Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP PAYANG


PADA WAKTU PAGI DAN SORE HARI DI PERAIRAN PASALABAN
BUNGUS SELATAN PADANG SUMATERA BARAT

OLEH

MUHAMMAD ZIKRILLAH
NIM. 1404118244

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
1

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP PAYANG


PADA WAKTU PAGI DAN SORE HARI DI PERAIRAN PASALABAN
BUNGUS SELATAN PADANG SUMATERA BARAT

Muhammad Zikrillah1), Pareng Rengi2), Jonny Zain2)


Email : Mhdzikrillah03@gmail.com
ABSTRAK

Payang adalah pukat kantong yang digunakan untuk menangkap


gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Kedua sayapnya berguna untuk
menakut-nakuti atau mengejutkan serta menggiring ikan untuk masuk ke dalam
kantong. Cara operasinya adalah dengan melingkari gerombolan ikan dan
kemudian pukat kantong tersebut ditarik ke arah kapal. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui komposisi alat tangkap payang pada waktu pagi dan sore hari.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Februari – 03 Maret 2019 di Perairan
Pasalaban Bungus Selatan Padang Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey dengan pengambilan data hasil tangkapan
secara langsung. Jenis hasil tangkapan alat tangkap payang adalah Ikan Tongkol
(Euthynnus affinis), Ikan Kapak (Mene maculata), Ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis), Ikan Tenggiri (Scomberomorini commersinii), Ikan Bada (Stelephorus
sp), Ikan Kuwe (Caranx ignobilis), dan Ikan Kembung (Rastrelliger sp). Total
hasil tangkapan berat pada waktu pagi adalah 75,63 kg dan waktu sore hari
dengan total 132,34 kg. Jumlah individu hasil tangkapan pada waktu pagi adalah
1.194 ekor dan pada waktu sore hari berjumlah 1.092 ekor. Jumlah individu pada
waktu pagi lebih banyak dari jumlah individu waktu sore hari dan untuk total
berat hasil tangkapan pada waktu sore hari lebih banyak diperoleh dari waktu pagi
hari.

Kata Kunci: Payang, Komposisi Hasil Tangkapan, Bungus, Padang, Sumatera


Barat
1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
2

FISH CATCHING COMPOSITION OF FISHING GEAR PAYANG


AT TIME MORNING AND AFTERNOO IN THE WATERS PASALABAN
SOUTHERN BUNGUS PADANG WEST SUMATERA

Muhammad Zikrillah1), Pareng Rengi2), Jonny Zain2)


Email : Mhdzikrillah03@gmail.com

ABSTRACT

Payang is seine net used for catching schooling fish (pelagic fish) on the
surface of the water. Both wings are useful for scaring or surprising and herding
fish into bags. The method of operation is to encircle the fish hordes and then the
bag is pulled to the boat. The purpose of this study was to determine the
composition of the catch of the fishing gear payang in the morning and afternoon.
This research was conducted on 25 february – 03 march 2019 in the waters
Pasalaban Southern Bungus Padang West Sumatera. The method used in this
study is a survey method with direct data collection. The type of cacth is payang
fishing gear is tuna fish (Euthynnus affinis), kapak fish (Mene maculata), skipjack
tuna (Katsuwonus pelamis), barred mackerel fish (Scomberomorini comersinii),
anchovy (Stelephorus sp), pompano fish (Caranx ignobilis), and long jawed
mackerel (Rastrelliger sp). Total catch weight in the morning is 75,63 kg and
catch wieght in the afternoon is 132,34 kg. The number of individuals caught in
the morning is 1.194 tails and in the afternoon is 1.092 tails. The number of
individuals in the morning is more than the amount of the time in the afternoon
and for the total weight of the catch in the afternoon more obtained from the
morning.

Key Word: Payang, composition of fishing gear, Bungus, Padang, West Sumatera
1)
The Student at Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau
2)
The Lecture at Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau
3

PENDAHULUAN pagi dan sore hari di perairan


Payang termasuk alat Bungus Padang Provinsi Sumatera
penangkap ikan yang sudah lama Barat. Penelitian ini bermanfaat
dikenal nelayan Indonesia. Payang sebagai bahan informasi untuk
adalah pukat kantong yang pihak-pihak yang memerlukan,
digunakan untuk menangkap khususnya bagi pihak masyarakat
gerombolan ikan permukaan (pelagic nelayan pesisir Bungus dalam
fish). Kedua sayapnya berguna untuk mengembangkan usaha perikanan
menakut-nakuti atau mengejutkan tangkap dengan menggunakan alat
serta menggiring ikan untuk masuk tangkap Payang.
ke dalam kantong. Cara operasinya
adalah dengan melingkari Hipotesis
gerombolan ikan dan kemudian Untuk mengetahui jumlah
pukat kantong tersebut ditarik ke komposisi hasil tangkapan payang
arah kapal (BPPI. 2012). pada waktu pagi dan sore hari maka
dalam penelitian ini adanya
Berdasarkan klasifikasi dari hipotesis, yaitu :
FAO, alat tangkap ini digolongkan Ho : Tidak ada perbedaan jumlah
sebagai jaring lingkar. komposisi hasil tangkapan
Di Perairan Padang Sumatera antara waktu pagi dan sore
Barat, banyak dioperasikan alat hari.
tangkap Payang. Menurut data Dinas H1 : Terdapat perbedaan jumlah
Perikanan dan Kelautan Provinsi komposisi hasil tangkapan
Sumatera Barat (2001), jumlah antara waktu pagi dan sore
payang di Perairan Kota Padang hari.
mencapai 92 unit dengan volume
produksi ikan sebesar 591,1 ton atau
4,82% dari total produksi ikan di METODE PENELITIAN
Perairan Sumatera Barat. Penelitian ini telah
dilaksanakan selama 7 hari, pada
Perumusan Masalah tanggal 25 Februari sampai dengan 3
Distribusi ikan pada waktu Maret 2019, berlokasi di Pasalaban
pagi dan sore hari memiliki Kelurahan Bungus Selatan
perbedaan, diakibatkan adanya Kecamatan Teluk Kabung Kota
pengaruh parameter lingkungan yang Padang Provinsi Sumatera Barat
berbeda, sehingga dapat dilakukan
penelitian komposisi hasil tangkapan Prosedur Penelitian
payang pada waktu pagi dan sore Langkah - langkah yang
hari di Perairan Pasalaban Bungus dilakukan dalam penelitian ini adalah
Selatan Padang Sumatera Barat sebagai berikut:
untuk megetahui perbedaan dan
waktu yang paling baik untuk 1. Menentukan alat tangkap
pengoperasian alat tangkap payang. yang akan digunakan dalam
penelitian.
Tujuan dan Manfaaat 2. Setelah itu melakukan
Tujuan Penelitian ini adalah pengukuran parameter
untuk mengetahui komposisi hasil lingkungan dipermukaan
tangkapan alat tangkap payang pada perairan seperti suhu,
4

kecepatan arus, dan


kecerahan.
3. Penelitian ini dilakukan pada
pagi hari pada pukul 05.00- √
09.00 wib, dan sore hari pada
pukul 14.00-18.00 wib , ∑ ∑
penelitian ini dimulai dengan
mempersiapkan bahan
peralatan yang diperlukan,
kemudian dilanjutkan dengan
penetapan lokasi
penangkapan sesuai dengan
kebiasaan nelayan setempat. Dimana :
4. Dalam pengoperasian alat
tangkap ini, sebelum alat X1 = rata-rata hasil tangkapan
tangkap ini dioperasikan pada pagi hari
terlebih dahulu ditentukan
daerah penangkapan (fishing X2 = rata-rata hasil tangkapan
ground). pada sore hari
5. Yang pertama kali dilakukan n1 = jumlah sampel pertama
adalah penurunan jaring
dilokasi penangkapan (fishing n2 = jumlah sampel kedua
ground),lalu dilakukan
penurunan jaring dilokasi S = standar devisiasi
tersebut, kemudian
melakukan penarikan S1 2 = ruang sampel
(hauling). Keseluruhan data yang
6. Hasil tangkapan yang diperoleh dalam penelitian ini
diperoleh dicatat dalam ditabulasikan kedalam bentuk tabel
jumlah jenis, jumlah berat dan grafik kemudian dianalisis
(kg) dan jumlah ekor untuk secara deskriptif.
setiap operasi penangkapan.
7. Alat tangkap ini dioperasikan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam 1 hari sebanyak 2 kali, Hasil Penelitian
yaitu pagi dan sore. Alat Tangkap Payang
8. Penelitian ini dilakukan 1. Kontruksi Alat Tangkap Payang
selama 7 hari Berdasarkan hasil pengukuran
di lapangan, pada umumnya jenis
pukat payang yang digunakan oleh
Analisis Data nelayan adalah pukat payang yang
Untuk mengetahui adanya memiliki kantong. Adapun kontruksi
pengaruh perbedaan terhadap jumlah payang yang digunakan terdiri dari
hasil tangkapan alat tangkap Payang beberapa bagian yaitu sayap, badan
secara total dalam jumlah berat,ekor, dan kantong. Bagian sayap dan
dan jenis maka peneliti akan kantong terdiri atas jaring, tali,
melakukan Uji-t (Sudjana, 1992) : pelampung dan pemberat.
5

A. Sayap Pemberat memiliki panjang 13,93


Sayap merupakan lembar mm, dan ketebalan atau tingginya
jaring yang disatukan secara 2,47 mm. Pemberat dipasang
memanjang, berfungsi untuk dibagian tali ris bawah.
menghadang ikan secara horizontal F. Pelampung
dengan tujuan dapat menggiring ikan Pelampung berfungsi untuk
masuk ke dalam kantong. Sayap membuat jaring agar tidak hanyut
terdiri dari dua bagian yaitu sayap oleh arus dan tidak tenggelam ke
kanan dan kiri, panjang sayap 200 dasar. Bahan dari pelampung adalah
meter. Bagian sayap terbuat dari Karet bewarna hitam. Jarak antara
benang jaring jenis polyamide (PA). pelampung satu dengan pelampung
Ukuran mata jaring (mesh size) pada lain adalah 13 cm. Pelampung
bagian sayap adalah 48 mm. memiliki panjang 108,22 mm, lebar
B. Badan 38,04 mm, dan ketebelan atau
Badan adalah bagian yang tingginya adalah 22,53 mm.
berfungsi menghadang ikan secara Pelampung di pasang dibagian tali ris
vertikal dan horizontal. Ukuran mata atas, dan berbentuk oval.
jaring pada bagian badan adalah 40 2. Armada
mm. Pada bagian badan bahan jaring Kapal Payang di Perairan
yang digunakan adalah poly ethylene Pasalaban Bungus Selatan memiliki
(PE). nama kapal yaitu KM. Camar
C. Kantong Rantau, dan Kapal payang tersebut
Kantong adalah bagian akhir memiliki bentuk seperti perahu yang
dari alat tangkap paayang, berfungsi memiliki panjang 12 meter, dan
unutk mengumpulkan hasil lebar 2 meter, yang dapat memuat 8-
tangkapan. Panjang kantong jaring 10 orang nelayan. Bahan dari kapal
payang 20 Meter. Ukuran mata payang ini terbuat dari kayu, dan
jaring pada kantong adalah 26 mm. tenaga penggerak dari kapal payang
Pada bagian kantong bahan yang ini adalah mesin tempel Yamaha 40
digunakan adalah poly ethylene (PE). PK dengan bahan bakar Premium
D. Tali Selambar dan campuran oli.
Tali selambar adalah salah 3. ABK
satu bagian pada payang yang Nelayan yang
berfungsi sebagai tempat nelayan mengoperasikan unit penangkapan
untuk mengulur dan menarik payang payang berjumlah 8-10 orang dalam
pada saat proses setting dan hauling. 1 unit kapal. Nelayan payang terdiri
Panjang dari tali selambar adalah 65 atas pemilik perahu dan nelayan
m. Tali selambar yang digunakan buruh. Setiap nelayan atau ABK
pada payang berbahan dasar poly memiliki tugas dalam operasi
ethylene (PE). penangkapan ikan. Pembagian
E. Pemberat tugasnya dapat dilihat pada tabel 1 :
Pemberat pada payang
berfungsi untuk membuat jaring
tenggelam atau turun ke bawah
permukaan. Pemberat payang
berbahan dasar dari timah. Jarak
antara pemberat satu dengan
pemberat lain adalah 15 cm.
6

Tabel 1. Posisi dan Pembagian Tugas mengulur dan mengatur jaring pada
Nelayan Payang di Perairan saat pengoperasian payang tersebut.
Pasalaban Bungus Selatan
Padang Sumatera Barat 4. Pengoperasian Alat Tangkap
No Posisi Jumlah Tugas Payang
(orang) Alat tangkap payang yang ada
1 Juru 1 - Memegang diperairan bungus selatan ini
Mudi kemudi dioperasikan pada waktu pagi pukul
- Membantu 05.00-09.00 WIB dan sore hari pada
menarik
pukul 14.00-18.00 WIB, alat tangkap
jaring
2 Pawang 1 - Mencari dan
payang memiliki kontruksi yang
menentukan sama seperti alat tangkap pukat
daerah pantai, yang menjadi perbedaan alat
penangkapan tangkap payang dengan alat tangkap
- Menjaga pukat pantai adalah cara
posisi perahu pengoperasian dan daerah
sewaktu penangkapannya (fishing ground).
hauling Pengoperasian payang dibagi
3 Wakil 1 - Menggantika dalam tiga tahap, yaitu penentuan
Pawang n posisi daerah penangkapan ikan (fishing
pawang tidak
ground), penurunan jaring atau
ada
- Membantu
setting, dan tahap penarikan jaring
menarik atau hauling. Setting alat tangkap
jaring dilakukan setelah ditemukan
4 Tukang 1 - Menabur dan gerombolan ikan, kemudian salah
Lepas menarik satu nelayan melepaskan sayap
jaring kanan jarring payang dan bersamaan
dengan itu dua nelayan payang
5 Tukang 2-3 - Mengulur mengulur jarring, setting
Mengatur jaring waktu berlangsung selama kurang lebih 15
Jaring operasi menit.
- Menarik
Setelah seluruh jaring
jaring
diturunkan, perahu terus bergerak
- Memperbaiki
posisi jaring membentuk lingkaran sampai
didalam air bertemu dengan ujung sayap sebelah
6 Anak 5-7 - Menarik kiri, lalu pelampung dinaikkan ke
Payang jaring payang perahu. Saat melingkari gerombolan
- Menjemur ikan kecepatan perahu akan
dan ditambah.
mengangkat Penarikan jaring dilakukan
jaring pada dua sisi sayap, kanan dan kiri
Sumber: Data Primer 2019 dalam posisi menyilang. Masing-
masing sisi ditarik oleh 3-5 nelayan
Dari Tabel ditas dapat dilihat dan panjang tarikan sisi kanan dan
pembagian tugas nelayan alat kiri dijaga harus sama. Proses
tangkap payang, dimana posisi dari hauling berlangsung sangat cepat
pawang, wakil pawang, dan tukang membutuhkan waktu kurang lebih 25
lepas juga membantu dalam menit. Setelah seluruh jaring ditarik
dan dinaikkan ke atas kapal, maka
7

hasil tangkapan ditumpahkan dari waktu sore hari, diketahui suhu


kantong ke ember penampungan berkisar antara 29-30oC pada waktu
dengan cara membuka ikatan pagi dan 30-31oC pada waktu sore
kantong. Hasil tangkapan disimpan hari, tingkat kecerahan yang di ukur
didalam palka atau dalam keranjang- dengan sechidisk didapat berkisar
keranjang. 6,80-7,20 m.

Daerah Penangkapan Payang Hasil Tangkapan Payang


Payang dioperasikan di berdasarkan Jumlah berat (Kg)
perairan sekitaran bungus, yaitu Hasil tangkapan Payang yang
daerah yang disekitar perairannya diperoleh selama penelitian
tersebut banyak pulau, salah satu dilaksanakan yaitu : Ikan Tongkol
daerah yang paling sering dijadikan (Euthynnus affinis), Ikan Kapak
tempat penangkapan payang adalah (Mene maculata), Ikan Cakalang
disekitaran perairan pulau Sinyamuk. (Katsuwonus pelamis), Ikan Tenggiri
Jarak yang ditempuh dari pangkalan (Scomberomorini commersinii), Ikan
ke tempat daerah penangkapan Bada (Stelephorus sp), Ikan Kuwe
tersebut menempuh waktu 30-40 (Caranx ignobilis), dan Ikan
menit. Kembung (Rastrelliger sp). Selama
Kondisi parameter tujuh hari penelitian dilakukan hasil
lingkungan di perairan Pasalaban tangkapan yang diperoleh pada
Kelurahan Bungus Selatan Padang waktu pagi hari yaitu berkisar antara
Sumatera Barat selama penelitian 5-15 Kg dan pada waktu sore hari
dilakukan dapat dilihat pada tabel 2. hasil tangkapan yang diperoleh
sebesar 12-26 Kg. Untuk lebih jelas
Tabel 2. Parameter Lingkungan bisa dilihat pada tabel 3.
Selama Penelitian di
Perairan Pasalaban Tabel 3. Hasil tangkapan pada saat
Kecepatan 0 Pagi dan Sore hari
Suhu ( C) Kecerahan
Tanggal Arus (m/s)
(m) Berdasarkan Jumlah Kg
Pagi Sore Pagi Sore
25 – di Perairan Pasalaban
0,2 0,3 30,2 31,2 7,20 Tanggal Hasil Tangkapan (kg)
Februari No
2019 1440 H Pagi Sore
26 –
0,3 0,3 29,1 30,4 7,00 20
Februari 1
25 -
Jumadil 9,03 14,3
27 – Februari
Akhir
0,1 0,3 30,1 31,3 6,80
Februari 26 -
21
28 – 2
Februari
Jumadil 5.3 17,1
0,2 0,2 30,2 31,1 7,10 Akhir
Februari
22
01 – 3
27 –
Jumadil 11 18,84
0,2 0,3 30,3 31,2 7,00 Februari
Maret Akhir
02 – 28 –
23
0,1 0,3 30,3 31,1 7,20 4 Jumadil 10,7 22,8
Maret Februari
Akhir
03 –
0,2 0,3 30,2 31,3 7,00 01 –
24
Maret 5 Jumadil 9,8 20.7
Maret
Sumber : Data Primer 2019 Akhir
25
02 –
6 Jumadil 15,3 12,48
Tabel 2 dapat dilihat pada Maret
Akhir
tanggal 25 Februari - 03 Maret 2019 03 –
26
7 Jumadil 14,5 26
hasil perhitungan selama Maret
Akhir
berlangsungnya penelitian kecepatan Jumlah 75,63 132,34
arus berkisar antara 0,1-0,3 m/s pada Rata-rata 10,80 18,90
waktu pagi dan 0,2-0,3 m/s pada Sumber : Data Primer 2019
8

Dari Tabel 3 dapat dilihat


jumlah berat hasil tangkapan selama Total
penelitian, pada waktu pagi hasil Berat
tangkapan berjumlah 75,63 Kg Pagi
dengan rata-rata 10,80 Kg dan hasil 36% Total Berat
tangkapan pada waktu sore hari Pagi
berjumlah 132,34 Kg dengan rata- Total Berat
rata 18,90 Kg. Untuk melihat hasil Sore
Total
tangkapan dalam bentuk histogram Berat
dapat dilihat sebagai berikut : Sore
64%
30
Hasil Tangkapan (Kg)

25 Gambar 2. Diagram Hasil Tangkapan


20 Kg Selama Penelitian
15
10 Pagi Dapat dilihat dari diagram diatas
5 bahwa hasil tangkapan payang dalam
0 Sore
jumlah berat (kg) didapatkan pada
25-Feb
26-Feb
27-Feb
28-Feb
1-Mar
2-Mar
3-Mar

waktu pagi hari lebih sedikit dari


pada waktu sore hari. jumlah hasil
Hari Penangkapan tangkapanpada waktu pagi hari
berjumlah 36% dan pada waktu sore
Gambar 1. Histogram Jumlah Hasil hari berjumlah 64%
Tangkapan (Kg) selama Penelitian Dari hasil Uji Statistik
menggunakan uji T diperoleh T
Dari Gambar menunjukkan hasil hitung 3,3509091 > T tabel 1,8125.
tangkapan harian selama penelitian Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
berdasarkan jumlah berat hasil atau terdapat perbedaan hasil
tangkapan selama tujuh hari tangkapan berat (kg) pada waktu
melakukan penelitian dapat dilihat di pagi dan sore hari.
grafik bahwa hasil tangkapan paling
banyak pada waktu pagi hari Hasil Tangkapan Payang Menurut
didapatkan pada hari ke-6 dengan jumlah individu (Ekor)
jumlah 15,3 Kg, sedangkan untuk Selama tujuh hari penelitian
hasil tangkapan paling banyak pada dilakukan hasil tangkapan
waktu sore hari didapatkan pada hari berdasarkan jumlah hasil dengan
ke-7 dengan jumlah 26 Kg. Untuk waktu yang berbeda dalam jumlah
melihat hasil tangkapan dalam individu (ekor). Pada pagi hari
bentuk diagram dapat dilihat sebagai jumlah hasil tangkapan individu
berikut : (ekor) berkisar antara 100-250 ekor
dan pada sore hari berkisar antara
80-280 ekor, untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 4 :
9

Tabel 4. Hasil tangkapan pada Pagi Dari gambar 2 dapat dilihat


dan Sore hari dalam Jumlah bahwa hasil tangkapan selama
Ekor di perairan Pasalaban penelitian pada pagi hari yang paling
Hasil tinggi yaitu terdapat pada hari
Tanggal Tangkapan
No
(ekor)
pertama dengan jumlah 257 ekor,
2019 1440 H Pagi Sore sedangkan pada waktu sore hari
25 -
20 terdapat pada hari ke tiga dengan
1 Jumadil 257 144 jumlah 282 ekor. Untuk melihat hasil
Februari
Akhir
21 tangkapan ekor dalam bentuk
26 -
2
Februari
Jumadil 212 81 diagram dapat dilihat sebagai berikut
Akhir :
22
27 –
3 Jumadil 118 282
Februari
Akhir
Total
23
28 – Jumlah
4 Jumadil 129 98 Total
Februari Total Individu
Akhir Jumlah
24 Jumlah Pagi
01 – Individ
5 Jumadil 133 153 Individ Total
Maret
Akhir
u Sore
48% u Pagi Jumlah
25
02 – 52% Individu
6 Jumadil 206 217
Maret Sore
Akhir
26
03 –
7 Jumadil 139 117
Maret Gambar 4. Diagram Hasil Tangkapan
Akhir
Jumlah 1.194 1.092 dari Jumlah Ekor
Rata-rata 170,57 156,0
Sumber Data Primer 2019 Dapat dilihat pada diagram
Dari tabel 4 diketahui bahwa hasil tangkapan dari jumlah individu
jumlah hasil tangkapan berdasarkan (Ekor) hasil tangkapan ekor pada
jumlah individu pada pagi hari yaitu waktu pagi hari lebih banyak dari
berjumlah 1.194 ekor dengan rata- waktu sore hari. Pada waktu pagi
rata 170,57 ekor sedangkan pada hari didapatkan total jumlah 52% dan
waktu sore hari berjumlah 1.092 ekor total jumlah individu waktu sore hari
dengan rata-rata 156,0 ekor. Untuk berjumlah 48%.
melihat hasil tangkapan individu Dari hasil Uji Statistik
(Ekor) dalam bentuk histogram dapat menggunakan uji T diperoleh T
dilihat sebagai berikut : hitung 0,546759 < T tabel 1,8125.
Sehingga H0 diterima dan H1 ditolak
300
atau tidak terdapat perbedaan hasil
250
tangkapan individu (ekor) pada
Hasil Tangkapan Ekor

200
waktu pagi dan sore hari
150
100 Pagi
Hasil Tangkapan Payang
50 Sore
Menurut Jenis
0
Selama Penelitian dilakukan
28-Feb
25-Feb
26-Feb
27-Feb

1-Mar
2-Mar
3-Mar

didapatkan lah jenis-jenis hasil


Hari Penangkapan tangkapan alat tangkap payang pada
Gambar 3. Histogram Jumlah Hasil waktu pagi dan sore hari, dari hasil
Tangkapan (Ekor) Selama Penelitian yang didapatkan ada tujuh jenis ikan
yang tertangkap selama penelitian
10

dilaksanakan. Untuk melihat tabel pada pagi hari yaitu 596 ekor dan
hasil tangkapan alat tangkap payang pada sore hari 523 ekor. Untuk
menurut jenis tangkapan bisa dilihat melihat jenis hasil tangkapan alat
pada tabel berikut ini : tangkap payang berdasarkan jenis,
berat, dan ekor selama penelitian
Tabel 5. Hasil Tangkapan Payang di dalam bentuk histogram dapat dilihat
Perairan Menurut Jenis di sebagai berikut ini :
Perairan Pasalaban
N Jenis Nama Be Jum 700

Jumlah Hasil Tangkapan


o Ikan Latin rat lah 600
(K (Ek 500
g) or) 400

EKor
Pag Sor Pa Sore 300
200 kg pagi
i e gi
1 Ikan Rastrel 7,8 4,51 98 53 100 kg sore
Kembu liger sp 0 ekor pagi
ng
ekor sore
2 Ikan Euthyn 23,1 55.6 135 285
Tongko nus 9
l affinis
3 Ikan Katsuw - 37,7 - 20 Jenis Hasil Tangkapan
Cakalan onus 8
g pelami Gambar 5. Histogram Jenis Hasil
s Tangkapan Ikan (Kg dan Ekor)
4 Ikan Mene 10,3 7,4 184 126
Kapak macula
Dapat dilihat dari gambar
te
5 Ikan Stoleph 8,4 6,79 596 456 diatas bahwa ikan yang paling
Bada orus sp banyak tertangkap berdasarkan berat
6 Ikan Scomb 2,03 - 1 - (kg) selama peneltian adalah ikan
Tenggir eromor Tongkol (Euthynnus affinis), dan
i ini
ikan yang paling banyak tertangkap
comers
inii berdasarkan jumlah individu (ekor)
7 Ikan Caranx 24 20,1 180 152 selama penelitan adalah ikan Bada
Kuwe ignobil 7 (Stolephorus sp).
is
Jumla 75,6 132, 1.1 1.092 Pembahasan
h 3 34 94
Sumber Data Primer 2019 Hasil Tangkapan
Dapat dilihat dari tabel diatas Selama penelitian dilakukan
bahwa ikan yang tetangkap selama dalam tujuh hari di Perairan
penelitian dilaksanakan ada tujuh Pasalaban Bungus Selatan Padang
jenis ikan, dan ikan yang paling Sumatera Barat menggunakan alat
banyak tertangkap selama penelitian tangkap payang, dapat diketahui
yaitu ikan tongkol (Euthynnus jenis ikan yang tertangkap yaitu, ikan
affinis) dengan hasil tangkapan pada Tongkol (Euthynnus affinis), ikan
pagi hari yaitu 23,1 kg dan pada sore Teri (Stelophorus sp), ikan Kuwe
hari 55,69 kg, dan untuk jumlah hasil (Caranx ignobilis), ikan Kembung
tangkapan individu (Ekor) yang (Rastrelliger sp), ikan Tenggiri
paling banyak tertangkap selama (Scomberomorini comersinii), ikan
penelitian yaitu ikan teri Kapak (Mene maculate), dan ikan
(Stolephorus sp) hasil tangkapan Cakalang (Katsuwonus pelamis).
11

Berdasarkan uji t Hasil tangkapan pada waktu


antara hasil tangkapan ikan pagi hari didapatkan jenis-jenis ikan
berdasarkan jumlah berat (kg) di pelagis kecil, dan berukuran lebih
daerah penangkapan Perairan kecil, sedangkan hasil tangkapan
Pasalaban Bungus Selatan Padang pada waktu sore hari banyak
Sumatera Barat pada waktu pagi dan didapatkan hasil tangkapan
sore hari terdapat adanya perbedaan berdasarkan total berat yang lebih
hasil tangkapan, yakni Thit > Ttab besar dari pada waktu penangkapan
yang berarti H0 ditolak dan H1 pagi hari. Menurut Topan Basuma
diterima. (2009) Kondisi ini menunjukkan
Gunarso dalam Saragih bahwa ikan yang berukuran besar
(2003), menyatakan bahwa memiliki kemampuan adaptasi
berhasilnya suatu penangkapan serta dibandingkan ikan yang berukuran
pengumpulan ikan banyak kecil yang hanya terkonsentrasi pada
dipengaruhi oleh pengetahuan yang suhu 29oC. Selain itu, karena pada
luas mengenai alat penangkapan itu pagi hari perairan sedang mengalami
sendiri, kondisi lingkungan, tingkah pasang sehingga ada beberapa
laku ikan seperti cari makan. spesies yang meninggalkan
Gunarso dalam Saroso (2004), sarangnya(Tripura, dkk 2008) atau
menyatakan pada umumnya ikan- berpindah dari satu tempat di
ikan dewasa bergerak secara aktif perairan ke tempat lain
melawan arus, sedangkan ikan-ikan (Yuspardianto, dkk 2004).
kecil akan terbawa arus baik itu Sebagaimana menurut Boyd
pasang maupun surut. Ikan hanyut (1982) bahwa suhu optimal untuk
terbawa arus ini dikarenakan ketidak pertumbuhan ikan dan organisme
mampuan tubuh ikan tersebut akuatik didaerah tropis berkisar
melawan arus. Migrasi ikan-ikan antara 25-32°C pada suatu perairan.
dewasa disebabkan arus, sebagai alat Suhu memliki peranan penting dalam
orientasi ikan dan sebagai bentuk pergerakan ikan baik jarak jauh
rute alami, tingkah laku ikan dapat maupun dekat, seperti diketahui
disebabkan arus, khususnya arus bahwa baik ikan air tawar maupun
pasut, arus secara langsung dapat laut memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi distribusi ikan-ikan mendeteksi perubahan suhu hingga
dewasa dan secara tidak langsung 0, 03oC (Lagler et.al. 1997). Dari
mempengaruhi pengelompokan suhu yang didapatkan pada saat
makanan (Lavastu dan Hayes, 1981). penelitian di Perairan Pasalaban
Suhu merupakan parameter Bungus Selatan Padang Sumatera
penting dalam lingkungan perairan Barat berkisar antara 29 oC sampai
menurut Sastrawijaya (2009) suhu 30 oC pada waktu pagi dan Pada
mempunyai pengaruh yang besar waktu Sore hari berkisar 30 oC
terhadap kelarutan oksigen, kenaikan sampai 31 oC.
suhu menyebabkan lajunya
metabolisme dalam tubuh hewan KESIMPULAN DAN SARAN
dalam air dan selanjutnya menaikkan
kebutuhan oksigen yang Kesimpulan
mengakibatkan kandungan oksigen Hasil tangkapan Payang di
dalam air menurun. Perairan Pasalaban Bungus Selatan
Padang Sumatera Barat pada waktu
pagi selama penelitian didapatkan
12

total berat 75,63 kg dan jumlah sisni.bsn.go.id/index.php?/sni


individu sebanyak 1.194 ekor. _main/sni/detail_sni/7034[4
Sedangkan Pada waktu sore hari Desember 2011].
diperoleh total berat 132,34 kg dan
jumlah individu sebanyak 1.092 Boyd, C. E. dan F. Lichtkoppler,
ekor. 1982. Water Quality
Hasil tangkapan berdasarkan
Managementin Fish Pond
jumlah ekor paling banyak
didapatkan pada waktu pagi hari Cultur. Research and
dengan hasil tangkapan sebanyak Development International
1.194 ekor, sedangkan total berat Centre for Aquaculture
hasil tangkapan yang paling banyak Experiment. Auburn
didapatkan pada waktu sore hari Uniiversity. 359.
dengan total berat 132,34 Kg. Alat
tangkap payang berdasarkan jumlah Bustari. Rengi, P. Brown, A. dan
berat pada pagi dan sore hari dimana Hutabarat, G.F. 2011. Study
Thit 3,3509 lebih besar dari Ttab On Fishing Technology of
1,8125 sehingga H1 diterima, karena
The Stow Net At Halang
adanya perbedaan hasil tangkapan
pada waktu pagi dan sore hari. Island, Rokan Hilir Regency,
Indonesia. Prosiding Seminar
Saran antar Bangsa ke-5.
Saran yang dapat dilakukan
adalah adanya penilitian lebih lanjut Dahuri, R., 2003. Keanekaragaman
tentang selektivitas alat tangkap Hayati Laut: Aset
payang, produksi hasil tangkapan Pengembangan Berkelanjutan
dan analisis kelayakan usaha alat Indonesia. PT Gramedia
tangkap payang di Perairan
Pustaka Utama, Jakarta. 412
Pasalaban Bungus Selatan Padang
Sumatera Barat hal.

Direktorat Jenderal Kelautan,Pesisir


DAFTAR PUSTAKA
Ayodyoa, 1972. Kapal Perikanan. Dan Pulau-Pulau Kecil
Fakultas Perikanan. Institut Departemen Kelautan Dan
Pertanian Bogor.Bogor. Perikanan.2006. Panduan
Jenis-Jenis Penangkapan
Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Ramah
Ikan. 2012.Klasifikasi Alat Lingkungan.COREMAP II.
Penangkapan Ikan. Direktorat Jenderal Kelautan,
Semarang. Diakses pada Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
tanggal 6 Mei 2018 pada Departemen Kelautan dan
pukul 19.00 WIB. Perikanan. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Dodik. 2008. Analisis Finansial Unit


Bentuk baku konstruksi Pukat Penangkapan Payang di Desa
Payang. Padelegan, Kecamatan
[terhubungberkala]http://web Pademawu, Kabupaten
13

Pamekasan, Provinsi Jawa Dalam Hubungannya Dengan


Timur.Skripsi. Manajemen Alat, Metoda dan Taktik
Bisnis dan Ekonomi Penangkapan. Fakultas
Perikanan Kelautan. Perikanan Institut Pertanian
IPB:Bogor. Bogor, Bogor. 149 hal.

Effendi, M.I. 1979. Biologi Harahap, S. 1991. Tingkat


Perikanan. Yayasan Pustaka Pencemaran Air Kali Cakung
Tama Yogyakarta. Ditinjau dari Sifat-Sifat
Fisika Kimia Khususnya
FAO 2001. Species Identification Logam Berat dan
Guide for Fishery Purpose Keanekaragaman Jenis
“The Living Marine Hewan Benthos Makro.Tesis
Program Pascasarjana Institut
Resources of The Western
Pertanian Bogor, Bogor. 170
Central Pacific”. FAO, Rome hal.
(ITA).

Hakim LG, Asriyanto, Fitri ADP. Laevestu, T. dan M. L. Hayes, 1981.


2014. Analisis Payang Fisheries Oceanograpy and
Ampera (Seine net) Ecology. Fishing News.
Modifikasi dengan Window Farnham.
Permukaan Terhadap Hasil
Lagler, K.F; J.E. Bardach; R.R.
Tangkapan Ikan Daun Bambu
Miller and D.R.M. Passino.
(Chorinemus sp.) di Perairan 1997. Ichthyology. School Of
Kabupaten Kendal. Jurnal of Natural Resource University
Fisheries Resources of Michigan.
Utilization Management and
Technology. 3(2): 54-61. Meliza, R., Aristi Dian P F dan W.
Dian. 2013. Analisis Hasil
Harmasnida, R., Abdul Ghofar dan Tangkapan Per Upaya
W. S. Suradi. 2015. Studi Penangkapan Dan Pola
Beberapa Aspek Biologi Ikan Musim Penangkapan Ikan
Bawal Hitam Teri (Stolephorus Spp.) Di
(Parastromateus niger) Yang Perairan Pemalang.
Tertangkap Payang Di
Kabupaten Kendal. Mutakin, J. 2001. Analisis Potensi
dan Musim Penangkapan
Huet, M. 1975. Textbook of Fish Ikan Tenggiri
Culture.Breeding and (Scomberomorus spp.) di
Cultivation of Fishing News, Pangandaran Kabupaten
Ltd. London, 345 Ciamis, Jawa Barat. [Skripsi].
Bogor: Institut Pertanian
Gunarso, W. 1985. Suatu Pengantar
Bogor. Fakultas Perikanan
Tentang Tingkah Laku Ikan
dan Ilmu Kelautan.
14

Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Takalar. Torani. Vol. 18(2)


Djambatan. Jakarta. Juni 2008: hal. 160-170..

Nurhakim, S. 1993. Beberapa Sudirman dan Ahmad Mallawa.


Parameter Populasi Ikan 2004.Teknik Penangkapan
Banyar (Rastrelliger Ikan.PT RINEKA CIPTA:
kangurta) Di Perairan Laut Jakarta.
Jawa. Jurnal Penelitian
Perikanan Laut 81:64-75. Supriyadi. 2008. Dampak Perikanan
Payang Terhadap Kelestarian
PPUK, 2009. Usaha Penangkapan Stok Ikan Teri Nasi
dengan Alat Jaring Payang. (Stolephorus spp.) di Perairan
BI: Jakarta. Kabupaten Cirebon dan
Alternatif Pengelolaannya
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan [Skripsi]. Bogor (ID):
Kunci Identifikasi Ikn Jilid 1-2.
Binatjipta. Bandung. Institiut Pertanian Bogor.

Sastrawijaya, 2000. Perencanaan Topan Basuma. 2009. Penentuan


Lingkungan, Penerbit PT Daerah Penangkapan Ikan
Rinika Cipta, Cetakan kedua, Tongkol Berdasarkan Suhu
Jakarta Permukaan Laut di Perairan
Setiawan, L.B. 1992. Studi Tentang Binuangeun Banten [Skripsi].
Aspek Target Strengh Ikan Bogor (ID): Institut Pertanian
Tongkol (Euthynnus affinis). Bogor.
Bogor : Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas
Perikanan, Institut Pertanian
Bogor.

Subani, W dan Barus, H. R.


1989.Alat Penangkapan Ikan
dan Udang Laut di Indonesia.
Jurnal Perikanan Laut.
Nomor: 50 tahun 1988/1989.
Jakarta Balai Penelitian
Perikanan Laut, Departemen
Pertanian.

Sudirman. 2008. Deskripsi alat


tangkap dogol, analisis By
catch dan komposisi ikan
yang tertangkap di Perairan

Anda mungkin juga menyukai