Anda di halaman 1dari 13

WALIKOTATARAKAN

PROVINS! KALIMANTANUTARA

PERATURANWALIKOTA TARAKAN

NOMOR 8 TAHUN 2019


TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAANKEGIATANPEMBANGUNANSARANADAN
PRASARANAKELURAHANDAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT
DI
KELURAHAN

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA

WALIKOTATARAKAN,

Menimbang : a. bahwa pengelolaan kegiatan pembangunan sarana dan


prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan Kota Tarakan harus dikelola secara tertib,
efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan, dan manfaat bagi masyarakat;
b. bahwa agar pengelolaan kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan Kota Tarakan dapat terarah
dan berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun
2018 tentang Kegiatan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di
Kelurahan perlu menyusun pengaturan tentang
Pedoman Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Sarana
dan Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan
Masyarakat di Kota Tarakan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman
Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di
Kelurahan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
2

3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 ten tang


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Kecamatan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 ten tang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun
2018 tentang Kegiatan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di
Kelurahan;
8. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 3 Tahun 2010
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 6 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Tarakan Tahun 2014-2019;
10. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 4 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN


PENGELOLAANKEGIATANPEMBANGUNANSARANA DAN
PRASARANA KELURAHAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKATDI KELURAHAN.

BAB I
KETENTUANUMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Tarakan.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom Kota Tarakan.
3

3. Walikota adalah Walikota Tarakan.


4. Kecamatan adalah bagian wilayah dari kota yang dipimpin oleh camat.
5. Kelurahan adalah bagian wilayah dari Kecamatan yang sebagai perangkat
Kecamatan.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKPD
adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/ pengguna barang.
7. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu a tau
lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur
pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya baik yang berupa sumber daya manusia, barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
10. Dana Alokasi Umum Tambahan selanjutnya disebut DAUTambahan adalah
dukungan pendanaan bagi Kelurahan di kota untuk kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan.
11. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Perangkat Daerah.
12. Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBD yang selanjutnya
disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi Perangkat Daerah.
13. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/ atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara/ anggaran belanja daerah.
14. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD adalah
rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Walikota
untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
15. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya
disebut dengan Kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.
16. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD
yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
17. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
Kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
18. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas
4

pelaksanaan Kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan


permintaan pembayaran.
19. Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan yang
selanjutnya disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna
melaksanakan Kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat
digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.
20. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS
adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk
permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga atas dasar
perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran
gaji dengan jumlah, penerimaan, peruntukan, dan waktu pembayaran
tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.
21. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen
yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas beban
pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD.
22. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan
oleh BUD berdasarkan SPM.
23. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut SiLPA adalah
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran.
24.Kelompok Masyarakat adalah kelompok masyarakat yang melaksanakan
Pengadaan Barang/.Iasa dengan dukungan anggaran belanja dari
APBN/APBD.
25.0rganisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah
organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela
berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan,
kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi
tercapainya tujuan negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasia Dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indoneia Tahun
1945.

BAB II
KEGIATAN

Pasal 2

Peraturan Walikota ini mengatur kegiatan:


a. pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan; dan
b. pemberdayaan masyarakat di Kelurahan.

Pasal 3

Pelaksanaan seluruh kegiatan se bagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus


dikoordinasikan dengan Perangkat Daerah teknis terkait
5

Pasal 4

(1) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 huruf a digunakan untuk membiayai pelayanan
sosial dasar yang berdampak langsung pada meningkatnya kualitas hidup
masyarakat.
(2) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana lingkungan pemukiman;
b. pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana transportasi;
c. pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana kesehatan; dan/ atau
d. pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan dan kebudayaan.

Pasal 5

(1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana lingkungan pemukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) huruf a, meliputi:
a. jaringan air minum non perpipaan;
b. drainase dan selokan berupa drainase tersier;
c. sarana pengumpulan sampah dan sarana pengolahan sampah berupa
pengadaan gerobak sampah, tempat pengelolaan sampah reuse reduce
recycle, pengadaan motor roda tiga, tong sampah terpisah, dan tas ramah
lingkungan;
d. jaringan pengelolaan air limbah domestik skala pemukiman berupa
Mandi Cuci Kakus skala lingkungan (komunal dan individu);
e. alat pemadam api ringan;
f. pompa kebakaran portabel dan sarana prasarana Alat Pemadam
Kebakaran;
g. penerangan lingkungan pemukiman berupa penerangan jalan lingkungan
masyarakat; dan /a tau
h. sarana prasarana lingkungan pemukiman berupa Ruang Terbuka Hijau,
dan perlengkapan fardhu kifayah.
(2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf
b, meliputi:
a. jalan pemukiman baru, peningkatan berupa perkerasan, pavingisasi,
betonisasi, trestle kayu; dan/ a tau
b. sarana prasarana transportasi berupa pita penggaduh, portal, rambu
jalan, cermin tikungan, dan papan nama jalan.
(3) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c,
meliputi:
6

a. mandi, cuci, kakus untuk umum/komunal;


b. pos pelayanan terpadu dan pos pembinaan terpadu; dan/ atau
c. sarana prasarana kesehatan untuk pos pelayanan terpadu.
(4) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan dan kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (2) huruf d, meliputi:
a. taman bacaan masyarakat;
b. bangunan pendidikan anak usia dini;
c. wahana permainan anak di pendidikan anak usia dini; dan/atau
d. sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan berupa peralatan
kesenian.

Pasal6

(1) Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 2 huruf b, digunakan untuk peningkatan kapasitas dan
kapabilitas masyarakat di Kelurahan dengan mendayagunakan potensi dan
sumber daya sendiri.
(2) Kegiatan pemberdayaan masyakarat di Kelurahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi:
a. pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat;
b. pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan;
c. pengelolaan kegiatan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah;
d. pengelolaan kegiatan lembaga kemasyarakatan;
e. pengelolaan kegiatan ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan
masyarakat; dan/ atau
f. penguatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta
kejadian luar biasa lainnya.

Pasal 7

(1) Pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a, meliputi:
a. Pelayanan perilaku hidup bersih dan sehat;
b. penyuluhan keluarga berencana;
c. pelatihan kader kesehatan masyarakat; dan/ atau
d. kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat berupa
pemberian makanan tambahan di pos pelayanan terpadu dan pelayanan
pemeriksaan kesehatan gratis.
(2) Pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b, meliputi:
a. Penyelenggaraan pelatihan kerja;
b. penyelenggaraan pelatihan pusat kegiatan belajar masyarakat;
c. penyelenggaraan kursus seni budaya
7

(3) Pengelolaan kegiatan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c, berupa
penyelenggaraan pelatihan usaha dan/ atau kegiatan pengembangan usaha
mikro, kecil, dan menengah.
(4) Pengelolaan kegiatan lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (2) huruf d, meliputi:
a. pelatihan pembinaan lembaga kemasyarakatan Kelurahan; dan/ atau
b. kegiatan pengelolaan lembaga kemasyarakatan lainnya.
(5) Pengelolaan kegiatan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf e, meliputi:
a. pengadaan/penyelenggaraan pos keamanan Kelurahan beserta peralatan
dan perlengkapan;
b. penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga keamanan/ketertiban
Kelurahan; dan/atau
c. kegiatan pengelolaan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat berupa penyuluhan.
(6) Penguatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta
kejadian luar biasa lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf f, meliputi:
a. penyediaan layanan informasi tentang bencana;
b. pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana;
c. pelatihan tenaga sukarelawan untuk penanganan bencana;
d. edukasi manajemen proteksi kebakaran; dan/atau
e. penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang lainnya.

Pasal 8

( 1) Penentuan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan


pemberdayaan masyarakat di Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 dan Pasal 6 dilakukan melalui musyawarah pembangunan
Kelurahan.
(2) Dalam hal terdapat penambahan dan/atau perubahan kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui musyawarah antara Lurah dan lembaga pemberdayaan masyarakat
kelurahan.
(3) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan untuk
mendapatkan kesepakatan penentuan kegiatan tambahan dan/ atau
perubahan.
(4) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat dalam bentuk
berita acara.
Pasal 9

Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, disusun dalam dokumen


perencanaan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8

BAB III
PENGANGGARAN

Pasal 10

(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran dalam APBD untuk


pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan.
(2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan ke
dalam anggaran Kecamatan untuk dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

( 1) Besaran alokasi anggaran kegiatan sarana prasarana kelurahan dan


pemberdayaan masyarakat di Kelurahan menyesuaikan dengan kategori
Kelurahan.
(2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai
berikut:
a. paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari jumlah anggaran dana
Kelurahan digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan; dan
b. paling banyak 70% (tujuh puluh persen) dari jumlah anggaran dana
Kelurahan digunakan untuk mendanai kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana Kelurahan.

Pasal 12

(1) Berdasarkan dokumen perencanaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9, Kecamatan menyusun rencana kerja dan anggaran sesuai dengan
sumber pendanaan masing-masing kegiatan.
(2) Rencana kerja dan anggaran Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1), disusun oleh Camat atas usul Lurah selaku kuasa pengguna anggaran
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV
PELAKSANAAN ANGGARAN

Pasal 13

( 1) Walikota menetapkan Lurah selaku kuasa pengguna anggaran untuk


melaksanakan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan
dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan.
(2) Lurah selaku kuasa pengguna anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menunjuk Pejabat Penatausahaan Keuangan Pembantu dan PPTK di
Kelurahan.
Pasal 14

Pejabat Penatausahaan Keuangan Pembantu di Kelurahan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) bertugas:
9

a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan


oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;
b. meneliti kelengkapan SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran
Pembantu;
c. melakukan verifikasi SPP;
d. menyiapkan SPM; dan
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan.

Pasal 15

Pelaksanaan anggaran untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana


Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan melibatkan kelompok
masyarakat dan/ atau organisasi kemasyarakatan.

Pasal 16

Pengadaan barang dan jasa dalam kegiatan pembangunan sarana dan


prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang
danjasa.

BABV
PENATAUSAHAAN
DANPERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 17

( 1) Penatausahaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan


dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan menggunakan mekanisme
tambahan uang dan mekanisme langsung sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pada saat penetapan peraturan presiden mengenai Rincian APBN, PPKD
melakukan pencatatan piutang pendapatan DAUTambahan dan pendapatan
DAUTambahan Laporan Operasional.
(3) Pada saat anggaran kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan yang berasal dari
APBN diterima di RKUD, PPKD melakukan pencatatan kas di kas Daerah
dan pendapatan DAUTambahan Laporan Realisasi Anggaran.
(4) Pelaporan keuangan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan dilaksanakan oleh
Kecamatan selaku entitas akuntansi.
(5) Pengakuan belanja dan beban atas anggaran kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan
berdasarkan laporan pertanggungjawaban tambahan uang dan laporan
pertanggungjawaban fungsional.
(6) Sisa anggaran kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan
pemberdayaan masyarakat di Kelurahan, yang berada di RKUD maupun
rekening Kelurahan menjadi SiLPA yang akan diperhitungkan pada alokasi
untuk Kegiatan tahun anggaran selanjutnya.
10

Pasal 18
(1) Pejabat Penatausahaan Keuangan Pembantu di Kelurahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dalam melaksanakan pertanggungjawaban
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan mempunyai tugas melakukan verifikasi atas
laporan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu kepada KPA.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan
keabsahan bukti pengeluaran yang dilampirkan;
b. menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian objek yang
tercantum dalam ringkasan per rincian objek;
c. menghitung pengenaan pajak pertambahan nilai/pajak penghasilan atas
beban pengeluaran per rincian objek; dan
d. menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan
periode sebelumnya.
(3) Laporan penggunaan anggaran kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan yang
bersumber dari APBD disampaikan oleh Lurah kepada Camat dan BUD
setiap semester.
(4) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota
mi.
(5) Batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
untuk:
a. semester I disampaikan paling lambat minggu kedua bulan Juli; dan
b. semester II disampaikan paling lambat minggu kedua bulan Januari.
(6) Lurah menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan
kepada Walikota melalui Camat.
(7) Walikota menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan kepada Menteri melalui Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat.

BABVI
PEMBINAANDANPENGAWASAN
Pasal 19
(1) Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan.
(2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan, Walikota melimpahkan
kewenangannya kepada Camat.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pelaksanaannya
dibantu oleh Inspektorat kota.
(4) Pembinaan dan pengawasan oleh Camat sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11

Pasal 20
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dilakukan dalam
bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) dilakukan
dalam bentuk review, monitoring, evaluasi, dan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
KETENTUANPENUTUP
Pasal 21
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tarakan.

Ditetap an di Tarakan
pada 2019

TARAKAN,

Di dangkan di Tarakan
pad tanggal 18 Februari 2019
SE RETARI~ DAERAHKOTATARAKAN,

FIRMANANUR

BERITA DAERAHKOTATARAKANTAHUN2019 NOMOR 236


-..
...,..
~
::t: ~

::r:
~
0:::::> & ~

<
~
~ -~ 0i'
....
en ;;. ..._ ;::!
......
~
::::>
s
.0
0 El
Q)
-e c,
~ § (/)

~
~ til .s
Q) p..
..... -e-,
E "'C
...... ""') ......
(5 ~ ........_ iii"bll
Q)
bll
...... (lj z
< Q_ s::: §
z
[l:l
bl) Q)
c, z
(lj
E-< ~
a
z ~
"'C
::5 s:::
Q)

§ ~
0
C)
......._ Ill

~
0

@:
:::::,_
~ ~
0
u
Oi'
..._
<
fl)
en
& §:

@:
<,
~ @:
en-e 0
a
fl) f::'
..._
<
fl)
~
-e
[l:l
~ iO'
& ..._

~
0
z
-& @:
<
z
<
::> -..
E-< ::t.
<
~
fl)
<
E-<
::::>
.... ~ ~
(/)

[l:l
0 Q)
~~
.......... o,
~~
0 "'"-
Q) Q)
bl) fl)
"'C
......
......
""')

§
(lj z
.. > 5~
:::a ""
z
3
:a......
§ (lj

"'C ~
(lj @ a
~
(lj
~ -..
~~ :::a : :

~ ~ fl)@ "" -5 §
...... N (lj
...... N «l
::::> s::: ::t: ......
So (lj
§ @ ~§ § @ ~
§ a; a; a; a;
§ § ·50
.0 til
"6h ......
Cl)
]~
.0 ""
"6h "60 ti) ]
El rn ~ ~ 0 SE ~ ~ 0 El
~ Q) (lj Q) Q) ;::!
p.. d:: ,....; N ('°5 c, ::t: ,..... N ('°5 ""')
~
s::;:l < ci
0 -..
..... ...... N
..._
E-< z
:i
0
0
('I')

~
G)
.0
G)

"'

,..... N
............

Anda mungkin juga menyukai