PERKEMBANGAN EKONOMI ISLAM DALAM KONTEKS INDONESIA Oleh: Dr. EUIS AMALIA, M.Ag (Ketua Program Studi Muamalat/ Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) MAKALAH DISAMPAIKAN PADA SEMINAR KEBANGKITAN DUNIA ISLAM DALAM BIDANG EKONOMI Kampus As Syafiiyah, Rabu, 18 Januari 2012 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2 Praktek Ekonomi Syariah pada masa awal Islam 1. Kebijakan ekonomi Rasul: a. Penghapusan riba b. Pengenalan etika bisnis dan transaksi syariah c. Pendirian baitul mal 2. Masa Khilafah Umayyah a. Melanjutkan fungsi baitul mal dlm mengatur sirkulasi keuangan b. Muncul para banker individual (jihbiz/jahabiz) berfungsi sbg pemungut pajak, melayani kebutuhan uang masyarakat 3. Masa Khilafah Abbasiyah a. Jihbiz masa al Muqtadir berfungsi sebagai bank: deposit, landing, pelayanan jasa spt cek, transfer dana antara pusat dan daerah, pembayaran gaji tentara b. Masyarakat plural (suku Arab, Persi, Turki, Yahudi, Nasrani) c. Para jihbiz didominasi oleh kaum Yahudi & Nasrani, al. Yosep Pinias, Harun bin Ibran, Ibrahim bin Yuhana, Laid & Ibnu Abi Isa d. Praktek jihbiz melakukan sistem diskon rate (interest) e. Lembaga jihbiz sbg tempat penyimpanan kekayaan yang aman termasuk bagi para wazir (pejabat) yang korup Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam konteks ini Joshep Schumpeter mengatakan, adanya Great Gap dalam sejarah pemikir ekonomi selama 500 tahun yaitu masa yang dikenal sebagai the dark ages. Dalam karyanya, History of Economis Analysis, ia menegaskan bahwa pemikir ekonomi timbul pertama kali di zaman Yunani Kuno pada abad 4 SM dan bangkit kembali pada abad ke 13 M di tangan pemikir skolastik Thomas Aquinas. (Joseph A. Schumpeter, History of Economic Analysis, (New York: Oxford University Press, 1954), h. 52.) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masa kelahiran tokoh pemikir muslim yang menulis aspek Ekonomi: a. fase I (s.d 1059 M)/klasik : Abu Yusuf, Abu Ubaid, al Syaibani, Yahya bin Umar, al Mawardi b. fase II (1058-1446 M)/pertengahan: Ibnu Hazm, al Ghazali, Ibnu Taimiyah, asy Syatibi,Ibnu Khaldun, al Maqrizi c. fase III (1446-1932M)/moderen: syah Waliyullah, Muh. Iqbal, al Maududi Masa sekarang : MA Mannan, Monzer Kahf, Baqir Sadr dll. 4 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5 3. Pasca Abbasiyah a.Awal abad 17 berdiri The Dawn of Modern Banking (Bank Modern) dipelopori oleh Yahudi b.Dgn revolusi Perancis muncul kesadaran industrialisasi yang membutuhkan akumulasi modal sehingga lahir bank modern dgn sistem interest yg berkembang pesat sejalan dgn revolusi industri c.Selama dua abad pertama kelompok Katolik menentang riba (usury) namun setelah itu mereka menerima interest sbg bukan riba Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGEMBANGAN EKONOMI KONVENSIONAL (MITOS KAPITALISME SMITHIAN) 1. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas; 2. Sumber-sumber ekonomi relatif terbatas berupa memaksimumkan kepuasaan pribadi (utility maximization of self interest); 3. Kompetisi sempurna (perfect competition); 4. Informasi sempurna (perfect information). Manusia rasional semacam ini disebut sebagai homo economicus yg berlawanan dengan homo ethicus. Pemikiran ini banyak menuai kritik dari para pakar ekonomi konvensional sendiri dan juga dari para pakar ekonomi Islam. Bahkan pernyataan yang cukup berani dikemukan oleh Paul Ormerod dalam The Death of Economics (1994), mengatakan bahwa teori ekonomi telah mati. Sejalan dengan pakar ekonomi Islam, Umar Vadillo (1991), dalam bukunya The End of Economics: An Islamic Critique of Eonomics, menyatakan bahwa ilmu ekonomi konvensional telah berakhir dan sebagai solusinya adalah dibangun teori ekonomi Islam. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Teori Ekonomi dinyatakan mati karena : 1. Paradigmanya tidak mengacu pada kept. Individu, masyarakat, dan negara 2. Teori Ekonomi tidak mampu menyeleraskan hub. Antara negara- negara di dunia terutama negara maju vs neg. berkembang 3. Terlalaikannya kelestarian sumber day alam 4. Teori konvensional bertentangan dg semangat sustainable development 5. Teori, model dan sistem ekonomi yg berlangsung hanya ditujukan utk melestarikan kepent, negara-negara kaya (kapitalis), neg. maju mengeksploitasi negara berkembang. 6. Tujuan setiap usaha maximization the satisfaction of wants yg didukung oleh asumsi pasar perfect competition. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8 Kritik terhadap ekonomi konvensional juga muncul dari kalangan ahli konvensional yang memahami konteks budaya Asia. Gunnar Myrdal (Swedia), Hla Myint (Burma/Myanmar), dan Amartya Sen (India), Amitai Etzioni. Demikian pula para tokoh dari Indonesia seperti Sukadji Ranuwihardjo, Rukmono Markam, Mubyarto, dan Sri Edi Swasono. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amartya Sen adalah salah satu pendukung aliran pemikiran ekonomi kritis Social Economics, dikatakannya, menjauhkan ilmu ekonomi dan etika telah memelaratkan kesejahteraan dan juga melemahkan landasan keterkaitan yang erat antara deskriptif dan prediktif ilmu ekonomi. Sebagai ilmu moral, menurut Sen, ilmu ekonomi secara imperatif mengenal keadilan (justice/fairness), peduli dengan persamaan (equality) dan pemerataan (equity), mengedepankan kemanusiaan (humanity), serta mengemban nilai-nilai agama (religious values). Secara etikal mengenal dan menghormati kepentingan-kepentingan bersama, seperti societal welfare, public needs, public interests, solidarity, juga menghormati kepentingan-kepentingan individu seperti kebebasan (liberty), kebahagiaan (happiness), bahkan the pursuit of happiness, keadilan, kejujuran, compassion, goodness, altruism dan semacamnya. Ilmu ekonomi bisa dikembangkan lebih produktif dengan memberikan perhatian secara eksplisit terhadap pertimbangan etikal yang membentuk tingkah laku (behaviour) dan penilaian (judgment). Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amartya Sen adalah salah satu pendukung aliran pemikiran ekonomi kritis Social Economics, dikatakannya, menjauhkan ilmu ekonomi dan etika telah memelaratkan kesejahteraan dan juga melemahkan landasan keterkaitan yang erat antara deskriptif dan prediktif ilmu ekonomi. Sebagai ilmu moral, menurut Sen, ilmu ekonomi secara imperatif mengenal keadilan (justice/fairness), peduli dengan persamaan (equality) dan pemerataan (equity), mengedepankan kemanusiaan (humanity), serta mengemban nilai-nilai agama (religious values). Secara etikal mengenal dan menghormati kepentingan-kepentingan bersama, seperti societal welfare, public needs, public interests, solidarity, juga menghormati kepentingan-kepentingan individu seperti kebebasan (liberty), kebahagiaan (happiness), bahkan the pursuit of happiness, keadilan, kejujuran, compassion, goodness, altruism dan semacamnya. Ilmu ekonomi bisa dikembangkan lebih produktif dengan memberikan perhatian secara eksplisit terhadap pertimbangan etikal yang membentuk tingkah laku (behaviour) dan penilaian (judgment). Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bagi Sen, negara mempunyai peranan besar dalam menciptakan kesejahteraan dan kebebasan. Peran negara tidak bisa dihapuskan. Dia menentang ide meminimalkan peran negara. Peran negara dan intervensi negara dibutuhkan sesuai kebutuhan. Di samping itu Sen juga mempunyai teori collective action (pilihan bersama) dan gagasannya mengenai public action (aksi publik) sebagai variabel dalam pemberantasan kemiskinan, penanggulangan kelaparan dan perluasan pendidikan. Dia juga berjasa dalam menggali dan mengembangkan gagasan tentang indeks perkembangan manusia (human development index). (Amartya Sen, On Ethics and Economics terjemahan oleh Rahmani Astuti dalam Masih Adakah Harapan Bagi Kaum Miskin (Bandung: Mizan, 2001), h. xxi. Sen, On Ethics and Economics terjemahan oleh Rahmani Astuti dalam Masih Adakah Harapan Bagi Kaum Miskin , h. 6.) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 12 Development of Islamic Economics 1930s-40s fiqh and kalam ----1950s-early 60s ---1970s-80s Economic teachings & principles of Islam Islamic Ecomics Islamic Economic System Writings on Islamic Economics Jurist modernist Western-trained Muslim economicst legalistik Answer problems of today Economic system and analysis Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta G3 PEMAKNAAN EKONOMI ISLAM EKONOMI ISLAM TEORI/ NILAI/ AJARAN SISTEM/ PENGATURAN/ KEBIJAKAN PEREKONOMIAN UMAT ISLAM/ AKTIVITAS EKONOMI UMAT ISLAM Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 14 Definisi Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam (Mannan, 1986: 18) Ekonomi Islam adalah: cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka, sejalan dengan ajaran Islam tanpa membatasi kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan makro dan ekologis (Chapra, 1996: 33) Ekonomi Islam adalah suatu aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakdilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber potensial agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan Masyarakat. (Hasanuzzaman, 1984:18) Ekonomi Islam adalah suatu kajian studi bersifat universal artinya tidak terkait dengan sebuah ideologi tertntu. Ia dapat dikembangkan dan diadopsi dari mananpun selama tidak kontraproduktif dengan sistem ekonomi yang diatur Islam (An Nabhani (1990). DEFINISI ILMU EKONOMI ISLAM Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 15 3 Kategori pemikir muslim di bidang ekonomi menurut Aslem Haneef pakar bidang fiqih atau hukum Islam (sehingga pendekatan yang dilakukan adalah legalistik dan normatif) kelompok modernis yang lebih berani dalam memberikan interpretasi terhadap ajaran Islam (agar dapat menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat kini) para praktisi atau ekonom muslim berlatar belakang pendidikan Barat (yang mencoba menggabungkan pendekatan fiqih dan ekonomi sehingga ekonomi Islam terkonseptualisasi secara integrated atau dengan kata lain mereka berusaha mengkonstruksi ekonomi Islam seperti ekonomi konvensional tetapi dengan mereduksi nilai-nilai yang tidak sejalan dengan Islam dan memberikan nilai islam pada analisis ekonominya) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 16 Perkembangan Sistem Keuangan Syariah di Dunia Abad 20 Usaha awal mengembangkan bank Islam di Timur Tengah mulai thn 1950-an & 1960-an, dilakukan oleh al: Anwar Iqbal Qureshi tahun (1967), mendiskusikan ttg bank bebas bunga dlm artikel Islam and The Theory of Interest & Al Maududi ttg Risalah Riba, Muhammad Uzair (ekonom profesional) merumuskan teori bank Islam dlm buku A Groundwork for Interest free banking, Baqir as Sadr tahun (1973) menulis Iqtishaduna, MN Siddiqi (1983) ekonom Pakistan, Ahmad al Najjar (1985) mrpk pemimpin Mesir yg pertama kali melakukan eksperimen bank Islam, Islamic Rural Bank Mith Ghamr Local Saving sejak 1963. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PERKEMBANGAN SISTEM KEUANGAN SYARIAH DI DUNIA ABAD 20 TAHUN TOKOH JUDUL KETERANGAN 1967 Anwar Iqbal Qureshi Islam and The Theory of Interest Muhammad Uzair A Groundwork for Interest Free Banking teori Bank Islam 1973 Baqir as Sadr Iqtishaduna 1994 Maududi The Theory of Interest Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 18 Kemunculan Ekonomi Islam Awal perkembangan ekonomi syariah karena kajian pemikir Islam tentang konsep pelarangan riba vs. perbankan konvensional yang sangat mapan Praktek bunga pada bank konvensional banyak menimbulkan kemudharatan dan kedzaliman Persepsi sebagian besar masyarakat memahami ekonomi syariah sebatas perbankan syariah Para pakar ekonomi kontemporer mengkonstruksi ekonomi syariah sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 19 Menurut Abdullah Said, faktor-faktor yg melatarbelakangi munculnya bank-bank Islam antara thn 1960-an & 1970- an, al.: 1.Upaya neo revivalis dlm memahami hukum bunga sbg riba 2. Adanya kekayaan negara yg melimpah dg naiknya harga minyak di pasaran dunia 3. Penerimaan interpretasi ttg riba untuk dipraktekkan oleh bbrp negara muslim sbg bentuk kebijakan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta KAUM MODERNIS & NEO REVIVALIS Para pendukung neo revivalis yang belakangan juga cukup banyak pengikutnya di Indonesia berpendapat bahwa bunga bank termasuk riba dan menyarankan untuk mendirikan bank tanpa bunga. Sementara kelompok modernis berpendapat bahwa tidak semua bentuk bunga termasuk kategori riba, jika bunga yang dimaksud menimbulkan ketidakadilan maka itu termasuk riba. Meskipun pernyataan neo revivalis tidak mendapat tanggapan dari para elit politik sebelum tahun 1960-an namun telah membawa pengaruh pada tata aturan hukum di beberpa negara muslim yang telah menganggap bunga adalah riba. Pada tahun 1970-an sejalan dengan booming harga minyak, bank-bank Islam merupakan pilihan investasi dan sekaligus menjawab perdebatan tentang bunga. PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ILMU & SISTEM EKONOMI ISLAM Ada 2 pola kegiatan pemikiran ekonomi di dunia Islam. Pertama adalah pola ideal yakni sistem ekonomi Islam yang lebih komprehensif dan holistik sebagai agenda jangka panjang dan hal ini diupayakan secara terus- menerus. Kedua adalah pola pragmatis yaitu mengembangkan sistem yang bersifat parsial dan satu aspek saja, dalam hal ini lembaga keuangan syariah (perbankan syariah). Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta TAHUN BANK NEGARA KETERANGAN 1963 Islamic Rural Bank Mesir Hanya beroperasi di perdesaan Mesir & berskala kecil dan tidak terkait dgn persoalan kenaikan harga minyak di pasaran dunia, namun lembaga ini mampu menjadi pemicu yg sangat berarti bagi pertumbuhan finansial dan ekonomi Islam (Ahmad el Najjar, Bank Bil Fawaid ka Tanmiyyah al Iqtishadiyyah, (Jeddah: King Abdul Aziz University Press, 1972). 1971 Bank Sosial Nasser 1975 Bank Pembangunan Islam 1975 Bank Islam Dubai 1977 Bank Islam Faisal Sudan 1977 Kuwait Finance House Kuwait 1978 Faisal Islamic Bank 1979 Islamic Banking Bahrain Banyak rich individual midle east mengalihkan uang mereka yg disimpan di New York, Eropa, Tokyo, Singapura ke bank ini. 1980 Bank Islam Internasional 1984 Iran Ayatullah Khumaini memberlakukan seluruh bank di Iran beroperasi dengan sistem syariah (1979) dan berlaku riil pada 1984 PERKEMBANGAN BANK ISLAM TIMUR TENGAH Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta TAHUN BANK NEGARA KETERANGAN 1984 Bank Islam Malaysia Berhard Malaysia Tidak ada rich individual seperti di Timur Tengah sehingga BIMB bisa berkembang pesat justru karena kreativitas mereka (para Bankir Islam tsb) dalam bersaing dengan perbankan konvensional karena inovasi mereka menciptakan produk-produk sesuai dengan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat. Pelopor: kalangan middle class yang mulai sukses dengan semangat keagamaan yang baik. Bahkan nasabahnya saat ini bukan hanya kelompok muslim yang mengharamkan bunga tetapi juga nasabah rasional (yang tidak mempersoalkan halal atau haramnya bunga) tetapi lebih melihat tingkat return yang diberikan BIMB. PERKEMBANGAN BANK ISLAM MALAYSIA Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta TAHUN BANK NEGARA KETERANGAN 1930 Amerika & Eropa Terjadi proses disintermediasi keuangan , maksudnya beralihnya masyarakat dari bentuk-bentuk penyaluran dana melalui perbankan komersial. Masyarakat Amerika & Eropa mulai merasakan tingkat kredibilitas bank-bank konvensional rendah, seringkali return yang diperoleh tidak sebanding dengan resiko. Dari sisi pengusaha menilai bahwa meminjam pada bank komersial lebih mahal dan mereka merasa memiliki kesempatan untuk meminjamlangsung kepada masyarakat sehingga biayanya lebih murah (misalnya melalui right issue, initial public offering, go public dll.) Bank komersil sendiri mengalami krisis negatif spread dan kalah bersaing dengan reksadana yang tumbuh pesat di Amerika. Kondisi ini juga turut memicu munculnya Bank-bank Syariah di Amerika dan Eropa. 1981 - 1985 Qatar, Bangladesh, Senegal, Guinea, Denmark, Cina, New Zealand, Turki, Amerika, Inggris, Yordania, Tunisia, Mauritania Total Bank Islam yang berdiri periode ini sebanyak 24 bank. PERKEMBANGAN BANK ISLAM AMERIKA, EROPA & LAINNYA Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 25 Sejak thn 1981-1985 sekitar 24 bank Islam & lembaga keuangan lain, telah didirikan di Qatar, Sudan, Bahrain, Malaysia, Bangladesh, Senegal, Guinea, Denmark, Cina, Selandia Baru, Turki, Amerika, Inggris, Yordania, Tunisia, Mauritania Pendirian bank-bank Islam tsb mrpk jawaban dari perdebatan para pemikir muslim ttg hukum bunga bank yg merupakan riba Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menurut laporan tahunan Islamic Development Bank (IDB) 2009, diperkirakan industri perbankan syariah tumbuh lebih dari 15 persen per tahun dengan jumlah institusi keuangan syariah lebih dari 300 tersebar di lebih 75 negara dengan perkiraan total aset 500 miliar dolar atau sekitar Rp 4.600 triliun PERKEMBANGAN BISNIS KONTEMPORER Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 27 Akar Historis Gerakan Umat Islam Indonesia dalam bidang Ekonomi Sistem ekonomi syariah sesungguhnya telah lama dipraktekkan & melembaga jauh sebelum sistem kapitalis dikenal bangsa Indonesia melalui pedagang Eropa abad XVII. Pd masa penjajahan telah lahir kesadaran kelompok muslim dlm bentuk organisasi untuk melawan dominasi ekonomi oleh Eropa & Timur asing (Cina): H. Samanhudi, SDI di Batavia (1909) & di Solo dan Bogor (1911), Persyarikatan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, 1912, Syarikat Islam mendirikan koperasi dgn sistem qiradh/ syirkah, kalangan ahlussunnah wal jamaah sebelum NU (1926) berdiri Nahdatutujjar (kebangkitan kaum pedagang). Selain berdakwah organisasi ini mengembangkan gerakan sosial ekonomi, al. koperasi tanpa berlabel Islam dan tidak berbentuk pemikiran yg sistematis. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 28 Pasca kemerdekaan, Islam sbg gejala pemikiran ekonomi tdk begitu tampak, tetapi ada beberapa hal yg patut dicatat. 1.Pembahasan tentang hukum bunga dan lembaga perbankan dikaitkan dengan hukum riba 2. Penghimpunan & pendayagunaan zakat untuk sosial ekonomi 3. Kajian Islam tentang etos kerja dan ekonomi Perkembangan pemikiran ekonomi Islam secara sistem baru tampak sesudah orde baru itupun baru pada dasawarsa 80-an Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 29 PERKEMBANGAN EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA PADA MASA KONTEMPORER Awal Pendirian Bank Syariah di Indonesia Secara nasional perkembangan ekonomi Islam diwarnai oleh perkembangan pemikiran ekonomi syariah dunia dan permikiran tentang perbankan syariah,pendirian bank syariah diawali dengan berdirinya 3 BPRS di Bandung pada tahun 1991. Selain itu juga berdiri PT BPRS Hareukat di NAD. Prakarsa pendirian bank syariah di Indonesia oleh MUI melalui lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, 18-20 Agustus 1990. Hasil ini dibahas mendalam dalam Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat munas IV MUI dibentuk tim kerja untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia sehingga PT BMI berdiri tahun 1991 dan beroperasi pada tahun 1992. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 30 Regulasi Bagi Bank Syariah: UU No. 72 tahun 1992 tentang Perbankan menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system. 1. UU no. 10 tahun 1998 penyempurnaan dari UU di atas, peraturan pelaksanaannya dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia dan dikuatkan dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia. Penggunaan istilah bank syarih sudah tegas disebutkan Bank berdasarkan prinsip syariah dan pada pasal 1 butir 13 disebutkan berlakunya hukum Islam sebagai dasar transaksi di perbankan syariah 2. Teknis operasional produk dan transaksi syariah yang digunakan pada bank syariah datur oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. 3. Eksistensi bank syariah diperkuat dengan adanya UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memungkinkan kebijakan moenter berdasrkan prinsip syariah. 4. Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan telah diberlakukannya Undang- Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Undang-undang Bank Syariah (2008) Selain melalui office channeling, Bank Konvensional hanya diperkenankan mengubah kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dengan izin Bank Indonesia. Termasuk kedalam hal yang berkaitan dengan pendirian Bank Umum Syariah. Bank Umum Konvensional yang akan melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib membuka UUS di kantor pusat Bank dengan izin Bank Indonesia. Kemudian, Bank Umum Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Umum Konvensional. Begitu juga dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Perkreditan Rakyat. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta TAX NEUTRALITY Kebijakan tax neutrality ini merupakan kebijakan untuk memberikan kesetaraan atau level playing of field antara perbankan syariah dengan bank konvensional. Pemerintah membebaskan segala transaksi perbankan syariah dari pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) perbankan syariah yang selama ini dikenakan PPN 10%, guna menyetarakan hak dengan perbankan konvensional yang selama ini justru dibebaskan. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 34 Kebijakan BI yang Mendukung Pertumbuhan KEBIJAKAN BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH Modal minimum untuk pendirian bank baru Rp 3 triliun Rp 1 triliun Bila melalui spin off UUS: awal hanya Rp500 milyar, sisanya dipenuhi dlm 10 th. Jenis kantor KP, KC, KCP, K Kas. KP, KC, KCP, K Kas, UUS, Delivery Channel/Office Channeling. Usaha Hanya banking Termasuk gadai Sosialisasi /edukasi publik Umum (Ayo ke Bank; 3P; Tabunganku) dan berlaku untuk semua jenis bank Terdapat sosialisasi khusus syariah dgn grand strategy iB Perbk Syariah dgn PDB Persyaratan Direksi Untuk Konversi Mayoritas Anggota Direksi wajib memiliki pengalaman min 4 thn sekurang-kurangnya sebagai Pejabat Eksekutif di Perbankan dimana minimal 1 thn sebagai Pejabat Eksekutif pada BUS dan/atau UUS. Bagi BUS yang didirikan melalui proses perubahan kegiatan usaha, untuk pertama kalinya hanya diwajibkan bagi 1 calon anggota Direksi (wajib disesuaikan dengan ketentuan setelah 2 thn). Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 35 Kebijakan BI yang Mendukung Pertumbuhan KEBIJAKAN BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH Aktivitas usaha yang luas Kegiatan perbankan Bank Syariah dan UUS diperkenankan melaksanakan kegiatan berbasis sewa menyewa (ijarah) dan berbasis gadai (rahn) Manajemen Risiko Bank Umum Konvensional wajib menerapkan manajemen risiko untuk keseluruhan jenis risiko (8 jenis risiko) Bank Syariah wajib menerapkan paling kurang untuk 4 jenis risiko (risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional). Pengembangan Human Capital Sertifikasi Sertifikasi , Pendidikan level Eksekutif, Pendidikan level officer, optimalisasi penggunaan dana 5% pengembangan SDM, bantuan TOT ke berbagai PT. Antar kelembagaan Linkage program Linkage program, competition strategy, pembentukan segmant champions, kerjasama cross sector (ZIS dan dana voluntary lain). Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PERTpPERUMBUHAN & PERKEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Indikator Perbankan Syariah 2001 2006 2010 2011 (Sept) Islamic Bank (BUS) 2 3 11 11 Islamic Banking Unit (UUS) 3 20 23 23 Islamic Rural Bank (BPRS) 80 105 151 154 Total Offices 102 1.092 1.796 2.028 Assets of BUS (IDR) 2.7 T 26.7 T 97.5 T 116.8 T Funding of BUS (IDR) 1.8 T 20.6 T 76 T 92T Financing of BUS (IDR) 2.0 T 20.4 T 68.1 T 90.5 T Number of Account (mio) 0,33 1,99 6,05 8.5 Assets of BPRS (IDR) 0.8 T 2.7 T 3.1 T Funding of BPRS (IDR) 0.5 T 1.6 T 1.8 T Financing of BPRS (IDR) 0.6 T 2 T 5. T Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 37 PERKEMBANGAN EI DI INDONESIA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA Riel Sector (economic growth) Bank Syariah Finance Company Syariah Insurance Syariah Fund Syariah Bond Islamic capital Market Islamic Social Sector (ZISWaf) Bank Indonesia MOF BAZNAS BAPEPAM/SC FATWA of DEWAN SYARIAH NASIONAL Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saat ini, menurut Biro Perasuransian Bapepam-LK telah berdiri 45 lembaga asuransi syariah yang terdiri dari 42 perusahaan asuransi syariah dan 3 (tiga) perusahaan reasuransi syariah. Dari 42 perusahaan asuransi syariah tersebut, tiga perusahaan asuransi yang murni syariah, sedangkan 39 perusahaan merupakan unit/windows asuransi syariah. Asset asuransi syariah, menurut Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, per September 2010 naik menjadi 1 trilyun dari akhir tahun 2009. Total aset asuransi syariah Desember 2009 tercatat Rp 3 trilyun, dan pada September 2010 nilai asetnya telah meningkat menjadi Rp 4 Trilyun atau naik sekitar 1,9 persen dari total aset seluruh asuransi yang nilainya Rp 214 trilyun. 38 ASURANSI Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di bidang pasar modal sejak tahun 2001 Bursa Efek Jakarta telah mengeluarkan Jakrta Islamic Index (JII) yang diharapkan menjadi acuan untuk investasi di pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah. Saat ini telah ada pula indeks saham syariah Indonesia (ISSI). 39 PASAR MODAL Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada tahun 2010 terdapat 11 SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), Sukuk/Obligasi Syariah (OS) = 30 seri, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana Syariah 49 unit (7,75 persen dari seluruh reksa dana yang ada) terdiri dari: Reksa dana Saham Syariah 10 unit, Reksa dana Campuran Syariah 15 unit, Reksa dana Pendapatan tetap Syariah 8 unit, Reksa dana Indeks Syariah 1 unit, Reksa dana Terproteksi Syariah 3 unit. 40 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Total NAB RD Syariah Rp 5,775 Triliun (3,68 persen dari seluruh NAB Reksadana) dengan komposisi: RD syariah campuran Rp 1,076 T, RD Syariah Indeks Rp 205,49 M, RD Syariah Pendapatan Tetap Rp 465,698 M, RD Syariah Saham Rp 1,8 T, RD Syariah Terproteksi Rp 2,227 T. Sementara Emiten syariah yang tercatat di bursa (listing) pun sudah mencapai 213 emiten, 3 emiten perusahaan public syariah, sedangkan Emiten syariah tidak listing ada 9 emiten. Maka total Daftar Efek Syariah pada tahun 2010 mencakup 225 Emiten. 41 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah. 42 PEGADAIAN SYARIAH Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Portofolio pinjaman qardh sebagai akad yang digunakan pada produk Rahn Emas sangat diminati di Bank Syariah mencapai Rp. 7,36 triliyun naik hingga 3 kali lipat disbanding dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 2,44 triliyun. 43 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dalam hal ini adalah BPRS, BMT, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Dengan terbitnya Kepmenegkop Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)/Unit Jasa Keuangan Syariah maka koperasi syariah mempunyai status hukum walaupun baru setaraf Keputusan Menteri. Tidak ada data base yang pasti diperkirakan 3000-an 44 LKMS-BMT/KJKS Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Badan Amil Zakat (BAZ) untuk institusi pemerintah dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) untuk swasta dengan pengaturannya didasarkan pada UU pengelolaan Zakat No 38. tahun 1998. Undang-uindang ini diamandemen menjadi Undang-undang no 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Pada tahun 2011 penerimaan zakat nasional sekitar 1,8 triliun 45 BAZ/LAZ Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengembangan wakaf dalam menunjang perekonomian umat telah semakin pesat dengan dikeluarkannya UU tentang Wakaf No. 41 tahun 2004 antara lain mengatur tentang wakaf tunai, yaitu benda wakaf berupa aset produktif berupa uang, surat berharga, deposito, hak cipta intelektual dan lain-lain yang bernilai. 46 LEMBAGA WAKAF Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta POTRET PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM DI INDONESIA PTAI Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Syariah dan Hukum Muamalat (Ekonomi Islam) (144-155 SKS) Perbankan Syariah S1 Asuransi Syariah S1 Manajemen Zakat dan Wakaf S1 Ekonomi dan Bisnis 1. Manajemen Keuangan Syariah S1 2. Akuntansi Akuntansi Syariah S1 3. Studi Pembangunan Ekonomi Islam S1 UIN Sunan Kalijaga Jogja Syariah 1. Jurusan Muamalat (157 SKS) S1 2. Program Studi Keuangan Islam (155 sks) S1 3. Ilmu Hukum Hukum Bisnis (148) sks (Ada beberapa mata kuliah terkait hukum bisnis Islam) S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PTAI Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang UIN Sunan Gunung Djati Bandung Syariah Muamalah S1 Manajemen Keuangan Syariah D3 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Syariah Hukum Bisnis Syariah (160 sks) S1 Ekonomi 1. Manajemen (160 sks) S1 2. Akuntansi (160 sks) S1 3. Perbankan Syariah D3 UIN Sultan Syarif Qasim Riau Syariah dan Ilmu Hukum Ekonomi Islam (148 sks) S1 UIN Alaudin Makasar Syariah dan Hukum Ekonomi Islam (148 sks) S1 IAIN Walisongo Syariah Muamalat (Ekonomi Islam) S1 Muamalat (Hukum Ekonomi Islam) S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PTAI Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang IAIN Sunan Ampel Surabaya Syariah Jurusan Muamalah Program Studi Ekonomi Syariah (149 sks) S1 IAIN Sumatera Utara Medan Syariah Muamalat (Hukum Ekonomi Islam) S1 Ekonomi Islam 1. Manajemen Islam S1 2. Perbankan Islam S1 3. Akuntansi Islam S1 Manajemen Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah D3 IAIN Raden Fatah Palembang Syariah 1. Muamalat S1 2. Ekonomi Islam (146 SKS) S1 3. Perbankan Syariah D3 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan Ekonomi Islam di Perguruan Islam Swasta PT/ST Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang YARSI Ekonomi Manajemen Berupa 16 Mata Kuliah Ekonomi Islam (34 sks) S1 Akuntansi Mata Kuliah Integrasi dengan ada tambahan mata kuliah lain (27 sks). S1 UII Jogjakarta Ekonomi Ilmu Ekonomi Ekonomi dan Perbankan Syariah (148 sks) S1 UMI Makasar Akuntansi Belum ada mata kuliah mandiri tetapi bersifat terintegrasi dalam mata kuliah keislam (30 sks) S1 Ilmu Manajemen Belum ada mata kuliah mandiri tetapi bersifat terintegrasi dalam mata kuliah keislam (30 sks) S1 UMJ Ekonomi Manajemen Akuntansi Akuntansi syariah S1 Agama Islam Muamalat S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PT/ST Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang UHAMKA Ekonomi Manajemen S1 Akuntansi S1 FAI Muamalat/Ekonomi Islam S1 STEI AHMAD DAHLAN Ekonomi Ekonomi Islam Perbankan Syariah (16 sks) S1 Investasi Syariah (16 sks) S1 Kewirausahaan(16 sks) S1 STEI TAZKIA Bisnis dan Manajemen Syariah (157 sks) Keuangan dan Perbankan Syariah S1 Pemasaran dan Kewirausahaan Islam S1 Asuransi dan Reasuransi Islam S1 Akuntansi Islam (157 sks) Sistem Informasi S1 Auditing S1 Ilmu Ekonomi Islam (157 sks) Ekonomi Pembangunan S1 Keuangan dan Moneter S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PT/ST Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjan g STIE JOGJA Manajemen syariah (148 SKS) Manajemen Perbankan S1 Manajemen Bisnis Islam S1 STEI SEBI Perbankan Syariah (145 sks) S1 Akuntansi Syariah (145 sks) S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi Umum (PTU) PTU Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang Universitas Trisakti Ekonomi Akuntansi Ekonomi dan Keuangan Syariah (12 SKS) dan Mata kuliah prasyarat (15 SKS), Konsentrasi ini bersifat lintas jurusan/prodi S1 Manajemen Idem S1 Ilmu Ekonomi Idem S1 Keuangan dan Perbankan Syariah (110 SKS) D3 Magister Akuntansi Akuntansi & Keuangan Syariah (48 sks) S2 Magister Ilmu Ekonomi Konsentrasi Ekonomi dan Keuangan Syariah (48 sks) S2 Doktor Ilmu Ekonomi Konsentrasi Ekonomi dan Keuangan Syariah S3 Universitas Airlangga Ekonomi Ekonomi Pembangunan S1 Manajemen S1 Akuntansi S1 Ekonomi Islam (144 SKS) S1 Ilmu Ekonomi Islam S3 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PTU Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang UGM Ekonomika dan Bisnis Akuntansi Manajemen Manajemen Syariah (114 sks) D3 Ekonomika terapan Ekonomi Islam Ekonomi Islam (51 sks) S2 UNHAS Ekonomi Ilmu Ekonomi Baru berupa mata kuliah: Ekonomi Syariah S1 Manajemen S1 Akuntansi Mata Kuliah: Akuntansi Syariah S1 UNDIP Ekonomi Manajemen Baru berupa mata kuliah pilihan, yaitu manajemen lembaga keuangan syariah (3 sks) S1 Akuntansi Berupa mata kuliah pilihan: Akuntansi syariah (3 sks) S1 Ekonomi Pembangunan Berupa mata kuliah pilihan: Ekonomi Islam (3 sks), dan Lembaga Keuangan Syariah (3 sks) S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PTU Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang UI Ekonomi Ilmu Ekonomi Baru bersifat mata kuliah (9 sks): Ilmu Ekonomi Islam, Moneter Islam, Ekonomi Syariah Manajemen Mata kuliah pilihan: Manajemen Keuangan Syariah, Manajemen Perbankan Syariah, Pemasaran LKS Akuntansi Mata kuliah: Akuntansi Syariah STEKPI Manajemen Berupa Mata Kuliah: Manajemen Perbankan Syariah; Akuntansi dan analisa laporan keuangan syariah;Seminar Perbankan Syariah (10 SKS) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Struktur Program Kur. EI : Suatu Perbandingan IIIE Islamabad IIU Malaysia Imam Muhammad Univ. Riyat Imam Sadiq Univ Tehran Durasi program 4 tahun 4 tahun 4 tahun 5 tahun Bahasa Pengajaran Inggris/ Arab Inggris/ Arab Arab Persia Kredit yang diperlukan 1. MK Syariah (%) 2. MK Ilmu Ek. (%) 3. MK Penunjang (%) 4. MK Bahasa (%) 216 39 (18,05%) 84 (38,88%) 24 (11,11%) 69 (31,94%) 134 28 (20,90%) 63 (47,01%) 27 (20,14%) 16 (11,95%) 154 64 (41,85%) 43 (28,10%) 21 (13,72%) 25 (16,33%) 200 69 (34,50%) 45 (22,50%) 8 (4,00%) 78 (39,00%) Jumlah mata kuliah 56 48 59 82 Rata-rata jumlah mata kuliah dalam satu semester 7 6 7,4 8,2 Rata-rata jumlah jam pengajaran tiap minggu 27 17 19 20 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta LANJUTAN. Thn SLTA D3 S1 Ekonomi S1 Hukum S1 Fisip S1 Ptanian S1 Teknik S1 Syariah S2 2009 6,2% 18,7% 38,0% 6,2% 5,2% 4,9 % 7,6% 9,1% 4,1% 2008 5,3% 12,1% 39,1% 7,2% 6,8% 6,3% 9,2% 8,6% 5,3% Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan Para Pegawai Bank Syariah Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kebutuhan dan Penyediaan SDM Syariah BUS UUS BPRS Total P. Formal* P. Non Formal** Total 2011 8,512 -443 465 8,977 7,793 7,200 14,993 0.87 0.13 2012 13,112 -425 533 13,646 8,572 7,920 16,492 0.63 0.37 2013 20,200 -407 611 20,811 10,287 9,504 19,791 0.49 0.51 1,020 6 2014 31,118 -391 701 31,819 13,373 12,355 25,728 0.42 0.58 6,091 28 2015 47,937 -375 804 48,740 18,722 17,297 36,019 0.38 0.62 12,721 46 2016 73,846 -359 922 74,768 28,083 25,946 54,029 0.38 0.62 20,739 55 2017 113,760 -344 1,057 114,817 44,933 41,513 86,446 0.39 0.61 28,371 52 2018 175,248 -330 1,212 176,460 76,385 70,573 146,958 0.43 0.57 29,501 35 2019 269,970 -317 1,389 271,359 137,494 127,031 264,525 0.51 0.49 2020 415,888 -304 1,593 417,481 261,238 241,359 502,597 0.63 0.37 * 54 univ (PTN dan PTIA) dgn 81 program S1, S2, S3 syariah, ** 39 Lembaga training perbankan syariah ** semua kebutuhan dipenuhi terlebih dahulu dari SDM lulusan Pendidikan formal syariah Existing dan Demand SDM Syariah Supplier SDM Syariah % Rekrut P. Formal Ex Supply P.N Formal New P. N. Formal % Rekrut P. N Formal Persoalannya saat ini adalah ketersediaan SDM yang dibutuhkan adalah memiliki kompetensi dengan kualitas integratif yaitu mumpuni dalam aspek syariah dan menguasai aspek ekonomi dan keuangan dengan baik dari sisi konsep dan terutama dari segi operasionalnya. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Peran Pendidikan Tinggi dalam Mendukung Akselerasi Lembaga Keuangan Syariah Dalam perkembangannya lembaga keuangan syariah masih dihadapkan pada beberapa persoalan antara lain: 1) Permodalan; 2) Jaringan; 3) Sistem; 4) Produk dan Jasa (Layanan); 5) Tim Kerja dan Koordinasi; Dari beberapa persoalan tersebut ada yang dapat diselesaikan melalui peran dan kontribusi lembaga pendidikan tinggi yaitu masalah produk dan jasa layanan, sosialisasi, kompetensi SDI, dan regulasi perbankan syariah nasional. 6) Sosialisasi; 7) Dukungan Pemerintah; 8) Kompetensi SDI; 9) Regulasi Perbankan Syariah Nasional. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Produk & Jasa (Layanan) Menurut Schmiedel (2009), bahwa beberapa masalah fundamental dalam praktik perbankan syariah di berbagai belahan dunia adalah dimana produk-produk keuangan bank syariah disinkronisasikan dengan hukum Islam secara formal bukan secara substansial, distrukturisasi berdasarkan model-model kapitalis dan dioperasikan seperti halnya praktik di bank konvensional. Situasi ini sulit dihindari oleh bank-bank syariah karena mereka terintegrasi ke dalam sistem keuangan konvensional, dan cenderung kompromi karena pertimbangan praktis daripada berdasarkan tujuan hukum Islam. Padahal, filosofi yang melatari kedua jenis perbankan sangat berbeda, sehingga pijakan untuk pengembangan produk dan layanannya juga berbeda. Sehingga tantangannya adalah bagaimana inovasi produk dan layanan perbankan syariah dapat dilakukan secara dinamis, berbasis teknologi maju namun tetap berada dalam landasan nilai-nilai syariah. Hal ini dapat dilakukan secara konsisten apabila dalam proses inovasi, riset-riset yang dilakukan melibatkan lembaga-lembaga yang relatif steril dari kepentingan industri. Schimedel, Ethics of Economy as A Bridge between Western Ethics of Reason and Islamic Thinking, Seminar Nasional Ekonomi Syariah UNPAD, Maret 2009 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sosialisasi Sebagian besar karakter produk dan layanan bank syariah mengandalkan interaksi dengan sektor riil, yang merupakan lahan kehidupan yang didominasi masyarakat ekonomi bawah yang awam tentang definisi dan praktik ekonomi dan keuangan syariah (Nasution, 2009). Sementara itu, fakta bahwa informasi tentang produk dan layanan lembaga keuangan syariah masih terbatas dan hanya diakses oleh kelompok-kelompok masyarakat menengah menggunakan metode akses informasi yang umumnya hanya tersedia di wilayah urban. Penggarapan informasi produk dan layanan bank syariah tampak kurang serius dilakukan oleh perbankan syariah dalam membidik segmen masyarakat ekonomi bawah, setidaknya dari pilihan materi yang kurang komunikatif dan media promosi yang kurang relevan. selain mempertajam seleksi pilihan materi dan media promosi dan sosialisasi, strategi yang harus dilakukan oleh pelaku industri perbankan syariah dan BI dalam rangka akselerasi akses informasi bagi pasar sasaran adalah dengan mengedepankan kaum intelektual dan kelompok profesional untuk mengkatalisasi proses sosialisasi ini, khususnya kepada pelaku ekonomi marjinal. Peran kampus dan civitas akademika adalah katalisator strategis untuk hal ini. Kampus telah lama berperan sebagai penerjemah konsep-konsep yang komplek dan rumit kepada masyarakat, karena mereka memiliki akses yang memadai kepada kelompok atas dan bawah. Karakter keilmuan dan obyektivitas yang melekat pada kampus adalah fondasi yang kuat dimana kepercayaan masyarakat dipijakkan. Nasution, Ekonomi Syariah: Dari Pemikiran ke Implementasi (Strategi Pembangunan Sektor Riil), Seminar Nasional Ekonomi Syariah UNPAD, Maret 2009) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kompetensi SDI Selama ini performansi SDI dan kultur bank-bank syariah dalam menjalankan aktivitas komersial belum menunjukkan terintegrasinya nilai- nilai syariah yang diamanatkan kepada bank-bank tersebut, sehingga diferensiasi citranya tidak menonjol. Akibatnya, dapat dimengerti jika mayoritas captive market relatif belum melihat jasa-jasa bank-bank syariah sebagai jasa perbankan alternatif untuk memenuhi kebutuhan ideologisnya, melainkan hanya sebatas jasa komplementer. Indikasinya, para pengguna dan calon pengguna jasa perbankan syariah cenderung membandingkan bank syariah dan bank konvensional semata berdasarkan angka imbal hasil dan/ atau angka biaya, padahal banyak komponen filosofis yang lebih penting pada perbankan syariah yang jika diimplementasikan akan membawa perbankan syariah ke level economy of scale yang bermuara pada penciptaan kemakmuran masyarakat. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kualifikasi SDI Integrated Memahami nilai-nilai moral dalam aplikasi muamalah / ekonomi syariah Memahami konsep dan tujuan ekonomi syariah Memahami konsep dan aplikasi transaksi-transaksi (akad) dalam muamalah ekonomi syariah. Mengenal dan memahami mekanisme kerja lembaga ekonomi/keuangan/perbankan/ bisnis Islam. Mengetahui dan memahami hukum dasar baik hukum syariah (fiqih muamalah) maupun hukum positif yang berlaku. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Basis Pengembangan Kurikulum Ekonomi Islam (Integrated Curriculum) Dari sisi Islam, ekonomi Islam masuk dalam kelompok ilmu-ilmu syariah Ilmu syariah berperan penting dalam mengkaji cara manusia dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan mewah Ilmu Syariah : Tauhid, Ushul Fiqh, Fiqh, Hadis, Ilmu Tafsir, & Ilmu Agama yg Relevan Ilmu Ekonomi : Ekonomi Mikro; Ekonomi Makro; Manajemen (Keungan, Perbankan, SDM, Operasi & produksi, dsb) Ilmu Alat : Matematika, Statistik, Bahasa (Arab dan Inggris); Komputer Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Riset Aplikatif Untuk Kepentingan Kebijakan/Regulasi Dengan disahkannya UU ttg Otoritas Jasa Keuangan Syariah (OJK) perlu segera dilakukan proses translasi dan derivasi UU OJK tersebut ke dalam peraturan-peraturan yang lebih teknis, termasuk bersama- sama para pemangku kepentingan terkait menciptakan standar- standar perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya yang kompetitif. Relaksasi terhadap sejumlah peraturan investasi asing syariah yang menjadi keunggulan Malaysia dan Singapura selama ini kiranya perlu dicontoh oleh pemangku kepentingan dan otoritas terkait agar laju pertumbuhan perbankan syariah nasional lebih cepat dan lebih efektif. Namun demikian, BI atau yang sebentar lagi perannya dilakukan oleh OJK, bank syariah dan pelaku industri ini perlu berhati-hati agar akselerasi pertumbuhan tetap tidak mengorbankan prinsip-prinsip dan filosofi muamalah dan aspek mashlahat dari LKS. Kekhawatiran ini wajar mengingat masih banyaknya praktik bank syariah yang lebih merupakan replika praktik bank konvensional dg terminologi-terminologi syariah di samping karena regulasi yang ada masih terkesan ambivalen bahkan sebagian belum memiliki peraturan yang memadai khususnya aspek teknis kesyariahan. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam situasi ini, sebagai lembaga ilmiah dan independen, perguruan tinggi dapat berperan efektif untuk menjaga agar translasi dan derivasi UU di atas dapat tetap berada dalam koridor prinsip- prinsip syariah namun tetap merespon dinamika perubahan yang dihadapi oleh perbankan syariah nasional. Melalui kegiatan penelitian, lembaga-lembaga pendidikan tinggi dapat menyumbangkan gagasan-gagasan mengenai derivasi dan penyesuaian peraturan teknis yang dapat menstimulasi kualitas kompetitif pada bank-bank syariah nasional. Kolaborasi penelitian antara lembaga pendidikan tinggi dan industri perbankan syariah dapat memberikan penjelasan tentang fleksibilitas regulasi yang diperlukan untuk membangun daya saing investasi syariah nasional dan mendukung akselerasi. 66