Tongkol).
2.1.1 Nama Usaha
Penamaan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap pole and line yang akan
dijalani ini digunakan untuk membuat identitas dari usaha, sehingga dapat dikenal oleh
konsumen. Nama usaha penangkapan ini diberi nama Mina Siruru Bahari (MSB).
2.1.2 Logo Usaha
Logo usaha digunakan untuk branding daripada usaha yang akan dijalankan,
sehingga dapat menjadikan icon dari usaha penangkapan ikan ini. Berikut logo usaha
kami.

MINA SIRURU
BAHARI

2.2 Visi dan Misi


2.2.1 Visi
“Mina Siruru Bahari yang membangun perikanan tangkap Indonesia tangguh,
bermanfaat dan berkelanjutan”
2.2.2 Misi
Adapun misi usaha penangkapan ikan ini, yaitu:
1. Mengembangkan potensi perikanan Maluku Utara yang berkelanjutan dan
bermanfaat bagi masyarakat;

4|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


2. Membuka peluang kerja dan meningkatkan perekonomian bagi masyarakat Maluku
Utara;
3. Mengoptimalkan perputaran ekonomi dengan sektor perikanan berkemajuan.

2.3 Lokasi Usaha


Lokasi usaha bertempat di Kota Tidore, Provinsi Maluku Utara. Dimana lokasi ini
dinilai sebagai lokasi yang strategis untuk menjadi fishing base penangkapan ikan dan
menjadi lokasi pendistribusian hasil tangkapan pole and line. Potensi ini kami
manfaatkan sebagai peluang usaha yang menjanjikan karena pada sekitar daerah ini
tidak terdapat pesaing dalam usaha ini.

2.4 Organisasi Usaha


Setiap anggota kelompok usaha yang sudah memiliki jabatan dalam struktur
organisasi usaha memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan
jabatan masing-masing. Namun, tetap memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan
usaha penangkapan ikan dengan pole and line yang baik. Adapun tugas masing-masing
anggota sesuai jabatannya adalah sebagai berikut:
1. Manager utama
 Memimpin usaha
 Bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan usaha
 Mengontrol setiap alur proses produksi penangkapan dan hasil tangkapan mulai
dari penyediaan bahan baku, proses produksi, pemasaran, pengembangan usaha,
serta administrasi dan keuangan
 Mengontrol setiap kinerja anggota
2. Divisi Administrasi dan Keuangan
 Bertanggungjawab atas administrasi usaha
 Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi administrasi usaha
 Mengelola surat menyurat dalam usaha
 Bertanggungjawab atas keuangan
 Mengontrol pemasukan dan pengeluaran dalam usaha
3. Divisi Produksi
 Mengontrol proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi pole and line

5|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


 Mengecek kapal, alat tangkap, hasil tangkapan agar sesuai dengan standard
4. Divisi Pengembangan usaha
 Menganalisis riset pasar untuk pengembangan
 Melakukan pembaharuan dan perbaikan usaha
 Berupaya mengembangkan usaha
5. Divisi Pemasaran
 Memasarkan hasil tangkapan ikan ke toko-toko atau pasar
 Melakukan promosi
 Melakukan survey lokasi yang strategis dalam pemasaran
 Menyusun strategi pemasaran
Berikut gambaran struktur organisasi dalam usaha penangkapan ikan ini.

Manager Utama
James Bagensa

Divisi Pengembangan
Divisi Administrasi Divisi Produksi Divisi Pemasaran Usaha
dan Keuangan Jibran Karim Rifaldo Stenli Syahrial Hamdani
I Putu Yoga Iswara M. Rohmatul
Putra

2..5 Analisis SWOT


Dalam profil usaha ini kami lampirkan juga analisis kekuatan usaha sehingga dapat
berkembang dan dapat merencanakan strategi dalam pengembangan usaha serta
memberikan gambaran umum terkait rencana atau pondasi usaha penangkapan ikan
dengan alat tangkap pole and line ini. Peluang pasar juga dapat dipahami melalui
analisis SWOT. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat disusun sebuah
analisis SWOT yaitu sebagai berikut:

6|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


ANALISIS SWOT

Strenght Weakness Opportunities Threath


Konsep usaha
Potensi ikan TCT
Cuaca saat kegiatan penangkapan yang
yang melimpah Sumber daya ikan
penangkapan yang mudah untuk
pada daerah yang melimpah
tidak menentu ditiru/dijalankan
Maluku Utara
oleh kompetitor
Bahan baku berupa
kapal dan alat
Musim ikan yang Lokasi usaha yang Banyak kompetitor
tangkap yang
tidak menentu atau strategis dalam dalam hal
mudah untuk
yang disebut usaha penangkapan pendistribusian
diproduksi atau
paceklik ikan ikan di pasaran
dilakukannya
pengadaan
Kebutuhan pangan Hasil tangkapan
Harga bahan-bahan
berupa ikan yang yang diminati
penunjang operasi
sangat diminati masyarakat berupa
penangkapan yang
oleh masyarakat ikan TCT terutama
tidak menentu
sekitar ikan cakalang
Permintaan pasar
yang tinggi
Daerah
penangkapan ikan
yang dapat
dijangkau dengan
baik
Alat tangkap dan
umpan yang mudah
untuk dioperasikan
dan diproduksi

7|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


III. RENCANA BIAYA
3.1 Kebutuhan Usaha
Usaha penangkapan ikan tentunya memerlukan beberapa penunjang untuk
memperlancar proses usaha penangkapan yang terdiri dari berbagai jenis kebutuhan dari
tahap pra produksi, produksi sampai dengan pasca produksi. Berikut rincian kebutuhan
dalam usaha ini, yaitu:

No Rincian Jumlah
1 Kapal Pole and Line 2 buah
2 Alat Tangkap Pole and Line 50 set
3 Rumpon 1 buah
4 SDM 30 orang
5 Perlengkapan penunjang lainnya 1 set

3.2 Rencana Biaya Usaha


Analisa kelayakan usaha dilakukan untuk dapat mengetahui bahwa apakah usaha

penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Pole and Line dapat dikatakan

layak/diterima untuk tetap dijalankan serta dapat mengetahui besar laba/rugi yang

didapatkan.

Diketahui data analisa usaha pada Kapal pole and line yaitu :

I. Asumsi

1. Jumlah hari/trip : 1-2 hari

2. jumlah trip/bulan : 20 hari

3. waktu pengambilan data : bulan maret 2022

II. Investasi

8|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


Tabel 1. Data investasi

No Sarana Umur ekonomis Harga

1. 1 unit kapal 5 tahun Rp. 1.000.000.000

2. 20 unit alat tangkap 3 bulan Rp. 300.000

Total Rp. 1.000.300.000

III. Biaya-biaya

1. Biaya tetap (fix cost)

a. Biaya penyusutan

Biaya penyusutan dihitung berdasarkan dari nilai ekonomis kapal dan alat

tangkap dengan persamaan :

Penyusutan/trip = NB – NS
Txt
Keterangan : NB : Nilai Baru
NS : Nilai Sisa
T : Umur ekonomis
t : Jumlah trip dalam 1 tahun

 Penyusutan kapal = 1.000.000.000 – 100.000.000


5 x 180
= 900.000.000
900
= 1.000.000

Penyusutan alat tangkap = 300.000 – 30.000


0,3 x 180
= 270.000
54
= 5.000
Total penyusutan kapal dan alat tangkap pada KM. Usaha Baru 65

yaitu : Rp 1.005.000

9|PROPOSAL USAHA PENANGKAPAN IKAN


a. Perawatan

Perawatan kapal dan alat tangkap pole and line

yaitu Rp. 4.100.00 : 180 = Rp. 22..800/trip

b. Administrasi

Pengurusan dokumen kapal pole and line mengeluarkan biaya sebanyak : 3x110.000 =

Rp. 3.300.000/tahun

2. Biaya Variabel

Tabel 2. Biaya variabel

No. Biaya Variabel Nilai

1. Biaya bahan bakar Rp. 1.650.000/trip

2. Biaya bahan makanan Rp. 750.000/trip

3. Biaya umpan hidup Rp. 2.400.000/trip

4. Fee orang rumpon Rp. 579.000/trip

5. Bagi hasil ABK Rp. 198.000/trip

IV. Hasil Tangkapan

 Bulan : Maret 2022


 Total trip : 20 trip
 Harga ikan :
 Cakalang : 17.000/kg
 Tongkol : 15.000/kg
 Madidihang : 16.000/kg

10 | P R O P O S A L U S A H A P E N A N G K A P A N I K A N
 Jumlah tangkapan :
Tabel 3. Jumlah tangkapan

No Jenis Jumlah tangkapan Total


. tangkapan Trip = jumlah (ton) Harga (Rupiah)

1. Cakalang 1 = 0,27 ton Rp. 4.590.000 7,7 ton


2 = 0,31 ton Rp. 5.270.000 =Rp.133.809.000
3 = 0,313 ton Rp. 5.321.000
4 = 0,242 ton Rp. 4.114.000
5 = 0,402 ton Rp. 6.836.000
6 = 0,354 ton Rp. 6.018.000
7 = 0,207 ton Rp. 3.519.000
8 = 0,518 ton Rp. 8.806.000
9 = 0,35 ton Rp. 5.950.000
10 = 0,489 ton Rp. 8.313.000
11 = 0,27 ton Rp. 4.590.000
12 = 0,246 ton Rp. 4.182.000
13 = 0,357 ton Rp. 6.069.000
14 = 0,487 ton Rp. 8.279.000
15 = 0,327 ton Rp. 5.559.000
16 = 0,587 ton Rp. 9.979.000
17 = 0,493 ton Rp. 8.381.000
18 = 0,376 ton Rp. 6.392.000
19 = 0,68 ton Rp. 11.560.000
20 = 0,593 ton Rp. 10.081.000
2. Tongkol 4,3 ton
= Rp. 64.500.000
1 = 0,173 ton Rp. 2.595.000
2 = 0,22 ton Rp. 3.300.000

11 | P R O P O S A L U S A H A P E N A N G K A P A N I K A N
3 = 0,285 ton Rp. 4.275.000
4 = 0,227 ton Rp. 3.405.000
5 = 0,148 ton Rp. 2.220.000
6 = 0, 201 ton Rp. 3.015.000
7 = 0,213 ton Rp. 3.195.000
8 = 0,197 ton Rp. 2.955.000
9 = 0,192 ton Rp. 2.880.000
10 = 0,143 ton Rp. 2.145.000
11 = 0,216 ton Rp. 3.240.000
12 = 0,182 ton Rp. 2.730.000
13 = 0,27 ton Rp. 4.050.000
14 = 0,134 ton Rp. 2.010.000
15 = 0,264 ton Rp. 3.960.000
16 = 0,327 ton Rp. 4.905.000
17 = 0,243 ton Rp. 3.645.000
18 = 0,392 ton Rp. 5.880.000
3. Madidihang
19 = 0,143 ton Rp. 2.145.000
6,4 ton =
20 = 0,13 ton Rp. 1.950.000
Rp. 107.440.000

1 = 0,315 ton Rp. 5.040.000


2 = 0,371 ton Rp. 5.936.000
3 = 0,34 ton Rp. 5.440.000
4 = 0,289 ton Rp. 4.624.000
5 = 0,423 ton Rp. 6.768.000
6 = 0,415 ton Rp. 6.640.000
7 = 0,315 ton Rp. 5.040.000
8 = 0,351 ton Rp. 5.616.000
9 = 0,248 ton Rp. 3.968.000
10 = 0,293 ton Rp. 4.688.000
11 = 0,317 ton Rp. 5.072.000
12 = 0,297 ton Rp. 4.752.000
13 = 0,351 ton Rp. 5.616.000

12 | P R O P O S A L U S A H A P E N A N G K A P A N I K A N
14 = 0,309 ton Rp. 4.944.000
15 = 0,279 ton Rp. 4.464.000
16 = 0,313 ton Rp. 5.008.000
17 = 0,417 ton Rp. 6.672.000
18 = 0,301 ton Rp. 4.816.000
19 = 0,321 ton Rp. 5.136.000
20 = 0,45 ton Rp. 7.200.000

No. Hasil tangkapan Jumlah tangkapan Nilai

1. Cakalang 7,7 ton (17.000/kg) Rp. 133.809.000

2. Tongkol 4,3 ton (15.000/kg) Rp. 64.500.000

3. Madidihang 6,4 ton (16.000/kg) Rp. 107.440.000

Total

Rp. 305.749.000/20

= Rp. 15.287.000/trip

V. Laba/rugi = penjualan – pengeluaran/trip

Rp. 15.287.000 – 5.379.000 = Rp.9.908.000/trip

VI. Kriteria investasi

Nilai kriteria investasi dapat dilihat dari Net Presen Value (NPV), dan B/C Rasio, maka

suatu usaha dapat diketahui kelayakan secara finansial dalam menentukan nilai NPV

dan B/C Rasio. Lama usaha yang diambil adalah 3 tahun dengan asumsi pendapatan tiap

tahunnya adalah sama. Dengan discount factor sebesar 18%.

13 | P R O P O S A L U S A H A P E N A N G K A P A N I K A N
Maka perhitungan NPV dan B/C Rasio sebagai berikut.

Tabel 4. Data NPV dan B/C Ratio

Tahu Benefit (Rp) Cost (Rp) DF Discount Rate


n 18%
PV Benefit PV Cost (Rp)
(Rp)

2020 - 1.000.300.000 1 0 1.000.300.000

2021 1.711.980.000 1.003.860.000 0,8475 1.450.903.050 850.771.350

2022 1.711.980.000 1.003.860.000 0,7182 1.229.544.036 720.972.252

Total 2.680.447.086 2.572.043.602

1. Net Present Value (NPV)

NPV = PV Benefit – PV Cost

= 2.680.447.086 – 2.572.043.602

= 108.403.484

Dalam perhitungan diatas NPV bernilai positif, maka usaha tersebut cukup

menguntungkan.

2. B/C Rasio

B/C Rasio = PV Benefit : PV Cost

B/C Rasio = 2.680.447.086 : 2.572.043.602

B/C Rasio = 1,04

Dari perhitungan di atas B/C Rasio Pada Kapal pole and line bernilai lebih dari 1,

maka usaha tersebut layak untuk diteruskan.

14 | P R O P O S A L U S A H A P E N A N G K A P A N I K A N
VII. BEP (Break Event Point)

1. BEP Harga

Harga = biaya tetap


1 – biaya veriabel/harga jual

Harga = 159.000
1 – 0,36

Harga = 159.000
0,64

Harga = Rp. 248.437,5

BEP (harga) pada Kapal pole and line yaitu Rp. 248.437,5. Maka titik

impas untuk mendapatkan balik modal yang dikeluarkan/trip pada KM. Usaha

Baru 65 yaitu Rp. 248.437,5

2. BEP Unit

Unit = biaya tetap


Harga jual – biaya variabel/kg

Unit = 159.000
16.000 – 5.577.000/18.400

Unit = 159.000
16.000 – 303

Unit = 159.000
15.696.9

Unit = 10,129 kg

Untuk mendapatkan balik modal/trip pada Kapal pole and line, Maka hasil

tangkapan/trip yaitu sebanyak 10,129 kg.

15 | P R O P O S A L U S A H A P E N A N G K A P A N I K A N

Anda mungkin juga menyukai