Rahmat)
9
BTL. Vol.11 No. 1 Juni 2013 : 9-13
Cahaya
Gambar 2. Gillnet yang dioperasikan di Samudra
Hindia Selatan Jawa Mesin untuk menggerakkan dinamo berkekuatan
16 PK, sedangkan dinamo berkekuatan 5 KW dan
menghasilkan intensitas cahaya sekitar 4000 watt.
Lampu yang dipergunakan adalah jenis lampu mercuri
4-7 buah dengan intensitas cahaya 500-1000 watt.
10
Teknis Pengoperasian Gillnet Tuna………di Perairan Samudera Hundia Selatan Jawa (Salim A & E. Rahmat)
4. Daerah Penangkapan Hindia, sejauh 30-60 mil dari pantai Sadeng disajikan
pada Gambar 4. Posisi, tanggal, waktu, dan hasil
Daerah penangkapan kapal tuna yang berbasis di tangkatan Gillnet disajikan pada tabel 1.
PPP Sadeng dan beroperasi di perairan Samudera
Gambar 4. Daerah penangkapan(Fissing Ground) kapal tuna yang berbasis di PPP Sadeng
Tabel 1. Operasional Kapal Gillnet Tuna Sampel pada Bulan Juli 2010 di Perairan Samudra Hindia Selatan
Jawa
1 jam 15
2 4-Jul-10 S 08.41.358 gillnet 19.15 20.3 menit 131
3 E 110.25.719 gillnet 21.3 22 30 menit 13
11
BTL. Vol.11 No. 1 Juni 2013 : 9-13
Sebelum penawuran jaring, posisi kapal sudah Dalam pengoperasian jaring ini justru bila jumlah
diikatkan pada pronton. Setelah matahari tenggelam gerombolan ikan terlalu banyak, maka jurumudi akan
atau malam hari dan lampu-lampu obor dinyalakan mengarahkan ikan bukan memotong/menabrak
seperti pada kapal pukat incin. Lampu yang tengah-tengah antara dua buah pelampung tanda
digunakan berjumlah 4-7 buah dengan intensitas tetapi kapal hanya melawati di bagian pinggir
cahaya 4000-5000 watt. Setelah tampak gerombolan jaring.(Gambar 5.). Hal ini bertujuan bila jumlah ikan
ikan dibawah cahaya lampu, kapal kemudian bergerak yang tertangkap lebih banyak dari kekuatan
menjauh dari rumpon. Setelah terlihat gerombolan pelampung menahannya maka jaring akan hanyut
ikan mengikuti pergerakan kapal dan cahaya lampu, atau hilang. Pada saat hauling kapal sambil jalan 1
menjauh dari rumpon, kemudian dilakukan persiapan knot tetapi kadang-kadang posisi mesin netral juga.
penawuran jaring. Setelah kapal mendekat di pelampung penanda
pertama, tiangnya diangkat ke kapal. Setelah itu ABK
Posisi kapal saat setting jaring adalah memotong bersama-sama menarik jaring dan langsung disusun
arus dengan arah angin yang searah. Pelampung lagi seperti semula. Ikan yang terkena jaring sambil
tanda pertama dengan lampu di atasnya diturunkan dilepas dan untuk sementara ditampung di tempat
terlebih dulu kemudian mengikuti berturut-turut penampung ikan sementara di dalam geladak
pemberat dan pelampung pada jaring. Yang terakhir belakang.
pelampung tanda kedua dengan lampu diatasnya juga
diturunkan kelaut.
12
Teknis Pengoperasian Gillnet Tuna………di Perairan Samudera Hundia Selatan Jawa (Salim A & E. Rahmat)
selama 1 trip selama 7 hari(5 hari operasi) diperoleh Samudera Hindia Selatan Jawa. Kegiatan ini dibiayai
total hasil tangkapan sebanyak 406 ekor dengan bobot dengan dana APBN tahun anggaran 2010. Penulis
total 243 kg yang terdiri dari ikan cakalang 47,09 %, mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
madidihang 37,48%), tongkol 9,00% dan lain-lain Mahisworo Msi. sebagai penanggung jawab kegiatan
6,43%. yang telah melibatkan penulis dalam kegiatan ini. Dan
ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Hasil tangkapan ini tergolong rendah (hanya para Peneliti dan Teknisi yang telah membantu dalam
16,44%) bila dibandingkan dengan hasil tangkapan penulisan ini.
pancing ulur selama pelayaran yaitu sebanyak 1.253
kg. Hal ini disebabkan karena gerombolan ikan yang DAFTAR PUSTAKA
ada disekitar rumpon, hanya sebagian kecil yang
tertarik untuk mengikuti cahaya lampu yang ada di Atapattu, AR., 1991. The Experience of Fish
kapal dan disamping faktor cuaca seperti angin, arus Aggaregating Devices (FADs) for Fisheries
dan gelombang yang sangat mempengaruhi tampilan
jaring didalam air sehingga sangat mempengaruhi Martosubroto, P., Nurzali Naamin dan Ben B. Abdul
hasil tangkapan. Malik. 1991. Potensi Dan Penyebaran Sumber
Daya Ikan Laut Di Perairan Indonesia. Ditjenkan,
KESIMPULAN Puslitbangkan Oseanologi.
1. Pengoperasian gillnet tuna dengan menggunakan Naamin, N. dan Chai Chong Kee, 1987. Technological
dua alat bantu cukup efektif dan effisien karena and Economic Aspects of FAD – Based.
waktu yang digunakan untuk sekali tawur hanya
memerlukan rata-rata 1 jam, dan dari segi alat Nasution, Ch., Merta dan R. Arifudin Penelitian
tangkap hanya memerlukan panjang jaring 150 m. Rompong dan Asapek-aspeknya di Peraairan
2. Penggunaan dua alat bantu penangkapan pada Mamuju dalam Rangka Pengembangan Perikanan
gillnet tuna merupakan terobosan bagi nelayan Tuna di Sulawesi-Selatan. Jurnal Penelitian
untuk meningkatkan hasil tangkapan. Perikanan Laut No. 37 tahun 1986.
3. Hasil tangkapan per trip(5 hari operasi) sebanyak
406 ekor atau rata-rata 81 ekor per hari. Resources Enchancement and Management in
4. Komposisi hasil tangkapan didomonasi oleh jenis Srilangka. Presented at the Symposium on Artifical
ikan tuna(47,09%), tuna(37,48%) dan Reefs and Fish Aggregating Devices as Tool fir
tongkol(9,00%). the Management and Enchancement of Marine
5. Panjang cagak rata-rata ikan cakalang 33,00 cm, Fisheries Resources, Colombo, Srilangka 14-17
tuna 35,15 cm dan tongkol 26,58 cm May. IPFC p. 16-40.
13
BTL. Vol.11 No. 1 Juni 2013 :
14