Agustus 2022
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
1
Outline
2007
36,8%
2013
Sebelum Hamil Ibu Hamil-Bersalin Bayi-Balita
37,2%
Anemia Lahir Bayi Berat
Prematur Lahir Rendah 2018
Anemia
48,9% 6,6%
Ibu Hamil 29,5% 30,8%
Panjang Badan
32% KEK Lahir < 48 cm
2019
Remaja
15-24 tahun
17,3% 19,4% 27,7%
Ibu hamil
Balita 2021
Balita Diare
24% 28% Pneumonia
24,4%
Ibu hamil dengan 9,8% 1,7% 2024
Wanita Usia Subur
risiko komplikasi
Balita Gizi Kurang 14%
(Gizi Kurang dan Gizi Buruk)
7,1%
Sumber: Riskesdas 2007, 2013, 2018, SSGBI 2019, SSGI 2021
Beberapa Determinan masalah stunting dari intervensi sensitif
Peta Ketahanan dan Keretanan Pangan Peta Penduduk di bawah garis Kemiskinan Peta Rumah Tangga Tanpa Akses terhadap Air Bersih
lim gg ra
an ar t 24,5
ta a Ba
n 80.354 IN nt
Ti
m D en
ur O 24,5
Ka NE
lim 68.837 Ja SI
Ja A
an
ta m wa 24,4
n bi Su Ti
Te 67.624 m m
D at ur
Prevalensi Stunting Per Provinsi (%)
ng er 23,5
IY ah Ka a
Estimasi Jumlah Kasus Stunting Per Provinsi
og lim
ya 66.683 an
Ba
ra
ka ta t 23,3
rt a n
48.853 Ti
M m
Su al ur
la uk 22,8
w u Ja
es 47.947 m
Su iB bi
la ar 22,4
w at R
es 44.719 ia
Ke iU u
pu ta Be 22,3
la ra Su ng
ua
n
41.397 la
w
ku
lu
Ri
au
es
iU
22,1
Be 39.961 Ja ta
ng wa ra
ku Ba Te 21,6
lu ng ng
36.995 ka ah
M Ba Be 20,9
al li lit
uk 34.788 un
u g
Ut
ar Ke
La
m 18,6
G a pu p
Ke
pu o ro 32.039 la
un
g
la Pa nt ua
n
18,5
ua al
o D
n pu 27.810 IY Ri
Ba a au
ng B ar
og
ya 17,6
ka at ka
Ka Be 25.317 D rta
KI
lim litu Ja 17,3
an ng ka
ta 23.089
n rta
Ut 16,8
ar
a Ba
17.439 li 10,9
7 prevalensi tertinggi (NTT, Sulbar, Aceh, NTB, Sultra, Kalsel, & Kalbar) & 5 kasus tertinggi (Jabar, Jatim, Jateng, Sumut, & Banten)
6
Data terkait Stunting Regional 2
Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat
26,7
21,5
15,6
15,2
14,8
14,8
11,8
10,5
9,8
9,8
8,7
8,5
7,8
6,6
5,5
4,7
7
4,6
4,6
4,1
3,8
3,3
SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA
Stunting Wasting
67,6
55,5
50,6
48,5
47,2
42,9
41,3
29,0
21,4
17,3
SULAWESI SULAWESI SULAWESI SULAWESI GORONTALO SULAWESI MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA
UTARA TENGAH SELATAN TENGGARA BARAT
15,00% 14%
10%
10,00% 9%
6%
4% 4% 4%
5,00% 3%
0,00%
SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SULAWESI GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA
Sumber: Komdat Kesmas, 22 Mei 2022 SELATAN TENGGARA
Intervensi stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran
Lahir 0-5 bln 6-11 bln 12-23 bln 24-35 bln 36-47 bln 48-60 bln
Sumber: Riskesdas 2018 10
INDIKATOR RPJMN-RENSTRA 2020 – 2024
RENSTRA TARGET
NO INDIKATOR RPJMN
IKK IKP 2020 2021 2022 2023 2024
Prevalensi Stunting (pendek dan
1 √ 24,1 21,1 18,4 16 14
sangat pendek) pada balita
Prevalensi Wasting (Gizi Kurang dan
2 √ 8,1 7,8 7,5 7,3 7
Gizi Buruk) pada balita
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi
3 √ √ 16 14,5 13 11,5 10
Kronik (KEK)
Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
4 √ √ 40 45 50 55 60
Mendapat ASI Eksklusif
Jumlah balita yg mendapatkan
5 √ 90,000 140,000 190,000 240,000 290,000
suplementasi gizi mikro
Persentase Kabupaten/Kota
6 √ √ 51 70 90 100 100
melaksanakan Surveilans Gizi
Persentase Puskesmas mampu
7 √ 10 20 30 45 60
Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita
Evidence-based interventions for improvement of maternal and child nutrition
STRATEGI NASIONAL
Kampanye PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
diarahkan pada
praktek
pemenuhan
gizi salah
dengan
menerapkan
pola konsumsi
yang bergizi
seimbang
Memastikan
ketersediaan
ikan dan
kemudahan
masyarakat
dalam
mengakses
makanan
bergizi dan
sehat 05
STRATEGI OPERASIONAL TATA LAKSANA GIZI BURUK DAN STUNTING PADA
BALITA
Pemberdayaan Meningkatkan
kualitas dan Meningkatkan Penguatan sistem
keluarga dan
cakupan deteksi kualitas dan kewaspadaan dini
masyarakat
dini di tingkat akses melalui
termasuk
masyarakat pelayanan surveilans
pelibatan lintas
sebagai upaya kesehatan kesehatan dan
sektor dan dunia
pencegahan gizi dan gizi gizi
usaha
buruk
Meningkatkan Meningkatkan
kerjasama dukungan dan Deteksi dini , rujukan
dengan lintas peran serta kasus stunting dan
program, lintas Pemerintah pemantauan paska
sektor, mitra Daerah dalam rujukan
pembangunan dukungan
dan masyarakat kebijakan dan
pembiayaan 15
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
a b c d
Edukasi Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan a Memperkuat b
Pencegahan dan mutu layanan
penduduk sekunder kapasitas dan ketahanan sektor ketahanan
6 kategori primer sekunder & tersier
kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye utama: Skrining 14 penyakit
Penambahan primer kesehatan
imunisasi, gizi penyebab kematian Pembangunan RS di Jejaring nasional
imunisasi rutin
seimbang, olah raga, tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
menjadi 14 antigen
anti rokok, sanitasi & usia, skrining stunting, & Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
dan perluasan
kebersihan peningkatan ANC untuk penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
cakupan di seluruh
lingkungan, skrining kesehatan ibu & bayi. esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
Indonesia.
penyakit, kepatuhan SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.
pengobatan
16
Penguatan Manajemen Pelayanan Gizi Spesifik di Puskesmas
Implementasi Konvergensi Stunting
INTERVENSI SPESIFIK GERAKAN BERSAMA INTERVENSI SENSITIF
PEMDA - CAMAT – KADES/LURAH
Akses geografis
IBU
HAMIL
ANEMIA
IBU
Remaja STUNTING HAMIL
KEK
BALITA
STUNTING
pendampingan
90% balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
90% balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi 70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang
90% balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
90% bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap Sembarangan (BABS)
19
13 program intervensi spesifik dan sensitif untuk menurunkan stunting
Sasaran Program
Screening anemia
1
Sebelum
Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 & 10
hamil
Remaja Putri
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
2
Sebelum lahir
Ibu Hamil 4
Pemberian tablet tambah darah ibu hamil (minimal 90 selama kehamilan)
Pemberian makanan tambahan bagi Ibu KEK
5
Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK berupa protein hewani
Spesifik
8
Pemberian protein hewani bagi anak 12-23 bulan, berupa telur dan sumber protein lainnya.
Balita
Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas, serta memberikan makanan tambahan
9
untuk weight faltering & gizi kurang, formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk. Merujuk balita stunting & masalah gizi yang
tidak tertangani di Puskesmas ke RS dan memberikan PKMK.
Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi
10 Pelayanan rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan (PCV, Rotavirus, HPV). Imunisasi tambahan
PCV mencegah pneumonia dan Rotavirus mencegah diare, sehingga mencegah terganggunya pertumbuhan.
11 Edukasi remaja putri, ibu hamil, dan keluarga balita
Sebelum dan
12 Sinkronisasi data PBI secara berkala, monev kontribusi pemda untuk iuran bagi peserta PBI dan PBPU Kelas III dan
pembayaran iuran PBI.
Remaja Putri, Ibu Hamil,
Balita & Masyarakat Desa / kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Umum 13 20
Advokasi, koordinasi dan kemitraan dalam percepatan Stop BABS, peningkatan kapasitas petugas dan mitra, pemberdayaan
masyarakat dan pemantauan kualitas.
Perpres 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting
Intervensi Sensitif
TARGET 2024
21
REKOMENDASI HASIL ANALISIS WORLD BANK UNTUK MEMPERKUAT KUALITAS
LAYANAN GIZI DI INDONESIA.
Pedoman Manajemen Pelayanan Gizi di Puskesmas dan Panduan Supervisinya (Daftar Tilik)