Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya modul Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas dapat tersusun. Dengan telah diterbitkannya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah sebagai pengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan - Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, selanjutnya untuk
memberikan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun dokumen administratif
BLUD sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, maka disusun modul penyusunan
dokumen administratif penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) puskesmas.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan
modul ini.
MenteriDalam Negeri,
Tjahjo Kumolo
Kata Pengantar
w
,
w
,
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 26 September 2019 Yth. Sdr/i
Bupati/Watikota
TENTANG
MODUL PENYUSUNAN DOKUMEN ADMINISTRATIF
PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS
Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah sebagai pengganti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, bersama ini disampaikan kepada
Saudara/i sebagai berikut:
1. Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah telah menerbitkan Modul
Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas.
2. Modul dimaksud bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Puskesmas di Pemerintah kabupaten/tota dalam
menyusun dokumen administratif BLUD Puskesmas sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, sehingga
dapat memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manteat sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
3. Terhadap Puskesmas yang telah menerapkan BLUD, dokumen administratif tersebut digunakai sebaga
bahan dalam melakukan revis dokumen administratif penerapan BLUD Puskesmas sesuai Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
4. Dabm rangka pelaksanaan, pemtMnaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah di
kabupaten/kota, kepada Saudara/i BupatiA/Valikata untuk mengoordinasikan penyusunan dokumen
administratif BLUD Puskesmas di wilayahnya sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 373 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Demikian untuk menjadi perhatian dalam pelaksanaa
LAM NEGERI,
KUMOLO
Presiden Republik Indonesia;
Tembusan Yth:
Wakil Pre^den Republik Indonesia;
1.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
2.
3. Keamanan;
4. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Menteri Sekretaris Negara;
5. Sekretaris Kal»net;
6. Kepate Staf Kepresidenan;
7. Menteri Keuangan;
8. Menteri Kesehatan;
9. 10. Gubemur KDH Provinsi seluruh Indonesia; dan
11. Ketua DPRD Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
เ^ตร)^ต
ตเ!®
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah salah satu syarat untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah
membuat 5 komponen Laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat oleh BLUD tersebut
sebagai Laporan Keuangan awal karena BLUD nantinya akan menjadi entitas pelaporan yang
akan membuat 7 komponen laporan keuangan. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan
Daerah yang akan menerapkan BLUD harus membuat laporan keuangan sesuai dengan
sistem akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah. Dikarenakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas/Badan bukan merupakan entitas akuntansi maka dalam penyusunan 5 komponen
laporan keuangan Laporan keuangan dimaksud harus memecah dari laporan keuangan SKPD.
5 komponen laporan keuangan terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Neraca;
c. Laporan Operasional;
b. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
c. Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam hal Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan baru dibentuk dan akan menerapkan
BLUD maka Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan baru tersebut tidak menyusun 5 komponen
laporan keuangan tetapi hanya menyusunan prognosis/proyeksi keuangan berupa laporan
realisasi anggaran dan laporan operasional sesuai dengan sistem perencanaan dan
penganggaran yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
PEMERINTAH ...
PUSKESMAS ...
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX
1 2 3 4 5
1 PENDAPATAN
Jumlah Pendapatan
2 BELANJA
21 BELANJA OPERASI
22 BELANJA MODAL
Jumlah Belanja
Surplus/ (Defisit)
20XX: 20XX-l
URAIAN (Rp.) (Rp.)
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
Persediaan
Jumlah
Aset Tetap
Tanah
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
KEWAJIBAN
Hutang Pajak
Pendapatan Diterima Di Muka
Jumlah
TOTAL KEWAJIBAN
EKUITAS
Ekuitas
TOTAL EKUITAS
TOTAL PENDAPATAN
BEBAN
Beban Operasi Beban Pegawai - LO Beban
Barang dan Jasa Beban Penyusutan
dan Amortisasi Beban Penyisihan
Piutang Beban Lain-lain
TOTAL BEBAN
SURPLUS/DEFISIT - LO
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT LO
EKUITAS AKHIR
PENDAHULUAN
C. SISTEMATIKA
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I :
PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika ♦
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
2. Sejarah Puskesmas....
Puskesmas .... adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan .... yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di sebagian wilayah
kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, Puskesmas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............................. Puskesmas berdasarkan
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan kota. Puskesmas
memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain:
a. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan
berwawasan kesehatan. Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah keijanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
b. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini
puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
Puskesmas .... berdiri di tanah seluas .... m2, mulai beroperasi tahun ... dan
yang dilaksanakan hanya sebagian program, antara lain: pengobatan umum dan KIA
atau KB (karena personil yang terbatas yang waktu itu tidak sampai... orang). Saat
ini luas bangunan Puskesmas m2 terdiri dari dua
lantai. Lantai pertama untuk ruang pelayanan terhadap masyarakat, lantai kedua
untuk ruang pertemuan dan administrasi.
Mici Pi icU^cmac •
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
2. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan masyarakat
3. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai standar
Motto Puskesmas....
" Kesehatan Anda adaiah Tujuan Kami"
5. Jumlah Pegawai
Tabel Perkembangan Jumlah DM
S
N 20XX-1 2 XX
Indikator C
o PN No PNS Non
1 Dokter Umum S n
2 Promkes
3 Kesling
4 Gizi
6 Keuangan
7 Administrasi
8 Perawat
9 Bidan
10 Dokter Gigi
11 Perawat Gigi
12 Apoteker
13 Asisten Apoteker
14 Analis Kesehatan
15 Pendukung lainnya
Jumlah
d. Karakteristik Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas .... merupakan daerah perkotaan yang mayoritas
masyarakatnya sebagai pegawai dan karyawan perusahaan. Transportasi
antar kelurahan dapat dilalui oleh semua kendaraan baik roda 2 ataupun roda
4. Luas Wilayah kurang lebih ... km2 yang terbagi ke dalam ... (...) kelurahan
seperti terlihat pada tabel dan gambar berikut:
KEPALA PU5KE5KAS
MANMEMENMUW
PENANGGUNG MWAB UKM PENANGGUHG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKP. 1AWA0JQASUHG
ESSENSIAL DAN KEPERAWATAN PENGEMBANGAN KEFARFAASIANOAN PELAYANAN PUSKESMAS OAN
PUSKESMAS PENANGGUNG FASllHAS LAYANAN KESEHATAN
LABORATORIUM
• PELAYANAN PHMOS1 KESEHATAN • PEIAYAMAN KESEHATAN JIWA « • PEIAYAMAN KESEHATAN YANG • PUSKESMAS PEMBANTU <
PELAYAKAN KG2HAYAM GIGI BB15IFATUKP LAINNYA JElARtNGFAStt.rTAS
TERMASUK UK5
MASYARAKAT PEIAYAMAN KESEHATAN
• PELAyANAN KESEHATAN • PELAYANAN KESEHATAN
UNGKLMGAN TRADtSCONAL KOMPLEMENTER
• PELY/WAN XIA4(B YMK BEASIFAT • PELAVAMAN KESEHATAN
UKM CMAHRAGA
.PELAVAMAM 610 YANG BERSVAT UKM • PELAYAMAM KESIHATAN
INDERA
• PELAYANAM PENCEGAHAN DAN
• PCIAYANAN KESEBUTAN
PENGEHOAltAN PENYAKIT
LANSIA
< PEIAYANAN KEPERAWAYAN • PELAYANAN KESEHATAN
KESEHATAN MASYARAKAT KERJA
« PELAYANAN KESEHATAN UUWYA
• PELAlfAMAN PEMEAIKSAAN UMUM
• PELAYANAN GHil DAN MULUT
• PtlAYAMAN K1A>KB BERStFArUKP
• PELAYANAN GAWAT DARURAT
• PELAYAMAN GIZI BERSIFAT UKP
• PtlAYANAN PERSAUMAN
• PEIAYAMAN KEFARMASAN
• PELAYANAN
LABCRATORtVM
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa asumsi
yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang
mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak
terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi
terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada entitas untuk
menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan
yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana
tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut keberadaannya dan
tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran/ Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja diakui
pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran atau Rekening Kas Umum
Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas diterima oleh bendahara
penerimaan/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal.
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk
wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang dikelompokkan
menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada
BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, Piutang Pajak,
Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang diakui sebesar nilai nominal
dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan inventarisasi fisik. Inventarisasi
fisik terhadap persediaan dapat berupa penghitungan, pengukuran atau penimbangan barang
pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah suatu persediaan. Berdasarkan jumlah
tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam
pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan
kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah
sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, dan
seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang - nilainya signifikan dan masa
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok
aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
.
9
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan
harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada
saat perolehan.
8. Ekuitas
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
a. Ekuitas Dana Lancar.
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Cadangan Piutang dan Cadangan
Persediaan.
Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara investasi jangka panjang, aset tetap dan
aset lainnya dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini antara iain terdiri dari:
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang.
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya.
d. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang.
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan
tertentu sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
2. Belanja
Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... memiliki belanja senilai Rp............ Belanja
tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung
berupa gaji PNS adalah sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
Jumlah
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang daerah yang
memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang terdiri dari tanah,
peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset lainnya yang dikategorikan
menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX mencapai nilai total Rp
.............................. Rinciannya dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut ini:
2. Piutang
Piutang merupakan tagihan Puskesmas kepada pihak lain sehubungan dengan transaksi
di masa yang lalu. Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... mempunyai piutang
senilai Rp... per 31 Desember 20XX.
3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang
untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan
di Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... adalah persediaan obat senilai Rp... per
31 Desember 20XX.
4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... senilai Rp...
per 31 Desember 20XX.
Aset tetap Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota.... terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp... Untuk aset tetap tanah
tahun 20XX Puskesmas .... Pemerintah Kabupaten/Kota .... tidak ada penambahan
ataupun penghapusan.
1 Alat-alat Besar
2 Alat-alat Angkutan
7
Alat - Alat Kedokteran
8 Alat Laboratorium
Rincian detil peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran Daftar
Inventarisasi Aset.
Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Gedung dan
Bangunan
Jumlah
Selama Tahun Anggaran 20XX belum terdapat penambahan aset Gedung dan
Bangunan pada Puskesmas ....
f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20XX adalah Rp...
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset
tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain untuk
Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan.
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp...
6. Kewajiban
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 20XX sebesar Rp... Ekuitas Dana merupakan
kekayaan bersih UPTD Puskesmas ....
a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp... berasal dari Retribusi Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (PAD).
- Sebesar Rp... Pendapatan Non Kapitasi.
- Sebesar Rp... Pendapatan Pasien Kamkesda/Lainnya
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Kapitasi) sebesar Rp... berasal dari
Pendapatan Dana Kapitasi JKN.
2. Beban
Jumlah beban Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp... Beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Beban UPTD Puskesmas .... per 31 Desember 20XX adalah sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai Puskesmas .... sebesar Rp... yang terdiri dari Beban Pegawai Tidak
Langsung dan Beban Pegawai Langsung seperti tampak pada tabel berikut:
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp...
Rincian Perubahan Ekuitas Puskesmas .... per 31 Desember 20XX terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas Puskesmas............
Per 31 Desember 20XX
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit Lo
Koreksi Lainnya
Ekuitas Akhir
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek keuangan
Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah yang
disempurnakan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 lantang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan
Kepala Daerah tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi.