HAMRIANI
L051171513
melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktik kerja lapang ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam untuk nabi
Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan kebenaran dan membawa kita
kealam kecerdasan.
hambatan, dan kesulitan yang dihadapi baik keterbatasan materi maupun dari
keterbataan kemampuan berfikir, serta tidak terlepas dari panutan berbagai pihak.
Untuk itu pada ksempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh dosen pembimbing dan seluruh asisten yang ikut serta
Saya menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik yang disadari maupun tidak disadari untuk itu saya sangat
HAMRIANI
BAB I
pendahuluan
A. Latar Belakang
Bagan perahu merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan dengan
(light fishing). Sedangkan menurut Subani (1989) bagan perahu adalah jaring angkat
Ikan pelagis dan hasil perikanan lainnya merupakan bahan pangan yang
muudah mengalami penurunan mutu dan mudah busuk, sehingga harus ada upaya
penanganan langsung secara cepat dan tepat pasca penangkapannya, hal ini akan
sangat menentukan kualitas hasil akhir pengolahannya. Perlu di pahami bahwa mutu
perikanan (ikan) yang terbaik “segar” adalah saat di panen di mana hasil penanganan
atau hasil pengolahan selanjutnya tidak akan pernah menghasilkan mutu yang lebih
baik oleh karena itu cara penanganan pertama saat di panen menjadi sangat penting
satu alat penangkap ikan yang dalam pengoprasiannya tidak terlepas dari sentuhan
teknologi. Oleh karena itu, sangatlah tepat dan penting kalau pelakanaan praktek kerja
Adapun tujuan dan kegunaan dari praktik lapang penanganan hasil tangkapan
sebagai berikut:
1. Tujuan
barru.
2. Kegunaan
1. Waktu
Tangkapan ini dilakukan pada hari jumat 12 oktober 2018 – 14 oktober 2018
2. Tempat
1. Alat
no Alat Fungsi
musibah
2. Bahan
no Bahan Fungsi
1. Observasi
mengetahui cara menangani ikan yang baik, jenis alat tangkap yang
d. Mengambil 3 ekor ikan sebagai sampel dari tiap jenis hasil tangkapan
1. Kapal
Gambar 1. kapal
Kapal bagan perahu yang digunakan saat pengambilan data kerja praktik
lapang di Desa Mate’ne kecamatan Tanete Rilau kabupaten Barru Sulawesi Selatan.
Bagan perahu (boat lift nets) adalah alat penangkap ikan yang dioperasikan
dengan cara diturunkan ke kolom perairan dan diangkat kembali setelah banyak ikan di
2. Jaring
Gambar 2. Jarring
Jaring pada bagang perahu merupakan jaring yang berbentuk empat persegi
panjang, dalam satu set jaring gillnet mempunyai ukuran mata yang sama.
3. Pemberat
Gambar 3. pemberat
Pemberat merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam
digunakan adalah timah, bila menggunakan pemberat lain harus menggunakan bahan
4. Tali penarik
Tali penarik digunakan untuk menurunkan jangkar pada saat kapal ingin
Cahaya lampu merupakan suatu bentuk alat bantu secara optik yang digunakan untuk
menarik dan mengkonsentrasikan ikan dan juga lampu berguna untuk menarik perhatian
B. Cara penanganan
Proses penanganan ikan diatas kapal harus dilakukan dengan baik agar kualitas
ikan yang diperoleh bagus. Tahapan – tahapan proses penanganan ikan diatas kapal
meliputi pengangkutan ikan dari jaring, sortasi, pencucian, penirisan, pendinginan, dan
Wadah yang digunakan pada proses penanganan ikan di bagan perahu adalah
adalah Boxing. Proses penyususnan ikan dengan menggunakan (box) yang terbuat
dari sterofom. Metode pengesan yang di lakukan nelayan yaiitu ikan, es, ikan, es.
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan pada ikan, antara lain
c. Hasil tangkapan
tangkapan yang dominan didapat yaitu ikan layang (Decapterus sp,) dan, ikan
tembang (Sardinella lemuru). Ikan yang ditangkap merupakan ikan-ikan pelagis kecil
yang sifatnya bergerombol dan senang akan cahaya atau bersifat fototaksis positif
yang pada malam hari ditangkap dengan menggunakan alat bantu cahaya (lampu).
Gambar hasil tangkapan alat, tangkap Bagan Perahu di Kab. Barru, dapat dilihat
Ikan hasil tangkapan memiliki ciri-ciri fisik tertentu. Berikut ciri-ciri fisik dari ikan
Parameter Organoleptik
Waktu
Hari/Tanggal Penanganan Rata-
(WITA) Mata Insang Bau Tekstur
Rata
Sabtu, Tanpa
9 9 8 9 8,75
13 Oktober 04.00 Penanganan
2018 Cool box 9 9 9 9 9
Sabtu, Tanpa
8 7 7 8 7,5
13 Oktober 06.00 Penanganan
2018 Cool box 9 9 7 9 8,5
Tanpa
Sabtu, 13 8 4 6 8 6,5
08.00 Penanganan
Oktober 2018
Cool box 9 5 7 9 7,5
Tanpa
Sabtu,13 7 3 3 5 4,5
10.00 Penanganan
Oktober 2018
Cool box 8 5 7 8 7
Sabtu, Tanpa
6 2 2 4 3,5
13 Oktober 12.00 Penanganan
2018 Cool box 7 2 7 8 6
Uji organoleptik ini dilakukan sebanyak lima kali dengan selang waktu dua
dengan cara melihat pedoman (score sheet) danga beberapa spesifikasi tentang mata,
penerapan cool box kita dapat melihat dengan jelas perbedaan kualitas mutunya. Ikan
dengan penerapan suhu rendah (Cool box) memiliki kualitas yang jauh lebih baik
daripada ikan yang tanpa penanganan. Walaupun dalam setiap jamnya ikan
a. Hauling
hasil tangkapan dari jaring langsung dipindahkan ke atas kapal dengan menggunakan
serok.
penyortiran ikan berdasarkan jenisnya. Ikan yang sejenis di simpan pada wadah yang
sama.
Ikan hasil tangkapan yang telah disimpan dalam wadah diberi penanganan
agar mutu ikan tetap tejaga. Penanganan yang tepat ialah penerapan suhu rendah.
Nelayan memberikan es yang telah di hancurkan terlebih dahulu agar suhu yang
diharapkan dapat tersebar ke seluruh ikan. Tetapi tidak dipungkiri bahwa terdapat
beberapa jenis ikan yang tidak diberikan suhu rendah, nelayan tersebut berpendapat
bahwa terlalu banyak es yang dibutuhkan apabila semua ikan ingin diberikan es.
2. Membawa ke pengumpul
A. Kesimpulan
perahu pada hauling pertama ( jam 01: 00) Ikan layang, Ikan kembung lelaki,
Ikan tenggiri, Ikan barakuda, Ikan pepetek, Ikan tembang dan pada hauling
kedua ( jam 05: 00) ikan laying, ikan barakuda, ikan tembang, dan ikan tenggiri
B. Saran
peralatan yang lebih modern dan pada saat penangadan ikan di atas kapal
higyene dan menerapkan suhu rendah supaya ikan tidak cepat mengalami
Subani, W. 1989. Alat penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia . Jurnal
Selatan.