D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 2
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur Pemakalah ucapkankan ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “fungsi dan tujuan
manajemen persuratan”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Persuratan.
Penulis amat menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu Pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi Pemakalah dan bagi
pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Surat.................................................................................2
B. Tata Pesuratan.......................................................................................5
A. Latar Belakang
Bagi masyarakat awam, istilah surat bukanlah sesuatu yang asing. Surat dalam segala
bentuknya merupakan salah satu bentuk dari Arsip. Surat digunakan oleh seseorang sebagai
sarana penyampaian pesan tertulis untuk berbagai kepentingan , baik pribadi, bisnis, maupun
kedinasan. Dalam menulis surat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya
adalah: bahasa yang digunakan mudah dipahami, menggunakan kalimat yang sederhana, isi
pesannya jelas-tegas-dan tidak bertele tele. Disamping itu, yang tidak kalah pentingnya untuk
diperhatikan adalah jangan lupa untuk mengunakan kertas yang masih bersih serta ukurannya
sesuai dengan maksud dan tujuan pengiriman surat. Surat dinilai efektif bila apa yang
dikomunikasikan penulis itu sampai kepada tujuannya, sejalan dengan kehendak si pengirim.
Maka dari itu isi atau maksud dari surat itu harus terang dan jelas, dan tidak menimbulkan
salah pengertian pada pihak penerima.
Surat berhubungan erat dengan kantor. Kantor tanpa surat berarti tidak ada aktivitas
yang dapat dilakukan. Besar kecilnya kantor dapat dilihat dari banyak sedikitnya surat yang
terdapat di kantor tersebut. Pengelolaan surat dan tata persuratan merupakan salah satu
komponen penting dalam arsip, karena tata persuratan yang baik akan mendukung tugas-
tugas pimpinan. Pada dasarnya suatu lembaga/instansi akan melakukan pengawasan yang
ketat terhadap surat yang masuk ataupun surat yang keluar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Surat
1. Pengurusan surat masuk
Surat Masuk adalah surat yang diterima oleh organisasi/instansi yang dibuat
oleh organisasi/ instansi lain yang bersifat kedinasan. Setiap kantor dalam setiap
harinya akan menangani surat-surat. Mungkin satu hari ada yang 1 surat, 2 surat,
puluhan surat, bahkan ratusan surat.1 Jumlah yang banyak tersebut jika tidak ditangani
dengan baik tentunya akan dapat merugikan banyak pihak, khususnya bagi kantor
yang bersangkutan. Sebaiknya semua penerimaan surat masuk ditangani oleh suatu
unit tersendiri, yaitu unit kearsipan. Sistem penerimaan surat semacam ini kita
namakan sistem satu pintu atau kebijaksanaan satu pintu.
Menurut Suprapto ruang lingkup surat adalah
1. Surat Dinas menyangkut materi yang ruang lingkupnya esensial dalam
komunikasi kedinasan yang berawal dari penentuan jenis, sifat, format, sarana
pengamanan surat dan kewenangan penandatanganan.
2. Penetapan format surat yang menampung bentuk redaksional dan tata letak serta
faktor penunjang lainnya, termasuk penggunaan kertas dan amplop.
3. Pengamanan surat dan aspek legalitasnya perlu dilihat sebagai penentu yang
paling penting agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.2
Prosedur Pengelolaan surat masuk itu sendiri terdiri dari aktivitas-aktivitas
sebagai berikut :
1) Penyortiran surat
Penyortiran surat masuk adalah kegiatan memisahkan surat-surat yang
diterima dari kantor/ instansi lain kedalam kelompok atau golongan-golongan yang
telah ditentukan. Surat dapat dipilah berdasarkan:
a) Unit Organisasi
Surat-surat dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu kepada pimpinan dan kepada
unit organisasi di mana surat itu ditujukan.
1
Burhanuddin. Peranan dan fungsi tata persuratan dan kearsipan dalam mendukung Tugas-tugas
pimpinan. Gunung Kidul : Pustaka Media, 2009.), hlm 113
2
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi,( Yogyakarta: Agromedia. Pustaka. . 2006.), hlm :
35
2
b) Macamnya Surat-surat di dikelompokkan menurut kelompok surat dinas, wesel,
giro, surat pribadi, surat dinas dsb.
c) Klasifikasi Pemilahan selanjutnya, terutama surat-surat dinas dikelompokkan
menurut surat kilat/sangat segera (harus diterima dalam waktu 1 x 24 jam), surat
segera (diterima maksimal 2 x 24 jam), dan biasa (maksimal 5 hari harus
diterima).
d) Kualifikasi Selanjutnya surat dikelompokkan menurut :
Surat sangat rahasia (kode SR = membahayakan keselamatan negara), Surat rahasia
(kode R = menimbulkan kerugian negara), Surat terbatas/ konfidensial (kode K =
hanya diketahui pejabat tertentu), Surat biasa (kode B ).
e) Urgensi Surat-surat dikelompokkan teleks, faksimile, telegram, radiogram, surat
kawat.
3
buku pengiriman/buku ekspedisi. Petugas/sekretaris pimpinan yang menerima surat
harus membubuhkan
Dengan mengetahui isi dan macam surat yang akan dibuat, dapat dipersiapkan
informasi pendukung yang diperlukan untuk surat yang akan dibuat dapat
dipersiapkan terlebih dahulu.Hal ini sudah barang tentu akan mempermudah dalam
proses penyusunan konsep surat.
c. Mengetahui calon penerima surat.
Calon penerima surat perlu di ketahui juga. Hal ini akan sangat membantu
dalam memilih kata-kata dan bahasa yang cocok untuk digunakan dalam surat yang
akan dibuat. Kemudian dalam pembuatan konsep surat harus diusahakan agar konsep
tersebut sudah dapat mencerminkan surat yang sesungguhnya. Maksudnya harus
sudah dapat mencerminkan surat yang baik seperti, yang telah diterangkan
sebelumnya.
2. Persetujuan konsep
Setelah konsep selesai dibuat harus terlebih dahulu disetujui oleh pihak yang
bertanggungjawab terhadap surat tersebut. Dalam hal ini biasanya adalah orang yang
akan menandatangani surat. Untuk surat yang isinya menyangkut lebih dari satu
pihak/departeman dalam suatu organisasi biasanya konsep tersebut akan
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pihak-pihak/departemen-departemen tadi.
Sebagai tanda persetujuan terhadap konsep tadi, maka pejabat yang berkepentingan
terhadap surat itu akan membubuhkan parafnya pada konsep surat.
3. Pemberian nomor surat
4. Pengetikan konsep
Setelah konsep surat diaprove atau disetujui oleh atasan, kemudian diketik.
Dalam proses pengetikan ini, biasanya akan dilakukan hal-hal sebagai berikut;
a. diteliti apakah semua persyaratannya telah lengkap
b. dilihat berapa jumlah tembusan yang diperlukan
c. memprioritaskan pengetikan surat yang lebih penting dahulu, dilihat dari
segi waktu pengirimannya dan isinya. Setelah kegiatan hal tersebut di atas diteliti,
barulah mulai proses pengetikan. Dalam proses pengetikan surat ini perlu
diperhatikan bahwa bentuknya harus seragam, sesuai dengan aturan yang ada pada
organisasi yang bersangkutan. Selain itu sudah barang tentu harus rapi dan tidak boleh
ada kesalahan pengetikan. Kemudian perlu diperhatikan juga, apabila surat tersebut
akan dibuat dalam jumlah yang banyak, maka perlu dipikirkan cara memperbanyak
5
B. Tata Persuratan
Surat merupakan sarana komunikasi dalam bentuk tulisan, apapun medianya.
Tata persuratan merupakan tahap penciptaan dalam daur hidup Arsip. Kegiatan tata
persuratan menyangkut materi yang lingkupnya esensial dalam komunikasi kedinasan
yang meliputi penentuan jenis surat, sifat, format surat yang menampung bentuk
redaksional serta penggunaan sarana pengamanan surat, serta kewenangan
penandatanganan. Pembakuan elemen-eleman dalam tata persuratan tersebut apabila
dilaksanakan dengan benar dan konsisten maka efisiensi dan efektifitas dalam rangka
menciptakan tata persuratan yang berdaya guna dan berhasil guna dapat diwujudkan.
Adapun tujuan dari tata persuratan adalah :
a) Menciptakan keseragaman dalam pola umum penyelenggaraan tata persuratan.
b) Mewujudkan tata kearsipan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna
c) Menunjang kelancaran komunikasi kedinasan dan kemudahan dalam pengendalian
pelaksanaannya.
d) Mengingkatkan daya guna dan hasil guna secara berkelanjutan dalam
penyelenggaraan dalam tugas-tugas kedinasan.4
5
Sulistyo-Basuki. Manajemen Pengelolaan Arsip Dinamis. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.),
hlm : 145
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Surat dalam segala bentuknya merupakan salah satu bentuk dari Arsip. Surat
berhubungan erat dengan kantor.
Kantor tanpa surat berarti tidak ada aktivitas yang dapat dilakukan.Surat merupakan
sarana komunikasi dalam bentuk tulisan untuk itu segala bentuk surat merupakan
bukti dari sebuah rekaman arsip yang perlu dilakukan pengelolaan dan penataan yang
baik.
Terciptanya pengelolaan yang baik harus di dukung oleh berbagai elemen dalam suatu
organisasi. Selain itu juga harus didukung SDM yang professional, anggaran yang
memadai, sarana dan prasarana yang standar, serta system yang baku, aplikatif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin. 2009. Peranan dan fungsi tata persuratan dan kearsipan dalam mendukung
Tugas-tugas pimpinan. Gunung Kidul : Pustaka Media
W Thomas. 1990. Surat Bisnis Modern. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Finoza,
Laksmi. 2005. Tata Persuratan di Perguruan Tinggi. Depok: Universitas Indonesia
Sulistyo-Basuki. 2003. Manajemen Pengelolaan Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Agromedia. Pustaka. . 2006