Anda di halaman 1dari 66

KEBANGKITAN DUNIA ISLAM

DALAM BIDANG EKONOMI


PERKEMBANGAN EKONOMI ISLAM DALAM KONTEKS INDONESIA
Oleh:
Dr. EUIS AMALIA, M.Ag
(Ketua Program Studi Muamalat/ Ekonomi Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
MAKALAH DISAMPAIKAN PADA
SEMINAR KEBANGKITAN DUNIA ISLAM DALAM BIDANG
EKONOMI
Kampus As Syafiiyah, Rabu, 18 Januari 2012
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
Praktek Ekonomi Syariah pada masa awal Islam
1. Kebijakan ekonomi Rasul:
a. Penghapusan riba
b. Pengenalan etika bisnis dan transaksi syariah
c. Pendirian baitul mal
2. Masa Khilafah Umayyah
a. Melanjutkan fungsi baitul mal dlm mengatur sirkulasi keuangan
b. Muncul para banker individual (jihbiz/jahabiz) berfungsi sbg pemungut pajak,
melayani kebutuhan uang masyarakat
3. Masa Khilafah Abbasiyah
a. Jihbiz masa al Muqtadir berfungsi sebagai bank: deposit, landing, pelayanan jasa
spt cek, transfer dana antara pusat dan daerah, pembayaran gaji tentara
b. Masyarakat plural (suku Arab, Persi, Turki, Yahudi, Nasrani)
c. Para jihbiz didominasi oleh kaum Yahudi & Nasrani, al. Yosep Pinias, Harun bin
Ibran, Ibrahim bin Yuhana, Laid & Ibnu Abi Isa
d. Praktek jihbiz melakukan sistem diskon rate (interest)
e. Lembaga jihbiz sbg tempat penyimpanan kekayaan yang aman termasuk bagi
para wazir (pejabat) yang korup
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam konteks ini Joshep Schumpeter mengatakan,
adanya Great Gap dalam sejarah pemikir ekonomi
selama 500 tahun yaitu masa yang dikenal sebagai the
dark ages. Dalam karyanya, History of Economis
Analysis, ia menegaskan bahwa pemikir ekonomi timbul
pertama kali di zaman Yunani Kuno pada abad 4 SM dan
bangkit kembali pada abad ke 13 M di tangan pemikir
skolastik Thomas Aquinas.
(Joseph A. Schumpeter, History of Economic Analysis, (New York: Oxford
University Press, 1954), h. 52.)
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Masa kelahiran tokoh pemikir muslim yang menulis aspek Ekonomi:
a. fase I (s.d 1059 M)/klasik : Abu Yusuf, Abu Ubaid, al Syaibani,
Yahya bin Umar, al Mawardi
b. fase II (1058-1446 M)/pertengahan: Ibnu Hazm, al Ghazali, Ibnu
Taimiyah, asy Syatibi,Ibnu Khaldun, al Maqrizi
c. fase III (1446-1932M)/moderen: syah Waliyullah, Muh. Iqbal, al
Maududi
Masa sekarang : MA Mannan, Monzer Kahf, Baqir Sadr dll.
4
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5
3. Pasca Abbasiyah
a.Awal abad 17 berdiri The Dawn of Modern Banking
(Bank Modern) dipelopori oleh Yahudi
b.Dgn revolusi Perancis muncul kesadaran
industrialisasi yang membutuhkan akumulasi modal
sehingga lahir bank modern dgn sistem interest yg
berkembang pesat sejalan dgn revolusi industri
c.Selama dua abad pertama kelompok Katolik
menentang riba (usury) namun setelah itu mereka
menerima interest sbg bukan riba
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGEMBANGAN EKONOMI KONVENSIONAL
(MITOS KAPITALISME SMITHIAN)
1. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas;
2. Sumber-sumber ekonomi relatif terbatas berupa
memaksimumkan kepuasaan pribadi (utility maximization
of self interest);
3. Kompetisi sempurna (perfect competition);
4. Informasi sempurna (perfect information).
Manusia rasional semacam ini disebut sebagai homo economicus yg
berlawanan dengan homo ethicus. Pemikiran ini banyak menuai kritik dari
para pakar ekonomi konvensional sendiri dan juga dari para pakar ekonomi
Islam. Bahkan pernyataan yang cukup berani dikemukan oleh Paul Ormerod
dalam The Death of Economics (1994), mengatakan bahwa teori ekonomi
telah mati. Sejalan dengan pakar ekonomi Islam, Umar Vadillo (1991),
dalam bukunya The End of Economics: An Islamic Critique of Eonomics,
menyatakan bahwa ilmu ekonomi konvensional telah berakhir dan sebagai
solusinya adalah dibangun teori ekonomi Islam.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Teori Ekonomi dinyatakan mati karena :
1. Paradigmanya tidak mengacu pada kept. Individu, masyarakat, dan
negara
2. Teori Ekonomi tidak mampu menyeleraskan hub. Antara negara-
negara di dunia terutama negara maju vs neg. berkembang
3. Terlalaikannya kelestarian sumber day alam
4. Teori konvensional bertentangan dg semangat sustainable
development
5. Teori, model dan sistem ekonomi yg berlangsung hanya ditujukan utk
melestarikan kepent, negara-negara kaya (kapitalis), neg. maju
mengeksploitasi negara berkembang.
6. Tujuan setiap usaha maximization the satisfaction of wants yg
didukung oleh asumsi pasar perfect competition.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
Kritik terhadap ekonomi konvensional
juga muncul dari kalangan ahli
konvensional yang memahami konteks
budaya Asia. Gunnar Myrdal (Swedia),
Hla Myint (Burma/Myanmar), dan
Amartya Sen (India), Amitai Etzioni.
Demikian pula para tokoh dari Indonesia
seperti Sukadji Ranuwihardjo, Rukmono
Markam, Mubyarto, dan Sri Edi
Swasono.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Amartya Sen adalah salah satu pendukung aliran pemikiran ekonomi
kritis Social Economics, dikatakannya, menjauhkan ilmu ekonomi dan
etika telah memelaratkan kesejahteraan dan juga melemahkan landasan
keterkaitan yang erat antara deskriptif dan prediktif ilmu ekonomi.
Sebagai ilmu moral, menurut Sen, ilmu ekonomi secara imperatif
mengenal keadilan (justice/fairness), peduli dengan persamaan
(equality) dan pemerataan (equity), mengedepankan kemanusiaan
(humanity), serta mengemban nilai-nilai agama (religious values).
Secara etikal mengenal dan menghormati kepentingan-kepentingan
bersama, seperti societal welfare, public needs, public interests,
solidarity, juga menghormati kepentingan-kepentingan individu seperti
kebebasan (liberty), kebahagiaan (happiness), bahkan the pursuit of
happiness, keadilan, kejujuran, compassion, goodness, altruism dan
semacamnya. Ilmu ekonomi bisa dikembangkan lebih produktif dengan
memberikan perhatian secara eksplisit terhadap pertimbangan etikal
yang membentuk tingkah laku (behaviour) dan penilaian (judgment).
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Amartya Sen adalah salah satu pendukung aliran pemikiran ekonomi
kritis Social Economics, dikatakannya, menjauhkan ilmu ekonomi dan
etika telah memelaratkan kesejahteraan dan juga melemahkan landasan
keterkaitan yang erat antara deskriptif dan prediktif ilmu ekonomi.
Sebagai ilmu moral, menurut Sen, ilmu ekonomi secara imperatif
mengenal keadilan (justice/fairness), peduli dengan persamaan
(equality) dan pemerataan (equity), mengedepankan kemanusiaan
(humanity), serta mengemban nilai-nilai agama (religious values).
Secara etikal mengenal dan menghormati kepentingan-kepentingan
bersama, seperti societal welfare, public needs, public interests,
solidarity, juga menghormati kepentingan-kepentingan individu seperti
kebebasan (liberty), kebahagiaan (happiness), bahkan the pursuit of
happiness, keadilan, kejujuran, compassion, goodness, altruism dan
semacamnya. Ilmu ekonomi bisa dikembangkan lebih produktif dengan
memberikan perhatian secara eksplisit terhadap pertimbangan etikal
yang membentuk tingkah laku (behaviour) dan penilaian (judgment).
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagi Sen, negara mempunyai peranan besar dalam menciptakan
kesejahteraan dan kebebasan. Peran negara tidak bisa dihapuskan.
Dia menentang ide meminimalkan peran negara. Peran negara dan
intervensi negara dibutuhkan sesuai kebutuhan. Di samping itu Sen
juga mempunyai teori collective action (pilihan bersama) dan
gagasannya mengenai public action (aksi publik) sebagai variabel
dalam pemberantasan kemiskinan, penanggulangan kelaparan dan
perluasan pendidikan. Dia juga berjasa dalam menggali dan
mengembangkan gagasan tentang indeks perkembangan manusia
(human development index).
(Amartya Sen, On Ethics and Economics terjemahan oleh Rahmani
Astuti dalam Masih Adakah Harapan Bagi Kaum Miskin (Bandung:
Mizan, 2001), h. xxi.
Sen, On Ethics and Economics terjemahan oleh Rahmani Astuti
dalam Masih Adakah Harapan Bagi Kaum Miskin , h. 6.)
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12
Development of Islamic Economics
1930s-40s fiqh and kalam ----1950s-early 60s ---1970s-80s
Economic
teachings &
principles of
Islam
Islamic Ecomics
Islamic Economic
System
Writings on
Islamic
Economics
Jurist
modernist
Western-trained
Muslim economicst
legalistik
Answer problems of
today
Economic
system and
analysis
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
G3 PEMAKNAAN EKONOMI ISLAM
EKONOMI
ISLAM
TEORI/ NILAI/
AJARAN
SISTEM/
PENGATURAN/
KEBIJAKAN
PEREKONOMIAN
UMAT ISLAM/
AKTIVITAS EKONOMI
UMAT ISLAM
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14
Definisi Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah
ekonomi masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam (Mannan, 1986: 18)
Ekonomi Islam adalah: cabang ilmu yang membantu merealisasikan
kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang
langka, sejalan dengan ajaran Islam tanpa membatasi kebebasan individu
ataupun menciptakan ketidakseimbangan makro dan ekologis (Chapra,
1996: 33)
Ekonomi Islam adalah suatu aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang
mencegah ketidakdilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber
potensial agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan
kewajibannya kepada Allah dan Masyarakat. (Hasanuzzaman, 1984:18)
Ekonomi Islam adalah suatu kajian studi bersifat universal artinya tidak
terkait dengan sebuah ideologi tertntu. Ia dapat dikembangkan dan
diadopsi dari mananpun selama tidak kontraproduktif dengan sistem
ekonomi yang diatur Islam (An Nabhani (1990).
DEFINISI ILMU EKONOMI ISLAM
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15
3 Kategori pemikir muslim di bidang ekonomi
menurut Aslem Haneef
pakar bidang fiqih atau hukum Islam (sehingga pendekatan yang
dilakukan adalah legalistik dan normatif)
kelompok modernis yang lebih berani dalam memberikan
interpretasi terhadap ajaran Islam (agar dapat menjawab
persoalan yang dihadapi masyarakat kini)
para praktisi atau ekonom muslim berlatar belakang pendidikan
Barat (yang mencoba menggabungkan pendekatan fiqih dan
ekonomi sehingga ekonomi Islam terkonseptualisasi secara
integrated atau dengan kata lain mereka berusaha
mengkonstruksi ekonomi Islam seperti ekonomi konvensional
tetapi dengan mereduksi nilai-nilai yang tidak sejalan dengan
Islam dan memberikan nilai islam pada analisis ekonominya)
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16
Perkembangan Sistem Keuangan Syariah di
Dunia Abad 20
Usaha awal mengembangkan bank Islam di Timur
Tengah mulai thn 1950-an & 1960-an, dilakukan oleh al:
Anwar Iqbal Qureshi tahun (1967), mendiskusikan ttg
bank bebas bunga dlm artikel Islam and The Theory of
Interest & Al Maududi ttg Risalah Riba, Muhammad Uzair
(ekonom profesional) merumuskan teori bank Islam dlm
buku A Groundwork for Interest free banking, Baqir as
Sadr tahun (1973) menulis Iqtishaduna, MN Siddiqi
(1983) ekonom Pakistan, Ahmad al Najjar (1985) mrpk
pemimpin Mesir yg pertama kali melakukan eksperimen
bank Islam, Islamic Rural Bank Mith Ghamr Local Saving
sejak 1963.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PERKEMBANGAN SISTEM KEUANGAN SYARIAH DI DUNIA ABAD 20
TAHUN TOKOH JUDUL KETERANGAN
1967 Anwar Iqbal Qureshi
Islam and The Theory
of Interest
Muhammad Uzair
A Groundwork for
Interest Free Banking
teori Bank
Islam
1973 Baqir as Sadr Iqtishaduna
1994 Maududi The Theory of Interest
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18
Kemunculan Ekonomi Islam
Awal perkembangan ekonomi syariah karena kajian
pemikir Islam tentang konsep pelarangan riba vs.
perbankan konvensional yang sangat mapan
Praktek bunga pada bank konvensional banyak
menimbulkan kemudharatan dan kedzaliman
Persepsi sebagian besar masyarakat memahami
ekonomi syariah sebatas perbankan syariah
Para pakar ekonomi kontemporer mengkonstruksi
ekonomi syariah sebagai disiplin ilmu yang berdiri
sendiri
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19
Menurut Abdullah Said, faktor-faktor yg melatarbelakangi
munculnya bank-bank Islam antara thn 1960-an & 1970-
an, al.:
1.Upaya neo revivalis dlm memahami hukum bunga sbg
riba
2. Adanya kekayaan negara yg melimpah dg naiknya
harga minyak di pasaran dunia
3. Penerimaan interpretasi ttg riba untuk dipraktekkan
oleh bbrp negara muslim sbg bentuk kebijakan
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KAUM MODERNIS & NEO REVIVALIS
Para pendukung neo revivalis yang belakangan juga cukup
banyak pengikutnya di Indonesia berpendapat bahwa bunga
bank termasuk riba dan menyarankan untuk mendirikan bank
tanpa bunga. Sementara kelompok modernis berpendapat
bahwa tidak semua bentuk bunga termasuk kategori riba, jika
bunga yang dimaksud menimbulkan ketidakadilan maka itu
termasuk riba.
Meskipun pernyataan neo revivalis tidak mendapat
tanggapan dari para elit politik sebelum tahun 1960-an namun
telah membawa pengaruh pada tata aturan hukum di beberpa
negara muslim yang telah menganggap bunga adalah riba.
Pada tahun 1970-an sejalan dengan booming harga minyak,
bank-bank Islam merupakan pilihan investasi dan sekaligus
menjawab perdebatan tentang bunga.
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ILMU
& SISTEM EKONOMI ISLAM
Ada 2 pola kegiatan pemikiran ekonomi di dunia Islam.
Pertama adalah pola ideal yakni sistem ekonomi Islam
yang lebih komprehensif dan holistik sebagai agenda
jangka panjang dan hal ini diupayakan secara terus-
menerus.
Kedua adalah pola pragmatis yaitu mengembangkan
sistem yang bersifat parsial dan satu aspek saja, dalam hal
ini lembaga keuangan syariah (perbankan syariah).
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TAHUN BANK NEGARA KETERANGAN
1963 Islamic Rural Bank Mesir
Hanya beroperasi di perdesaan Mesir & berskala kecil dan
tidak terkait dgn persoalan kenaikan harga minyak di
pasaran dunia, namun lembaga ini mampu menjadi pemicu
yg sangat berarti bagi pertumbuhan finansial dan ekonomi
Islam (Ahmad el Najjar, Bank Bil Fawaid ka Tanmiyyah al
Iqtishadiyyah, (Jeddah: King Abdul Aziz University Press,
1972).
1971 Bank Sosial Nasser
1975 Bank Pembangunan Islam
1975 Bank Islam Dubai
1977 Bank Islam Faisal Sudan
1977 Kuwait Finance House Kuwait
1978 Faisal Islamic Bank
1979 Islamic Banking Bahrain
Banyak rich individual midle east mengalihkan uang mereka yg
disimpan di New York, Eropa, Tokyo, Singapura ke bank ini.
1980 Bank Islam Internasional
1984 Iran
Ayatullah Khumaini memberlakukan seluruh bank di Iran
beroperasi dengan sistem syariah (1979) dan berlaku riil
pada 1984
PERKEMBANGAN BANK ISLAM
TIMUR TENGAH
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TAHUN BANK NEGARA KETERANGAN
1984
Bank Islam Malaysia
Berhard
Malaysia
Tidak ada rich individual seperti di Timur
Tengah sehingga BIMB bisa
berkembang pesat justru karena
kreativitas mereka (para Bankir Islam
tsb) dalam bersaing dengan perbankan
konvensional karena inovasi mereka
menciptakan produk-produk sesuai
dengan kebutuhan sosial ekonomi
masyarakat. Pelopor: kalangan middle
class yang mulai sukses dengan
semangat keagamaan yang baik.
Bahkan nasabahnya saat ini bukan
hanya kelompok muslim yang
mengharamkan bunga tetapi juga
nasabah rasional (yang tidak
mempersoalkan halal atau haramnya
bunga) tetapi lebih melihat tingkat return
yang diberikan BIMB.
PERKEMBANGAN BANK ISLAM
MALAYSIA
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TAHUN BANK NEGARA KETERANGAN
1930 Amerika & Eropa
Terjadi proses disintermediasi keuangan , maksudnya
beralihnya masyarakat dari bentuk-bentuk penyaluran
dana melalui perbankan komersial. Masyarakat Amerika
& Eropa mulai merasakan tingkat kredibilitas bank-bank
konvensional rendah, seringkali return yang diperoleh
tidak sebanding dengan resiko. Dari sisi pengusaha
menilai bahwa meminjam pada bank komersial lebih
mahal dan mereka merasa memiliki kesempatan untuk
meminjamlangsung kepada masyarakat sehingga
biayanya lebih murah (misalnya melalui right issue,
initial public offering, go public dll.) Bank komersil sendiri
mengalami krisis negatif spread dan kalah bersaing
dengan reksadana yang tumbuh pesat di Amerika.
Kondisi ini juga turut memicu munculnya Bank-bank
Syariah di Amerika dan Eropa.
1981 -
1985
Qatar, Bangladesh,
Senegal, Guinea,
Denmark, Cina,
New Zealand, Turki,
Amerika, Inggris,
Yordania, Tunisia,
Mauritania
Total Bank Islam yang berdiri periode ini sebanyak 24 bank.
PERKEMBANGAN BANK ISLAM
AMERIKA, EROPA &
LAINNYA
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25
Sejak thn 1981-1985 sekitar 24 bank Islam &
lembaga keuangan lain, telah didirikan di
Qatar, Sudan, Bahrain, Malaysia, Bangladesh,
Senegal, Guinea, Denmark, Cina, Selandia
Baru, Turki, Amerika, Inggris, Yordania,
Tunisia, Mauritania
Pendirian bank-bank Islam tsb mrpk jawaban
dari perdebatan para pemikir muslim ttg
hukum bunga bank yg merupakan riba
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menurut laporan tahunan Islamic
Development Bank (IDB) 2009,
diperkirakan industri perbankan syariah
tumbuh lebih dari 15 persen per tahun
dengan jumlah institusi keuangan syariah
lebih dari 300 tersebar di lebih 75 negara
dengan perkiraan total aset 500 miliar
dolar atau sekitar Rp 4.600 triliun
PERKEMBANGAN BISNIS
KONTEMPORER
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27
Akar Historis Gerakan Umat Islam Indonesia
dalam bidang Ekonomi
Sistem ekonomi syariah sesungguhnya telah lama dipraktekkan
& melembaga jauh sebelum sistem kapitalis dikenal bangsa
Indonesia melalui pedagang Eropa abad XVII.
Pd masa penjajahan telah lahir kesadaran kelompok muslim
dlm bentuk organisasi untuk melawan dominasi ekonomi oleh
Eropa & Timur asing (Cina): H. Samanhudi, SDI di Batavia
(1909) & di Solo dan Bogor (1911), Persyarikatan
Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, 1912, Syarikat Islam
mendirikan koperasi dgn sistem qiradh/ syirkah, kalangan
ahlussunnah wal jamaah sebelum NU (1926) berdiri
Nahdatutujjar (kebangkitan kaum pedagang). Selain berdakwah
organisasi ini mengembangkan gerakan sosial ekonomi, al.
koperasi tanpa berlabel Islam dan tidak berbentuk pemikiran yg
sistematis.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28
Pasca kemerdekaan, Islam sbg gejala pemikiran
ekonomi tdk begitu tampak, tetapi ada beberapa hal yg
patut dicatat.
1.Pembahasan tentang hukum bunga dan lembaga
perbankan dikaitkan dengan hukum riba
2. Penghimpunan & pendayagunaan zakat untuk sosial
ekonomi
3. Kajian Islam tentang etos kerja dan ekonomi
Perkembangan pemikiran ekonomi Islam secara sistem
baru tampak sesudah orde baru itupun baru pada
dasawarsa 80-an
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29
PERKEMBANGAN EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA
PADA MASA KONTEMPORER
Awal Pendirian Bank Syariah di Indonesia
Secara nasional perkembangan ekonomi Islam diwarnai oleh
perkembangan pemikiran ekonomi syariah dunia dan permikiran
tentang perbankan syariah,pendirian bank syariah diawali dengan
berdirinya 3 BPRS di Bandung pada tahun 1991. Selain itu juga
berdiri PT BPRS Hareukat di NAD.
Prakarsa pendirian bank syariah di Indonesia oleh MUI melalui
lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, 18-20
Agustus 1990. Hasil ini dibahas mendalam dalam Munas IV MUI di
Hotel Sahid Jaya, Jakarta 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat
munas IV MUI dibentuk tim kerja untuk mendirikan Bank Syariah di
Indonesia sehingga PT BMI berdiri tahun 1991 dan beroperasi pada
tahun 1992.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30
Regulasi Bagi Bank Syariah:
UU No. 72 tahun 1992 tentang Perbankan menetapkan bahwa
perbankan di Indonesia menganut dual banking system.
1. UU no. 10 tahun 1998 penyempurnaan dari UU di atas,
peraturan pelaksanaannya dituangkan dalam Surat Keputusan
Direktur Bank Indonesia dan dikuatkan dalam bentuk
Peraturan Bank Indonesia. Penggunaan istilah bank syarih
sudah tegas disebutkan Bank berdasarkan prinsip syariah
dan pada pasal 1 butir 13 disebutkan berlakunya hukum Islam
sebagai dasar transaksi di perbankan syariah
2. Teknis operasional produk dan transaksi syariah yang
digunakan pada bank syariah datur oleh Fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) MUI.
3. Eksistensi bank syariah diperkuat dengan adanya UU No. 23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memungkinkan
kebijakan moenter berdasrkan prinsip syariah.
4. Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan telah diberlakukannya Undang-
Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16
Juli 2008, maka pengembangan industri
perbankan syariah nasional semakin
memiliki landasan hukum yang memadai
dan akan mendorong pertumbuhannya
secara lebih cepat lagi.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Undang-undang Bank Syariah
(2008)
Selain melalui office channeling, Bank Konvensional
hanya diperkenankan mengubah kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dengan izin Bank
Indonesia. Termasuk kedalam hal yang berkaitan
dengan pendirian Bank Umum Syariah. Bank Umum
Konvensional yang akan melakukan kegiatan usaha
berdasarkan Prinsip Syariah wajib membuka UUS di
kantor pusat Bank dengan izin Bank Indonesia.
Kemudian, Bank Umum Syariah tidak dapat dikonversi
menjadi Bank Umum Konvensional. Begitu juga
dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tidak dapat
dikonversi menjadi Bank Perkreditan Rakyat.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TAX NEUTRALITY
Kebijakan tax neutrality ini merupakan
kebijakan untuk memberikan kesetaraan
atau level playing of field antara perbankan
syariah dengan bank konvensional.
Pemerintah membebaskan segala transaksi
perbankan syariah dari pungutan pajak
pertambahan nilai (PPN) perbankan syariah
yang selama ini dikenakan PPN 10%, guna
menyetarakan hak dengan perbankan
konvensional yang selama ini justru
dibebaskan.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
34
Kebijakan BI yang Mendukung Pertumbuhan
KEBIJAKAN BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH
Modal
minimum untuk
pendirian bank
baru
Rp 3 triliun Rp 1 triliun
Bila melalui spin off UUS: awal
hanya Rp500 milyar, sisanya
dipenuhi dlm 10 th.
Jenis kantor KP, KC, KCP, K Kas. KP, KC, KCP, K Kas, UUS, Delivery
Channel/Office Channeling.
Usaha Hanya banking Termasuk gadai
Sosialisasi
/edukasi publik
Umum (Ayo ke Bank; 3P;
Tabunganku) dan berlaku
untuk semua jenis bank
Terdapat sosialisasi khusus
syariah dgn grand strategy iB
Perbk Syariah dgn PDB
Persyaratan
Direksi Untuk
Konversi
Mayoritas Anggota Direksi
wajib memiliki pengalaman
min 4 thn sekurang-kurangnya
sebagai Pejabat Eksekutif di
Perbankan dimana minimal 1
thn sebagai Pejabat Eksekutif
pada BUS dan/atau UUS.
Bagi BUS yang didirikan melalui
proses perubahan kegiatan
usaha, untuk pertama kalinya
hanya diwajibkan bagi 1 calon
anggota Direksi (wajib
disesuaikan dengan ketentuan
setelah 2 thn).
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
35
Kebijakan BI yang Mendukung Pertumbuhan
KEBIJAKAN BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH
Aktivitas usaha
yang luas
Kegiatan perbankan Bank Syariah dan UUS
diperkenankan melaksanakan
kegiatan berbasis sewa menyewa
(ijarah) dan berbasis gadai (rahn)
Manajemen
Risiko
Bank Umum Konvensional
wajib menerapkan
manajemen risiko untuk
keseluruhan jenis risiko (8
jenis risiko)
Bank Syariah wajib menerapkan
paling kurang untuk 4 jenis risiko
(risiko kredit, risiko pasar, risiko
likuiditas dan risiko operasional).
Pengembangan
Human Capital
Sertifikasi Sertifikasi , Pendidikan level
Eksekutif, Pendidikan level officer,
optimalisasi penggunaan dana 5%
pengembangan SDM, bantuan TOT
ke berbagai PT.
Antar
kelembagaan
Linkage program Linkage program, competition
strategy, pembentukan segmant
champions, kerjasama cross sector
(ZIS dan dana voluntary lain).
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PERTpPERUMBUHAN & PERKEMBANGAN LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH
Indikator Perbankan
Syariah
2001 2006 2010
2011
(Sept)
Islamic Bank (BUS) 2 3 11 11
Islamic Banking Unit (UUS) 3 20 23 23
Islamic Rural Bank (BPRS) 80 105 151 154
Total Offices 102 1.092 1.796 2.028
Assets of BUS (IDR) 2.7 T 26.7 T 97.5 T 116.8 T
Funding of BUS (IDR) 1.8 T 20.6 T 76 T 92T
Financing of BUS (IDR) 2.0 T 20.4 T 68.1 T 90.5 T
Number of Account (mio) 0,33 1,99 6,05 8.5
Assets of BPRS (IDR) 0.8 T 2.7 T 3.1 T
Funding of BPRS (IDR) 0.5 T 1.6 T 1.8 T
Financing of BPRS (IDR) 0.6 T 2 T 5. T
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
37
PERKEMBANGAN EI DI INDONESIA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
DI INDONESIA
Riel Sector
(economic growth)
Bank Syariah
Finance
Company
Syariah
Insurance
Syariah
Fund
Syariah
Bond
Islamic capital
Market
Islamic
Social Sector
(ZISWaf)
Bank Indonesia MOF BAZNAS
BAPEPAM/SC
FATWA of DEWAN SYARIAH NASIONAL
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Saat ini, menurut Biro Perasuransian Bapepam-LK
telah berdiri 45 lembaga asuransi syariah yang terdiri
dari 42 perusahaan asuransi syariah dan 3 (tiga)
perusahaan reasuransi syariah. Dari 42 perusahaan
asuransi syariah tersebut, tiga perusahaan asuransi
yang murni syariah, sedangkan 39 perusahaan
merupakan unit/windows asuransi syariah. Asset
asuransi syariah, menurut Kepala Biro Perasuransian
Bapepam-LK, per September 2010 naik menjadi 1
trilyun dari akhir tahun 2009. Total aset asuransi
syariah Desember 2009 tercatat Rp 3 trilyun, dan
pada September 2010 nilai asetnya telah meningkat
menjadi Rp 4 Trilyun atau naik sekitar 1,9 persen dari
total aset seluruh asuransi yang nilainya Rp 214
trilyun. 38
ASURANSI
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Di bidang pasar modal sejak tahun 2001
Bursa Efek Jakarta telah mengeluarkan
Jakrta Islamic Index (JII) yang diharapkan
menjadi acuan untuk investasi di pasar
modal yang sesuai dengan prinsip syariah.
Saat ini telah ada pula indeks saham
syariah Indonesia (ISSI).
39
PASAR MODAL
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada tahun 2010 terdapat 11 SBSN (Surat
Berharga Syariah Negara), Sukuk/Obligasi
Syariah (OS) = 30 seri, Unit Penyertaan
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana
Syariah 49 unit (7,75 persen dari seluruh
reksa dana yang ada) terdiri dari: Reksa dana
Saham Syariah 10 unit, Reksa dana
Campuran Syariah 15 unit, Reksa dana
Pendapatan tetap Syariah 8 unit, Reksa dana
Indeks Syariah 1 unit, Reksa dana Terproteksi
Syariah 3 unit.
40
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Total NAB RD Syariah Rp 5,775 Triliun (3,68 persen dari
seluruh NAB Reksadana) dengan komposisi: RD syariah
campuran Rp 1,076 T, RD Syariah Indeks Rp 205,49 M,
RD Syariah Pendapatan Tetap Rp 465,698 M, RD
Syariah Saham Rp 1,8 T, RD Syariah Terproteksi
Rp 2,227 T. Sementara Emiten syariah yang tercatat di
bursa (listing) pun sudah mencapai 213 emiten, 3
emiten perusahaan public syariah, sedangkan Emiten
syariah tidak listing ada 9 emiten. Maka total
Daftar Efek Syariah pada tahun 2010 mencakup 225
Emiten.
41
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di
Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai
Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di
bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian
pendirian ULGS di Surabaya, Makasar,
Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di
tahun yang sama hingga September 2003.
Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor
Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi
Pegadaian Syariah.
42
PEGADAIAN SYARIAH
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Portofolio pinjaman qardh sebagai akad
yang digunakan pada produk Rahn
Emas sangat diminati di Bank Syariah
mencapai Rp. 7,36 triliyun naik hingga 3
kali lipat disbanding dengan periode
yang sama dengan tahun sebelumnya
yang sebesar Rp. 2,44 triliyun.
43
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
dalam hal ini adalah BPRS, BMT, Koperasi
Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Dengan
terbitnya Kepmenegkop Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Koperasi
Jasa Keuangan Syariah (KJKS)/Unit Jasa
Keuangan Syariah maka koperasi syariah
mempunyai status hukum walaupun baru
setaraf Keputusan Menteri. Tidak ada data
base yang pasti diperkirakan 3000-an
44
LKMS-BMT/KJKS
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Badan Amil Zakat (BAZ) untuk institusi
pemerintah dan LAZ (Lembaga Amil Zakat)
untuk swasta dengan pengaturannya
didasarkan pada UU pengelolaan Zakat No
38. tahun 1998. Undang-uindang ini
diamandemen menjadi Undang-undang no 23
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Pada tahun 2011 penerimaan zakat nasional
sekitar 1,8 triliun
45
BAZ/LAZ
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pengembangan wakaf dalam menunjang
perekonomian umat telah semakin pesat
dengan dikeluarkannya UU tentang
Wakaf No. 41 tahun 2004 antara lain
mengatur tentang wakaf tunai, yaitu
benda wakaf berupa aset produktif
berupa uang, surat berharga, deposito,
hak cipta intelektual dan lain-lain yang
bernilai.
46
LEMBAGA WAKAF
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
POTRET PENDIDIKAN TINGGI EKONOMI ISLAM DI INDONESIA
PTAI Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Syariah dan
Hukum
Muamalat (Ekonomi
Islam) (144-155
SKS)
Perbankan
Syariah
S1
Asuransi
Syariah
S1
Manajemen
Zakat dan
Wakaf
S1
Ekonomi dan
Bisnis
1. Manajemen Keuangan
Syariah
S1
2. Akuntansi Akuntansi
Syariah
S1
3. Studi
Pembangunan
Ekonomi Islam S1
UIN Sunan
Kalijaga Jogja
Syariah 1. Jurusan Muamalat
(157 SKS)
S1
2. Program Studi
Keuangan Islam
(155 sks)
S1
3. Ilmu Hukum Hukum Bisnis
(148) sks
(Ada beberapa
mata kuliah
terkait hukum
bisnis Islam)
S1
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PTAI Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
UIN Sunan
Gunung Djati
Bandung
Syariah Muamalah S1
Manajemen
Keuangan
Syariah
D3
UIN Maulana
Malik Ibrahim
Malang
Syariah Hukum Bisnis
Syariah (160 sks)
S1
Ekonomi 1. Manajemen
(160 sks)
S1
2. Akuntansi (160
sks)
S1
3. Perbankan
Syariah
D3
UIN Sultan
Syarif Qasim
Riau
Syariah dan
Ilmu Hukum
Ekonomi Islam
(148 sks)
S1
UIN Alaudin
Makasar
Syariah dan
Hukum
Ekonomi Islam
(148 sks)
S1
IAIN Walisongo Syariah Muamalat
(Ekonomi Islam)
S1
Muamalat
(Hukum Ekonomi
Islam)
S1
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PTAI Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
IAIN Sunan
Ampel Surabaya
Syariah Jurusan
Muamalah
Program Studi
Ekonomi Syariah
(149 sks)
S1
IAIN Sumatera
Utara Medan
Syariah Muamalat
(Hukum Ekonomi
Islam)
S1
Ekonomi Islam 1. Manajemen
Islam
S1
2. Perbankan
Islam
S1
3. Akuntansi
Islam
S1
Manajemen
Perbankan dan
Lembaga
Keuangan
Syariah
D3
IAIN Raden
Fatah
Palembang
Syariah 1. Muamalat S1
2. Ekonomi Islam
(146 SKS)
S1
3. Perbankan
Syariah
D3
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Ekonomi Islam di Perguruan Islam Swasta
PT/ST Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
YARSI Ekonomi Manajemen Berupa 16 Mata Kuliah
Ekonomi Islam (34 sks)
S1
Akuntansi Mata Kuliah Integrasi
dengan ada tambahan
mata kuliah lain (27
sks).
S1
UII Jogjakarta Ekonomi Ilmu Ekonomi Ekonomi dan
Perbankan Syariah
(148 sks)
S1
UMI Makasar Akuntansi Belum ada mata kuliah
mandiri tetapi bersifat
terintegrasi dalam
mata kuliah keislam
(30 sks)
S1
Ilmu Manajemen Belum ada mata kuliah
mandiri tetapi bersifat
terintegrasi dalam
mata kuliah keislam
(30 sks)
S1
UMJ Ekonomi Manajemen
Akuntansi Akuntansi syariah S1
Agama Islam Muamalat S1
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PT/ST Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
UHAMKA Ekonomi Manajemen S1
Akuntansi S1
FAI Muamalat/Ekonomi
Islam
S1
STEI AHMAD
DAHLAN
Ekonomi Ekonomi Islam Perbankan Syariah (16
sks)
S1
Investasi Syariah (16
sks)
S1
Kewirausahaan(16
sks)
S1
STEI TAZKIA Bisnis dan
Manajemen Syariah
(157 sks)
Keuangan dan
Perbankan Syariah
S1
Pemasaran dan
Kewirausahaan Islam
S1
Asuransi dan
Reasuransi Islam
S1
Akuntansi Islam
(157 sks)
Sistem Informasi S1
Auditing S1
Ilmu Ekonomi Islam
(157 sks)
Ekonomi
Pembangunan
S1
Keuangan dan
Moneter
S1
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PT/ST Fakultas Program Studi Konsentrasi
Jenjan
g
STIE JOGJA Manajemen syariah
(148 SKS)
Manajemen
Perbankan
S1
Manajemen Bisnis
Islam
S1
STEI SEBI Perbankan Syariah
(145 sks)
S1
Akuntansi Syariah
(145 sks)
S1
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi Umum (PTU)
PTU Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
Universitas
Trisakti
Ekonomi Akuntansi Ekonomi dan Keuangan
Syariah (12 SKS) dan
Mata kuliah prasyarat (15
SKS), Konsentrasi ini
bersifat lintas
jurusan/prodi
S1
Manajemen Idem S1
Ilmu Ekonomi Idem S1
Keuangan dan
Perbankan Syariah
(110 SKS)
D3
Magister Akuntansi Akuntansi & Keuangan
Syariah (48 sks)
S2
Magister Ilmu
Ekonomi
Konsentrasi Ekonomi dan
Keuangan Syariah (48
sks)
S2
Doktor Ilmu
Ekonomi
Konsentrasi Ekonomi dan
Keuangan Syariah
S3
Universitas
Airlangga
Ekonomi Ekonomi
Pembangunan
S1
Manajemen S1
Akuntansi S1
Ekonomi Islam (144
SKS)
S1
Ilmu Ekonomi Islam S3
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PTU Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
UGM Ekonomika
dan Bisnis
Akuntansi
Manajemen Manajemen Syariah (114
sks)
D3
Ekonomika terapan
Ekonomi Islam Ekonomi Islam (51 sks) S2
UNHAS Ekonomi Ilmu Ekonomi Baru berupa mata kuliah:
Ekonomi Syariah
S1
Manajemen S1
Akuntansi Mata Kuliah: Akuntansi
Syariah
S1
UNDIP Ekonomi Manajemen Baru berupa mata kuliah
pilihan, yaitu manajemen
lembaga keuangan
syariah (3 sks)
S1
Akuntansi Berupa mata kuliah
pilihan: Akuntansi syariah
(3 sks)
S1
Ekonomi
Pembangunan
Berupa mata kuliah
pilihan: Ekonomi Islam (3
sks), dan Lembaga
Keuangan Syariah (3 sks)
S1
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PTU Fakultas Program Studi Konsentrasi Jenjang
UI Ekonomi Ilmu Ekonomi Baru bersifat mata kuliah
(9 sks): Ilmu Ekonomi
Islam, Moneter Islam,
Ekonomi Syariah
Manajemen Mata kuliah pilihan:
Manajemen Keuangan
Syariah, Manajemen
Perbankan Syariah,
Pemasaran LKS
Akuntansi Mata kuliah: Akuntansi
Syariah
STEKPI Manajemen Berupa Mata Kuliah:
Manajemen Perbankan
Syariah; Akuntansi dan
analisa laporan keuangan
syariah;Seminar
Perbankan Syariah (10
SKS)
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Struktur Program Kur. EI : Suatu
Perbandingan
IIIE
Islamabad
IIU Malaysia Imam
Muhammad
Univ. Riyat
Imam Sadiq
Univ Tehran
Durasi program 4 tahun 4 tahun 4 tahun 5 tahun
Bahasa Pengajaran Inggris/ Arab Inggris/ Arab Arab Persia
Kredit yang diperlukan
1. MK Syariah (%)
2. MK Ilmu Ek. (%)
3. MK Penunjang (%)
4. MK Bahasa (%)
216
39 (18,05%)
84 (38,88%)
24 (11,11%)
69 (31,94%)
134
28 (20,90%)
63 (47,01%)
27 (20,14%)
16 (11,95%)
154
64 (41,85%)
43 (28,10%)
21 (13,72%)
25 (16,33%)
200
69 (34,50%)
45 (22,50%)
8 (4,00%)
78 (39,00%)
Jumlah mata kuliah 56 48 59 82
Rata-rata jumlah mata
kuliah dalam satu
semester
7 6 7,4 8,2
Rata-rata jumlah jam
pengajaran tiap minggu
27 17 19 20
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LANJUTAN.
Thn SLTA D3 S1
Ekonomi
S1
Hukum
S1
Fisip
S1
Ptanian
S1
Teknik
S1
Syariah
S2
2009 6,2% 18,7% 38,0% 6,2% 5,2% 4,9 % 7,6% 9,1% 4,1%
2008 5,3% 12,1% 39,1% 7,2% 6,8% 6,3% 9,2% 8,6% 5,3%
Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan Para Pegawai Bank Syariah
Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kebutuhan dan Penyediaan SDM Syariah
BUS UUS BPRS Total P. Formal* P. Non Formal** Total
2011 8,512 -443 465 8,977 7,793 7,200 14,993 0.87 0.13
2012 13,112 -425 533 13,646 8,572 7,920 16,492 0.63 0.37
2013 20,200 -407 611 20,811 10,287 9,504 19,791 0.49 0.51 1,020 6
2014 31,118 -391 701 31,819 13,373 12,355 25,728 0.42 0.58 6,091 28
2015 47,937 -375 804 48,740 18,722 17,297 36,019 0.38 0.62 12,721 46
2016 73,846 -359 922 74,768 28,083 25,946 54,029 0.38 0.62 20,739 55
2017 113,760 -344 1,057 114,817 44,933 41,513 86,446 0.39 0.61 28,371 52
2018 175,248 -330 1,212 176,460 76,385 70,573 146,958 0.43 0.57 29,501 35
2019 269,970 -317 1,389 271,359 137,494 127,031 264,525 0.51 0.49
2020 415,888 -304 1,593 417,481 261,238 241,359 502,597 0.63 0.37
* 54 univ (PTN dan PTIA) dgn 81 program S1, S2, S3 syariah, ** 39 Lembaga training perbankan syariah
** semua kebutuhan dipenuhi terlebih dahulu dari SDM lulusan Pendidikan formal syariah
Existing dan Demand SDM Syariah Supplier SDM Syariah % Rekrut P.
Formal
Ex Supply P.N
Formal
New P. N.
Formal
% Rekrut P.
N Formal
Persoalannya saat ini adalah ketersediaan SDM yang dibutuhkan
adalah memiliki kompetensi dengan kualitas integratif yaitu mumpuni
dalam aspek syariah dan menguasai aspek ekonomi dan keuangan
dengan baik dari sisi konsep dan terutama dari segi operasionalnya.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peran Pendidikan Tinggi dalam Mendukung
Akselerasi Lembaga Keuangan Syariah
Dalam perkembangannya lembaga keuangan syariah masih
dihadapkan pada beberapa persoalan antara lain:
1) Permodalan;
2) Jaringan;
3) Sistem;
4) Produk dan Jasa
(Layanan);
5) Tim Kerja dan Koordinasi;
Dari beberapa persoalan tersebut ada yang dapat diselesaikan
melalui peran dan kontribusi lembaga pendidikan tinggi yaitu
masalah produk dan jasa layanan, sosialisasi, kompetensi SDI, dan
regulasi perbankan syariah nasional.
6) Sosialisasi;
7) Dukungan Pemerintah;
8) Kompetensi SDI;
9) Regulasi Perbankan
Syariah Nasional.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Produk & Jasa (Layanan)
Menurut Schmiedel (2009), bahwa beberapa masalah fundamental dalam praktik
perbankan syariah di berbagai belahan dunia adalah dimana produk-produk
keuangan bank syariah disinkronisasikan dengan hukum Islam secara formal
bukan secara substansial, distrukturisasi berdasarkan model-model kapitalis dan
dioperasikan seperti halnya praktik di bank konvensional.
Situasi ini sulit dihindari oleh bank-bank syariah karena mereka terintegrasi ke
dalam sistem keuangan konvensional, dan cenderung kompromi karena
pertimbangan praktis daripada berdasarkan tujuan hukum Islam. Padahal, filosofi
yang melatari kedua jenis perbankan sangat berbeda, sehingga pijakan untuk
pengembangan produk dan layanannya juga berbeda. Sehingga tantangannya
adalah bagaimana inovasi produk dan layanan perbankan syariah dapat dilakukan
secara dinamis, berbasis teknologi maju namun tetap berada dalam landasan
nilai-nilai syariah. Hal ini dapat dilakukan secara konsisten apabila dalam proses
inovasi, riset-riset yang dilakukan melibatkan lembaga-lembaga yang relatif steril
dari kepentingan industri. Schimedel, Ethics of Economy as A Bridge between
Western Ethics of Reason and Islamic Thinking, Seminar Nasional Ekonomi
Syariah UNPAD, Maret 2009
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sosialisasi
Sebagian besar karakter produk dan layanan bank syariah mengandalkan interaksi dengan
sektor riil, yang merupakan lahan kehidupan yang didominasi masyarakat ekonomi bawah
yang awam tentang definisi dan praktik ekonomi dan keuangan syariah (Nasution, 2009).
Sementara itu, fakta bahwa informasi tentang produk dan layanan lembaga keuangan
syariah masih terbatas dan hanya diakses oleh kelompok-kelompok masyarakat menengah
menggunakan metode akses informasi yang umumnya hanya tersedia di wilayah urban.
Penggarapan informasi produk dan layanan bank syariah tampak kurang serius dilakukan
oleh perbankan syariah dalam membidik segmen masyarakat ekonomi bawah, setidaknya
dari pilihan materi yang kurang komunikatif dan media promosi yang kurang relevan. selain
mempertajam seleksi pilihan materi dan media promosi dan sosialisasi, strategi yang harus
dilakukan oleh pelaku industri perbankan syariah dan BI dalam rangka akselerasi akses
informasi bagi pasar sasaran adalah dengan mengedepankan kaum intelektual dan
kelompok profesional untuk mengkatalisasi proses sosialisasi ini, khususnya kepada pelaku
ekonomi marjinal. Peran kampus dan civitas akademika adalah katalisator strategis untuk
hal ini. Kampus telah lama berperan sebagai penerjemah konsep-konsep yang komplek dan
rumit kepada masyarakat, karena mereka memiliki akses yang memadai kepada kelompok
atas dan bawah. Karakter keilmuan dan obyektivitas yang melekat pada kampus adalah
fondasi yang kuat dimana kepercayaan masyarakat dipijakkan. Nasution, Ekonomi Syariah:
Dari Pemikiran ke Implementasi (Strategi Pembangunan Sektor Riil), Seminar Nasional
Ekonomi Syariah UNPAD, Maret 2009)
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kompetensi SDI
Selama ini performansi SDI dan kultur bank-bank syariah dalam
menjalankan aktivitas komersial belum menunjukkan terintegrasinya nilai-
nilai syariah yang diamanatkan kepada bank-bank tersebut, sehingga
diferensiasi citranya tidak menonjol. Akibatnya, dapat dimengerti jika
mayoritas captive market relatif belum melihat jasa-jasa bank-bank syariah
sebagai jasa perbankan alternatif untuk memenuhi kebutuhan
ideologisnya, melainkan hanya sebatas jasa komplementer. Indikasinya,
para pengguna dan calon pengguna jasa perbankan syariah cenderung
membandingkan bank syariah dan bank konvensional semata
berdasarkan angka imbal hasil dan/ atau angka biaya, padahal banyak
komponen filosofis yang lebih penting pada perbankan syariah yang jika
diimplementasikan akan membawa perbankan syariah ke level economy
of scale yang bermuara pada penciptaan kemakmuran masyarakat.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kualifikasi SDI Integrated
Memahami nilai-nilai moral dalam aplikasi muamalah /
ekonomi syariah
Memahami konsep dan tujuan ekonomi syariah
Memahami konsep dan aplikasi transaksi-transaksi
(akad) dalam muamalah ekonomi syariah.
Mengenal dan memahami mekanisme kerja lembaga
ekonomi/keuangan/perbankan/ bisnis Islam.
Mengetahui dan memahami hukum dasar baik hukum
syariah (fiqih muamalah) maupun hukum positif yang
berlaku.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Basis Pengembangan Kurikulum Ekonomi
Islam
(Integrated Curriculum)
Dari sisi Islam, ekonomi
Islam masuk dalam
kelompok ilmu-ilmu
syariah
Ilmu syariah berperan
penting dalam mengkaji
cara manusia dalam
memenuhi kebutuhan
primer, sekunder dan
mewah
Ilmu Syariah :
Tauhid, Ushul
Fiqh, Fiqh, Hadis,
Ilmu Tafsir, &
Ilmu Agama yg
Relevan
Ilmu Ekonomi :
Ekonomi Mikro;
Ekonomi Makro;
Manajemen
(Keungan,
Perbankan, SDM,
Operasi &
produksi, dsb)
Ilmu Alat :
Matematika,
Statistik, Bahasa
(Arab dan
Inggris);
Komputer
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Riset Aplikatif Untuk Kepentingan Kebijakan/Regulasi
Dengan disahkannya UU ttg Otoritas Jasa Keuangan Syariah (OJK)
perlu segera dilakukan proses translasi dan derivasi UU OJK tersebut
ke dalam peraturan-peraturan yang lebih teknis, termasuk bersama-
sama para pemangku kepentingan terkait menciptakan standar-
standar perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya yang
kompetitif. Relaksasi terhadap sejumlah peraturan investasi asing
syariah yang menjadi keunggulan Malaysia dan Singapura selama ini
kiranya perlu dicontoh oleh pemangku kepentingan dan otoritas
terkait agar laju pertumbuhan perbankan syariah nasional lebih cepat
dan lebih efektif. Namun demikian, BI atau yang sebentar lagi
perannya dilakukan oleh OJK, bank syariah dan pelaku industri ini
perlu berhati-hati agar akselerasi pertumbuhan tetap tidak
mengorbankan prinsip-prinsip dan filosofi muamalah dan aspek
mashlahat dari LKS. Kekhawatiran ini wajar mengingat masih
banyaknya praktik bank syariah yang lebih merupakan replika praktik
bank konvensional dg terminologi-terminologi syariah di samping
karena regulasi yang ada masih terkesan ambivalen bahkan sebagian
belum memiliki peraturan yang memadai khususnya aspek teknis
kesyariahan.
Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam situasi ini, sebagai lembaga ilmiah dan independen,
perguruan tinggi dapat berperan efektif untuk menjaga agar translasi
dan derivasi UU di atas dapat tetap berada dalam koridor prinsip-
prinsip syariah namun tetap merespon dinamika perubahan yang
dihadapi oleh perbankan syariah nasional. Melalui kegiatan
penelitian, lembaga-lembaga pendidikan tinggi dapat
menyumbangkan gagasan-gagasan mengenai derivasi dan
penyesuaian peraturan teknis yang dapat menstimulasi kualitas
kompetitif pada bank-bank syariah nasional. Kolaborasi penelitian
antara lembaga pendidikan tinggi dan industri perbankan syariah
dapat memberikan penjelasan tentang fleksibilitas regulasi yang
diperlukan untuk membangun daya saing investasi syariah nasional
dan mendukung akselerasi.
66

Anda mungkin juga menyukai