Anda di halaman 1dari 55

SUSUNAN ORGANISASI DAN

TATA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH


PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pontianak, 21 November 2022


DASAR HUKUM
UU NO. 23TAHUN 2014 TTG
01 PEMERINTAHAN DAERAH PP NO. 18 TAHUN 2016 TTG PERANGKAT
02 DAERAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH
DENGAN PP NO. 72 TAHUN 2019 TTG
PERMENDAGRI NO. 12 TAHUN 2017 TTG PERUBAHAN PP NO. 18 TAHUN 2016 TTG

03 PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN KLASIFIKASI PERANGKAT DAERAH


CABANG DINAS DAN UNIT PELAKSANA
TEKNIS DAERAH
PERMENDAGRI NO. 99 TAHUN 2018 TTG
PERDA PROV. KALBAR NO. 5 THN 2021 04 PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN

05 TTG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERDA PERANGKAT DAERAH


NO. 8 THN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN
DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
PROV. KALBAR PERMENPANRB NO . 17 TAHUN 2021 TTG
PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI
PERMENPANRB NO. 25 TAHUN 2021 TTG KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL
PENYEDERHANAAN STRUKTUR
ORGANISASI PADA INSTANSI PEMERINTAH
UNTUK PENYEDERHANAAN BIROKRASI
1. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah.
2. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu gubernur dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah provinsi dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi.
3. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah adalah Perangkat Daerah
hanya dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan berdasarkan asas otonomi
dan Tugas Pembantuan.
4. Intensitas Urusan Pemerintahan dan Potensi Daerah” adalah penentuan jumlah dan
susunan Perangkat Daerah didasarkan pada volume beban tugas untuk melaksanakan
suatu Urusan Pemerintahan atau volume beban tugas untuk mendukung dan menunjang
pelaksanaan Urusan Pemerintahan.
5. Efisiensi adalah pembentukan Perangkat Daerah ditentukan berdasarkan perbandingan
tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh.
6. Efektivitas adalah pembentukan Perangkat Daerah harus berorientasi pada tujuan yang
tepat guna dan berdaya guna.
7. Pembagian habis tugas adalah pembentukan Perangkat Daerah yang membagi habis
tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan kepada Perangkat Daerah dan tidak
terdapat suatu tugas dan fungsi yang dibebankan pada lebih dari satu Perangkat Daerah.
8. Rentang kendali adalah penentuan jumlah Perangkat Daerah dan jumlah unit kerja pada
Perangkat Daerah didasarkan pada kemampuan pengendalian unit kerja bawahan.
9. Tata Kerja yang jelas adalah pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan unit
kerja pada Perangkat Daerah mempunyai hubungan kerja yang jelas, baik vertikal maupun
horizontal.
10. Fleksibilitas adalah penentuan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja pada
Perangkat Daerah memberikan ruang untuk menampung tugas dan fungsi yang
diamanatkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan setelah Peraturan Pemerintah
ini ditetapkan.
11. Tata kerja adalah pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat daerah dan unit kerja pada
Perangkat daerah mempunyai hubungan kerja yang jelas, baik vertikal maupun horizontal.
ASAS PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN
PP NOMOR 18 TAHUN 2016

a. Adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


daerah;
b. Karakteristik dan potensi daerah;
c. Kemampuan keuangan daerah;
d. Ketersediaan sumber daya aparatur;
e. Pembagian habis tugas;
f. Rentang kendali;
g. Tata kerja yang jelas; dan
h. Pengembangan organisasi fungsional.
URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN
DAERAH (DINAS)
URUSAN WAJIB YANG
URUSAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DG PELAYANAN
BERKAITAN DG PELAYANAN URUSAN PILIHAN
DASAR
DASAR
1. Pendidikan; 1. Tenaga Kerja; 11. Komunikasi dan 1. Kelautan dan
2. Kesehatan; 2. Pemberdayaan Informatika; Perikanan;
3. Pekerjaan Umum dan Perempuan dan 12. Koperasi, Usaha Kecil 2. Pariwisata;
Penataan Ruang; Perlindungan Anak dan Menengah; 3. Pertanian;
4. Perumahan Rakyat dan 3. Pangan; 13. Penanaman Modal; 4. Kehutanan;
Kawasan Permukiman; 4. Pertanahan; 14. Kepemudaan dan 5. ESDM;
5. Ketentraman dan 5. Lingkungan Hidup; Olahraga 6. Perdagangan;
Ketertiban Umum serta 6. Administrasi 15. Statistik; 7. Perindustrian;
Perlindungan Masyarakat; Kependudukan dan 16. Persandian; 8. Transmigrasi.
dan Pencatatan Sipil; 17. Kebudayaan;
6. Sosial. 7. Pemberdayaan 18. Perpustakaan; dan
Masyarakat dan Desa; 19. Kearsipan.
8. Pengendalian
Penduduk dan KB;
9. Perhubungan;
KRITERIA TIPELOGI PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN
PP NO.18 TAHUN 2016 (PASAL 6)

1) Kriteria tipelogi untuk menentukan tipe Perangkat Daerah berdasarkan hasil pemetaan urusan
pemerintahan yaitu dengan :
a. Variabel umum dengan bobot 20% (dua puluh persen).
b. Variabel teknis dengan bobot 80% (delapan puluh persen).
2) Kriteria variabel umum ditetapkan berdasarkan karakteristik Daerah yang terdiri atas indikator :
a. Jumlah penduduk;
b. Luas wilayah; dan
c. Jumlah anggaran pendapatan dan belanja Daerah.
3) Kriteria variabel teknis ditetapkan berdasarkan beban tugas utama pada setiap Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota serta fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan.
 Dinas/Badan tipe A, apabila nilai variabel lebih dari 800.
 Dinas/Badan tipe B, apabila nilai variabel lebih dari 600 sampai dengan
800.
 Dinas/Badan tipe C, apabila nilai variabel lebih dari 400 sampai dengan
600.
 Setingkat Bidang, apabila nilai variabel lebih dari 300 sampai dengan
400.
 Setingkat Subbidang/Seksi pada Bidang, apabila nilai variabel kurang
dari/atau sama dengan 300.
 Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda.
 Perda berlaku setelah mendapat persetujuan dari Menteri bagi Perangkat Daerah provinsi dan dari gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah kabupaten/kota.
 Persetujuan Menteri atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat diberikan berdasarkan pemetaan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.
 Menteri atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat menyampaikan jawaban menyetujui seluruhnya atau
menyetujui dengan perintah perbaikan Perda kepada gubernur atau bupati/wali kota paling lambat 15 (lima belas) Hari
sejak diterimanya Perda.
 Dalam hal Menteri atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat menyetujui seluruhnya atas Perda, Kepala Daerah
mengundangkan Perda dalam lembaran Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Apabila dalam waktu 15 (lima belas) Hari, Menteri atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidak memberikan
jawaban, Perda dianggap telah mendapat persetujuan.
 Dalam hal Menteri atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat menyetujui dengan perintah perbaikan Perda,
Perda tersebut harus disempurnakan oleh kepala Daerah bersama DPRD sebelum diundangkan.
 Dalam hal kepala Daerah mengundangkan Perda yang tidak mendapat persetujuan dari Menteri bagi Perangkat
Daerah provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah kabupaten/kota atau
Perda tidak disempurnakan oleh kepala Daerah bersama DPRD, Menteri atau gubernur membatalkan Perda.
Ketentuan mengenai kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan
dengan Perkada.
Sekretariat Daerah provinsi mempunyai tugas membantu gubernur dalam penyusunan
kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah
serta pelayanan administratif.

Sekretariat Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:


a.pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
b.pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
d.pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi Daerah; dan
e.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur yang berkaitan dengan tugas dan
fungsinya.
Sekretariat DPRD provinsi mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD provinsi,
serta menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD provinsi
dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

Sekretariat DPRD provinsi dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:


a.penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD provinsi;
b.penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD provinsi;
c. fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD provinsi; dan
d.penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD provinsi
pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah.
Inspektorat Daerah provinsi mempunyai tugas membantu gubernur dalam membina dan
mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.

Inspektorat Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) menyelenggarakan fungsi:
a.perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;
b.pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c.pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari gubernur;
d.penyusunan laporan hasil pengawasan;
e.pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah provinsi; dan
f.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.
Dinas Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu
gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan
Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi.

Dinas Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:


a.perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b.pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c.pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d.pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.
Badan Daerah provinsi mempunyai tugas membantu gubernur melaksanakan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

Badan Daerah provinsi dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:


a.penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b.pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
c.pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya;
d.pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi
Sekretariat Daerah Provinsi
1.Sekretariat Daerah provinsi tipe A terdiri paling banyak 3 (tiga) asisten, Asisten terdiri atas paling banyak 3
(tiga) biro, Biro terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian dan Bagian terdiri paling banyak 3 (tiga)
subbagian.
2.Sekretariat Daerah provinsi tipe B terdiri paling banyak 3 (tiga) asisten, Asisten terdiri atas paling banyak 2
(dua) biro, Biro terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian, Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga)
subbagian.
3.Sekretariat Daerah provinsi tipe C terdiri paling banyak 2 (dua) asisten, Asisten terdiri atas paling banyak 2
(dua) biro, Biro terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian, Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga)
subbagian.
Sekretariat DPRD Provinsi
1.Sekretariat DPRD provinsi tipe A terdiri atas paling banyak 4 (empat) bagian dan Bagian terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) subbagian.
2.Sekretariat DPRD provinsi tipe B terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian dan Bagian terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) subbagian.
3.Sekretariat DPRD provinsi tipe C terdiri atas paling banyak 3 (tiga) bagian dan Bagian terdiri atas paling
banyak 2 (dua) subbagian.
Lanjutan….
Inspektorat Daerah Provinsi
1.Inspektorat Daerah provinsi tipe A terdiri 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat)
Inspektur pembantu dan Sekretariat terdiri atas 3 (tiga) subbagian.
2.Inspektorat Daerah provinsi tipe B terdiri 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) inspektur
pembantu dan Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian.
3.Inspektorat Daerah provinsi tipe C terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 2 (dua)
inspektur pembantu dan Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian.
Dinas Daerah Provinsi
1.Dinas Daerah provinsi tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang,
Sekretariat terdiri atas 3 (tiga) subbagian dan Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) seksi.
2.Dinas Daerah provinsi tipe B terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) bidang,
Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian dan Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) seksi.
3.Dinas Daerah provinsi tipe C terdiri 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 2 (dua) bidang,
Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian dan Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) seksi.
Lanjutan….
Badan Daerah Provinsi
1. Badan Daerah provinsi tipe A terdiri 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang,
Sekretariat terdiri atas 3 (tiga) subbagian dan Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga)
subbidang.
2. Badan Daerah provinsi tipe B terdiri 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) bidang,
Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian dan Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga)
subbidang.
3. Badan Daerah provinsi tipe C terdiri 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 2 (dua) bidang,
Sekretariat terdiri atas 2 (dua) subbagian dan Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga)
subbidang.
Badan Penghubung
Badan penghubung Daerah provinsi terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan paling
banyak 3 (tiga) subbidang.
Lanjutan….
Unit Pelaksana Teknis
1. Unit pelaksana teknis dinas Daerah provinsi kelas A pada dinas terdiri 1 (satu) subbagian
tata usaha dan terdiri atas paling banyak 2 (dua) seksi serta kelompok jabatan fungsional.
2. Unit pelaksana teknis dinas Daerah provinsi kelas B pada dinas terdiri 1 (satu) subbagian
tata usaha dan kelompok jabatan fungsional.
3. Susunan unit pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
berlaku bagi unit pelaksana teknis yang berbentuk satuan pendidikan dan rumah sakit.
Cabang Dinas
1. Cabang dinas kelas A terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan paling banyak 2 (dua)
seksi.
2. Cabang dinas kelas B terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang
Dinas Dan Unit Pelaksana Teknis
Daerah
TUGAS DAN FUNGSI PEMBENTUKAN CABANG DINAS
PERMENDAGRI 12 TAHUN 2017 PASAL 3, 4 DAN 5

Cabang dinas mempunyai tugas membantu kepala dinas daerah provinsi


melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah provinsi di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya,
cabang dinas menyelenggarakan fungsi:
a.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dan program sesuai dengan
lingkup bidang tugas dan wilayah kerjanya;
b.koordinasi dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dan
kegiatan sesuai dengan lingkup bidang tugas dan wilayah kerjanya;
c.koordinasi dan pelaksanaan administrasi sesuai dengan lingkup bidang
tugas dan wilayah kerjanya; dan
d.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan
tugas dan fungsinya.
Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan cabang dinas merupakan Urusan
Pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada Daerah provinsi yang
meliputi:
a.sub Urusan Pemerintahan bidang pendidikan menengah dan pendidikan
khusus.
b.Urusan Pemerintahan bidang kehutanan;
c.Urusan Pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral; dan
d.sub Urusan Pemerintahan bidang kelautan.
Pembentukan cabang dinas ditetapkan dengan peraturan gubernur setelah
dikonsultasikan secara tertulis dengan Menteri.
Konsultasi pembentukan cabang dinas secara tertulis dengan Menteri
dilengkapi dengan dokumen meliputi:
a.kajian akademis pembentukan cabang dinas; dan
b.analisis rasio belanja pegawai.
PEMBENTUKAN CABANG DINAS
PERMENDAGRI 12 TAHUN 2017 PASAL 6

Pembentukan cabang dinas tidak berlokasi di ibukota provinsi.


Wilayah kerja cabang dinas dapat meliputi 1 (satu) atau lebih
kabupaten/kota.
Cabang dinas yang wilayah kerjanya hanya pada 1 (satu) kabupaten/kota,
dapat dibentuk dengan ketentuan meliputi:
a.kabupaten/kota berciri kepulauan;
b.kabupaten/kota di daerah perbatasan dengan negara lain;
c.kabupaten/kota terluar; dan/atau
d.kabupaten/kota yang tidak tersedia akses transportasi darat; dan
e.kabupaten/kota yang mempunyai jarak dari ibu kota provinsi dan jarak
dengan ibu kota kabupaten/kota tetangga lebih dari 100 km untuk wilayah
Jawa,Bali dan Nusa Tenggara atau lebih dari 150 km untuk luar Jawa, Bali
dan Nusa Tenggara
KLASIFIKASI CABANG DINAS
PERMENDAGRI 12 TAHUN 2017 PASAL 7

Cabang dinas dibedakan dalam 2 (dua) klasifikasi. Klasifikasi cabang


dinas meliputi:
a.cabang dinas kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar; dan
b.cabang dinas kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil.
PEMBENTUKAN UPT BERDASARKAN PERMENDAGRI 12 TAHUN 2017 PASAL 11
Pada dinas atau badan Daerah provinsi dapat dibentuk UPTD provinsi untuk melaksanakan kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. Kriteria pembentukan UPTD Provinsi
meliputi:

a.melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu dari Urusan
Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung jawab dari dinas/badan instansi induknya;
b.penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau oleh Perangkat Daerah lain
yang berlangsung secara terus menerus;
c.memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan/atau dalam
penyelenggaraan pemerintahan;
d.tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana;
e.tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi UPTD yang bersangkutan;
f.memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan Tugas Teknis Operasional tertentu
dan/atau Tugas Teknis Penunjang tertentu; dan
g.memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pembentukan UPTD provinsi ditetapkan dengan peraturan gubernur setelah dikonsultasikan secara
tertulis kepada Menteri
PEMBENTUKAN UPT BERDASARKAN PERMENDAGRI 12 TAHUN 2017
Konsultasi Pembentukan UPTD provinsi dilengkapi dengan dokumen yang meliputi:
a.kajian akademis pembentukan unit pelaksana teknis; dan
b.analisis rasio belanja pegawai.

UPTD provinsi dibedakan dalam 2 (dua) klasifikasi. Klasifikasi UPTD provinsi terdiri atas:
a.UPTD provinsi kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar.
lingkup tugas dan fungsinya meliputi 2 (dua) fungsi atau lebih pada Dinas/Badan atau
wilayah kerjanya lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota; dan jumlah jam kerja efektif 15.000
(lima belas ribu) jam atau lebih per tahun
b.UPTD provinsi kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil
lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 (satu) fungsi pada dinas/badan atau wilayah
kerjanya hanya mencakup 1(satu) kabupaten/kota; dan jumlah jam kerja efektifantara
6.000 (enam ribu) jam sampai dengan kurang dari 15.000 (lima belas ribu) jam per tahun.
TUGAS UPT BERDASARKAN PERMENDAGRI 12 TAHUN 2017
UPTD provinsi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang serta Urusan Pemerintahan yang bersifat
pelaksanaan dari organisasi induknya yang pada prinsipnya tidak bersifat
pembinaan, kordinasi atau sinkronisasi serta tidak berkaitan langsung dengan
perumusan dan penetapan kebijakan daerah.
Berdasarkan sifat tugas, wilayah kerja UPTD dapat melewati batas wilayah
administrasi pemerintahan kabupaten/kota diwilayahnya dan tidak
membawahkan UPTD lainnya.
PERDA NO. 5 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERDA NO. 8 TAHUN
2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROV. KALBAR
 PASAL 3
Ketentuan Lebih Lanjut Mengenai Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Perangkat Daerah dan Unit Kerja di Bawahnya Ditetapkan Lebih Lanjut Dengan Peraturan Gubernur.

 Pasal 4
Dalam Menetapkan Besaran dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Harus Memperhatikan Asas :
a. Urusan Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Daerah;
b. Intensitas Urusan Pemerintah dan Potensi Daerah;
c. Efisiensi;
d. Efektifitas;
e. Pembagian Habis Tugas;
f. Rentang Kendali;
g. Tata Kerja Yang Jelas; Dan
h. Fleksibilitas.
NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN PERDA NO. 5
TAHUN 2021 DAN STAF AHLI GUBERNUR KALIMANTAN BARAT TAHUN 2022
1. Sekretariat Daerah Provinsi Kalbar (Tipe A) 5. Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar (Tipe A)
a. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat 6. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalbar
 Biro Pemerintahan (Tipe A)
 Biro Kesejahteraan Rakyat 7. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
 Biro Hukum Provinsi Kalbar (Tipe B)
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan 8. Dinas Sosial Provinsi Kalbar (Tipe A)
 Biro Perekonomian 9. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalbar
 Biro Pengadaan Barang dan Jasa (Tipe A)
 Biro Administrasi Pembangunan 10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalbar (Tipe
c. Asisten Administrasi dan Umum A)
 Biro Organisasi 11. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
 Biro Umum Provinsi Kalbar (Tipe A)
 Biro Administrasi Pimpinan 12. Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar (Tipe B)
2. Sekretariat DPRD Provinsi Kalbar (Tipe B) 13. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Kalbar
3. Inspektorat Provinsi Kalbar (Tipe A) (Tipe A)
4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar (Tipe 14. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalbar
A) (Tipe B)
15. Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar (Tipe A) 27. Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalbar (Tipe A)
16. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalbar (Tipe A) 28. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalbar (Tipe B)
17. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalbar 29. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalbar
(Tipe A) (Tipe B)
18. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 30. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalbar (Tipe A)
Provinsi Kalbar (Tipe B) 31. Badan Pengelola Perbatasan Daerah Provinsi Kalbar (Tipe B)
19. Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi 32. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalbar (Tipe A)
Kalbar (Tipe A) 33. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar
20. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalbar (Tipe A) 34. Badan Penghubung Provinsi Kalbar
21. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar (Tipe A) 35. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Provinsi Kalbar
22. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar 36. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalbar
(Tipe A) STAF AHLI GUBERNUR :
23. Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar (Tipe A)
1. Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Hukum, Politik dan
24. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya
Pemerintahan
Mineral Provinsi Kalbar (Tipe A)
2. Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Pembangunan dan Ekonomi
25. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalbar (Tipe A)
3. Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Sosial dan Sumber Daya
26. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalbar
Manusia
(Tipe A)
27. Badan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kalbar (Tipe A)
Model Penyederhanaan Birokrasi
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 25
Tahun 2021
PAGE

MODEL PENYEDERHANAAN BIROKRASI (PERMENPANRB NO. 25 THN 2021)

Model 1
DINAS/BADAN yang memiliki

1
2 Seksi/Subbid dan 3 Subbag
x ≥ 6,5 Model 2
DINAS/BADAN yang memiliki

2
2 Seksi/Subbid dan 1 Subbag
5,8 ≤ x < 6,5
Model 3
DINAS/BADAN yang Tidak Memiliki

3 5 < x < 5,8 Seksi/Subbid dan 2 Subbag


Model 4
x≤5 DINAS/BADAN yang Tidak Memiliki
4 Seksi/Subbid dan 1 Subbag
PAG
MATRIKS PENGELOMPOKAN MODEL URUSAN E

PEMERINTAHAN DINAS DAN BADAN DAERAH


PROVINSI
MATRIKS PENGELOMPOKAN MODEL URUSAN PEMERINTAHAN DINAS DAN
BADAN DAERAH PROVINSI

Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan

1.Keuangan
Model 2 Model 1
2.Tenaga Kerja memiliki 2 (dua) Seksi/Subbidang, memiliki 2 (dua) Seksi/Subbidang
dan 1 (satu) Subbagian TU/Umum 1.Perhubungan
3.PU dan Penataan Ruang dan 3 (tiga) Subbagian
2.Trantibumlinmas
4.Kesehatan

Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan


1. Pengawasan 10. PPPA Model 4 Model 3 1. PMD
tidak memiliki Seksi/Subbidang, 2. Kepegawaian
2. Transmigrasi 11. Statistik tidak memiliki Seksi/Subbidang,
tetapi memiliki 2 (dua) Subbagian 3. Perencanaan
tetapi memiliki 1 (satu) Subbagian
3. Perindustrian 12. Penanaman mod TU/Umum
4.
5.
Perdagangan
Perumahan dan Kawasan
al
Permukimam
4. Pariwisata 13. Pora 6. ESDM
5. Kearsipan 14. Litbang 7. Kelautan dan perikanan
8. Pengendalian Penduduk dan KB
6. Persandian 15. Perpustakaan 9. Sosial 10.Pendidikan 11.KUKM
7. Admindukcapil 16. Kebudayaan 12.Komunikasi dan informatika
13.Kehutanan
8. Pertanahan 17. Lingkungan hidup
9. Pertanian 18. Pangan
7
KETENTUAN PENYEDERHANAAN STRUKTUR PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI
SUSUNAN ORGANISASI SUSUNAN ORGANISASI
ASISTEN BIRO BAGIAN
Asisten yang melaksanakan Seluruh Subbagian dialihkan kecuali
Biro pada Asisten ini tidak memiliki Bagian,
Subbagian Tata Usaha Biro
tugas fungsi koordinasi kecuali:
penyusunan kebijakan daerah di 1.Bagian yang melaksanakan tugas fungsi di
bidang: bidang:
a.pemerintahan dan a. advokasi/bantuan hukum; dan
b. Peraturan perundang- undangan kab/kota
kesejahteraan rakyat;
(korbinwas GWPP)
b.perekonomian dan 2.Bagian yang melaksanakan tugas fungsi di bidang
pembangunan kerja sama
3.Bagian yang menjadi Kepala UKPBJ

Asisten yang melaksanakan Biro pada Asisten ini dapat memiliki Seluruh Subbagian
3 (tiga) Bagian dialihkan kecuali
tugas fungsi dukungan Subbagian Tata Usaha Biro
administrasi umum

Kementerian PANRB
PAG
E

KETENTUAN PENERAPAN MODEL PERANGKAT DAERAH PADA DINAS DAN B


ADAN
KETENTUAN PENERAPAN MODEL PERANGKAT DAERAH PADA DINAS DAN
BADAN SUSUNAN ORGANISASI SUSUNAN ORGANISASI
Jumlah Urusan Pemerintahan
BIDANG SEKRETARIAT
Susunan organisasi di bawah Susunan organisasi di bawah
1 (satu) setiap Bidang sama seluruhnya Sekretariat sesuai dengan
Urusan Pemerintahan sesuai ketentuan Model Urusan ketentuan Model Urusan
Pemerintahan Pemerintahan
Susunan organisasi di bawah Susunan organisasi di bawah
2 (dua) atau lebih Urusan setiap Bidang berbeda sesuai Sekretariat sesuai dengan Model
Pemerintahan dengan ketentuan Model yang memiliki jumlah Subbagian
masing-masing Urusan paling banyak
Pemerintahan

41
RUMAH SAKIT UMUM
ESELONISASI
NO KELAS KETERANGAN
II.A II.B III.A III.B IV.A

@ 4 Bagian (Wadir @ 3 Subbagian / Seluruh Seksi dan


1 Kelas A Direktur 4 Wadir
Adum) @ 2 Seksi Subbagian
@ 3 Bidang dihapus dan dialihkan
@ 3 Bagian (Wadir @ 3 Subbagian / Seluruh Seksi dan
2 Kelas B - Direktur 3 Wadir
Adum) @ 2 Seksi Subbagian
@ 3 Bidang dihapus dan dialihkan
1 Bagian @ 3 Subbagian Seluruh Seksi dan
3 Kelas C - Direktur
3 Bidang /@ 2 Seksi Subbagian dapat
dipertahankan
1 Subbagian Seluruh Seksi dan
4 Kelas D - Direktur
2 Seksi Subbagian
dapat dipertahankan
RUMAH SAKIT KHUSUS
ESELONISASI
NO KELAS KETERANGAN
II.A II.B III.A III.B IV.A

@ 3 Bagian (Wadir @ 2 Seksi Seluruh Seksi dan


1 Kelas A Direktur 3 Wadir
Adum) @ 3 Bidang 3 Subbagian Subbagian dihapus
dan dialihkan
1 Bagian @2 Seluruh Seksi dan
2 Kelas B Direktur
2 Bidang Subbagian / Subbagian
@ 2 Seksi dapat dipertahankan
BADAN PENGHUBUNG DAERAH PROVINSI
ESELONISASI
NO KETERANGAN
III.A IV.A

1 Subbagian Tata Usaha Seluruh jabatan dapat


1 Kepala Badan
3 Subbidang dipertahankan
CABANG DINAS
ESELONISASI
NO KELAS KETERANGAN
III.B IV.A IV.B

1 Subbagian TU Seluruh Seksi dan Subbagian


1 Kelas A Kepala
2 Seksi dapat dipertahankan
Subbagian dapat
2 Kelas B Kepala 1 Subbagian TU
dipertahankan
UPT PROVINSI
ESELONISASI
NO KELAS KETERANGAN
III.B IV.A IV.B

1 Subbagian TU Seluruh Seksi dan Subbagian


1 Kelas A Kepala
2 Seksi dapat dipertahankan
Subbagian dapat
2 Kelas B Kepala 1 Subbagian TU
dipertahankan
Sekolah Subbagian dialihkan menjadi
CONTOH PD PROV KALBAR SESUAI PERMODELAN

1. DINAS PENDIDIKAN A 4/4 12/0 (-12) 3/2 (-1) 1. Pendidikan 1. Model 3 1. Urusan Pendidikan masuk Model 3 (Tdk
DAN KEBUDAYAAN memiliki Seksi/Subbidang, tp memiliki 2
Subbagian pd Sekretariat)
2. Kebudayaan 2. Model 4 2. Urusan Kebudayaan masuk Model 4
(Tdk memiliki Seksi/Subbidang, tp memiliki
1 Subbagian TU/umum pd Sekretariat)
3. Utk Perangkat Daerah Model ini : tdk
memiliki Seksi/Subbidang, dan memiliki 2
Subbagian pd Sekretariat
2. DINAS TENAGA A 4/4 12/6 (-6) 3/1 (-2) 1. Tenaga Kerja 1. Model 2 1. Urusan Tenaga Kerja masuk Model 2
KERJA DAN (memiliki 2 Seksi/Subbidang pd masing-
TRANSMIGRASI masing Bidang, dan memiliki 1 Subbagian
TU/Umum pd Sekretariat)
2. Transmigrasi 2. Model 4 2. Urusan Transmigrasi masuk Model 4 (Tdk
memiliki Seksi/Subbidang, tp memiliki 1
Subbagian TU/Umum pd Sekretariat)
3. Utk Perangkat Daerah Model inI : memiliki 2
Seksi/Subbidang pd Bidang yg menangani
Urusan Tenaga Kerja, dan memiliki 1
Subbagian TU/Umum pd Sekretariat
CONTOH PD PROV KALBAR SESUAI PERMODELAN

3. DINAS A 5/5 15/0 (-15) 3/1 (-2) 1. Perindustrian 1. Model 4 1. Urusan Perindustrian masuk Model 4,
PERINDUSTRIAN, yaitu : (Tdk memiliki Seksi/Subbidang, tp
PERDAGANGAN, memiliki 1 Subbagian TU/Umum pd
ENERGI DAN Sekretariat)
SUMBER DAYA 2. Perdagangan 2. Model 3 2. Urusan Perdagangan masuk Model 3
MINERAL (Tdk memiliki Seksi/Subbidang, tp memiliki
2 Subbagian pd Sekretariat)
3. Energi dan 3. Model 3 3. Urusan ESDM masuk Model 3 (Tdk
Sumber Daya memiliki Seksi/Subbidang, tp memiliki 2
Mineral Subbagian pd Sekretariat)
4. Utk Perangkat Daerah Model ini : (tdk
memiliki Seksi/Subbidang, dan memiliki 2
Subbagian pd Sekretariat)
Evaluasi Perangkat Daerah Berdasarkan
Permendagri Nomor 99 Tahun 2018
Tentang Pembinaan dan Pengendalian
Penataan Perangkat Daerah
KONSEP KEMATANGAN ORGANISASI
BERDASARKAN PERMENDAGRI 99 TAHUN 2018 TTG PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
PERTUMBUHAN ORGANISASI

• Sebuah organisasi dapat diibaratkan sebagai organisme hidup;


• Sebuah organisasi dapat tumbuh berkembang, diakui
keberadaannya, namun dapat juga “mati” dan hilang eksistensi.
• Bagi organisasi swasta, eksistensinya sangat dipengaruhi oleh
kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar.
• Bagi organisasi publik, eksistensinya sangat bergantung pada
kebutuhan masyarakat akan layanan dan peran yang diberikan
oleh organisasi tersebut.
LEVEL KEMATANGAN ORGANISASI
PENGUKURAN KEMATANGAN PRANGKAT DAERAH

• Kematangan perangkat daerah diukur


berdasarkan pencapaian yang dilakukan oleh
daerah pada setiap variabel dan indikator.
• Setiap variabel dibagi ke dalam 5 level dan
setiap level mempunyai indikator.
I. PENILAIAN PERANGKAT DAERAH
PENILAIAN PERANGKAT DAERAH DILAKUKAN TERHADAP:
1.TATALAKSANA (PROSES BISNIS),
2.BUDAYA ORGANISASI;
3.INOVASI
Menggambarkan
TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH

VARIABEL KEMATANGAN ORGANISASI: VARIABEL KEMATANGAN ORGANISASI:


1.Perencanaan Pembangunan Daerah; 7.Manajemen Sumberdaya Peralatan dan
2.Monitoring dan Pengendalian Pelaksanaan Perlengkapan Kerja Yang Terukur;
Tugas; 8.Manajemen Resiko Pelaksanaan Tugas Aparatur;
3.Penjaminan Mutu Layanan Daerah; 9.Pengukuran Kinerja Daerah;
4.SOP; 10.Pengembangan Inovasi Layanan.
5.DIKLAT aparatur; 11.Budaya Organisasi.
6.Analisis Kebijakan dan Pemecahan Masalah
Tugas;
ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN PD

1. Masing-masing perangkat daerah diukur tingkat kematangan organisasinya berdasarkan


bukti terverifikasi.
2. Setiap veriabel diberi nilai antara 1-5 sesuai dengan indikator level mana yang sudah
terpenuhi.
3. Nilai kematangan organisasi perangkat daerah adalah penggabungan nilai dari 11-55
variabel. Dengan level sbb:
 Tingkat Kematangan Sangat Rendah jika skor yang diperoleh antara 11-19.
 Tingkat Kematangan Rendah jika skor yang diperoleh antara 19.1-28.
 Tingkat Kematangan Sedang jika skor yang diperoleh antara 28,1-37.
 Tingkat Kematangan Tinggi jika skor yang diperoleh antara 37,1-46.
 Tingkat Kematangan Sangat Tinggi jika skor yang diperoleh 46,1-55
KESIMPULAN HASIL
EVALUASI KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH
1. Menggambarkan hasil evaluasi pada tingkat mana perkembangan
organisasi berdasarkan 11 indikator kematangan;
2. Kematangan Sangat Rendah: Perlu perbaikan mendasar.
Kematangan Rendah : Perlu perbaikan beberapa indikator.
Kematangan Sedang: Pelayanan perangkat daerah rata-rata.
Kematangan Tinggi: Perangkat Daerah pelayanan baik.
Kematangan Sangat Tinggi: Pelayanan sangat prima.
3. Level kematangan dapat meningkat dari level satu ke level
berikutnya, apabila seluruh indikator sudah terpenuhi.
4. Evaluasi perangkat daerah dilakukan 2 (dua) tahun setelah pemerintah
daerah melakukan penataan struktur perangkat daerah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai