Anda di halaman 1dari 24

1. Nama Kelompok 2. Alamat Lengkap Jalan Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Telepon E-Mail 3. Kegiatan 4. Kelas Kelompok 5.

Tahun Berdiri 6. Pendidikan 7. Lokasi Kegiatan

: KUB Mitra Bahari : Kampung Nelayan Pesisir Jumiang : Desa Tanjung : Pademawu : Pamekasan : Jawa Timur : 08155047452 : kub_mb@gmail.com : Budidaya Rumput Laut : Madya : 2007 : Sekolah Dasar (Ketua Kelompok) : Perairan Pesisir Jumiang

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

Sebagian besar

rumah tangga di pesisir selatan Kabupaten Pamekasan

berprofesi sebagai nelayan. Mayoritas nelayan di pesisir berprofesi dalam perikanan tangkap. Wilayah penangkapan ikan nelayan pesisir selatan Kabupaten Pamekasan sangat terbatas yaitu sepanjang Selat Madura. Hal ini disebabkan keterbatasan daya jelajah kapal dan modal nelayan. Kendala utama nelayan di pesisir selatan beberapa tahun belakangan adalah menurunnya produksi hasil tangkapan nelayan. Beberapa faktor penyebab penurunan tersebut yaitu: overfishing di diwilayah penangkapan ikan, keterbatasan modal nelayan, armada dan alat tangkap tradisional serta kenaikan biaya operasi penangkapan akibat kelangkaan kenaikan harga BBM. Wilayah penangkapan di Selat Madura sudah over fishing. Perairan Selat Madura merupakan wilayah penangkapan ikan bagi nelayan 10 kabupaten di Jawa Timur yaitu Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. Wilayah perairan yang sempit dan tidak memadai dengan jumlah nelayan mengakibatkan produksi hasil tangkapan nelayan di Pesisir selatan mengalami penurunan hasil tangkapan.
Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari 2

Keterbatasan modal usaha juga menghambat nelayan di pesisir selatan untuk mengembangkan usahanya. Modal usaha yang terbatas mempengaruhi jumlah dan jenis armada dan alat tangkap yang dimiliki nelayan. Umumnya armada dan alat tangkap nelayan pesisir selatan Kabupaten Pamekasan yang dimiliki tergolong tradisional, daya jangkau armada pendek berkisar 0-4 mil dan rentan terhadap

gangguan cuaca/ombak. Keterbatasan armada dan alat tangkap mengakibatkan jenis dan jumlah tangkapan nelayan sedikit. Kenaikan biaya operasional penangkapan ikan juga dialami nelayan di pesisir selatan kabupaten Pamekasan. Kenaikan biaya ini disebabkan kelangkaan dan

kenaikan harga BBM. Kenaikan harga juga terjadi pada alat tangkap dan berbagai kebutuhan pokok nelayan. Akibatnya modal yang tersisa untuk pengembangan usaha menjadi sangat minim bahkan tidak ada. Banyak nelayan yang harus mencari pinjaman/hutang pada pihak lain untuk membiayai usaha pengkapan ikan. Kondisi perubahan iklim dunia saat ini juga sangat berpengaruh terhadap usaha penangkapan ikan. Global warming menyebabkan resiko usaha di laut menjadi besar, nelayan jarang melaut akibat ombak besar. Hal yang paling diraskan oleh nelayan di pessir selatan akibat perubahan iklim adalah musim untuk kegiatan penangkapan yang semakin pendek. Berbagai kendala tersebut saling terkait satu dengan lainnya dan menciptakan dampak penurunan pendapatan rumah tangga nelayan di pesisir selatan Kabupaten Pamekasan. Dibutuhkan solusi tepat untuk mengatasi kendala tersebut dengan mengenalkan usaha alternatif bagi masyarakat nelayan Usaha alternatif sangat dibutuhkan agar rumah tangga nelayan yang berada dalam lingkaran kemiskinan dan ketidakberdayaan dapat diatasi. Agar dapat diterima oleh rumah tangga nelayan usaha alternatif sebagai solusi bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Pameksan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) memberikan keuntungan secara ekonomis ( feasible), (b) komoditi tersebut memiliki Permintaan pasar (market demand) prospektif, (c) biaya produksinya rendah dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat nelayan berpenghasilan rendah, (d) pengelolaannya harus ramah lingkungan dan mampu mendorong masyarakat pesisir untuk menjaga kualitas

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

lingkungan pesisir, (e) masyarakat mengenal komoditi tersebut untuk mempercepat daya terima dan keterikatan masyarakat, (f) tidak membutuhkan keterampilan khusus dan kualitas SDM tinggi untuk menjalankan usaha, usaha tersebut dapat diusahakan sepanjang tahun (tidak tergantung musim), (g) bersifat padat karya (labour intensive) dan mampu melibatkan semua golongan masyarakat. Usaha masyarakat pesisir selatan Kabupaten Pamekasan untuk mencari mata pencaharian baru yang lebih menguntungkan mendpat sambutan positif dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan yang saat itu mencoba

mengembangkan budidaya rumput laut di wilayah pesisir Pamekasan. Usaha Budidaya Rumput Laut sebagai solusi tepat dan cerdas bagi masyarakat pesisir Kabupaten Pamekasan dengan pertimbangan berikut: Memberikan keuntungan secara ekonomis (feasible) Permintaan pasar (market demand) bagus/prospektif; prospek pasar rumput laut sangat besar dan Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar dunia.

Tabel 1. Perkiraan produksi dan kebutuhan rumput laut E.Cottoni sp


Jenis Rumput Laut E. Cottoni sp Kebutuhan Dunia Produksi Indonesia Produksi Luar Peluang Pasar Produksi dan Kebutuhan E. Cottoni sp per tahun (ton kering) 2006 2007 2008 2009 2010 202.300 218.100 235.000 253.900 274.100 56.000 100.000 46.300 60.000 105.000 53.000 66.000 110.250 59.050 73.000 115.800 65.100 80.000 115.800 65.100

(Sumber : Anggadiredja, 2006) Biaya produksinya rendah/dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat nelayan berpenghasilan rendah. Budidaya Rumput laut tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang besar. Komponen utama biaya adalah bibit dan tenaga kerja pada saat tanam dan panen.

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

Pengelolaannya harus ramah lingkungan; Budidaya rumput laut menuntut masyarakat sadar memelihara kelestarian lingkungan laut, karena rusaknya kualitas perairan akan menurunkan produksi rumput laut. Masyarakat mengenal komoditi tersebut (untuk mempercepat daya terima dan keterikatan masyarakat terhadap budiaya komoditi tersebut); masyarakat pesisir sudah mengenal rumput laut secara turun-temurun meskipun teknologi tradisional. Tidak membutuhkan keterampilan/skill dan kualitas SDM tinggi untuk menjalankan usaha tersebut; Budidaya rumput laut tidak menuntut keterampilan khusus dan dapat dilakukan semua lapisan masyarakat dari segala tingkat pendidikan. Dapat diusahakan sepanjang tahun (tidak tergantung musim); dengan masa produksi 45 hari, Budidaya rumput laut dapat dilakukan 6 kali setahun. Bersifat padat karya (labour intensive): Usaha rumput laut menyerap banyak tenaga kerja terutama kegiatan sortasi bibit, pengikatan bibit, pemindahan bibit ke laut dan panen. Melibatkan semua golongan masyarakat; budidaya rumput laut dapat dilakukan oleh semua kalangan baik tua-muda, laki-laki atau perempuan.

Manajemen

usaha

yang

baik

diperlukan

untuk

mengawal

upaya

pengembangan rumput laut di pesisir selatan Kabupaten Pamekasan. Pendekatan yang tepat dibutuhkan agar dalam pengelolaannya mampu mengoptimalkan potensi ekonomis komoditi rumput laut dan meminimalkan kendala/keterbatasan sumberdaya pengelolanya. Untuk itu pengelolaan usaha budidaya rumput laut di pesisir Kabupaten Pamekasan tidak dilakukan secara individual tetapi difasilitasi dalam suatu kelembagaan usaha bersama dengan pertimbangan; Usaha rumput laut secara individual oleh masing-masing petani akan tidak efisien secara ekonomis dan merangsang persaingan tidak sehat antar petani

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

Bargaining position petani rumput laut secara individual lemah karena berbagai keterbatasan seperti modal, teknologi, akses pemasaran. Petani rumput laut hanya menjadi penerima harga dan sering rugi.

Efisiensi biaya dan pemakaian tenaga kerja lebih mudah tercapai, karena kelompok mengkoordiniir segala kegiatan yang berkaitan dengan usaha. Pembinaan kepada petani rumput laut lebih mudah dilakukan dalam suatu kelompok dan sangat tidak efisien dan merepotkan jika dilakukan kepada petanipetani rumput laut secara individual.

Bargaining position Kelompok Usaha Bersama (KUB) rumput laut lebih kuat dalam berhadapan lembaga atau institusi lain. Kelompok merupakan lembaga yang sangat demokratis milik bersama, dikelola secara bersama-sama dan untuk kepentingan bersama. Atas dasar itulah kemudian para pembudidaya rumput laut yang berlokasi di

pesisir Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan sepakat membentuk Kelompok Usaha Bersama Mitra Bahari. Nama MITRA BAHARI dipilih oleh kelompok dengan pertimbangan usaha yang dikelola tidak hanya mampu memberikan keuntungan secara ekonomis semata bagi masyarakat tetapi juga mampu memberikan manfaat yang besar terhadap aspek sosial budaya masyarakat dan kelestarian lingkungan laut. Paradigma pengelolaan usaha yang ekonomis, lestari dan berkelanjutan inilah yang mendasari dan mewarnai kegiatan usaha rumput laut yang dikelola kelompok.

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

STRUKTUR ORGANISASI

PEMBINA Diskanlut

KETUA M.Zabur

SEKRETARIS Hairus Sholihin HUMAS M. Mastur

BENDAHARA Maskurdi

KABID PERMODALAN M. Thohir

KABID SAPRODI Suripto

KABID PRODUKSI Abdul. Fatah

KABID PEMASARAN Amirullah

UNIT USAHA BUDIDAYA Hasan Basri

UNIT USAHA PENGOLAHAN Siti Subaidah

UNIT USAHA SIMPAN PINJAM Mashudi

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

Kegiatan dan Jenis Usaha 1. Kegiatan rutin Kelompok Usaha Bersama rumput Laut MITRA BAHARI Pertemuan rutin pengurus dilakukan sebulan sekali. Diluar pertemuan rutin pengurus melakukan pertemuan, jika ada keperluan mendesak menyangkut kepentingan kelompok tani Pertemuan anggota dilakukan sebulan dua kali yaitu pada minggu pertama dan ketiga senin malam setiap bulan. Pertemuan dilakukan di di sekretariat kelompok. Acara pertemuan diawali acara kegamaan yaitu pembacaan Yaa Siin dan Tahlil dan dilanjutkan dengan pembinaan oleh penyuluh dan instansi terkait lainnya. Materi dialog usaha rumput laut dan perkembangan usaha kelompok merupakan acara utama setiap pertemuan. Dari dialog sering dimunculkan kesepakatan dan ide baru yang sangat berguna bagi kemajuan kelompok usaha rumput laut.

Gambar 1. Pertemuan Rutin KUB Mitra Bahari

2. Kegiatan kerja bakti Usaha rumput laut merupakan usaha yang menyerap banyak tenaga kerja dan menuntut pengelolaan secara bersama agar usaha yang ditekuni menjadi lebih ekonomis dan efisien. Prinsip ini disadari oleh seluruh anggota kelompok dan diwujudkan dalam berbagai kegiatan pengelolaan usahanya. Kegiatan yang selama ini yang sering dilakukan secara bersama oleh kelompok yaitu; memperbaiki rakit/ancak rumput laut, memasang benih maupun pada kegiatan
Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari 8

panen dan pengolahan pasca panen. Kegiatan tersebut bersifat masif dan melibatkan semua pihak yaitu laki-perempuan, tua dan , remaja dan anak-anak. Kekompakan dan kebersamaan dalam pengelolaan usaha rumput laut hampir dapat ditemui sepanjang hari di pesisir Jumiang. Kegiatan kerja bakti lainnya yang dilakukan kelompok yaitu: Kegiatan bersih-bersih pantai (beach clean up) untuk mencegah pencemaran kawasan pesisir Kegiatan penanaman pohon waru untuk mencegah abrasi pantai Sokongan Tasek merupakan kegitan swadana masyarakat untuk mendanai kegiatan pelestarian lingkungan pesisir dan budaya petik laut

Gambar 2. Kegiatan Bakti Laingkungan (beach clean up) KUB Mitra Bahari

Perkembangan Anggota Kelompok Sebelum adanya kelompok jumlah pembudidaya rumput laut di pesisir jumiang hanya sekitar 5 orang dengan jumlah rakit sebanyak 12 buah. Kondisi sosial ekonomis pembudidaya rumput laut pada waktu itu tergolong miskin. Usaha rumput laut pada waktu itu hanya merupakan usaha sampingan yang tidak menarik bagi masyarakat pesisir. Pada tahun 2007 setelah berdirinya Kelompok Usaha Bersama MITRA BAHARI jumlah pembudidaya rumput laut meningkat 27 orang dengan jumlah rakit yang diusahakan selama setahun 736 rakit. Pada tahun 2008 jumlah

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

pembudidaya semakin meningkat seiring makin tertariknya masyarakat terhadap usaha rumput laut. Pada waktu itu jumlah pembudidaya meningkat menjadi 32 orang dengan jumlah rakit rumput laut yang beroperasi selam setahun sebanyak 2.421 buah. Pada Tahun 2009 jumlah anggota kelompok meningkat lebih dari 100 persen seiring keberhasilan usaha rumput laut di pesisir jumiang. Pada periode itu jumlah pembudidaya menjadi 70 orang dengan jumlah rakit rumput laut yang beroperasi selam setahun sebanyak 2698 buah. Pada tahun 2010 daya tarik kelompok bagi masyarakat pesisir semakin meningkat. Jumlah pembudidaya rumput laut pada tahun 2010 meningkat lebih 100 persen menjadi 159 orang. Perkembangan anggota Pada tahun 2011 cukup stabil yaitu sebesar 149 orang. Hal ini disebabkan hampir semua masyarakat sudah tergabung dalam usaha budidaya rumput laut.. Dengan kondisi seperti ini, usaha rumput laut sekarang menjadi usaha andalan dan sumber pendapatan utama masyarakat nelayan pesisir jumiang. Perkembangan jumlah anggota dan kepemilikan rakit rumput laut anggota KUB MITRA BAHARI terlihat pada Tabel 2. berikut.

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Anggota dan Kepemilikan Rakit No 1 2 Uraian Pembudidaya (orang) Jumlah rakit setahun Jumlah 2007 27 736 2008 32 2421 2009 70 2698 2010 159 2981 2011 149 2842

Sumber: KUB Mitra Bahari (2010)

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

10

KUB mitra bahari didirikan pada Tahun 2007 berlokasi di wilayah pesisir Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu. Pada masa awal memfokuskan usaha pada pengembangan rumput laut. Seiring perkembangan kelompok, Usaha terkait rumput laut yang dikembangkan mencakup: Unit Usaha budidaya rumput laut Unit Usaha pengolahan rumput laut Unit usaha simpan pinjam

Unit usaha budidaya rumput laut merupakan usaha utama. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu rumput laut yang dihasilkan KUB mitra bahari melakukan langkah sebagai berikut: Mengenalkan jenis-jenis rumput laut unggul kepada anggota. Saat ini jenis rumput laut yang dikembangkan kelompok terdiri ; Eucheuma Cottoni-hijau, E. Cottoni merah, E. Cottoni-Maumere, E. Cottoni-Alfarisi dan Eucheuma Spinosum.

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

11

Membangun kebun bibit rumput laut. Kebun bibit dikelola sepenuhnya oleh kelompok untuk memasok kebutuhan bibit rumput laut bagi anggotanya. Kebun bibit juga menjadi lahan demplot bagi varietas/jenis rumput laut baru sebelum disosialisasikan dan dilepas ke anggota kelompok. Perkembangan usaha budidaya rumput laut KUB MITRA BAHARI mencapai

perkembangan yang signifikan. Hal ini terlihat setidaknya dari perkembangan produksi rumput laut seperti terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Peningkatan produksi rumput laut KUB MITRA BAHARI (ton) NO 1 URAIAN Produksi Basah 2007 133,349 2008 432,236 2009 493,993 2010 699,397

Produksi Kering

16,668

54,029

493,993

699,397

Sumber : KUB Mitra Bahari (2010)

Komitmen dan perhatian KUB MITRA BAHARI terhadap mutu rumput laut sangat besar. Kelompok sangat menekankan anggotanya agar menghindari praktek pencampuran rumput laut dengan bahan lain (garam). Untuk itu selain melalui pembinaan yang intensif oleh kelompok, kelompok juga memfasilitasi penyediaan saraan pengeringan bagi anggota. Komitmen terhadap mutu tersebut terbukti dengan pengakuan dari perusahaan mitra dengan menggolongkan rumput laut produksi KUB MITRA BAHARI dalam golongan K1 (kualitas terbaik).

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

12

Gambar 3. Pengeringan Rumput laut KUB Mitra Bahari

Unit usaha simpan pinjam KUB RUMPUT LAUT dikembangkan dilatarbelakangi kebutuhan modal usaha anggota. Untuk itu kelompok menerapkan simpanan wajib bagi setiap anggota yang dihimpun dalam setiap pertemuan rutin kelompok. Dana hasil simpanan anggota kemudian dikelola untuk modal simpan pinjam kelompok.

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

13

Untuk mengembangkan usahanya kelompok usaha bersama rumput laut mitra abahri menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Kemitraan dibangun kelompok untuk meningkatkan posisi tawar kelompok, mempermudah penyediaan/fasilitas bagi anggota dan memberikan nilai tambah bagi usaha kelompok. Kemitraan yang dijalin mencakup kemitraan pemasaran produk, kemitraan bidang produksi dan kemitraan bidang pembiayaan. Di bidang pemasaran produksi rumput laut Kelompok Usaha Bersama/KUB MITRA BAHARI telah menjalin kerjasama kemitraan pihak pabrikan/eksportir

rumput laut. Kerjasama kemitraan yang telah dilakukan yaitu o PT. Helmi Karagenan Indonesia di Gresik (2009-sekarang) o PT. Marina di Surabaya (2007-2008) o PT. Gummindo di Jakarta (2010-sekarang) Pihak eksportir selaku inti selain membeli rumput laut juga berperan aktif dalam upaya pembinaan mutu rumput laut. Temu usaha antara pihak eksportir dengan anggota sering diadakan untuk membangun kesepahaman dua pihak,

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

14

mensosialisaikan pasar/trend rumput laut dan bagi perusahaan sebagai sarana evaluasi kegiatan pembinaan mutu rumput laut yang dilakukan kelompok. Upaya pengembangan varietas unggul rumput laut KUB mitra bahari banyak mengadopsi hasil hasil riset dari Pusat Studi Kelautan Universitas Trunojoyo. Banyak peneliti dari perguruan tinggi tersebut yang ikut aktif mendampingi kegiatan budidaya yang dikembangkan kelompok. Kunjungan dari akdemisi rutin dilakukan dan menjadi sarana diseminasi teknologi budiday rumput laut bagi anggota kelompok. Mahasiswa Universitas Trunojoyo juga banyak mengembangkan program kemahasiwaan berbasis budidaya rumput laut di kelompok Mitra Bahari. Di bidang pembiayaan usaha, KUB MITRA BAHARI telah menjalin kerjasama dengan BANK BRI. Kemitraan tersebut berbentuk fasilitasi kredit permodalan usaha bagi kelompok. Secara umum kemitraan usaha bidang pembiayaan dinilai berhasil, hal ini dibuktikan dengan jumlah/plafon pinjaman yang makin meningkat. Pihak bank BRI sering mengadakan kunjungan ke kelompok untuk memantau perkembangan usaha. Untuk memasarkan hasil olahan rumput laut dilakukan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan bazaar, pameran yang diselenggarakan di Kabupaten Pamekasan. Pemasaran secara langsung dilakukan di daerah wisata jumiang pada hari-hari libur. Untuk memasyarakat Produk rumput laut sedang dilakukan promosi produk rumput laut ke sekolah-sekolah.

Gambar 4. Kunjungan BRI dan akademisi Universitas Trunojoyo ke kelompok

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

15

Fasilitas yang dimiliki kelompok mencakup kelengkapan organisasi, fasilitas produksi dan fasilitas pengolahan. Fasilitas kelengkapan organisasi yang dimiliki kelompok terdiri: Bangunan Sekretariat kelompok ( dilengkapi mebeuler, komputer, alat tulis/ATK dll) buku kelompok yaitu buku tamu, buku anggota, buku absensi/daftar hadir, buku kas umum, buku kas harian, buku agenda surat masuk dan keluar, buku notulen rapat, buku inventaris barang, buku kas harian, buku tabungan, buku pinjaman, buku penerimaan saprodi, buku penyaluran sparodi dan catatan analisa usaha. Papan organisasi kelompok mencakup papan sekretariat KUB, struktur organisasi KUB, papan informasi dan papan dokumentasi kegiatan kelompok. buku

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

16

Fasilitas kegiatan produksi yang dimiliki kelompok terdiri: Gudang penyimpanan rumput laut ( dilengkapi timbangan, karung plastik dll) Meja penjemuran rumput laut Perahu Bangunan tempat pembibitan rumput laut Kebun bibit rumput laut Fasilitas kegiatan pengolahan hasil yang dimiliki kelompok terdiri: Bangunan pengolahan rumput laut Alat pengolahan (Kompor, wajan, panci pengukus, blender sodet dll) Lemari pendingin/kulkas Sealer, cup plastik Coolbox Plastik label

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

17

KUB mitra bahari merupakan pioneer usaha rumput laut di Kabupaten Pamekasan. Semula masyarakat Jumiang bermatapencaharian bidang perikanan tangkap dengan pendapatan rendah. Keberhasilan KUB mitra bahari mempelopori pengembangan budidaya rumput laut menjadi pendorong masyarakat untuk beralih ke budidaya rumput laut dan bergabung dalam keanggotaan KUB.

KUB Mitra Bahari merupakan KUB berprestasi dalam pengembangan rumput laut di Kabupaten Pamekasan Tahun 2009. Prestasi ini dicapai sebagai berkat perkembangan usaha budidaya rumput laut dan model pengembangan kelembagaan yang dikembangkannya

Juara I Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Tingkat Propinsi Jawa Timur Tahun 2011 Juara I Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Tingkat Nasional

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

18

Gambar 5. Piagam Penghargaan Untuk KUB Mitra Bahari

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

19

Menjadi model/percontohan dan studi banding baik untuk kegiatan riset rumput laut maupun model pengembangan kelembagaannya. Instansi-instansi yang pernah studi banding kelompok yaitu: Kunjungan Dinas Perikanan dan Kelautan dan Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Gorontalo tahun 2009 untuk studi banding rumput laut Kunjungan mahasiswa program pascasarjana S3 china university of oceanology tahun 2009 untuk penelitian desertasi Menerima kunjungan mahasiswa program pascasarjana S3 Institut Pertanian Bogor tahun 2010 untuk penelitian desertasi model kelembagaan rumput laut Kunjungan mahasiswa program studi ilmu kelautan Universitas Trunojoyo Madura tahun 2008, 2009, 2010 untuk Studi Lapang, PKL, dan Skripsi Menerima kunjungan mahasiswa program studi perikanan Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2009, 2010 untuk penelitian Skripsi Menerima kunjungan mahasiswa program studi budidaya perikanan Universitas airlangga tahun 2009, 2010 untuk penelitian Skripsi Menerima kunjungan mahasiswa program studi agribisisnis pertanian Universitas Trunojoyo Madura tahun 2010 untuk studi potensi agribisnis di madura Kunjungan dari instansi pusat: Dirjen KP3K Kementerian Kelautan, Badan Riset Kelautan dan perikanan KKP RI, Kementerian Pembangunan daerah Tertinggal, Kementerian Perindustrian dan Bappenas. Tempat studi banding mahasiswa postgraduate dari negara prancis untuk telaah persebaran algae 2011. Menjadi tempat pelaksanaan joint research antara china university of oceanology dengan universitas trunojoyo madura untuk kerjasama penelitian microalgae dan makroalgae (in progress).

Gambar 5. Studi banding Pemprov Gorontalo dan Peneliti dari perancis

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

20

Usaha budidaya rumput laut membawa perubahan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir jumiang. Keberhasilan tidak hanya secara aspek ekonomis semata, tetapi juga pada aspek sosial budaya masyarakat dan aspek lingkungan. Dampak Lingkungan Meningkatnya kesadaran masyarakat pesisir jumiang dalam pelestarian lingkungan laut. Awalnya sewaktu bergerak di usaha penangkapan, nelayan masih marak melakukan illegal fishing, penambangan pasir dan hal lain yang merusak lingkungan sekitar pantai. budidaya rumput laut yang bergantung kualitas perairan, menyadarkan masyarakat untuk terus menjaga lingkungan laut. Dampak Ekonomi Meningkatnya pendapatan masyarakat Sewaktu berprofesi menjadi nelayan tangkap memiliki pendapatan rata-rata sebesar Rp. 200-250 ribu/bulan(kondisi normal). Pada kondisi tidak normal

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

21

(musim barat/gangguan cuaca) pendapatan rata-rata nelayan menurun bakan hanya sebesar Rp. 100-150 ribu/bulan. Tabel 4. Pendapatan dan keuntungan pembudidaya rumput laut
No 1 Uraian Pendapatan rata-rata pembudidaya/musim ( 1 musim = 45 hari) Biaya Produksi rata-rata pembudidaya/musim Keuntungan pembudidaya/musim 2007 (Rp) 910.000,495.850 414.150 2008 (Rp) 1.640.000 820.000 820.000 2009 (Rp) 2.200.000 980.000 1.220.000 2010 (Rp) 2.600.000 1.040.000 1.560.000 2011 (Rp) 2.700.000 1.200.000 1.500.000

2 3

Sumber : KUB Mitra Bahari (2010)

Penyerapan tenaga kerja menjadi lebih intensif

Tabel 5. Daya serap tenaga kerja usaha rumput laut


No 1 Uraian Daya Serap Tenaga Kerja ratarata/musim ( 1 rakit = 2 orang) Daya Serap Tenaga Kerja ratarata/tahun ( 1 tahun = 6 musim) 2007 (Orang) 1472 2008 (Orang) 4842 2009 (Orang) 5396 2010 (Orang) 5962 2011 (orang) 5684

8.832

29.052

32.376

35.772

34.104

Keterangan : - Kepemilikan rakit KUB Mitra Bahari; 736 (2007); 2421 (2008) 2698 (2009); 2981 (2010) dan 2842 (Agustus 2011) Resiko kegagalan usaha rendah. Masyarakat dapat berusaha sepanjang tahun (6 kali/tahun) Peningkatan kemampuan keuangan/usaha kelompok. Unit Simpan pinjam kelompok berkembang pesat. KUB Mitra Bahari juga mampu memfasilitasi

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

22

pengadaan sarana produksi dan pemasaran hasil produksi rumput laut anggota. Dampak Sosial Budaya Dampak sosial budaya yang paling terasa dari kegiatan budidaya rumput laut adalah meningkatnya rasa kebersamaan dan kemampuan kerjasama (team work) anggota masyarakat khususnya anggota kelompok. Kerjasama anggota terlihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Peserta dan cara pengerjaan kegiatan usaha rumput laut Kegiatan Introduksi varietas baru Pemilihan bibit Pembersihan bibit, Sortasi bibit , Pengikatan bibit, pembuatan ancak, pelampung dan bandul Pelepasan ancak ke laut lepas Pengendalian hama penyakit Panen Pemeliharaan ancak dll Pengeringan Penyimpanan Peserta Cara Pengerjaan Difasilitasi oleh KUB Seluruh anggota Bersama-sama Anggota perempuan Bersama-sama Anggota perempuan Bersama-sama Anggota perempuan Bersama-sama Anggota Laki-laki Bersama-sama Anggota Laki-laki Bersama-sama Anggota Laki-laki Bersama-sama Seluruh anggota Bersama-sama Anggota Laki-laki Bersama-sama KUB mempekerjakan Anggota KUB mempekerjakan Anggota

Perubahan sikap dan pengetahuan masyarakat pesisir bahwa budidaya rumput laut merupakan mata pencaharian yang sangat menguntungkan.

- Meningkatnya pengetahuan anggota dalam pengelolaan organisasi, keuangan,


kepemimpinan dan pengembangan usaha. Pertemuan kelompok yang rutin dilakukan setiap dua minggu mampu mengembangkan pengetahuan dan kesadaran anggota dalam pengembangan keorganisasian.

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

23

Gambar 7. Pengembangan rumput laut juga berperan bagi kelestarian kawasan mangrove di pesisir jumiang

Selayang Pandang | Kelompok Usaha Bersama Rumput Laut Mitra Bahari

24

Anda mungkin juga menyukai